Sabtu, 01 Mei 2010

Cover Depan

Redaksi Menulis

Terkadang kita sebagai manusia pernah mengalami suatu peristiwa yang membuat kita putus asa, malas, bosan atau mung- kin menjadi tak bersemangat lagi menjala- ni hidup. Hal itu tidak hanya dirasakan dan dialami oleh orang-orang dewasa saja, tetapi bisa juga pada anak-anak, anak remaja, pasangan suami istri atau bahkan seseorang yang terlihat hidupnya sudah mapan dan, serba kecukupan.
Bagi sebagian orang permasalahan hidup yang berat entah masalah ekonomi, masalah perkawinan dalam keluarga dan masalah lainnya dirasakan sebagai beban hingga akhirnya banyak yang lari dari masalah dengan memilih jalan hidup yang salah. Kita sebagai orang Kristiani hendaklah menganggap permasalahan hidup sebagai suatu salib kehidupan yang harus dijalani. Permasalahan yang ada, tidak untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi dengan mengandalkan Tuhan. Tuhan tidak akan memberikan beban dan masalah yang melampaui batas kemampuan umatNya. Dan kita sebagai manusia hendaklah selalu menyandarkan segala suka dan duka kita pada Tuhan, Tuhan pasti akan memberikan jalan keluar. Seperti sabdaNya “ Ketuklah pintu, maka akan dibukakan, mintalah maka akan diberikan.” Dan “Datanglah pada-Ku engkau yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan padamu”.

STOP PRESS

Naskah tanpa disertai nama/alamat jelas, tidak akan dimuat. Bagi Anda yang berminat me-ngirimkan tulisan untuk majalah BP, kami cantumkan tema Sajian Utama, sehingga Anda dapat menyesuaikan dengan isi majalah ini. Naskah diketik maksimum 4 halaman, 1½ spasi.
Naskah/iklan harus masuk ke meja Redaksi se-lambat-lambatnya tanggal 10 bulan sebelumnya.
Di samping nama samaran, harap cantumkan juga nama jelas dan alamat Anda untuk keperluan redaksi.

Juni 2010 : Jika Engkau Setia
Juli 2010 : Tuhan Tempat Perlindungan
Agustus 2010 : Tak Ada Kata Berhenti

Rencana Tuhan Baik Apa Adanya

 
Setiap manusia yang masih berziarah di dunia, akan mengalami liku-liku jalan kehidupan yang berbeda-beda. Ada saatnya bahagia, ada saatnya menderita. Ada saat suka, ada saat duka. Ada saat tertawa, ada saat menangis.
Biasanya, di saat orang mengalami kebahagiaan, gembira, suka dan riang, akan merasa bangga, berharga, juga penuh syukur. Namun ada juga yang lupa diri karena merasa semuanya diraih atas jerih payah dan kemampuannya.
Disaat orang mengalami penderitaan, duka, kesedihan dan nestapa, orang akan merasa terpuruk, sakit, pilu, penuh penyesalan, namun juga ada yang masih mampu mensyukurinya.
Dalam perjalanan iman seseorang, tentu juga ada liku-liku atau dinamikanya. Jatuh bangun dalam per-jalanan iman seseorang itu adalah kenyataan yang sering kita alami. Ada saatnya orang begitu taat/saleh dan takwa, ada saatnya terlena sehingga menjadi malas dan menjauh dari Tuhan.
Kadangkala kita sukar untuk mendengar suara Tuhan. Kita berpikir, apakah Ia mau berbicara kepada kita? Bukankah Tuhan lebih suka menghabiskan waktuNya bersama dengan orang-orang bijak, orang-orang kudus, atau mereka yang taat dan layak? Bahkan kita suka tergoda untuk berpikir negatif, terlebih saat kita sedang terpuruk dan menderita. “Aduh, Tuhan pasti sedang menghukumku, karena nasibku begitu buruk...dst”.
Kita lupa, bahwa Tuhan mengasihi semua anak-Nya. Tuhan mencurahkan rahmat bagi semua manusia. Tuhan memberikan hangatnya sinar mentari, segarnya sumber-sumber air kepada setiap umatNya, baik yang bijak/taat maupun yang berdosa. Tuhan memiliki rencana bagi setiap orang, dan Ia ingin menjadi bagian istimewa dari kehidupan kita.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11).
Saat kita dalam penderitaan, dalam kegagalan dan kesulitan yang membelenggu, seakan-akan hidup kita gelap, cahaya kita redup tiada harapan. Kita menjadi patah semangat dan bahkan putus asa. Apakah kita tetap menyandarkan diri kepada penyelenggaraan Tuhan? Jangan lupa, Tuhan mempunyai rencana terindah buat kita. Mungkin sekarang kita belum menyadari hal itu. Apa yang menjadi kehendak manusia mungkin bukan kehendak Tuhan. Tuhan mempunyai jalan keluar yang kadang sulit kita pahami. Mengapa kita tidak mencoba mendengarkan apa yang Tuhan bisikkan kepada kita? Mungkin Tuhan berkata “Mari, datanglah lebih dekat, bukalah pintu hatimu untukKu...”
Pada saat kita membuka hati untuk Tuhan dan m-nyandarkan harapan kita kepadaNya, mungkin ada sesuatu yang berubah. Dengan sikap kerendahan hati dan terbuka untuk dibentuk oleh Allah sendiri, Roh Kudus akan menuntun kita untuk mengubah sikap-sikap lama. Kita akan mampu belajar memaafkan, me-megang komitmen, mengulurkan tangan untuk berbelas kasih, mampu berkata “tidak” dan juga “ya” pada saat yang benar, tidak lagi pemarah, tidak lagi suka menghakimi sesama, dll.
Biarkanlah Tuhan yang memimpin hidup kita di saat duka maupun duka atau situasi apapun. Bila semua itu telah terjadi, kita akan bisa merasa dan sapaan-sapaan kasih Tuhan lewat berbagai peristiwa dalam kehidupan kita. Misalnya, suatu peristiwa kebetulan yang ajaib, mengetuknya. Memang, saat itu mungkin tidak selalu sesuai dengan waktu yang kita harapkan. Namun semuanya sudah dirancang dan dirajut oleh-Nya, sehingga indah pada waktunya.
Hidup kita sungguh-sungguh selalu dalam genggaman cintaNya. Tiga puluh lima tahun yang silam, saya masih harus berlarian dengan latar belakang kesulitan sosial, ekonomi atau kondisi buruk yang lainnya. Sepuluh tahun kemudian, sampai sekarang, saya menyaksikan karya Tuhan yang ajaib dan penuh kasih. Mantan murid-murid saya kini sudah banyak yang menjadi dokter, pramugari, guru, perawat, dll, bahkan beberapa diantaranya menjadi Pastur. Tuhan, sentuhlah hidupku agar selalu menjadi pernyataan rasa syukur kepadaMu!  


(E. Sri Hartati)

