Rabu, 20 Januari 2010

STOP PRESS

Redaksi menerima iklan dan ucapan Selamat Paskah yang akan dimuat dalam Berita Paroki Edisi Khusus Paskah (terbit April). Bagi umat yang ingin memasukkan iklan dan ucapan Selamat Paskah dapat segera memasukkannya ke Sekretariat Paroki, paling lambat kami terima tanggal 28 Februari 2010.

Harga iklan dan ucapan untuk Edisi Khusus Paskah :

Cover belakang luar (berwarna) : Rp 3.000.000,-
Cover depan dalam (berwarna) : Rp 3.000.000,-
Cover belakang dalam (berwarna) : Rp 2.500.000,-

1 Halaman warna : Rp 1.000.000,-
½ Halaman warna : Rp 750.000,-
¼ Halaman warna : Rp 400.000,-

1 Halaman B/W : Rp 800.000,-
½ Halaman B/W : Rp 450.000,-
¼ Halaman B/W : Rp 250.000,-
1/8 Halaman B/W : Rp 100.000,-

Iklan (Ucapan Selamat) Baris : Rp 25.000,-

Selasa, 19 Januari 2010

INFORMASI

Kirimkan kritik dan saran Anda via email ke :
b3ritaparoki.kritiksaran@blogger.com


Untuk melihat kritik dan saran, klik link di bawah ini :


Senin, 18 Januari 2010

Kalender Liturgi

Ujud Umum : Semoga dalam upaya tulus dan jujur mencari kebenaran, para ilmuwan dan cendekia sampai kepada pemahaman akan satu Allah Yang Benar.
Ujud Misi : Semoga dengan menyadari identitas misionernya, Gereja bertekun-setia mengikuti Kristus dan mewartakan Kabar Baik kepada semua orang.
Ujud Gereja Indonesia : Dengan jaminan hukum atas kebebasan berpendapat, semoga media massa menjadi sarana efektif perjuangan penegakan keadilan di Bumi Pertiwi.

Senin, 1 Februari 2010       : 2Sam. 15:13-14,30; 16:5-13a; Mrk. 5:1-20.
Selasa, 2 Februari 2010      : Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah (P). Mal. 3:1-4 atau Ibr. 2:14-18; Luk. 2:22-40 (Luk. 2:22-32).
Rabu, 3 Februari 2010       : 2Sam. 24:2.9-17; Mrk.6:1-6
Kamis, 4 Februari 2010     : 1 Raj. 2:1-4,10-12; MT 1 Taw.29:10,11ab,11d-12a,12bcd; Mrk. 6:7-13
Jumat, 5 Februari 2010      : Pw S. Agata. Sir. 47:2-11; Mrk. 6:14-29
Sabtu, 6 Februari 2010       : Pw S. Paulus Miki. 1Raj. 3:4-13; Mrk. 6:30-34
Minggu, 7 Februari 2010    : Yes. 6:1-2a,3-8; 1Kor. 15:1-11 (1Kor. 15:3-8,11); Luk. 5:1-11
Senin, 8 Februari 2010       : 1Raj. 8:1-7,9-13; Mrk. 6:53-56
Selasa. 9 Februari 2010      : 1Raj. 8:22-23,27-30; Mrk. 7:1-13
Rabu, 10 Februari 2010     : Pw S. Skolastika. 1Raj. 10:1-10; Mrk. 7:14-23
Kamis, 11 Februari 2010   : 1Raj. 11:4-13; Mrk. 7:24-30
Jumat, 12 Februari 2010    : 1Raj. 11:29-32; 12:19; Mrk. 7:31-37
Sabtu, 13 Februari 2010    : 1Raj. 12:26-32; 13:33-34; Mrk. 8:1-10
Minggu, 14 Februari 2010 : Yer. 17:5-8; Luk. 6:17,20-26
Senin, 15 Februari 2010     : Yak. 1:1-11; Mrk. 8:11-13
Selasa, 16 Februari 2010   : Yak. 1:1-11; Mrk. 8:11-13
Rabu, 17 Februari 2010     : HARI RABU ABU Yl. 2:12-18; Mat. 6:1-6,16-18
Kamis, 18 Februari 2010   : Ul. 30:15-20; Luk. 9:22-25
Jumat, 19 Februari 2010    : Yes. 58:1-14; Mat. 9:14-15
Sabtu, 20 Februari 2010    : Yes. 58:9b-14; Luk. 5:27-32
Minggu, 21 Februari 2010 : HARI MINGGU PRAPASKAH I Ul. 26:4-10; Luk. 4:1-13
Senin, 22 Februari 2010     : Pesta Takhta S. Petrus, Ras 1Ptr. 5:1-4; Mat. 16:13-19
Selasa, 23 Februari 2010   : Hari Biasa Pekan I Prapaskah Yes. 55:10-11; Mat. 6:7-15
Rabu, 24 Februari 2010     : Hari Biasa Pekan I Prapaskah Yun. 3:1-10; Luk. 11:29-32
Kamis, 25 Februari 2010   : Hari Biasa Pekan I Prapaskah Est. 4:10a,10c-12,17-19; Mat. 7:7-12
Jumat, 26 Februari 2010    : Hari Biasa Pekan I Prapaskah Yeh. 18:21-28; Mat. 5:20-26
Sabtu, 27 Februari 2010    : Hari Biasa Pekan I Prapaskah Ul. 26:16-19; Mat. 5:43-48
Mingg, 28 Februari 2010    : HARI MINGGU PRAPASKAH II Kej. 15:5-12,17-18; Luk. 9:28b-36

