Sabtu, 31 Desember 2011

Renungan 1


AH TEORI….
BAGAIMANA PRAKTEKNYA ?

Pada hari Rabu, tanggal 28-09-2011, adalah pertemuan terakhir renungan Kitab Suci di Lingkungan St. Maria-Cipaku dengan tema “Pengampunan”. Bahan yang diberikan oleh Sie Kitab Suci Paroki, sangatlah menarik untuk dibahas. Biasanya setiap pertemuan selesai dalam 1 jam, menjadi mulur hingga 1.5 jam. Karena para peserta penasaran, apakah teori dalam kitab suci, dapatkah dipraktekan? Apalagi dengan masalah kehidupan sosial sekarang yang sangat beragam.

Apakah kita harus mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita?
Bagaimana sikap kita bila kita mau mengampuni orang tersebut, tetapi orang tersebut tidak berubah?
Apakah kita lakukan terhadap orang yang telah berhutang kepada kita ?
Dari sharing bersama, ternyata sangat seru dan kami merasa sangat diberkati, bahwa apa yang kami fikirkan selama ini ada yang harus diperbaiki dan membuat iman kami semakin mendalam, bahwa Allah mau berkarya dalam diri kita lewat pengampunan. Hasil sharing dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :


  1. Tuhan Yesus meminta kita, harus mengampuni orang yang menyakiti kita, karena jika kita tidak mau mengampuni, maka konsekuensinya, Allah Bapa di surga, tidak akan mengampuni kesalahan kita. Tetapi yang lebih ditekankan oleh Tuhan Yesus, pengampunan adalah mencerminkan belas kasihan atau kasih yang terus menerus kepada orang yang bersalah. Masalahnya : apakah kita sanggup melakukan hal ini ?, teori memang mudah, bagaimana prakteknya. Lewat pengalaman, untuk mengampuni orang membutuhkan latihan, seperti seorang pelari cepat, ia membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menjadi pelari nomor satu. Kita juga harus melatih hati, fikiran kita agar dengan tulus untuk mengampuni.
  2. Pengampunan yang kita berikan tidak akan sia-sia, walaupun orang yang kita ampuni tidak berubah, tetapi setidaknya hati kita lega, damai, tidak menyimpan sakit hati ataupun dendam. Kita berdoa, agar Roh Kudus yang melembutkan hatinya, agar orang tersebut berubah.
  3. Kejadian yang terjadi pada perumpamaan seorang hamba yang berhutang kepada Raja, sering terjadi pada saat ini, tetapi perbedaannya, umumnya orang yang berhutang atau meminjam uang tidak berusaha untuk mengembalikan uang atau memohon maaf terlebih dahulu kepada pihak yang memberi hutang, bahkan yang pinjam lebih galak dari yang punya. Orang yang memberi hutang, walaupun ia tahu orang tersebut tidak akan segera melunasi hutangnya, tetapi karena hatinya penuh belas kasihan, memberi juga, apalagi dilihat alasan pinjamnya karena sangat penting.


Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa untuk melakukan hal yang baik memang tidak mudah, tetapi dapat dilakukan, dengan syarat : kita mau, dan berusaha terus menerus hati dan fikiran kita diperbaiki oleh Roh Kudus, sehingga karakter Kristus menjadi bagian hidup kita. Amin.

Mat 5 : 1-2 : “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah”.

Oleh : St. Indra Wahyu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^