Tuhan Punya Jalan Keluar

Hidup manusia dalam peziarahannya di dunia ini penuh dengan cerita dan kisah. Berbagai pengalaman suka-duka, pahit-manis, susah-senang, membahagiakan-menyedihkan dan sebagainya, telah dialami oleh tiap-tiap orang. Dan yang pasti ada sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh setiap orang, mulai dari bayi hingga lanjut usia, yaitu penderitaan. Saat dilahirkan sang bayi sudah harus menangis karena menderita, padahal orang-orang di sekitarnya merasa bersukacita karena telah hadir seorang manusia baru di dunia ini. Kemudian orang muda maupun orang tua, mereka tidak luput dari pencobaan dan penderitaan, entah itu sakit-penyakit, masalah kesulitan ekonomi, beban pikiran dan masih banyak lagi masalah di dalam hidup ini yang dapat membuat orang menderita. Orang akan berusaha dan berjuang, memang hidup adalah merupakan suatu perjuangan, untuk mencari jalan agar dapat keluar dari masalah yang menghimpit, membebani dan membuatnya menderita.
Pengamatan manusia dari segala zaman mengatakan, bahwa pencobaan tidak dapat dipisahkan dari hidup, dan nasihat yang diberikan adalah kesabaran dan ketekunan yang akan membawa kemenangan. Sejak lahir dari ibu, manusia harus melepaskan yang aman dan bergulat menuju yang baru, begitu anak yang meninggalkan rumah menuju sekolah; remaja yang meninggalkan alam kanak-kanak, melewati perjuang-an masa puber, menjelang dewasa. Dan sesudah masa kedewasaan, baru mulai pencobaan yang akan menentukan nasib hidup. Dalam menghadapi kesulitan dan pencobaan serta penderitaan hidup, orang sering mengalami kebimbangan, jalan mana yang harus ditempuh, ke mana harus pergi mencari pertolongan? Apa yang harus dilakukan agar tidak makin menemui kehancuran? Tidak jarang orang pergi ke sana ke mari, sibuk mencari jawaban apa sesungguhnya kehendak Allah atas dirinya. Kadang-kadang dapat menemukan jawaban melalui orang-orang yang diminta nasihat atau pendapatnya. Tetapi tidak jarang menemui kekecewaan demi kekecewaan dan kegagalan. Tidak kurang pula yang berputus asa, melihat kegelapan ter-bentang dihadapannya
Dalam pergulatan merebut kemenangan hidup, manusia merasa dicoba, direndahkan, dianggap remeh tak berarti, sampai juga dihimpit, ditindas oleh nasib, oleh orang dalam pergulatan menuju pertumbuhan sampai menemukan tempat mantap di dalam hidup.
Kita menyadari bahwa Tuhan Pencipta segala se-suatu, bahwa Tuhan yang mengatur perjalanan semesta alam ini, bahwa Tuhan mempunyai maksud baik bagi manusia, makhluk ciptaanNya yang istimewa dibandingkan ciptaan yang lain. Kita sadar bahwa Tuhan berkehendak baik, tetapi bagaimana caranya untuk mengetahui “kehendak Allah”? Apakah Tuhan mendengar dan menjawab doa atau permohonan kita? Mengapa manusia harus menderita dan mengalami kesusahan yang kadang-kadang bukan akibat ke-salahannya? Mengapa “orang baik” sering diberi ganjaran yang tidak setimpal dengan kebaikannya? Apakah Tuhan tidak adil? Apakah Tuhan tidak memperhitungkan jasa dan perbuatan baik manusia? Jadi, apa sebenarnya maksud dan rencana Allah dengan membiarkan begitu banyak penderitaan dan pen-cobaan kepada manusia? Jalan mana yang harus ditempuh agar manusia menjadi berbahagia, dapat menerima semua suka-duka, manis-pahit, kesenangan-kesusahan, kebahagiaan-penderitaan, pencobaan dan berbagai anugerah hidup ini secara layak untuk menyatakan bahwa ia mengakui adanya keha-diran Tuhan dan mau menerima kehendakNya, mau bekerja sama dengan Tuhan?
Berbagai macam cara dan jalan ditempuh orang untuk keluar dari masalah dan pencobaan yang membuatnya menderita. Ada yang jalannya mulus: “Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata” (Mzm 27:11), sehingga cepat teratasi segala rintangan yang menghambat kehidupan seseorang, ada pula yang membutuhkan waktu yang lama dengan jalan yang berliku-liku dan sangat menguras tenaga, pikiran serta sangat melelahkan seperti pengalaman umat Israel ketika keluar membebaskan diri dari perbudakan di Mesir selama empat puluh tahun lamanya, hanya perlu disyukuri karena masih dapat teratasi problem hidup yang menghimpitnya. Tetapi ada yang telah berusaha dengan sekuat tenaga, dengan segenap kemampuannya, berbagai macam cara dan jalan telah diusahakan dan ditempuhnya, hanya hasilnya masih tetap nihil. Sungguh ini merupakan suatu perjuangan dan pengorba-nan yang sia-sia: “Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN” (Yos 5:6).
Sebagai manusia lemah, rapuh dan tidak berdaya, kita, orang yang beriman kepada Kristus Yesus, seyogianya harus bersandar kepada Tuhan: “Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: “Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!” (2Taw 14:11), dan mengandalkan Tuhan saja: “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yer 17:7), selalu dan selamanya, agar tujuan harapan iman kita dapat menjadi kenyataan yang sangat membahagiakan, yaitu keselamatan di dalam dan bersama Yesus Sang Juru selamat.
Akibat pencobaan dan penderitaan membuat orang merasa kuatir menghadapi hidup yang penuh tantangan ini. Tuhan memahami perasaan manusia, Tuhan punya jalan keluar-Nya dan berkenan memberikan kepada manusia agar dapat dikuatkan: “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Ke-rajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat 6:24-34).
Tuhan tahu akan ketakutan, kekuatiran manusia terhadap hidup, keresahan hatinya, kalau teringat akan kebutuhan makan-minum, pakaian. Tuhan berbicara blak-blakan terang-terangan, supaya nampak di mata, mengena di hati: Ia menunjukkan penyelenggaraan-Nya sebagai Pencipta terhadap burung di langit dan bunga bakung di ladang. Terhadap manusia, Tuhan bukan hanya “Pencipta” yang memberi hidup dalam tubuh, Ia lebih dari itu, Ia itu “Bapamu yang di surga” Ia tahu dalam cintaNya sebagai Bapa, “bahwa kamu me-merlukan semua itu” (ay 32). Bukankah Ia akan lebih memperhatikan anak-anakNya itu, asal manusia lebih dulu, - sebab untuk itu ia diberi hidup dalam tubuh di dunia – mengutamakan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, lain-lain akan ditambahkan sebagai ke-perluan, pelengkap hidup.
Keindahan karya penyelenggaraan ilahi kita temukan kalau Tuhan mengarahkan pandangan kita pada perhatian Bapa kepada seluruh ciptaan, yang kecil maupun yang besar: terbitnya matahari, jatuhnya embun dan hujan untuk semua, makanan untuk semua makhluk, dandanan untuk bunga. Burung yang tak akan jatuh tanpa sepengetahuan Bapa, rambut ma-nusia yang sudah terhitung, sebab itu janganlah kamu takut (bdk Mat 10:29-31). Di situ kita merasa aman terjamin. Namun Tuhan juga berkata, “orang tidak da-pat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya” (ay 27) – “jangan kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri” (ay 34). Tuhan membatasi pengertian dan pemandangan, untuk tidak membebani kita. Ada tanggung jawab yang tetap Tuhan bawa sendiri, tentang umur kita, tentang masa depan, tentang hari besok. Menjauhkan kekhawatiran dengan mempercayakan diri kepada Tuhan dalam penyelenggaraan ilahiNya harus dilengkapi dengan kata: dari hari ke hari. Ada pembagian tugas dan pembatasan. Yang hari ini, itulah yang harus menjadi pusat perhatian manusia. Yang masa depan dan hari besok tanggung jawabnya diambil oleh Tuhan secara pribadi dan baik. Tugas khusus pada hari ini ialah “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-nya” (ay 33) – inilah tugas untuk hari ini, dari hari ke hari, dan itu cukup bagi setiap dari kita. Kita harus rela membatasi fantasi kita, yang bisa berjalan liar tanpa kepercayaan kepada Bapa. Kita diminta membatasi apa yang kita cari: bukan harta, kehormatan, prestasi, keenakan, kenikmatan dunia melainkan Kerajaan Allah di mana-mana. Lalu Tuhan berjanji “maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (ay 33). Sekali lagi dijelaskan, serahkanlah yang lebih jauh segala kekhawatiranmu kepada Bapa, cukup manusia dengan urusan satu hari saja: “Berilah kami rejeki pada hari ini” (Mat 6:11).
Mungkin saja dunia melihat bahwa kita begitu menderita, tetapi jiwa kita mengalami ketenangan dan kedamaian apabila kita tidak ‘berjalan sendiri’, me-nurutkan kehendak sendiri, namun menyerahkan se-mua beban yang kita pikul kepada Yesus dan bersama Dia kita akan melangkah dengan ringan. Dengan selalu berpegang pada Hukum dan PerintahNya, de-ngan menyatukan kehendak bebas kita agar ‘diatur’ oleh kehendak Allah, setiap saat dari kehidupan kita selalu mohon bimbingan dan petunjukNya, yakinlah akan janji Kristus bahwa Ia akan menyertai kita sampai akhir zaman dan Ia tidak akan membiarkan kita seperti anak yatim piatu.
Tuhan tidak berdiam diri, Ia bersabda melalui para Nabi, dan UtusanNya, terlebih melalui PuteraNya Ye-sus Kristus yang telah menjelma menjadi manusia, menderita sengsara, wafat dan bangkit kembali untuk menyatakan KemuliaanNya. Untuk menunjukkan Ja-lan, Kebenaran dan Hidup. Supaya semua yang per-caya kepadaNya akan diselamatkan. Perjalanan hidup dan ajaranNya tertera dalam Kitab Suci dan ajaran GerejaNya, dan kita diberi anugerah untuk membaca., merenungkan, mencari makna kehendakNya, men-jalankannya dalam hidup kita. Hidup manusia merupa-kan suatu perjalanan ziarah yang cukup panjang, tidak terhenti hanya karena kematian raga saja. Apakah sudah terpikirkan oleh kita bekal perjalanan jiwa kelak? Apakah yang sudah kita lakukan untuk keselamatan jiwa menuju alam kebahagiaan kekal? Sudahkah kita manfaatkan semua anugerah Tuhan ke-pada kita: jiwa raga, bakat, kemampuan, kesehatan, kekayaan, kekuasaan, kecantikan, keindahan, ke-pribadian, dan apa saja yang boleh kita miliki selama di dunia ini, untuk kesejahteraan jiwa raga kita dan sesama, untuk memuliakan Tuhan?
Kitab Suci adalah pedoman untuk perjalanan zia-rah dalam mencari makna kehidupan dengan jalan mencari pesan dan kesan dari Sabda Tuhan yang ter-tulis dalam Kitab Suci, bukan sekadar yang tersurat te-tapi terlebih yang tersirat. Kita mencoba mengetrap-kannya dalam kehidupan kita dengan membandingkan atau melihat dari pengalaman iman saudara/i yang telah merasakan sentuhan cinta kasih Allah. Kita dapat melewati jalan kehidupan ini dengan berbekalkan Sab-da dan kehendak Allah, yang kita gali dari Kitab Suci: “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” (Mzm 25:8-9)

(St. S T).

Tuhan Punya Jalan Keluar

Hambatan dan masalah merupakan hal yang tidak bisa ditolak dalam perjalanan hidup. Siapapun adanya kita : baik seorang pelajar, seorang karyawan, seorang pengusaha, atau bahkan seorang Rohaniwan sekalipun, pasti pernah mendapatkan masalah yang mungkin muncul lewat musibah, kegagalan, ataupun selisih paham dengan orang lain. Seberapa kuatpun kita berusaha menghindar, sejauh apapun kita mencoba berlari, jika tiba waktunya, cepat atau lambat, masalah akan datang menimpa kita, tentunya dalam kadar yang berbeda-beda.
Melihat realita tersebut, adakah sebentuk kehidupan yang benar-benar terbebas dari masalah? Adakah kisah kehidupan yang hanya berisi kebahagiaan, tanpa terusik oleh hambatan dan masalah? Seandainya kita mau merenung lebih dalam, pasti kita akan sependapat kalau di dunia ini, tidak ada sebuah kehidupan yang berjalan mulus tanpa suatu masalah. Jangankan kita sebagai orang biasa, seorang Religius yang rajin beribadah dan berbuat kebaikanpun, terkadang tak terlepas dari berbagai permasalahan hidup.
Pertanyaan yang kemudian terlintas di benak kita, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi sebuah masalah, terutama saat kita merasa kehilangan harapan dan tak sanggup lagi memikul beban hidup? Harus diakui, kita hanyalah manusia rapuh yang mudah goyah oleh berbagai kesulitan. Kita tak lebih dari manusia yang kurang sabar dan gampang mengeluh dalam menjalani kehidupan. Namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan : Saat kita merasa semua pintu harapan telah tertutup, Ketika kita menganggap tak seorangpun bersedia menolong kita, Ada satu Pribadi yang tak pernah letih memperhatikan kita, Dialah Yesus Kristus!
Betapapun sering kita melupakan dan mengabaikan Yesus, Dia selalu ada untuk kita, kapanpun kita membutuhkan uluran tangan-Nya. Dia begitu peduli dengan setiap pergumulan dan permasalahan yang tengah kita hadapi. Lewat sapaan kasih-Nya, Yesus mengajak setiap orang yang tertimpa masalah untuk menghampiriNya, seperti terucap dalam sabda-Nya : “Marilah kepadaKu semua orang yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11:28-30; Luk 10:21-22).
Kiranya, ajakan Sang Juru Selamat menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi kita yang tengah mengalami berbagai cobaan, ujian, ataupun masalah. Sampaikan keluh kesah kita kepadaNya lewat Doa dengan segenap kerendahan hati. Sebesar apapun masalah yang tengah menimpa kita, seberat apapun beban yang tengah kita pikul, tetaplah berharap akan Kasih Setia Tuhan, dan percayalah bahwa Tuhan punya Jalan Keluar dari setiap permasalahan kita. Immanuel!