Info Paroki

Baptis Bayi:
06/12/2009:
Angelina Elena Suharman (anak kel. Dionisius Michael Suharman – Villa Intan Pakuan I No. 8)
Elshe Garce Ribunt (anak kel. Kalfinus – Asr. Pusdikzi TNI-AD Lawanggintung)
Kevin Christian Himawan (anak kel. Albert Himawan – Jln. Batutulis Gg. Cempaka Warna IV No. 7)
Maria Lovelia Trienita Djayasaputra (anak kel. Leonardo Yoanes Djayasaputra – Jln. Layungsari I No. 48) 

Diterima di Gereja Katolik:
11/11/2009  :  Jusliani Merrysanti Br Sembiring (Jln. Pahlawan 91)

Pemberkatan Perkawinan:
21/11/2009  :  Michael Irwan Setiawan (St. Agustinus) dengan Natalia Theresia Angela Hedy                                        (Ciomas)
29/11/2009  : Rafael Santoso (Bantarjati) dengan Laurensia Iing Santoso (St. Maria Fatima)
29/11/2009  : Eufrasia Angelin Kartina Tanusaputra (St. Agustinus) dengan Nicolaus Rusanto                                       (Semarang)
06/12/2009  : Laurentius Andy Rahmat Komala (Depok) dengan Laurensia Maryani (Pondok                                        Rumput)
06/12/2009  : Anna Maria Yulianti (St. Maria Fatima) dengan Reinardus Ansih (Depok)
06/12/2009  :  Anthony Nicholas Terry Wisnu (St. Agustinus) dengan Devi Meliana (Jakarta                                           Barat)

Berita Duka:
19/11/2009  :  Monika Tjiam Hian Nio (80 thn) dari Gardu Tinggi – St. Thomas Aquino.
                        Dimakamkan pada tgl. 22/11/2009 di Tirta Maya, Gn. Gadung.
21/11/2009  : Theresia Indri Widya (87 thn) dari Panti Wreda Hana – St. Stefanus.
                        Dikremasi pada tgl. 23/11/2009.
03/12/2009  :  Maria Theresia Ouw Oen Nio (66 thn) dari Jaya Tunggal – St. Stefanus.
                        Dikremasi pada tgl. 06/11/2009 di Cilincing.

BINATANG TERNAK DALAM KITAB SUCI

Domba

Yakub dan Naba dari Karmel mempunyai beribu-ribu domba. Daud juga seorang peternak kambing-domba. Orang menyukai susu dan daging domba. Dan dari bulunya, orang dapat membuat pakaian.
Sebelum digunting bulunya, domba-domba itu dibasuh dahulu. Kawanan domba yang keluar dari tempat pembasuhan ibarat gigi kekasih yang putih utuh dan indah. Domba banyak digunakan sebagai binatang korban. Tuhan Yesus juga disebut Anak Domba Allah. Artinya, Dia menjadi korban untuk penebusan dosa-dosa kita.
Domba menjadi lambing orang benar yang tertindas. Nabi Yesaya mengibaratkannya dengan anak domba yang digiring ke tempat pembantaian dan seperti induk domba yang sedang digunting bulunya. Orang Israel sering menganggap diri sebagai domba dan Tuhan sendiri yang menjadi gembala mereka. Jika Tuhan menjadi gembala kita, kita akan merasa aman dan tak berkekurangan.

Unta

Unta adalah binatang pemamah biak, bertubuh tinggi(2 meter), berkelasa di punggung, dan berleher panjang. Dia makan rumput, dahan dan ranting kering, serta semak duri. Unta adalah binatang padang gurun sejati. Dia tahan tidak minum air tiga hari sampai seminggu dan pada musim dingin sampai 2-3 minggu! Daging unta juga enak dimakan.
Dalam Kitab Suci disebutkan bahwa peternak unta yang terkenal adalah suku Median, Amalek, dan orang Ismael. Unta dipakai sebagai binatang beban dan tunggang. Ribka menimbakan air untuk unta-unta hamba Abraham. Ishak jatuh hati ketika melihat Ribka dating dengan mengendarai unta ayahnya. Dengan mengendarai unta juga Yakub melarikan seluruh keluarga dan hartanya dari mertuanya. Yohanes Pembaptis memakai pakaian dari bulu unta.

Dr. B.A. Pareira, O.Carm

Doa Anak-Anak

Ajarlah kami berdoa!

Ajarlah kami berdoa!
Memuliakan nama-Mu
Dan ampuni s’gala dosa
Yang melanggar maksud-Mu

Allah Bapa yang di sorga
Kau curahkan kasih-Mu
Pada anak yang setia
Dan menurut firman-Mu

Engkau agung, kami hina,
Tapi lapang hati-Mu
Mendengar s’gala doa
Atas nama Anak-Mu
Amin.

Kulipat tangan, tutup mata


Kulipat tangan, tutup mata
Aku bersujud pada-Mu
Bapa Pengasih yang di sorga
Dengarkan doa anak-Mu

Sertai aku tiap hari
Mengikuti jalan yang benar
Dan b’rikan aku hati suci
Sejak kecil sampai besar

Tuhan yang sangat murah hati
Ampuni kesalahanku
Sucikan aku agar jadi
Anak yang layak bagi-Mu
Amin.
Galih-AS

