Kesehatan Jiwa, Agama dan Pendidikan
Kemeriahan suasana Natal senantiasa menjadi daya tarik tersendiri ketika kita memasuki bulan desember. Bahkan november kadang sudah muncul nuansa Natal. Lihat saja pusat-pusat perbelanjaan. Tidak peduli siapa yang masuk ke dalam pusat perbelanjaan tersebut, nuansa Natal di hadirkan lewat berbagai cara : hiasan natal, promo diskon menyambut Natal dan Tahun Baru, dan beragam acara menyambut dan memeriahkan suasana Natal. Natal menjadi suatu momentum untuk mengemas sebuah kemeriahan. Lantunan lagu lagu yang indah, berbagi hadiah natal, berkumpul bersama dalam keluarga menjadi saat saat yang sangat membahagiakan.
Suasana Natal memang menjadi salah satu momen yang paling mengesankan dan membahagiakan bagi semua orang. Keindahan, kesyahduan, kebersamaan dan sukacita yang besar senantiasa tampil dalam keistimewaan Natal.
Dibalik semua keindahan dan kemeriahan (bahkan kemewahan) yang ditampilkan dalam sukacita Natal hal yang kadang orang lupakan adalah kesederhanaan. Tampaknya kesederhanaan dalam sukacita Natal hampir banyak luntur dalam perayaan Natal. Kesederhanaan Natal tertimbun oleh meriah dan mewahnya orang merayakan pesta Natal.
Apa yang membuat Natal menjadi istimewa? Keistimewaannya justru terletak dalam kesederhanaannya. Kelahiran juru selamat ke dunia, Yesus, tidak dalam keagungan. Ia lahir dalam kesederhanaan. Hadir melalui keluarga yang sederhana ( Yusuf dan Maria; keluarga tukang kayu), lahir dalam tempat yang teramat sangat sederhana (kandang), bayi Yesus tidur dalam tempat yang sederhana (palungan), orang yang menerima kabar kelahiran untuk pertama kalinya juga adalah orang orang yang sederhana (gembala). Betapa nilai kesederhanaan begitu kental ditampilkan dalam peristiwa sukacita, kelahiran Yesus.
Saudara terkasih, bila kita merenungkan peristiwa kelahiran Yesus yang penuh dalam kesederhanaan ini, mari kita pun menjadikan Natal ini istimewa karena nilai kesederhanaan. Sederhana tidak sama artinya dengan tampil seadanya. Sederhana berarti berani bersikap menyangkal diri, menahan diri dari sikap arogan, egois, dan cenderung memamerkan kehebatan dan kekayaan diri sendiri untuk dilihat orang. Ungkapan hati yang tulus dan penuh kerendahhatian kiranya akan menjadi penghias diri yang indah. Tahu siapa diri kita di hadapan Allah.
Semoga sukacita Natal yang dirayakan menjadi istimewa karena kita mau dan berani untuk menjadi pribadi yang sederhana seperti yang ditampilkan dalam peristiwa kelahiran Yesus sendiri bersama dengan para tokoh yang ada di dalamnya. Banyak hal yang menggiurkan yang bisa membuat kita jadi ingin tampil wah dan mewah. Tetapi apakah ini semua perlu dan dibutuhkan? Mari kita sederhana dalam sikap tetapi menjadi kaya dalam karya.
(Fr. David)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^