(F.X. Bambang S.)

JALAN – KU

Hidup merupakan perjuangan mengapai segala cita-cita dan kehendak untuk menjadi manusia yang bermartabat. Berlandaskan pada nilai dan norma universal yang hendaknya diimplementasikan dalam praktik hidup menuju kebahagiaan, kedamaian, kerukunan, saling mengasihi, kepedulian dan kebersamaan langkah bersama perjuangan Kristus yang telah menyatu dengan kesempurnaan Illahi.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik ( MZM 1 : 1 ) dan bahkan menurut kehendak pribadi dengan membanggakan bahwa yang dilakukan adalah yang dianggap terbaik tanpa mempedulikan terhadap kondisi lingkungan. Kita sering melakukan sesuatau atas dasar kepentingan pribadi dan demi kesenangan dan keuntungan pribadi tanpa menyadari yang telah dilakukan.
Pada umumnya kita merancang pola tindakan dan tingkah laku sesuai penilaian intern dengan berpedoman pada nilai - nilai individual. Yang formatnya diatur oleh kepentingan dan kehendak mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan kehormatan walaupun bertentangan dengan norma dan aturan. Lihatlah si gendut pendek sang pemungut cukai Zakeus yang di pandang oleh segenap masyarakat sebagai orang yang berdosa. Apa yang dilakukan dalam menarik pajak merupakan bentuk format langkah yang harus dilaksanakan sesuai rancangan manusia. Tetapi perjalanan Yesus telah membelokan kebiasaan dan dosa-dosa Zakeus ketika akan melihatNya dengan memanjat pohon agar dapat melongok kesempurnaan dalam langkah-langkah kasih dan kebenaran Yesus. Akhirnya Zakeus mengikuti jalan Yesus dengan mengembalikan berlipat kepada orang yang telah ia pungut.
Praktik hidup keseharian kita selalu mendasarkan pada ukuran sekulerisme, segala sesuatu dipandang dari kesenangan, kepentingan dan kehendak pribadi. Kadang keterlibatan dalam menggereja bukan berdasar pada ketulusan hidup menggereja tetapi lebih pada hal-hal duniawi. Ketika nilai duniawi menjadi tolok ukur maka sewaktu mendapat teguran atau arahan dari para gembala yang tidak sesuai dengan kehendak pribadinya kemudian menjauh bahkan memandang sinis dan negative. Kemudian menjelek-jelekan dan tragisnya menggadaikan imannya dan lari meninggalkan janji menjadi anak Tuhan. Itu jalan manusia, logika pemikiran manusia yang berbanding terbalik dengan logika dan pemikiran Tuhan.
Seorang kepala keluarga merancang hidup yang penuh suka cita, damai sejahtera, iman yang kuat, bahagia. Bahagia kadang diartikan yang dapat menyenangkan kehendak dirinya. Keterlibatan dalam gereja menjadi alat yang ampuh untuk mengembangkan penyakit-penyakit keluarga yaitu perselingkuhan , memiliki PIL atau WIL. Itulah jalan manusia yang dilakukan untuk menunjukan kekerdilan iman. Yang ujungnya keberantakan hidup keluarga. Tuhan telah memberi jalan tetapi kita tidak mau melewati maka marilah bersama menuju jalan Tuhan yaitu takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan ( AMZ 1:7 ). Kita akan mengerti kebenaran, keadilan, kejujuran bahkan setiap jalan yang baik. Kita akan selalu menemukan ketika membuka relasi positif terhadap anggota keluarga yang dicerahi oleh terang roh Illahi.
Dalam suatu unit kerja sering terjadi apa yang disebut pindah atau dipindah. Oleh mereka yang memiliki kekuasaan atau yang dekat dengan kekuasaan sebagai bentuk hukuman dan ketidaksenangan. Bagi yang dipindah tanpa ada kejelasan alasan merupakan suatu hukuman yang tentu menyakitkan. Bagi yang mengusulkan pindah merupakan kebahagiaan tersendiri. Ini adalah rancangan manusia yang menurutnya adalah terbaik bagi dirinya. Bahkan manusia tua renta pun mampu merancang menjadikan seseorang sebagai pencuri, pembobol berdasarkan petunjuk sang dukun. Dimata tertuduh sangat menyakitkan bahkan me-nyulut konflik harga diri yang dapat di bela dengan segala cara bahkan mengorbankan kehidupannya. Bagi si penuduh merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri apalagi mendapat restu sang atasan. Ini adalah rancangan manusia. Tuhan berkehendak berbeda, memberi tempat untuk menempa kesabaran, keiklasan, cinta kasih, kedewasaan iman, social dan intelektual, bahkan kedewasaan keterlibatan dalam hidup menggereja, sehingga menjadi pembawa-pembawa kabar berita baik bahkan militan dalam menggereja. Kita menyadari bahwa rancanganmu bukanlah rancanganKu, rencanamu bukanlah rencanaKU. Dibalik segala pertistiwa kehidupan yang menyakitkan kita, terdapat nilai kesempurnaan Ilahi yang dapat dipahami dengan melakukan refleksi dan meditasi.
Saudaraku kekasih dalam Kristus, Kristus menunggu kita, curahan hati dan pengorbanan kita, keterlibatan menggereja melalui doa lingkungan, renungan lingkungan, karena jalan Tuhan adalah keterlibatan dan kesediaan melakukan perbuatan-perbuatan yang dikehendaki Tuhan bukan perbuatan kehendak manusia. Iktulah Aku dan jangan membawa uang, pakaian cukup satu dan jangan bersepatu, ikutlah dengan kesederhanaan dan ketulusan.
 
Antonius Sarjono

Orang Kudus

 St. Gemma Galgani, Perawan 
Gemma Galgani lahir di Camigliano, Tuscany, Italia pada tanggal 12 Maret 1878. Ketika berumur dua tahun, Gemma kecil tinggal di rumah seorang sanak-nya karena beberapa anggota keluarganya, teruta­ma ayah dan ibunya menderita penyakit TBC kronis. Hal ini ditempuh dengan maksud agar Gemma tidak terjangkiti penyakit ganas itu. Di sana ia bertumbuh besar dengan baik. Pada umur sembilan tahun, ia menerima komuni pertama. Semenjak itu ia bertekad menempa dirinya menjadi orang yang raiin berdoa. Ia tampak sederhana dalam berpakai­an namun menyimpan dalam hatinya suatu kesucian hidup yang luar ­biasa.
Pada suatu ketika tatkala ia sedang berdoa di gereja untuk ayah dan ibunya yang sedang sakit, tiba-tiba ia mendengar suatu suara ajaib: “Gemma, bolehkah ibumu Kuambil?” Tanpa banyak berpikir, Gemma menyabut suara itu: “Ya, boleh Tuhan! Tetapi saya juga turut”. “Tidak! Kali ini hanya ibumu. Kelak, Gemma boleh juga turut ke surga!” balas suara itu.
Ketika Gemma berumur 20 tahun, ayahnya meninggal dunia. Ia ditinggakan ayahnya dalam keadaan miskin dan melarat. Dalam keada­an itu, sebagai anak perempuan tertua, ia harus mengurus adik-adiknya. Betapa berat beban yang ditinggalkan orang-tuanya. Sementara itu penyakit TBC yang ganas itu mulai perlahan-lahan menyerangnya juga. Penyakit inilah yang menjadi penghalang besar baginya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, terutama dalam mewujudkan cita­-citanya menjadi seorang Suster Passionis. Permohonannya untuk men­jadi Suster Passionis ditolak karena penyakit yang dideritanya itu. Tetapi ia tidak putus asa. Ia percaya bahwa penyakit itu bisa disembuhkan. Untuk itu ia berdoa mohon kesembuhan. Ia melakukan novena kepada Santo Gabriel Possenti (1838-1862), seorang imam Passionis, yang menjadi tokoh pujaannya. Tuhan ternyata mengabulkan permo­honan Gemma dengan memberikan penyembuhan ajaib padanya. Mes­kipun demikian, kesehatannya tidak pulih seluruhnya, sehingga cita­-citanya untuk menjadi seorang Suster Passionis tetap tidak terwujud­kan. Oleh karena itu, ia bertekad untuk menghayati hidup baktinya pada Tuhan di rumah seorang wanita Katolik, tempat ia bekerja sebagai pembantu rumah.
Dalam cara hidup demikian, Gemma ternyata bisa mengalami suatu kedekatan yang mendalam dengan Tuhan. la mengalami banyak peristi­wa ilali dalam hidupnya, dan dikaruniai kelima luka Yesus (stigmata) pada kaki, tangan dan lambungnya, serta luka-luka kepala Yesus karena tusukan mahkota duri. Selain mengalami penderitaan badani, Gemma juga mengalami penderitaan batin yang hebat karena celaan orang-orang sekitar terhadap cara hidupnya.
Gemma sadar bahwa ia mendapat tempat istimewa dalam hati Tuhan. Namun ia tetap rendah hati dan menganggap dirinya lebih rendah daripada orang-orang lain di hadapan Tuhan. Akhirnya, sebagaimana pernah didengarnya sendiri dari suara ajaib itu, Gemma dipanggil meng­hadap Tuhan pada tanggal 11 April 1903 di Lucca, Tuscany, Italia. Di kemudian hari oleh Paus Pius XII (1939-1963), Gemma dinyatakan ‘Kudus’ pada tanggal 2 Mei 1940. Gelar ‘Kudus’ ini diberikan kepada Gemma bukan karena pengalaman rohaninya yang luar biasa, melainkan karena kesucian hidup dan kerendahan hatinya baik di hadapan sesamanya maupun di hadapin Tuhan.