Permenungan


KALA Pagi, saat hari memulai hidupku dan membiarkan aku berkarya dalam nama-Nya, aku berjanji akan selalu memuji Dia dalam doa harianku. Aku lama melakukan pernenungan ini, bahwa demikianlah jalan hidupku yang sudah dibekali oleh berbagai pengalaman sampai hampir separuh abad ini pun, juga bermula dari nol. Dan seperti yang telah disebutkan dalam sahadat para rasul saat kubuka hari dalam doa rosario, aku pun mengucap, “Aku percaya akan Allah, Bapa yang maha kuasam pencipta langit dan bumi, dan akan Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita…”
Aku dan mungkin ada banyak orang yang masih bertanya akan makna esensial keesaan Tuhan Allahku ini.
                Dari banyak pengalaman hidupku, masih banyak orang yang meragukan dan juga menyangka bahwa Yesus, Tuhanku adalah manusia biasa layaknya aku ini. “Tidak!...” aku menyangkal tuduhan itu karena Allah sendirilah yang memulai dari awal hidup-Nya dan keabadian hanya akan ada karena dan berkat Dia dari pemberitaan Injil-Nya, walau Ia terlahir dan menjadi serupa seoerti kita dari perawan Maria, yang kini menjadi Ibunda gereja-Nya yang kudus.
Rahasia ilahi ini besar bahwa peran Allah begitu luar biasa dan luhur dalam diri anak-anakNya dan membiarkan aku hidup harus bertanggung jawab dan hanya bergantung pada-Nya sehingga karena kuasa ilahi pula aku memberanikan diri menyebut Allah, Bapa-ku, juga mengenal Yesus, Tuhanku.
                Sekarang dari mana dapat kusebutkan dan tahu secara persis bahwa Ia adalah Yesus, Tuhan Allahku?
Jika ada orang yang bertanya demikian, aku akan menjawabnya, hanya karena “Iman-Kepercayaan”. Tapi, dari mana pula Iman-Kepercayaan yang begitu besar tumbuh dab bermula dan menjadi si sulung dari aku orang Katholik ini? Jawabannya bukan karena, “terserah aku”, melainkan dari kebenaran hidup, yakni karena hukum “kasih”, yang telah diberikan dari kebenaran hidup, yakni karena hukum “kasih”, yang telah diberikan oleh Allah sendiri agar aku hanya mengasihi Dia, juga sesama dalam Dia.
Lalu, apa bunyi hukum itu? Petunjuk Tuhan menyebutkan dan aku pun mendengarkan-Nya. “Kasihanilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, jiwamu, dan juga akal budimu serta kekuatanmu, sehinggal dengan demikian kamu akan dengan mudah dapat mengasihi sesamamu sama seperti Aku yang terlebih sudah mengasihi dirimu”.
                Petunjuk sukung dari hidupku ini sudah benar juga baik agar aku terus menjalani kehidupan di dunia ini, hanya kerena rancangan Allah, bertekun dalam Sang Putera melalui karya-karya kecilku sehari-hari yang semakin tak mudah tantangannya.
                Sering tampil dalam Injil-Nya, Yesus yang menasehati aku, menghibur aku, mencegah aku untuk berbuat dosa dan berkisah banyak misal mengenai Kerajaan Allah yang mempesona dan membahagiakan. Dan sering aku pun lalu berpikir lagi, begitu rupanya Allah-ku itu yang satu dan esa, bumi dan langit Ia ciptakan untuk aku agar kumiliki pengetahuan akan Dia, dan Ia akan lahir menjadi serupa seperti aku, tampil dalam sosok pribadi miskin serta papa, namun sangat dan sungguh meyakinkan serta menakjubkan.
Jadi, sudah selayaknya aku yang telah dipanggil Dia menjadi anak-Nya bersyukur dan berterima kasih dalam Allah karena Injil-Nya.
                Kemudian, apa komitmenku agar aku hidup lebih Kristiani dari hidup yang biasa-biasa saja?
Banyak hal yang mungkin dapat kukerjakan dan kuselesaikan dalam Dia, tetapi untuk aku lebih dapat dengan mudah menghormati Allahku, aku tentunya harus lebih bergiat dan bertekun melakukan karta untuk dan dalam keluargaku, lantas Gereja beserta umat-Nya dan akhirnya bagi bangsa ini serta alam semesta ini.
                Kini, petang pun menjelang karena sudah selama satu hari aku tenggelam karya kecilku, sehingga sudah sepantasnyalah aku mensyukuri berkat yang telah kuterima hari ini dari Allahku yang juga membiarkan aku menatap terus keesaan Tuhan Allah yang begitu unik dalam hidupku menjalani tahun 2010 ini.
Semoga Tuhan memberikan berkat-Nya pada kita di tahun ini hingga akhir jaman.