Ruang Kitab Suci

Sebelum masuk pada pembahasan kitab suci, izinkan penulis menyampaikan terlebih dahulu sepatah dua patah kata. Atas permintaan redaksi Berita Paroki untuk bulan ini, maka berikut ini sesuai dengan perintah Konsili Vatikan II mengenai Konstitusi Dogmatik tentang Wahyu Ilahi atau Dei Verbum, bab VI pasal 25 di mana dikatakan : Adalah kewajiban para Uskup “yang memiliki ajaran para Rasul”, untuk mengajar umat beriman yang dipercayakan kepadanya, menggunakan Kitab-kitab ilahi dengan tepat, terutama Perjanjian Baru dan khususnya Injil melalui terjemahan naskah-naskah suci, yang dilengkapi dengan penjelasan yang perlu dan benar-benar memadai, agar putera-puteri Gereja dapat bergaul dengan Kitab-kitab Suci atas cara yang terjamin dan bermanfaat dan dapat diresapi dengan semangatnya. Maka penulis sebagai umat awam, biasa menulis untuk rubrik Sajian Utama dan rubrik Evangelisasi pada Berita Paroki, ikut mematuhi dan menaati perintah Konsili Vatikan II tersebut yaitu dengan melaksanakannya dan disesuaikan dengan kalendar liturgi Gereja untuk bacaan Injil Hari Minggu, yang menjadi bacaan pada kelompok pendalaman kitab suci atau kelompok pendalaman iman binaannya maupun untuk tulisan pada majalah Berita Paroki ini, harap pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus dapat memakluminya, terima kasih.

HARI RAYA PENTAKOSTA
YOHANES 14:15-16, 23-26
 
(Yesus sedang makan bersama para murid – Yoh 13:2 – kemudian berkata kepada mereka,)
15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan mem-berikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
23 Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Susunan

Bacaan Pentakosta (= pentekoste, pentekosta) Injil Yohanes bab 14 ini adalah gabungan dari dua bagian yaitu ay. 15-16 dan ay. 23-26, di mana awal dan akhir dari bagian itu sejajar.
Ayat 15 dan 23a menerangkan secara sejajar, yaitu kasih murid pada Yesus menjadi jelas dan nyata dengan berpegang pada firmanNya. Keadaan ini semakin di-perkuat dengan tambahan rumusan yang berbeda-beda dan diulang-ulang dalam ay. 21(tidak dibaca pa-da liturgi) dan ay. 24a.
Ayat 16 dan 26 berakhir dengan sejajar dan menyebut Penolong, Penghibur yaitu Roh Kudus, yang akan diberikan Bapa. Pada ay.26 dinyatakan juga fungsi Roh Kudus yakni mengajarkan dan mengingatkan murid-murid akan kata-kata Yesus.
Di antara ayat-ayat sejajar tersebut, terdapat pokok-pokok lain yaitu: pengalaman murid akan kasih dan kehadiran Bapa serta Yesus (ay. 23b), dan berasal-Nya Yesus serta Firman-Nya dari Bapa (ay. 24b).

Konteks: Bagian pertama, ayat 15-16 berkaitan erat dengan konteks sebelumnya, yaitu pemberian Roh Kudus yang merupakan pemenuhan janji Yesus pada ayat 13-14.
Ayat 23-24 merupakan kelanjutan dari bagian sebelumnya. Tiga kali dikatakan bahwa kasih kepada Anak akan nyata dalam memegang perintahNya atau firmanNya (ay. 15, 21a, 23a); dan tiga kali dijanjikan bahwa Allah akan datang tinggal bersama orang yang memenuhi kondisi kasih dan ketaatan itu: yakni melalui Roh Kudus (ay. 16-17), melalui Anak (ay. 18-20), dan secara langsung Bapa bersama Anak (ay. 23).

Keterangan

Menuruti perintah-perintahKu (ay. 15): Kata perintah-Ku (sejajar dengan firman-Ku dalam ay. 23a) tidak perlu dibatasi pada tuntutan-tuntutan moral Yesus, tetapi menyangkut seluruh firman-Nya (bdk. ay. 23) yang memperkenalkan Bapa, termasuk juga perintah untuk tinggal dalam kasih-Nya. Kasih kepada Anak mesti menjadi nyata dalam berpegang teguh pada seluruh firman-Nya itu.
Seorang Penolong yang lain (ay. 16): Kata ‘penolong’ mengandung arti yang amat kaya. Penolong adalah orang yang membela dan menguatkan; ia berbicara atas nama orang-orang lemah dan membelanya. Penolong dapat dimengerti sebagai ‘pembela’ atau ‘yang menguatkan’, ‘penghibur’. Parakletos berarti secara harafiah ‘advokat’, ‘orang yang menjawab panggilan untuk menolong’. Allah menjawab teriakan orang-orang lemah dan yang membutuhkan pertolongan. Tambahan ‘yang lain’ menyiratkan bahwa selama ini Yesus berperan sebagai Penolong murid-murid yang memelihara dan membela mereka (Yoh 17:12).
Mengasihi Aku (ay.23): Kasih kepada Anak bukanlah pertama-tama suatu rasa cinta, tetapi lebih mengikuti tradisi Taurat yang mengajak Israel untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan tenaga, dan mewujudkan kasih yang bulat itu dalam ketaatan kepada ketetapan Allah (Ul 6:5). Di sini mengasihi Anak Allah berarti berpegang kepada firman-Nya, melandaskan hidupnya pada firman-Nya yang mewahyukan Allah, dan melakukan perintah-Nya yang intinya ada-lah saling mengasihi (ay. 15, 21 ; 15:12}.
Tinggal bersama-sama dengan dia (ay. 23): Kata tinggal atau diam merupakan ungkapan kesukaan Yohanes untuk menggambarkan persekutuan hidup antara Bapa dan Anak, dan juga antara Tuhan dan murid. Bapa dan Anak datang diam bersama murid, seperti sedikit sebelumnya dikatakan bahwa juga Roh Kudus diam bersama murid-murid (ay.17), dan Anak ada di dalam mereka (ay. 20). Sebaliknya juga dikatakan bahwa murid-murid ada di dalam Anak, dan diam di dalam kasih-Nya (15:10). Semuanya itu merupakan pemenuhan awal dari janji Yesus dalam 14:2, yakni bahwa disediakan tempat tinggal bagi murid-murid dalam rumah Bapa.
Penolong (ay. 26): Roh Kudus yang diutus oleh Bapa atas permintaan Yesus (ay. 16), di sini diperkenalkan sebagai Penolong, artinya Roh yang menolong murid-murid untuk secara lebih mendalam memahami arti ajaran Yesus. Roh tidak akan mengajarkan sesuatu yang sama sekali baru, tetapi akan mengingatkan me-reka akan ajaran Yesus dan menjelaskan apa yang selama ini belum dapat mereka pahami (bdk. 16:13-14; 1Yoh 2:27). Implikasi ajaran Yesus bagi situasi-situasi mereka yang selalu berubah akan menjadi terang berkat pertolongan Roh yang diutus Bapa. Kondisi Roh mengandaikan gerak: seperti angin, nafas, daya dan semangat batin; daya dan semangat batin yang ada dalam diri para nabi yang berbicara dan melakukan hal-hal yang besar. Sedangkan Penolong menyingkirkan rasa cemas karena kesepian, membawa kehadiran, rasa aman, damai, dan persekutuan. Roh dan Penolong adalah dua wajah Allah yang hidup dan berkarya dalam diri kita, yang memberi inspirasi dan mendorong kita maju, tetapi juga yang memegang kita, mencintai kita, membawa kita, dan tinggal dalam diri kita seperti kita tinggal dalam Dia.

Amanat/pesan
Dalam wejangan Yesus ini berbicara tentang situasi murid-murid setelah kebangkitan Yesus, yaitu tentang masa jemaat (juga masa kita) yang tidak lagi mengalami kehadiran Yesus secara langsung. Namun demikian, firman-Nya tetap ada pada kita, dan kita pelihara sebagai ungkapan kasih kita kepada Dia. Kita diajak mengungkapkan kesetiaan kita terhadap Dia, dengan hidup menurut firman-Nya. Dalam bacaan Pentakosta ini disoroti lebih khusus kehadiran Allah dan Yesus melalui Roh Kudus. Yesus yang bangkit telah meminta kepada Bapa, dan Bapa telah mengabulkan permohonan-Nya untuk mengirim Roh Kudus, yang adalah daya kekuatan Allah yang senantiasa menyertai, bahkan diam di dalam jemaat. Roh mendampingi kita untuk memahami dan mengingat segala sesuatu yang dikatakan Yesus kepada kita agar kita lebih mengasihi Yesus dan menjadi utusan-Nya. Roh diberikan agar kita mampu menjadi utusan Kristus.
Roh Kudus berada pada awal setiap perutusan. Sebagaimana Roh Kudus turun ke atas Tuhan Yesus sebelum perutusan-Nya, demikian pula sekarang dengan murid-muridNya. Tokoh-tokoh awam kita yang giat dalam memberikan kesaksian imannya di tengah mas-yarakat perlu sekali menyadari akan hal ini. Semangat mereka untuk menjadi saksi Kristus adalah karena karya Roh Kudus. Karena itu, mereka harus dengan rendah hati memohon kembali karunia Roh Kudus agar mereka menjadi makin berani dan tekun meneruskan kesaksiannya.
Roh ‘Penolong’ memberikan kekuatan dan kasih baru kepada kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah; untuk melakukan hal-hal yang tampaknya tidak dapat kita kerjakan dengan kekuatan kita sendiri, tidak mampu kita kerjakan dengan kekuatan kehendak kita sendiri: untuk mencintai orang-orang tertentu, untuk mengampuni musuh, untuk menjadi kawan bagi mereka yang berbeda, untuk terbuka ter-hadap mereka yang mempunyai pola pandang dan pola kerja berbeda.
Dengan demikian, maksud Yohanes tentang karya Roh sesungguhnya tidak jauh dari buah karya Roh dalam Kisah 2, yang sampai tiga kali mengulang bahwa semua orang dapat menangkap pewartaan Injil dalam bahasa mereka masing-masing. Injil yang menjadi aktual untuk setiap orang, generasi, dan bangsa, itulah karya mukjizat Roh Kudus.

(Stefan S Tjandra / St. S T).