LOMBA 17 AGUSTUSAN DI DESEMBER



Apa yang kita butuhkan saat berada di tengah rutinitas pekerjaan yang itu-itu saja atau justru semakin banyak? Bagaimana dengan ide rekreasi? Pasti banyak yang menjawab setuju. Ya, rekreasi bisa menjadi salah satu cara untuk refreshing. Setelah refreshing biasanya semangat kerja bangkit kembali. Nah, mungkin itu juga yang mendasari adanya Rekreasi Imam & Karyawan Paroki St. Fransiskus Asisi, Sukasari pada 2 Desember 2009. Sebenarnya rekreasi seperti ini sudah dijadwalkan rutin tiap tahunnya di Dekenat Tengah. Jadi imam, karyawan dan keluarga di delapan paroki yang ada di Dekenat Tengah setiap tahun dapat berkumpul berekreasi bersama. Sayangnya pada 2008 rekreasi tidak terlaksana. Hal ini pulalah yang menjadi alasan mengapa di 2009 ini, Paroki Sukasari tidak bergabung dalam rekreasi Dekenat Tengah 10 Nopember 2009 di Tangkuban Parahu dan Ciater, Bandung. Ketika rencana rekreasi 2009 Dekenat Tengah dikeluarkan, Paroki Sukasari sudah mempunyai rencana sendiri yang cukup matang.
Dijadwalkan pukul 06.00 seluruh peserta rekreasi berkumpul di depan Gereja St. Fransiskus Asisi, Sukasari. Satu armada Bis Kerub cukup untuk membawa ± 35 orang peserta yang terdiri dari para imam, frater, karyawan beserta keluarganya, dan beberapa dewan harian. Pukul 06.15 Bis Kerub nan nyaman yang mengangkut seluruh rombongan bergerak keluar halaman gereja. Dalam perjalanan, suasana di dalam bus benar-benar meriah. Dari yang mendadak ada penjual nasi kuning keroyokan hingga acara pembagian hadiah. Sepertinya para imam, frater, dan dewan harian sungguh-sungguh ingin membahagiakan para karyawan dan keluarga. Sensasi sarapan pagi yang fresh di dalam bis memang jarang terjadi, karena biasanya dicari yang praktis berupa nasi kotak/bungkus. Terima kasih kepada bagian rumah tangga yang mau repot membawa perlengkapan (piring-sendok). Terima kasih juga kepada semua yang turun tangan membantu menyajikan dan membereskannya. Setelah sarapan, acara masih lanjut dengan pembagian hadiah. Loh, belum apa-apa sudah pembagian hadiah? Itulah rejeki yang diberikan Tuhan. Begitu banyak berkat dalam bentuk hadiah-hadiah dalam rekreasi ini. Satu-persatu karyawan kantor, pastoran, gereja, maupun satpam maju ke barisan depan untuk memperkenalkan diri dan keluarga yang dibawanya. Selesai perkenalan, sebuah kacamata hitam nan gaya diberikan sebagai hadiah kepada semua karyawan. Siapa bilang kerja kelompok tidak bisa diadakan dalam bis? Setelah sedikit saling mengenal, Ibu Yuli membagikan kertas dan pensil, sebelumnya peserta dibagi dalam kelompok-kelompok. Frater Joko langsung mengeluarkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab peserta secara berkelompok dalam kertas tadi. Tidak ada kelompok yang berhasil menjawab benar 100% seluruh pertanyaan yang bersifat pengetahuan namun sedikit menjebak itu. Namun tidak ada yang kecewa. Perjalanan masih cukup panjang, panitia tidak kehabisan akal. Tebak-tebakan menjadi acara selanjutnya. Yang berhasil menebak mendapatkan bingkisan menarik. Meriah bukan?
Kira-kira pukul 10.45, bis memasuki pelataran Patra Jasa, Anyer. Panitia sudah membooking tempat, paket permainan, makan siang, dan sebuah ruamh kecil untuk menyimpan barang-barang. Rombongan disambut ramah oleh pihak Patra Jasa. Gelaran tikar-tikar dan es jeruk segar sudah disediakan bagi rombongan. Betapa segarnya berjalan di tepi pantai di bawah nyiur-nyiur melambai oleh angin sambil meminum segelas es jeruk manis. Hilang rasanya pegal-pegal selama perjalanan tadi.
Setelah semua peserta melepas lelah, Bp. Fajar, pemimpin paket permainan dari Patra Jasa, mengajak semua rombongan berkumpul untuk mulai berlomba. Permainan yang disediakan sama seperti perlombaan-perlombaan 17 Agustusan, yaitu: tarik tambang (putra-putri), bakiak (putra-putri), balap karung (putra-putri), dan holahop (putra-putri). Semua perlombaan ini diikuti dengan semangat 45. Para imam dan frater pun tak ketinggalan ikut serta. Banyak kejadian-kejadian spontan yang mengundang tawa, alhasil suasana menjadi semakin seru. Sempat terlontar, “Wah, 17an sudah lewat, kita baru merayakannya.” Setelah berkeringat; berkotor-kotor dengan pasir; maupun sempat luka karena jatuh atau tergesek tambang, peserta dimanjakan dengan segelas es limun yang mampu melepas dahaga. Sungguh terasa segarnya!
Usai aneka perlombaan tadi, peserta digiring menuju Café Patra Jasa untuk menikmati hidangan makan siang. Mau mencicipi sup buntut yang segar dulu atau nasi putih beserta lauk-pauknya, terserah! Hidangan penutup yaitu potongan-potongan semangka dan pepaya serta puding manis pun siap untuk disantap. Perut lapar, badan lelah bermain, pikiran dan hati senang, rasanya terbayar dengan makan siang sepuasnya. Ditambah pemandangan indah berupa hamparan laut biru lengkap dengan suara deburan ombak di sekeliling café. Hari itu semua lupa dengan beban tugas-tugasnya. Setelah makan, sambil menunggu makanan turun ke perut, dilanjutkan dengan foto-foto. Mubazir jika pemandangan cantik dan hangatnya kebersamaan tidak diabadikan dalam bentuk foto sebagai kenang-kenangan. Semua boleh bergaya sesuai selera, tidak ada yang melarang.
Dari café, rombongan kembali ke tempat perlombaan. Saatnya pembagian hadiah lomba! Semua duduk di atas tikar, ditemani angin bertiup sepoi-sepoi, menanti giliran memperoleh hadiah. Yang berhak menerima hadiah hanya para karyawan dan keluarga. Sedangkan para imam, frater, dan dewan harian yang menang, diminta mengembalikan hadiah usai difoto. Tidak ada yang keberatan, karena semua melakukannya dengan senang hati. Hadiah lomba telah selesai dibagikan, panitia masih mempunyai acara berupa lomba joget heboh dengan mata tertutup dan pembagian doorprize. Doorprize diberikan khusus bagi para karyawan saja, dan hadiahnya bukan main-main.
Akhirnya, tibalah pada acara yang cukup ditunggu-tunggu, yaitu acara bebas bermain di pantai. Semua rombongan langsung asyik dengan acara masing-masing. Panitia sudah menyewa sebuah Banana Boat untuk dinikmati bergantian. Tanpa dikomando, rombongan langsung membuat kelompok-kelompok terdiri dari 5 orang untuk bergantian merasakan wahana ini. Sambil menunggu giliran, yang lain tetap asyik bermain selancar dengan papan sewaan, ada juga yang berenang/berendam, ataupun hanya sekedar duduk menonton di pinggir pantai. Acara bebas dibatasi hingga jam 17.00.
Pada jam yang telah ditentukan, rombongan satu-persatu masuk ke dalam bis yang setia menunggu. Setelah rombongan lengkap, bis langsung bergerak keluar. Rupanya panitia masih memiliki banyak hadiah. Sekali lagi terjadi pembagian hadiah besar-besaran di bis dalam perjalanan pulang ini. Frater Joko bersama Ibu Yuli memandu acara tebak-tebakan berhadiah. Yang menang mendapatkan hadiah dan gantungan kunci Oli Top One sponsor utama. Dalam perjalanan pulang, rombongan singgah ke tempat pembelian oleh-oleh. Sate bandeng, dodol buah, dan aneka kerupuk menjadi sasaran yang dibeli oleh rombongan. Setelah puas membeli oleh-oleh, kembali bis melaju menuju Bogor. Rombongan tiba dengan selamat di pelataran gereja ± pukul 21.00.
Terima kasih kepada para imam, frater, dewan harian, dan para karyawan beserta keluarga atas kebersamaan selama 1 hari ini. Juga kepada para donatur yang begitu banyak memberikan berkat. Semoga refreshing ini memberikan hasil yang baik bagi semangat kerja kita semua agar senantiasa berusaha memberikan yang terbaik. Amin. (M.74)