Pekan Suci tahun Liturgi 2010 di Kapel Santa Maria Fatima Bondongan

Sabtu/ Minggu Palma
Diawali dengan Rabu Abu dan Masa Prapaskah berisi berbagai renungan APP 2010 di setiap Lingkungan/ Rukun dengan tema “Keluarga yang bertanggung jawab”, kita memasuki Pekan Suci. Diawali dengan Minggu Palma yang diselenggarakan pada hari Sabtunya. Secara meriah perarakan di mulai dari Aula SMP Mardi Waluya Bondongon. Misa dipimpin oleh RD Dionisius Adi Tedjo, dan diiringi oleh koor Wilayah St. Maria Fatima Bondongan. Perarakan Palma berlangsung dengan khidmat, walaupun di-iiringi dengan dengan angin sepoi dan rintikan hujan. Daun Palma yang telah diberkati , dibagikan dengan rapi sebelum perarakan dimulai. Tak lupa Romo mem-berkati daun Palma yang telah dipegang (dibawa sendiri oleh umat). Umat dengan daun Palma ditang-an begitu antusias menyambut / mengelu-elukan ke-datangan Yesus di Yerusalem (Kapel Bondongan) sambil menyanyikan lagu Yerusalem Lihatlah Rajamu, mengulangi kejadian yang berlangsung sekitar 2000 tahun yang lalu. Peristiwa perjalanan iman tersebut sungguh suatu proses yang patut kita ingat dan hayati, di mana kita sebagai umat manusia begitu mengharap-kan kehadiran Allah di dalam kehidupan kita, namun di saat lainnya kita menolak/ menyangkal kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Dalam Pekan Suci, secara jelas digambarkan, pada hari Palma Yesus begitu dinantikan/ diharapkan, namun pada Jumat Agung Yesus dihukum mati dengan wafat dikayu Salib.

Kamis Putih
 Yesus menyadari bahwa Karya Keselamatan Allah harus Ia jalani. Kamis Putih yang kita rayakan adalah peristiwa Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir, sebelum Ia ditangkap dan dihukum mati. Pada peristiwa ini Yesus juga membasuh kaki para muridNya. Penting bagi kita adalah sebagai seorang Kristiani, kita diajak untuk rela dan mau melayani sesama dengan penuh cinta kasih, seperti yang telah Kristus teladankan kepada kita. Di Kapel Santa Maria Fatima Bondongan, Kamis Putih di pimpin oleh RD Robertus Eeng Gunawan, diiringi oleh Koor dari Guru-guru Mardi Waluya. Walaupun Romo sempat kepanasan (maklum Kapel masih kekurangan AC dan pasokan listriknya) misa dapat berlangsung dengan lancar dan khidmat. Setelah misa Kamis Putih dilanjutkan dengan tuguran.

Tuguran
Berlangsung hingga pagi hari (jam 20:00 hingga jam 05:30 pagi). Tuguran diawali dengan memberi kesempatan pertama kepada umat yang baru saja mengikuti misa, dilanjutkan oleh kelompok PDKK St. Theresia pimpinan Bp. Janto Burhan, Komunitas TTK Bondongan, Kelompok Koor Bondongan, Mudika ‘KoManDo’, Komunitas Suster Fransiskan Sukabumi (SFS), Alumni KEB, Lingkungan I St. Caecilia, Lingkungan II St. Antonius, Lingkungan III St. Vincentius, Lingkungan IV St. Theresia, Lingkungan V St. Silvester dan Lingkungan VI St. Stephanus (Masing Lingkungan mendapat 2 jadwal tuguran).
Walaupun baru berlangsung untuk pertama kalinya hingga pagi hari, namun masing-masing pengurus dengan umat (walaupun partisipasi umat dari ling-kungan tertentu masih kecil) begitu antusias dan ber-tanggung jawab. Mereka hadir, bahkan hadir lebih awal hingga 1 jam sebelum jadwal. Semoga tuguran semakin dihayati sebagai sebuah proses pendewasaan iman yang sejati, sebuah proses penempaan diri, sehingga betapa beratnya kehidupan / salib yang harus kita pikul, namun bila kita hadapi dengan cinta kasih serta dengan menghadirkan Allah di dalamnya, maka hidup kita pastilah tidak sia-sia dan kita akan beroleh berkat yang melimpah. Kita akan diselamatkan!
Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Jumat Agung

Keesokkan harinya, tepatnya hari Jumat Agung, kaum muda Don Bosco Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (+bantuan Algojo daripara orangtua) menyuguhkan karya mereka untuk ketiga kalinya yak-ni Drama Jalan Salib. Persiapan-persiapan kostum dan tata rias telah diatur sedemikian rupa, sehingga sesuai kondisi Jalan Salib yang sesungguhnya. Dari rencana awal, drama dimulai pukul 09:00 pagi, namun baru dapat terlaksana 20 menit kemudian, drama jalan salib diawali dengan prosesi Yesus (diperankan oleh Galih) diseret ke Balai Kota dihadapan Pilatus (dipe-rankan oleh Robby). Para Algojo begitu beringas dan kejamnya menyeret dan mencambuki Yesus hingga babak belur. (Para Algojo diperankan oleh Pak Joni, Pak Handono, dan Pak Anton) . Sementara umat ber-teriak dengan lantang untuk menyalibkan Yesus sem-bari memilih untuk membebaskan Barabas. Kemudian prosesi Yesus memikul Salib, Yesus jatuh pertama kali, Yesus bertemu IbuNya, Yesus jatuh kedua kalinya, Veronika mengusapi wajah Yesus, Ibu-ibu menangisi Yesus, hingga Yesus jatuh ketiga kalinya hingga di-bantu oleh Simon (diperankan oleh Pak Purwadi) dari Kirene hingga tiba pada penyaliban Yesus dan para Algojo mengundi pakaian Yesus, semuanya diperan-kan dan dihayati secara baik oleh kaum Muda Don Bosco dan Umat Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (WilBond). Prosesi Yesus diturunkan dari Kayu Salib dan dipangku oleh IbuNya (diperankan oleh Claresa). Umat begitu terharu dengan mengikuti prosesi Drama Jalan Salib tersebut.
Pak AR Djokosulistyo sempat memberikan apre-siasi secara khusus kepada kaum Muda dan pengurus Wilayah atas telah terlaksananya Drama Salib secara baik dan utuh. Proficiat bagi kaum Muda Bondongan! Selesai drama, peserta Drama mendapat kesempatan untuk berpose bersama Ignatius Djati (Sutradara) dan Ketua Wilayah Bondongan.

b. Ibadat Jumat Agung
 Siang harinya pada pukul 15:00 ibadat Jumat Agung berlangsung dengan khidmat. Misa dibawakan secara konselebran oleh Pastor Paroki RD JM Ridwan Amo dan Pastor Tamu RD Dionisius Adi Tedjo, Terima kasih atas perhatian para petinggi Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor, yang masih penuh perhatian dalam melayani umat (yang telah dinantikan oleh umat wilayah) yang ada di wilayah kecil yang bernama St. Maria Fatima Bondongan. Ini mengingatkan penulis akan Sabda Tuhan berikut:
Matius 2:6
Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”
Lukas 9:48
dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa me-nyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”
Ibadat diawali dengan para Imam bertiarap di depan altar. Ibadat diisi dengan Pasio (bacaan Injil yang didasarkan oleh Mas (Purwadi, Susanto, Basuki, Pramono) dan diiringi oleh Koor dari Wilayah St. Maria Fatima ,berlangsung dengan lancar dan baik.

Malam Paskah
Perayaan malam Paskah dipimpin langsung oleh Pastor Pembantu Paroki RD Garbito di Kapel St. Maria Fatima Bondongan. Selama Pekan Suci (sejak Kamis Putih) Kapel disulap menjadi sebuah ‘Gereja Baru’, dimana umat yang hadir diharapkan dapat mengha-dap langsung meja persembahan/ altar. Misa diawali dengan ritus: Upacara Cahaya, Liturgi Sabda, Liturgi Pembaptisan dan Liturgi Ekaristi.
Upacara Cahaya, dimulai di ujung lapangan Basket yang telah dibuat menyatu dengan Kapel yang terbuka pintu sampingnya, berturut-turut mulai dari pember-katan api, pemberkatan lilin Paskah, perarakan lilin Paskah, dan Pujian Paskah. Semua berlangsung da-lam suasana lampu Kapel dimatikan. Menyimbolkan Kristus adalah pembawa terang dan cahaya bagi dunia yang penuh kegelapan. Keselamatan umat manusia tercermin dari peristiwa Paskah ini. Setelah pujian Paskah lampu Kapel dinyalakan dan dunia memulai kehidupan baru dengan penuh dalam terang (umat bersorak menyambut cahaya dunia, yakni Kristus itu sendiri). Cahaya Lilin Paskah (terang Kristus) akan selalu menemani dan menerangi perjalanan iman Kristiani kita.
Memasuki ritus Janji Baptis, dilangsungkan pem-berkatan air baptis, pembaptisan sejumlah 9 umat, pemberkatan air suci dan pembaharuan janji baptis seluruh umat. Perayaan malam Paskah di lanjutkan dengan Liturgi Ekaristi, di mana umat pada dengan penuh keheningan dan kedamaian mengikuti Ekaristi sepenuh hati. Perayaan malam Paskah sungguh me-ngalir dengan lancar dan tenang. Tanpa terasa rang-kaian perayaan Malam Paskah berlangsung hingga 2 jam lebih dimulai pukul 18:00 dan berakhir pukul 20:15 malam. Pada saat pengumuman, Ketua Wilayah me-ngucapkan Selamat Paskah kepada seluruh umat dan terima kasih atas misa yang telah dipimpin oleh Romo Garbito, para petugas Liturgi dan Panitia Paskah dan mengundang seluruh umat untuk dapat beramah tamah sambil menikmati hidangan yang telah di-sediakan oleh umat Wilayah St. Maria Fatima Bon-dongan yang dikoordinir oleh para pengurus Ling-kungannya.
Sebelum memberikan Berkat bagi umat, Romo tak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak dan panitia Paskah yang telah mempersiapkan misa malam Paskah dengan seksama serta mengucapkan Selamat Paskah bagi semua.
Proficiat! Tuhan memberkati! Semoga Cahaya Paskah menerangi semua umat dengan kehidupan baru yang penuh kasih bagi semua orang, seperti yang diajarkan oleh Yesus kepada kita.
Terima kasih kepada Para Imam dan Frater Paroki S.t Fransiskus Assisi Bogor, TTK St. Maria Fatima Bondongan, Para Suster SFS, Kaum Muda Don Bosco Wilayah St. Maria Fatima, Koor Wilayah St. Maria Fatima Bondongan, Koor Guru-guru Mardi Waluya, PDKK St. Theresia, Alumni KEB dan segenap Pe-ngurus Wilayah/ Lingkungan/ Rukun St. Maria Fatima (Panitia Paskah 2010), Ignatius Djati, Galih serta pengurus BIA Maria Penabur Kasih yang telah men-jaga anak-anak selama misa malam Paskah berlang-sung dan seluruh umat yang hadir selama Mi-sa Pe-kan Suci di Kapel Santa Maria Fatima Bondongan, sehingga semuanya berjalan dengan lancar dan khid-mat serta tanpa hujan selama Pekan Suci tahun 2010 ini (Swara WilBond)