MISA DAN PENTAS SENI KAUM MUDA KATOLIK KEUSKUPAN BOGOR



Jumat, 27 November 2009 adalah hari dimana para kaum muda katolik se-Keuskupan Bogor berkumpul dalam satu acara yang diberi judul “Misa dan Pentas Seni Kaum Muda Katolik Keuskupan Bogor” yang diselenggarakan di Aula dan Gereja St. Joseph Sukabumi. Sebagai bagian dari kaum muda katolik di Keuskupan Bogor, OMK Sukasari pun turut serta dalam acara yang mengusung tema “Melebur Seni dan Budaya Berbalut Iman” itu.
                OMK Sukasari mengirimkan 30 orang perwakilan untuk menghadiri acara tersebut yang didampingi oleh RD Dionysius Adi Tejo sebagai Romo Pembimbing Orang Muda Katolik Sukasari dan Ibu Tanti Yulia sebagai wakil dari Kepemudaan. Perjalanan menuju kota Sukabumi dimulai pada pukul 6.30 WIB dengan menggunakan 5 mobil. Sesampainya di Gereja St. Joseph Sukabumi pada pukul 8.15 WIB, ternyata areal depan Gereja sudah penuh dengan teman-teman kaum muda katolik dari berbagai paroki. Karena acara baru akan dimulai pada pukul 9.00 WIB, maka waktu yang ada dipergunakan untuk menghias stand budaya yang berada di Aula. Tiap-tiap dekanat menampilkan budaya-budaya tersendiri yang sebelumnya telah ditetapkan oleh panitia. Untuk Dekanat Tengah menampilkan budaya dari Etnis Tionghoa. Di stand budaya Dekanat Tengah yang bernuasa merah ini disini dengan artikel-artikel mengenai budaya China dan Fortune Angpao (angpao yang digantungkan di pohon rejeki yang berisi kutipan ayat-ayat emas dari Alkitab).
                Acara diawali dengan Misa yang dipimpin oleh RD Benyamin Sudarto. Pada homili, ditegaskan mengenai peranan kaum muda sebagai generasi penerus bangsa yang juga harus tetap memelihara budaya tradisional. Jangan sampai budaya asli Indonesia “dicuri” atau diakui oleh Negara lain karena kurangnya perhatian kaum muda terhadap budaya tradisional. Setelah Misa selesai pada pukul 10:30 dilanjutkan dengan acara pentas seni yang diadakan di Aula. Pentas seni ini diisi oleh berbagai bentuk kesenian. Mulai dari yang tradisional seperti permainan kulintang, angklung, tari Pendet, sampai yang modern seperti band, puisi diiringi gitar, dan modern dance. Selain itu masih ada vocal grup, parodi lawak, dan drama musical. Pada kesempatan ini, panitia mendatangkan bintang tamu yang sama-sama berkecimpung di dunia seni. Mereka adalah Lisa A Riyanto dan Nugie yang sama-sama berprofesi sebagai penyanyi. Mereka menyanyikan beberapa lagu untuk menghibur semua yang hadir pada acara tersebut. Tidak hanya menyanyi, mereka pun masing-masing memberikan motivasi dan sharing hal-hal positif kepada kaum muda katolik.
                Acara terus berlangsung hingga pukul 17.00 WIB. Diakhir acara panitia memberikan penghargaan kepada beberapa paroki. Salah satunya adalah Paroki St. Fransiskus Asisi Bogor yang diberikan penghargaan sebagai Paroki Terkompak. Tentu saja OMK Sukasari senang mendapatkan penghargaan tersebut. Banyak hal yang didapatkan oleh kaum muda katolik pada acara tersebut, bukan hanya kesenangan saja. Untuk OMK Sukasari sendiri banyak hal yang didapatkan dari acara tersebut. Diantaranya adalah kekompakan, rasa memiliki,  dan kebersamaan yang terjalin. Diharapkan hal tersebut dapat terus dipertahankan walaupun acara Misa dan Pentas Seni Kaum Muda Katolik Keuskupan Bogor sudah selesai. Diharapkan juga acara ini dapat memberikan motivasi kepada teman-teman OMK Sukasari untuk memelihara budaya Indonesia dan menjadi pionir dalam berkreasi serta berseni di paroki dan wilayah masing-masing untuk kemajuan bersama.