Pesta Paskah Wilayah St. Maria Fatima Bondongan 

Setelah misan malam Paskah, sesuai dengan tra-disi Wilayah, umat Wilayah St. Maria Fatima Bon-dongan melangsungkan pesta Paskah bersama umat yang hadir dalam suasana ramah tamah dan sajian hidangan yang telah disediakan oleh umat Lingkungan yang ada di Wilayah tersebut. Pada malam Paskah tersebut, Romo Grabito berkenan hadir dan membuka dengan doa makan. Umat yang telah berbaris disetiap meja yang telah ditata mulai menyantap menu yang ada. Hidangan yang disediakan malam itu adalah aneka Nasi Goreng, yakni Nasi Goreng Teri, Nasi Goreng Sosis, Nasi Kuning, Nasi Goreng Bakso,, Nasi Goreng Ayam, dan Nasi Goreng Udang ‘Kambing’ Pete. Disamping itu beberapa umat ada juga menyum-bangkan makanan lainnya, es krim (dari Bp. Su-wandhi/ Ibu Lily) dan Kambing Guling utuh buat panitia (dari Umat/ Ketua Rukun Lingkungan V St. Silvester).
Terima kasih pada umat yang hadir dalam menjaga ketertiban selama ramah tamah berlangsung. Panitia Paskah sungguh begitu penuh sukacita dan larut da-lam suasana dan momen yang demikian indah. Se-moga kerukunan dan keguyuban yang terpancar pa-da malam tersebut begitu tertanam di hati setiap umat, sehingga kita sebagai suatu keluarga Kristiani yang lebih besar dapat menampilkan teladan Kristus di tengah-tengah keluarga dan masyarakat di sekitar kita. Tak ketinggalan pula anak-anak mendapat bingkisan Paskah (donasi dari Para Orang tua, Donatur dan juga donasi dari Bp. Laurentius/ Ibu Yani) dan telur Paskah (BIA MPK) yang dibagikan oleh Bina Iman Anak Maria Penabur Kasih. Anak-anak begitu gembira dan penuh dalam sukacita Paskah.
Setelah umat selesai beramah-tamah, para pengurus dan petugas masih berada di tempat. hidangan sederhana Kambing Guling dan asesorisnya menemani dan meng-obati kelelahan para petugas/ panitia dan pengurus di-dampingi kaum muda Don Bosco, selama masa Pekan Suci 2010 ini.
Terima kasih kepada seluruh umat yang hadir, khususnya umat wilayah Santa Maria Fatima, yang bersama pengurus Rukun dan Lingkungannya telah berpartisipasi menyiapkan hidangan yang lezat, Umat yang aktif disetiap Rukun/ Lingkungan, Bp. Laurentius/ Ibu Yani Bp. Acang Susanto, Bp./ Ibu Suwandhi , Para Donatur, Para ketua Rukun dan Lingkungan, Para anggota TTK yang selalu rajin membantu, Para Petugas Konsumsi yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, Bp. Pamungkas/ Soni, serta semua pihak yang telah membantu dengan tulus ikhlas sehingga ramah-tamah berlangsung lancar dan penuh sukacita. Penulis bersama rekan-rekan larut dalam kegembiraan dan ‘kehangatan’ Paskah hingga jam 02:00 pagi. Sungguh suatu malam Paskah yang indah dan penuh berkat bagi semua! (swara WilBond) 

SEPUTAR PERAYAAN PEKAN SUCI 2010


Diawali dengan ditunjuknya Wilayah Siliwangi II – St. Stefanus sebagai Panitia Paskah 2010 oleh Dewan Paroki St. Fransiskus – Sukasari Bogor. Perayaan Paskah adalah perayaan terbesar bagi umat Katholik, karena melambangkan kasih Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa manusia. Maka persiapanpun digelar, mulai rapat penyusunan Panitia, Rencana Kerja dan Anggaran. Rapat telah dilakukan sebanyak 4 kali, sebagai Ketua Panitia I yaitu Bp. Stefanus Indra Wahyu dan Ketua II yaitu Bp. ABN Sukotjo dengan Pembimbing yaitu Pastor J.M. Ridwan Amo.
Perayaan Paskah diawali dengan Minggu Palma, dilanjutkan dengan Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu dan Minggu Paskah. Sungguh perjuangan yang cukup berat bagi Panitia untuk mengawal agar acara ini berjalan dengan baik dan tertib, tetapi segala puji bagi Allah di surga, bahwa Allah telah memberi hikmat dan kekuatan kepada seluruh Panitia, sehingga acara ini boleh berjalan dengan baik.
Ada yang istimewa pada perayaan Paskah tahun ini, Orang Muda Katholik (OMK) di bawah bimbingan Romo Antonius Garbito, pada Jumat pagi sebelum perayaan Jumat Agung, menyajikan Drama Jalan Salib, dengan kostum dan peragaan yang sangat bagus, mampu membuat hati setiap umat tergetar, bahkan ada yang terharu hingga menangis melihat penderitaan yang harus dialami oleh Tuhan Yesus.
Juga ada beberapa mukzizat yang kami rasakan dan patut disyukuri telah terjadi pada Perayaan Paskah, antara lain :
1. Cuaca yang mendukung, Bogor yang setiap sorenya hujan, tetapi selama perayaan ini tidak turun hujan.
2. Pada Jumat Agung, pada Misa ke 1, ketika peristiwa wafatNya Tuhan Yesus, awan mendadak gelap, setelah itu awan kembali terang. Awan gelap dapat diartikan Allah sedih, karena anakNya yang dikasihi harus menderita dengan luar biasa atas dosa-dosa manusia yang harus Ia tanggung.
3. Keamanan, baik di dalam maupun di luar lingkungan Gereja, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Sound System pada hari Minggu Palma telah terjadi kerusakan, dan dapat diperbaiki pada waktunya, sehingga dapat digunakan selama perayaan berlangsung. Panitia sangat bersyukur sound system yang rusak tidak terjadi pada perayaan Paskah
5. Kesehatan, tidak ditemukan umat yang sakit, pingsan selama perayaan berlangsung
Atas segala doa, dukungan dan kerjasama dari seluruh Panitia Paskah, seluruh Petugas Liturgi (TTK, Lektor, Misdinar, Prodiakon dan Koor), para Ketua Wilayah, para Donatur, Pastor J.M. Ridwan Amo, Romo Robertus Eeng Gunawan, Romo Antonius Garbito, Frater Joko, Frater Dono dan umat Wilayah Siliwangi II – St. Stefanus kami mengucapkan terima kasih. Juga ucapan terima kasih yang dalam, teristimewa bagi Bp. B. Sukino, Ibu Giacinta Yuli, Bp. Michael, dan Bp. Robertus yang telah bekerja keras siang malam. Tak lupa ucapan Proficiat bagi 25 orang baptisan baru. Semoga karena baptisan, kita yang telah ditebus dosa oleh Tuhan Yesus, ikut ambil bagian dalam kehidupan menggereja. SELAMAT MERAYAKAN PASKAH 2010, TUHAN YESUS MEMBERKATI.

(St. Indra Wahyu)

VISUALISASI JALAN SALIB

“KISAH SENGSARA DAN WAFAT TUHAN YESUS KRISTUS” 

Jumat, 2 April 2010 OMK St. Fransiskus Asisi telah menampilkan Visualisasi Jalan Salib untuk mengenangkan Kisah Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus Kristus dengan dampingan Romo Garbito dan Frater Joko. Pukul 06.00 hampir seluruh para pemain drama telah berkumpul di Paroki untuk mempersiapkan diri, dengan bantuan dan bimbingan para ibu-ibu dari setiap wilayah serta para pendamping OMK di Paroki. Setiap pemain mulai didandani sesuai karakter masing-masing. Sekitar pukul 08.30, kami semua yang telah siap dengan kostum masing-masing, berkumpul di Ruang St. Maria untuk melakukan renungan singkat yang dipimpin oleh Romo Garbito. Dan tepat pada pukul 09.00 seluruh pemain telah siap untuk menampilkan drama. Ibadat Jalan Salib kali ini dipimpin oleh Frater Dono dengan diawali Lagu Pembukaan yang dibawakan oleh Koor Lauda Sion. Kisah Sengsara dimulai ketika Yesus bersama dengan para murid-Nya memasuki taman Getsemani. Yesus berdoa dan berpesan kepada para murid untuk tetap berdoa dan berjaga-jaga. Selanjutnya datanglah sepasukan prajurit serta orang banyak yang terdiri dari Ahli Taurat dan Kaum Farisi bersama dengan Yudas Iskariot yang akan menyerahkan Yesus kepada mereka. Akhirnya Yesus pun ditangkap dan dibawa ke hadapan Kayafas. Kayafas pun menyetujui Yesus untuk didera. Dan pada saat yang bersamaan, Petrus menyangkal Yesus sebanyak 3x. Hal itu sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci bahwa sebelum ayam jantan berkokok Petrus akan menyangkalNya sebanyak 3x. Lalu Yesus digiring menuju Pilatus. Pi-latus yang saat itu menjadi kaisar, dipaksa oleh orang banyak untuk mengizinkan menyalibkan Yesus. Awal-nya Pilatus ragu karena dia tidak menemukan alasan apapun untuk menghukum Yesus. Tetapi akhirnya Pilatus mengizinkan mereka untuk menghukum Yesus karena dia takut akan orang banyak tersebut. Yesus pun dicambuk dan dimahkotai duri, kemudian Yesus diarak menuju bukit Golgota untuk disalibkan. Dengan berbagai cercaan, cambukan, dan ledekan, Dia memanggul salib. Karena kelelahan, Dia jatuh untuk pertama kalinya. Dalam perjalanan, Yesus berjumpa dengan IbuNya. Kekuatan cinta yang diberikan oleh Bunda Maria membuat Yesus semakin kuat untuk menjalani hukuman ini. Yesus kembali melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, seorang wanita bernama Veronika memberanikan untuk datang di hadapan Yesus. Ia mengusap wajahNya yang mulai tertutup oleh bercak darah. Yesus kembali bangkit, namun Dia jatuh untuk kedua kalinya. Kemudian wanita Yerusalem datang menangisi penderitaan Yesus. Yesus berkata “Jangan kalian menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu sindiri dan anak-anakmu”. Yesus pun jatuh untuk ketiga kalinya. Namun Yesus kembali bangkit dengan tekad untuk menyempurnakan tugas penyelamatan umat manusia. Setibanya di bukit Golgota, pakaian Yesus ditanggalkan. Yesus sungguh menjadi manusia yang paling hina. Penderitaan Yesus belum selesai, perlakuan kasar para prajurit tetap Dia terima. Tubuh lunglainya dibaringkan di kayu salib, dan tanpa rasa ampun, tangan dan kaki Yesus direntangkan dan dipaku. Yesus pun mengerang kesakitan. Yesus pun di-salibkan, dan pakaian-Nya pun diundi orang. Di dekat Yesus disalibkan, terdapat Maria, IbuNya dan Yohanes, murid kesayanganNya. Yesus pun berkata “Ibu, itulah PuteraMu. Itulah Ibumu”. Tiba-tiba langit menjadi ge-lap, angin bertiup sangat kencang, dan terdengar suara petir. Orang Banyak yang merupakan Ahli Taurat dan Kaum Farisi pun merasa takut akan hal tersebut dan mereka pun pergi ketakutan. Yesus pun berkata “Aku Haus”. Seorang prajurit memberikan air cuka untuk Yesus. Kemudian Yesus berseru dengan suara nyaring “Eloi..Eloi..Lama Sabhaktani”. Dan setelah itupun Yesus berseru “Ya Bapa…ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” , “Selesailah sudah…” Yesus pun wafat. Para murid mendapatkan izin untuk menurunkan jenazah Yesus, membubuhiNya dengan wewangian dan menutupNya dengan kain kafan. Kemudian Yesus pun dikuburkan di sebuah makan baru yang belum pernah dipakai. Drama Jalan Salib selesai pada pukul 10.00 ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Frater Hardono dan lagu penutup yang dibawakan oleh Koor Lauda Sion. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus, karena kami dapat menampilkan yang terbaik bagi paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari sebagai salah satu bentuk partisipasi kami dalam kehidupan menggereja di paroki kami. Kelancaran drama tersebut dapat tercapai atas bantuan baik secara moril maupun materil yang kami terima dari berbagai pihak. Khususnya kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pastor Ridwan Amo, Romo Garbito, Frater Joko, Frater Hardono, Ibu Marlina Puniman, Kak Floren, Kak Yayuk, Tante Yuli, para tim artistik, tim make up, tim sound system, tim dekorasi, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, serta secara umum kepada seluruh umat di paroki Sukasari ini. Dan proficiat kepada Youth of saint francis yang telah berpartisipasi secara total dalam kegiatan drama ini…

Yunita K.
-OMK St. Fransiskus Asisi Sukasari-

Paskahan Bina Iman Anak Sukasari

Ada kalung berwarna merah, kuning, biru, hijau dan hitam yang dibagikan dipintu masuk…wah berwarna – warni ya….kalau ada kalung seperti itu berarti ada acara bina iman anak nich….acara apa ya? ……. Ternyata ada Misa paskah Bina Iman Anak paroki St. Fransiskus Assisi lho…. Acara ini berlangsung pada hari Minggu, 4 April 2010 yang lalu. Banyak sekali anak – anak bina iman yang hadir. Petugasnya juga berasal dari teman – teman seusia lho, seperti Koor dari SD Mardi Yuana, persembahan dari BIA Surken, doa umat dari BIA Bondongan, lektor dari BIA Sukasari, dan tarian dari TK Mardi Yuana. Misa ini dipersembahkan oleh Pastor Ridwan Amo, Pr. Setelah Misa, kalung yang diawal pintu masuk tadi dibagikan dituker dengan bingkisan paskah….ayo…ayo jangan rebutan, kebagian semua kok…..Met Paskah ya…. (M. Erl)

Rekoleksi Pengurus Wilayah Bondongan


Saat teman-teman beragama Hindu menyepi, kami pun memutuskan untuk mengadakan rekoleksi pengurus wilayah di tempat yang jauh dari keramaian kota. Sebuah villa milik keluarga Bpk. Pinem di Loji, Cijeruk menjadi pilihan kami. Suasana tenang, udara yang sejuk, pemandangan yang elok sungguh memberi nuansa penuh kesegaran bagi rekoleksi kali ini.
Rekoleksi dibuka dengan doa pembukaan dan pengantar dari ketua wilayah yang langsung dilanjutkan dengan wejangan dari Pastor Wilayah, RD JM Ridwan Amo. Sungguh menarik, kami semua ditanya apakah kami sudah mengenal Yesus Kristus? Tentu jawaban langsung tegas …. Sudaaaaahhhhhh!!! Siapa lagi yang kita ikuti selama ini jika bukan Yesus Kristus? Tetapi begitu Pastor Ridwan membuka presentasi dengan “Siapa Yesus Sebenarnya”. Dalam tayangan tersebut kami diajak merenungkan bahwa kehadiran Yesus ke dunia itu adalah pemenuhan janji Allah yang mengasihi kita semua seperti yang sudah dinubuatkan oleh para nabi berabad-abad sebelumnya. Jadi kelahiran, kehidupan, sengsara dan kebangkitan Kristus itu sudah dinubuatkan para nabi sebelumnya dan menjadi nyata dalam kehadiran Yesus di dunia ini.
Setelah itu kami diajak untuk merenungkan mengenai petunjuk hidup bahagia. Bagaimana kita belajar dari seekor keong. Keong yang dikenal lambat berjalan, mengajak kita untuk lebih menghayati hidup yang kita lalui. Selama ini kita cenderung bergerak cepat dan tidak menyadari dengan sungguh apa yang terjadi di sekitar kita, bahkan di dalam diri kita sendiri. Ketika kita harus belajar berjalan di belakang seekor keong, kita memiliki kesempatan untuk mengamati, menghayati dan mensyukuri perjalanan hidup kita ini. Kemudian bagaimana sikap yang sebaiknya kita tunjukkan kepada orang-orang yang kita kasihi, pernah kita cintai, kita benci, mengkhianati kita, meninggalkan kita, yang pernah salah paham dengan kita; semua sikap yang diharapkan agar kita hidup bahagia adalah sikap penuh kasih, karena apapun yang dilakukan orang lain terhadap kita, baik menyenangkan maupun tidak , sebenarnya membawa rahmatNya karena kita diberi kesempatan untuk mengalami berbagai tempaan hidup.
Kemudian kami diajak untuk merenungkan apa yang sudah diberikan sambil menikmati snack yang sudah disediakan oleh panitia. Berkat kecekatan Bude Tatmo, bu Vonny, bu Rita dan kawan-kawan, pisang goreng, tempe mendoan menjadi penghangat di sejuknya suasana saat itu. Demikian juga teh hangat tersedia walaupun pesanan kopi panas juga mengalir.
Acara dilanjutkan dengan pengenalan diri melalui kuis berjudul “Siapakah Aku?” yang dibawakan oleh Ibu Ratih. Kami diajak mengenal potensi yang ada di dalam diri kami melalui pendekatan MBTI sehingga melihat apa saja kelebihan dan kelemahan/kekurangan diri kami masing-masing. Tidak ada yang salah dengan hasil yang diperoleh setiap pribadi, karena pada dasarnya setiap pribadi adalah unik dan kita punya kesempatan untuk menggunakan kekuatan/kelebihan kita dan menerima serta memperbaiki kelemahan/kekurangan kita. Setelah itu langsung dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Peran Ketua Rukun/ Lingkungan dalam Komunitas Basis (KomBas) sesuai dengan tema yang dipilih yakni “Memberdayakan Komunitas”, yang harus dimulai dari memberdayakan para pengurus Rukun/ Lingkungan dan Wilayah.
Acara dibawakan oleh Silvester Surya Tjandra Ketua Wilayah WilBond, melalui pendekatan TOWS (Threat, Oppurtunity, Weakness, Strengh) mencoba membangkitkan semangat para Ketua Rukun/ Lingkungan dalam menyapa/ memberdayakan umat/ komunitas. Kita memang menyadari bahwa ini bukanlah pekerjaan mudah, namun dengan menyortir segala tantangan/ ancaman yang ada disekeliling kita juga melihat peluang yang ada serta menyadari akan kekurangan/ kelemahan kita dengan segenap kekuatan yang kita miliki, maka kita sebagai abdi dan pelayan Tuhan yang berkarya ditengah-tengah umat/ komunitas yang unik tersebut, dalam masa Prapaskah dan menyambut Pekan Suci ini akan mampu memberdayakan diri sendiri dan komunitas disekeliling kita khususnya Komunitas Basis umat Wilayah St. Maria Fatima Bondongan

(swara WilBond)