Mbah Jarwo - episode Nyebrang Jalan



Suatu pagi Mbah Jarwo yang sedang asik duduk di halaman depan rumahnya tiba-tiba berdiri dengan kaget dan bergegas masuk ke dalam rumah.
“ Man, hari ini kita diundang seminar di Balai Kota ya? Eh…hari ini apa minggu depan ya?
“ O…iya Mbah, lupa saya.” Jawab Parman tanpa rasa bersalah.
“ Kamu tu, lupa kok dipelihara!”
“ Lha Mbah tadi juga lupa to?” Sahut Parman tak mau kalah.
“ Weee sama orang tua kok malah ngeyel! Cepetan sana siap-siap!”
Dalam waktu kurang dari lima menit Mbah Jarwo dan Parman melesat dengan menggunakan kaki masing-masing. Maklum jarak dari rumah ke Balai Kota hanya 937 langkah, hitung-hitung cegah osteoporosis kata Mbah Jarwo.
“ Kok rame sih!” Seru Mbah Jarwo ketika sampai di tepi jalan raya.
“ Lewat zebracross aja Mbah, biar aman.”
Merekapun berjalan menuju zebracross yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri sebelumnya. Betapa kagetnya Parman ketika melihat Mbah Jarwo berjalan nyelonong saja melewati zebracross tanpa TeKaKi(tengok kanan-kiri). Spontan Parmanpun menarik lengan Mbah Jarwo hingga kembali ke tepi jalan.
“ Lho..lho..lho..kok malah mudur lagi?!”
“ Aduh Mbah, kalo nyeberang tu hati-hati, hampir saja Mbah ditabrak mobil lewat” Jawab Parman masih tampak kaget.
“ Lho…siapa yang mau nyeberang? Orang Mbah mau lewat kok, mobil-mobil itu yang nyeberang ga liat kanan kiri dulu tu…”
Mbah Jarwo pun kembali melewati zebracross meninggalkan Parman yang masih kebingungan.

“Setiap hal pasti memiliki dua sisi berbeda. Sama seperti gelas yang terisi sebagian, ada pandangan yang menyatakan setengah terisi dan ada yang menyebutnya setengah kosong. Tetapi apakah satu pandangan lebih baik dari yang lain? Gelas yang setengah terisi berarti ada suatu hal yang dapat dihargai, tetapi apakah gelas setengah kosong tidak layak untuk dihargai? Kenyataannya adalah gelas setengah kosong berarti ada ruangan untuk diisi dengan hal-hal yang berharga sehingga dapat menjadi gelas yang lebih baik. Penting untuk menghargai semua hal yang ada di dunia, bukankah Tuhan menyatakan bahwa semua itu adalah baik adanya. Dengan demikian kita dapat menjadi orang yang lebih rendah hati.” Kata Mbah Jarwo.

Galih Maharyo



Ruang Kitab Suci



TAWARAN ALLAH MEMBANGKITKAN KEGIRANGAN
Oleh : Peter Suriadi
(Teks diambil dari Bacaan Pertama pada Hari Minggu Biasa II Tahun C  – 17 Januari 2010)


Teks
Yesaya 62:1-5
1.      Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
2.      Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
3.      Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu.
4.      Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
5.      Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Konteks
Kitab Yesaya terdiri dari 66 bab yang jika dibaca dengan teliti bab-bab tersebut tidak berasal dari masa yang sama. Dalam sastra Perjanjian Lama, hal tersebut bukanlah hal yang aneh. Yesaya bab 1-39 (Proto-Yesaya = Yesaya pertama) tampaknya berasal dari masa sebelum pembuangan Babel pada sekitar pertengahan abad 8 SM, Yesaya bab 40-55 (Deutero-Yesaya = Yesaya kedua) berasal dari masa pembuangan Babel pada sekitar awal abd 6 SM, dan Yesaya bab 56-66 (Trito-Yesaya = Yesaya ketiga) berasal dari masa sesudah pembuangan Babel pada tahun 537-520 SM.
Kondisi dan suasana kehidupan sesudah pembuangan bisa dikatakan kritis. Orang Israel harus membangun kembali Yerusalem serta kehidupan religius yang telah lama mereka tinggalkan tetapi banyak hambatan menghadang (situasi miskin dan keraguan dari kalangan mereka sendiri). Mereka diliputi keraguan akan janji Allah yang akan memulihkan mereka seperti dikumandangkan oleh Deutero-Yesaya. Dalam situasi inilah tampil Trito-Yesaya yang menyerukan harapan, terutama keberanian untuk berjuang dalam krisis.
Teks (Yes 62:1-5) merupakan bagian dari satu rangkaian Yes 60-62 yang terdapat dalam Trito-Yesaya. Teks adalah penutup rangkaian 3 syair tentang keselamatan yang akan diberikan Tuhan kepada Yerusalem. Menjadi begitu jelas bahwa Yes 62 bertujuan untuk membangkitkan semangat orang Israel untuk membangun kembali Yerusalem.

Susunan Teks
Syair tentang kota Yerusalem (Yes 62:1-12) sebenarnya terdiri dari 5 bait. Tetapi untuk keperluan Bacaan Liturgi hanya diambil 2 bait pertama dari syair tersebut, yaitu :
1.      Keselamatan pasti datang (ayat 1-3) : Kepada penduduk Yerusalem yang putus asa, Trito-Yesaya mewartakan keselamatan akan datang bagiYerusalem dan kota itu akan menampakkan kemuliaannya.
2.      Nama baru bagi Yerusalem (ayat 4-5) : Keselamatan tampak dalam pemberian nama baru kepada Yerusalem.

Keterangan Teks
·         ayat 1
Kendati Yerusalem sudah dihancurkan oleh Babel pada tahun 586 SM namum Yerusalem atau Sion tetap menjadi pusat perhatian seluruh bangsa Israel karena kota itu memberikan tidak hanya politis tetapi juga religius. Demi kota Yerusalem dan bangsa Israel (Sion), Nabi Trito-Yesaya tidak dapat bungkam.  Ia tidak akan menghentikan seruannya sampai kebenaran dan keselamatan tampak. Nabi mengibaratkannya sebagai pakaian manusia (bdk Yes 60:18) yang tampak sebagai cahaya dan suluh yang menyala.
·         ayat 2
Bangsa Israel akan menampilkan kebenaran dan kemuliaan yang diakui oleh bangsa-bangsa serta para penguasa lain. Kebenaran dan kemuliaan bangsa Israel menjadi semacam pancaran seluruh kemuliaan (Ibrani : kabod) Allah yang berkarya dalam kehidupan bangsa tersebut. Maka bangsa Israel akan mendapat nama baru yang diberikan oleh Allah sendiri. Nama baru bagi Pada masa itu, nama bukan sekedar sebutan. Nama merupakan cerminan harapan dan cita-cita. Dengan nama baru bangsa Israel mau menunjukkan kekhasan iman, yaitu Allah yang akan menyelenggarakan kehidupan mereka. Para nabi memang biasa memberi nama baru dengan arti khas (Yes 1:26; bdk 60:14; 62:12)..
·         ayat 3
Mahkota dan serban adalah penutup kepala. Tetapi dalam ayat ini, mahkota dan serban bukan sekedar penutup kepala tetapi menunjukkan citra tertentu pada pemakainya. Mahkota menjadi ciri seorang raja, yang mempunyai kuasa dan wibawa, sedangkan serban menunjukkan kejayaan dan martabat pemakainya. Rupanya Trito-Yesaya memperhatikan situasi dan kondisi bangsa Israel dalam segi lahiriah juga. Mereka akan mempunyai segi lahiriah yang patut dibanggakan.
·         ayat 4
Allah ibarat suami dan Israel ibarat istri. Perumpamaan ini menekankan suatu kenyataan dalam sejarah Allah dan Israel. Allah sebagai suami lebih dahulu mencintai istri-Nya, Israel. Israel diharapkan menyambut kasih Allah, suaminya. Jadi, ”ditinggalkan suami” mengacu pada kedudukan seorang janda yang kehilangan tumpuan hidupnya karena ditinggalkan suaminya. Ketika masa Pembuangan Babel, bangsa Israel pernah mengalami hal itu ketika dibiarkan hidup dalam situasi ditinggalkan Allah. Saat itu bangsa Israel menjadi ”yang sunyi” karena tidak lagi ada tawa sukacita akibat tumpuan hidup mereka lenyap. Tetapi kini bangsa Israel tidak lagi disebut ”yang sunyi”. Bangsa Israel akan dinamai ”yang berkenan kepada-Nya”. ”Yang berkenan kepada-Nya” berarti Allah mengupayakan agar bangsa Israel mempunyai kedudukan dan peranan yang baru, yaitu ”bersuami”. Dengan ”bersuami”, bangsa Israel menjalin kembali hubungan dengan Allah. Hubungan itulah yang membuat bangsa Israel bangkit dan hidup kembali.
·         ayat 5
Hubungan Israel dengan Allah terjalin kembali. Suatu rekonsiliasi digambarkan dengan indah : Israel sebagai pengantin baru. Ada rona kegirangan dalam gambaran tersebut. Kegirangan tersebut merupakan ungkapan bahwa kini bangsa Israel memperoleh jati dirinya kembali – hidup penuh harapan –karena Allah menjadi tumpuan hidup mereka lagi. Bangsa Israel memiliki kesanggupan untuk memulai pembaharuan itu.

Amanat
Dalam perjalanan hidup kita barangkali kita pernah mengalami saat-saat sulit. Dalam situasi sulit itu kita bisa saja beranggapan bahwa seolah-olah tidak ada jalan keluarnya. Yang jadi masalah ke manakah kita mencari jalan keluarnya ? Kita dihadapkan pada 2 pilihan : tetap percaya pada Allah atau  mencari allah-alllah lain. Sebagai orang beriman, kepercayaan kita diuji dengan situasi sulit tersebut.
Teks mengumandangkan seruan indah Trito-Yesaya bahwa Allah menawarkan keselamatan bagi umat-Nya. Tawaran Allah itu merupakan bukti bahwa Allah begitu mencintai umat-Nya. Jika manusia mampu melihat tawaran Allah itu, khususnya dalam situasi sulit, maka ia akan menemukan kegirangan dan kegembiraan yang mendalam. Kegembiraan bisa berkembang dalam kesadaran manusia  ketika manusia menemukan bahwa Allah adalah tumpuan harapannya. Manusia akan memiliki keberanian untuk membangun hidup dalam kekuatan dan rahmat Allah dalam situasi apapun.
Manusia akan kehilangan cahayanya jika ia kehilangan dinamika hidup. Dinamika  hidup ada ketika manusia berjuang mengatasi kesulitan dalam iman akan Allah. Iman akan Allah dipertanggungjawabkan dalam perjuangan hidup. Jangan lari dari kesulitan, tetapi hadapilah kesulitan bersama Allah. Jalinlah selalu relasi dengan Allah maka hidup kita akan selalu penuh dengan sukacita. Kalau begitu, masihkah kita mau berpalinga kepada allah-allah lain ?


Orang Kudus



Elisabeth lahir di New York, Amerika Serikat pada tahun 1774 dari sebuah keluarga Anglikan yang saleh.  Beberapa hari setelah kelahirannya, ia dipermandikan di Trinity Chruch, sebuah gereja Anglikan di New York.  Ayahnya seorang dokter.  Tatkala berumur 3 tahun, ibu-nya meninggal dunia.  Ia dibesarkan oleh ayahnya dan dididik dengan penuh kasih sayang baik dalam bidang kerohanian maupun dalam bidang ilmu pengetahuan.
                Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan William Seton, seorang pedagang kaya raya.  Hidup perkawinannya dengan William sangat membahagiakan.  Tuhan mengaruniakan lima orang anak kepada mereka.  Kelima anak ini berkembang menjadi orang-orang Kristen yang salah karena dididik secara kristiani oleh ibunya.  Kepada mereka, Elisabeth selalu memberi nasehat berikut: “Rajin-rajinlah berdoa dan pergi ke gereja agar kamu selalu dekat dengan Tuhan.  Aku lebih suka kamu mati daripada jiwamu tercemar oleh dosa”.
                Namun kebahagian keluarga yang sudah lama mereka nikmati hilang seketika, tatkala William meninggal mendadak di Italia.  Elisabeth bersama anak-anaknya sangat terpukul.  Akan tetapi peristiwa sedih ini justru menjadi sumber rahmat dan awal suatu hidup baru bagi Elisabeth.  Di Italia, Elisabeth menumpang di rumah sebuah keluarga Katolik yang saleh.  Ia merasa bahagia sekali karena keramah-tamahan keluarga itu.  Dan karena kesaksian hidup keluarga Katolik itu, Elisabeth mulai tertarik pada Gereja Katolik yang satu, kudus dan apostolic.  Setibanya di New York, Elisabeth mengajukan permohonan agar diterima sebagai anggota Gereja Katolik.  Permohonannya dikabulkan dan ia diterima dalam pangkuan Bunda Gereja yang kudus pada tanggal 14 Maret 1805.
                Keputusannya ini mendatangkan banyak tantangan baginya.  Sanak saudaranya tak lagi senang bergaul dengannya dan tidak mau membantunya untuk membiayai hidup keluarganya.  Meski demikian Elisabeth tetap teguh pada keyakinannya akan kebenaran yang ada di dalam Gereja Katolik.  Semua tantangan itu dipersembahkan kepada Yesus, Bunda Mari dan Santo Yusuf.
                Tuhan ternyata menerima persembahan Elisabeth.  Pada tahun 1808, Elisabeth diminta oleh seorang pastor, pemimpin sebuah kolese di Baltimore untuk membuka dan memimpin sebuah Lembaga Pendidikan Katolik bagi anak-anak puteri.  Semenjak itu menyingsinglah fajar baru dalam kehidupannya.  Sekolah baru ini menarik minat puteri-puteri Amerika.  Tak lama kemudian dibuka lagi sebuah sekolah baru untuk menampung anak-anak Katolik tanpa membeda-bedakan kemampuannya.
                Tuhan sungguh dekat pada Elisabeth dan senantiasa memberkati usahanya.  Lama kelamaan terbitlah dalam hatinya niat untuk menyerahkan diri secara lebih khusus kepada Tuhan.  Niat ini terwujud pada tahun 1809, tatkala Elisabeth bersama beberapa gadis muridnya mengikrarkan ketiga kaul di depan Uskupnya.  Mereka menjadi perintis dan peletak dasar sebuah kongregasi baru: Kongregasi Suster-suster Santo Yusuf, yang berkarya di bidang pendidikan bagi puteri-puteri yang kurang dan bahkan tidak mampu membiayai pendidikannya.  Kongregasi baru ini berkembang pesat dan disahkan oleh Uskup Agung Baltimore.  Elisabeth diangkat sebagai pemimpinnya.  Bekal pengalamannya sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya dahulu membuat dia mampu menjadi seorang pemimpin biara yang ramah, bijaksana dan penuh kasih sayang kepada suster-susternya.
                Pada tahun 1960, anggota kongregasi ini telah berjumlah 9000 orang suster.  Mereka menghormati Elisabeth sebagai ibunya.  Elisabeth meninggal dunia pada tanggal 4 January 1821 dan dinyatakan Gereja sebagai “Beata”.  Karyanya bagi Gereja Katolik di Amerika, khususnya di bidang pendidikan sangat besar.






Simeon Stylites Tua lahir di Silicia pada tahun 390.  Ia tinggal bersama orang tuanya di daerah pinggiran kota Syria.  Ketika menanjak remaja, kira-kira pada tahun 402, ia menjalani kehidupan membiara di sebuah biara pertapaan yang tidak jauh dari kampung halamannya.
                Meski masih berusia muda, ia tidak merasa berat dengan praktek askese yang berlaku di biara itu.  Ia bahkan menjalankan suatu bentuk askese yang lebih berat daripada yang dipraktekkan oleh rekan-rekannya.  Oleh karena praktek askesenya tampak sangat keras, maka pemimpin biara mengeluarkan dia dari biara itu.  Keputusan pahit ini dimaksudkan agar rekan-rekannya yang lain tidak terpengaruh oleh praktek askese buatan Simeon itu.
                Simeon meninggalkan biara pertapaan itu dan pergi ke sebuah biara yang terletak di gunung Telanisse.  Setelah tiga tahun berada di biara Telanisse, ia memutuskan pindah ke puncak gunung itu.  Di sana pada tahun 423, ia mendirikan sederetan tiang sebagai tempat tinggalnya.  Di atas tiang-tiang itu, ia menjalankan askesenya hingga ssat kematiannya.
                Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingan rohani dan mendengarkan kotbah serta pengajarannya.  Tak terkecuali kaisar dan para patriark.  Ia meninggal dunia pada tanggal 2 September 459 di atas puncah gunung Telanisse.