BELAJAR DARI KETELADANAN BUNDA MARIA

Hal yang sangat istimewa dan unik adalah karena Allah menciptakan perempuan untuk mengandung dan melahirkan. Dari rahim ibu terlahirlah manusia,terlahirlah kita semua.
Kasih dan pengorbanan seorang ibu dari sejak mengandung, sakit melahirkan, merawat, mendidik, membesarkan, mendampingi, sampai anak beranjak dewasa bahkan menjadi tua (dan menjadi orang sukses?!) tentu bukanlah hal yang dapat dikatakan mudah, gampang dan sepele. Ibu yang sangat mengasihi anak-anaknya pastilah juga tidak pernah mengharap balasan apapun dari anak-anaknya. Melihat anak-anak tumbuh sehat ceria dan berahlak baik saja sudah merupakan suatu kebahagiaan bagi ibu.  Membimbing anak-anak, menjadi pendidik utama dan pertama, yang berharap selalu bisa memberikan segala yang terbaik bagi anak-anaknya sepertinya sudah menjadi kewajiban ibu yang tidak bisa ditawar lagi.
Tapi bagaimana menjadi seorang ibu yang baik? yang mendapat tempat di hati anak-anak?(dan juga suami). Tak dapat dipungkiri tentu sangat melelahkan menjadi ibu,terlebih bila anak-anak kadang berulah,membuat ibu menjadi hilang sabar, marah,kecewa…Tapi sesungguhnya Tuhan punya jalan keluar bagi kaum ibu untuk menghadapi dan mengatasi segala permasalahan hidup, juga kegetiran yang dirasakan. Baiklah setiap perempuan mencontohi teladan hidup Maria. Bila ingin sukses sebagai wanita, ibu dan perempuan, jadikanlah Maria sebagai model keibuan kita. Maria bukan Tuhan, bukan pula Penebus. Dia manusia biasa sama seperti kita yang lain, malah disebut sebagai wanita desa yang sangat sederhana, berasal dari Nazareth. Ia bukan dari kalangan cerdik pandai, tidak bergelar sarjana, bukan keturunan bangsawan, bukan aktivis dari gerakan ini itu dan tidak pernah ikut seminar ini itu. Karenanya setiap anggota Gereja Katolik tidak akan pernah menyembah Maria. Yang disembah hanyalah Tuhan. Maria di dalam hidupnya tidak pernah menyamakan dirinya dengan Tuhan atau ingin menyamai Tuhan atau ingin menyaingi Yesus. Maria sama seperti kita menyembah Allah yang satu dan sama.
Maria mendapat tempat dihati orang Katolik setelah Yesus karena :
1.        Maria satu-satunya perempuan di seluruh alam yang mendapat Salam dari Allah sendiri : Salam hai engkau yang dikaruniai (Luk 1 : 28b).
2.        Allah sendiri melalui malaikat memuji Maria : perempuan yang dikaruniai…”.
3.        Allah mencintainya, menaruh hormat kepadanya, maka Allah senantiasa menyertainya.. Tuhan menyertaimu” (Luk 1 : 28c).
4.        Maria, seorang yang diberkati, terpilih. Diberkati karena apa? Karena buah rahimnya, Yesus. Ia terpilih sebagai ibu Juruselamat pasti bukan karena kejahatan tapi karena kebaikan, kesucian dan kesalehannya. Dia perempuan terbaik di bumi ini yang mampu mengemban tugas istimewa dari Allah (Luk 1 : 42). Seperti Maria, hendaklah setiap perempuan setia dan tekun menjaga kesucian diri.
5.        Maria sebagai seorang ibu : Dia seorang perempuan tetapi sekaligus sebagai seorang ibu. Bukan ibu seorang manusia biasa tetapi ibu dari seorang Juruselamat, Yesus. Rahimnya dipercayakan Allah sebagai tempat Yesus, Putera Allah, turun ke bumi. Di mata  Allah Maria memenuhi kriteria sebagai perempuan terpantas untuk menjadi ibu Tuhan. Allah percaya perempuan yang bernama Maria pasti bisa memelihara, menjaga, mendampingi, mencintai dan menyayangi Putera-Nya. Maka tepat sekali kalau para perempuan dan para ibu berguru kepada dia.
6.        Maria adalah seorang isteri. Dia berpengalaman menjadi isteri, tau maunya suami. Dia mencintai suaminya Yusuf dengan sungguh-sungguh. Mereka berdua berjalan seirama dan sepaham di dalam membesarkan anak mereka Yesus.
7.        Yesus sangat menghormati, percaya dan mendengarkan Maria. Para Rasul pun demikian. Selayaknya kita juga menghormati Maria seperti Yesus dan para Rasul. Tidak mungkin Yesus mempercayakan Gereja (yang diwakili Yohanes) saat-saat ia menghembuskan nafasnya di kayu salib, “Itu ibumu, itu anakmu” jika Maria bukan sebagai seorang yang baik. Kata-kata Yesus itu adalah wasiat yang mestinya diingat dan dipegang terus oleh para Rasul dan semua orang yang percaya kepada Yesus. Pada umumnya orang tidak berani melanggar pesan wasiat karena mempunyai daya ikat, di pandang sah dan sangat penting (bdk. Yoh 2 : 1-11; 19 : 26-27).
Alkitab menunjukkan Maria sebagai tokoh yang tenang, perenung, seorang ibu dan wanita yang selalu hadir pada saat-saat menentukan dalam hidup Yesus dan para rasul. Ia pasrah ketika Malaikat Gabriel menyampaikan keputusan Allah yang memilihnya menjadi ibu Tuhan. Ia hadir ketika Elizabeth saudaranya hamil di masa tuanya dan menjadi olok-olok orang sekitar. Ia terdiam ketika Yesus menjawab ketus ”mengapa kamu mencari Aku”. Mendampingi Yesus dengan penuh silensium selama tiga puluh tahun di Nazareth. Ia pun hadir di sepanjang jalan salib dan di puncak Golgota ketika Yesus anaknya sekarat, dan ia pun mendampingi para rasul yang ketakutan di Yerusalem dalam novena 9 hari sampai Roh Kudus datang dan mengubah para rasul menjadi pemberani.
Dalam dunia modern saat ini, peran wanita berubah. Tapi sebagai seorang ibu, kendati mempunyai karir profesional, ia tetap harus hadir dalam hidup keluarganya. Kita semua tahu dan menyadari bahwa kehadiran ibu sangat berarti dalam hidup kita. Maka hadirkan Bunda Maria dalam keluargamu. Biarlah Bunda Maria menjadi sumber inspirasi untuk menata hidup kita. Mohon penyertaannya. Berdoa bersama, agar Bunda Maria membawa seluruh keluarga ke dalam keheningan rahim keibuannya, mencintai kita dan memberi gizi rohani yang diberikannya kepada Yesus dan Yusuf dalam ketenangan hidup Nazareth.
Menjadi ibu melelahkan tapi juga membahagiakan bila kita mau mengikuti jalan keluar yang Tuhan berikan melalui teladan bunda Maria untuk menjadi ibu yang baik, menjaga kesucian diri, penuh kasih, penuh kesabaran, ketenangan, dan selalu berserah pada penyelenggaraan Allah.Mulai dari sekarang bersama keluarga bersyukur atas rahmat Tuhan yang telah dicurahkan untuk keluarga kita, berdoa…tertawa…makan…minum…suka…duka…bahkan menangis bersama. Tuhan memberkati.

Eestee

Yang Ringan-Ringan

 
BEKKER

Bangun pagi bukanlah hal mudah bagi anak-anak seminari. Setiap pagi kebanyakan anak harus selalu dibangunkan. Sebab jika tidak, mereka akan tidur terus, tidak bangun-bangun. Apalagi masih gelap dan dingin, enak untuk melanjutkan tidur.

Bekker besar di taruh di ruang tidur. Pagi hari akan berbunyi keras untuk membangunkan anak-anak. Kebanyakan anak akan terbangun mendengar suara bekker tersebut. Namun ada juga yang tidur lagi, karena itu perlu dibangunkan.

Baru-baru saya di seminari, tidur bareng dengan anak seminari. Mulanya aman-aman saja. Beberapa hari kemudian bekkernya hilang. Wah repot.. Keesokan harinya saya membeli bekker yang lebih besar untuk menggantikan yang hilang. Tak tau kemana, anak-anak sudah ditanya, semua menjawab tidak melihat.

Rupanya bekker yang baru saya beli juga tidak bertahan lama. Hilang lagi.. dan tak tahu kemana. Beberapa hari kemudian saya mendapatkan potongan besi dan saya berpikir pasti besi ini berguna untuk membangunkan anak.

Pagi-pagi betul, saatnya bangun pagi, saya keliling sambil membawa besi dan membangunkan anak-anak dengan memukulkan besi ke tempat tidur mereka yang belum bangun. Mereka kaget dan langsung loncat. Karena suaranya keras, besi beradu dengan besi. Waktu itu tempat tidurnya ranjang susun dan terbuat dari besi.

Beberapa hari kemudian bekker-bekker bermunculan dengan sendirinya. Mereka lebih takut mendengar suara besi daripada suara bekker. Maksudnya mau ngerjain staf baru, tahunya kena batunya haha..


Bogor, 12 Maret 2010

Diambil dari
DIBALIK TEMBOK SEMINARI
JM RIDWAN AMO

Terminal Puisi

 
Kain Berwajah 

Saya Veronika
Wanita Yerusalem
Tak takut prajurit Romawi
Tak takut tombak dan cemeti
Tak takut dianggap sok kendel
Hanya bisa berpikir bagaimana bisa lakukan sesuatu
Untuk si terpidana mati, anak si tukang kayu
Terik srengenge menyilet jalanan
Peluh membludak raga yang mulai kelelahan
Saya Veronika
Berjalan terhimpit dari Gubernuran Pilatus
Yang telah kalah massa saat orang-orang berteriak, “Salibkan si penghujat!”
Mengikuti setiap tetes darah anak domba terbelenggu
Darah membulir dari luka di tanah berbatu berdebu
Setiap kibasan jubah ungu menangkapku
Setiap lecutan menampar nuraniku
Setiap erangan memanggil-manggilku, “Veronikaaaahh!”
Gesekan salib kayu dan tanah berbatu
Lagi-lagi menyilet luka-Nya
Saya Veronika
“Sungguh orang ini tak bersalah jua.”
Tertangkap oleh Kristus itu
Menahan tangis karena harus berpikir
Meringankan jalan salib-Nya
Kain ini tak suci lagi
Mengelap luka orang itu
“Tapi, ah. Biarlah suci di wajah orang benar itu.”
Saya Veronika
“Berhenti wanita tak berguna! Menyingkirlah dari penghujat Allah ini menurut hukum Yahudi!”
Terus merangsek memotong iring-iringan
Di antara lecutan cemeti bergigi
Di antara dentumam tombak mencabik tanah
Melihat orang suci itu jatuh di bawah kayu berat
Tak tampan lagi seperti dulu
Saya Veronika
Tak mau menangisi dan meratapinya
Tetapi menangisi diri sendiri, pintanya
“Rabuni!” Biarkan aku mengusap wajah-Mu.”
Yahwe, Dia menatapku
Mahkota duri keji menancap di kepala
Rambut perak gimbal oleh darah dan debu
Mata lebam tak terbuka benar
Bulu-bulu wajahnya runtuh oleh luka kebiadaban
Mata itu menatapku layu. Tanpa suara.
Saya Veronika
Mendengar Ia mengoroh desah, “Ooohhh!”
Yang ragu apa kain ini mengurangi derita-Nya
Yang sampai saat ini tak jua mengerti
Mengapa Ia menempelkan wajahnya di kain tak suci ini.
Saya Veronika
Wanita Yerusalem
Wanita biasa
Memigura wajah tak bersalah itu
Memajangnya di bilik hatiku dan hatimu
Agar kita terus mendengar Ia mengoroh desah, “Ooohhh!”
Karena kita selalu menyalibkan orang suci ini
Saya Veronika
“Ooohhh! Rabuni….”

Bogor, Maret 2010, Y. Mintarjo

INFO PAROKI

Baptis Dewasa:
27/03/2010 : Vincentius Tommy Indragunawan (Gg. Aut No. 14)
03/04/2010 : Antonius Fransiskus Charlie (Jln. Roda Gg. Padajaya II No. 33)
Bernardine Metta Touffanna (Kp. Raweuy RT 4/RW 1 Ds. Sukasirna)
Bonaventura Bayu Reksa (Babakan Perumnas RT 10/6 Br. Siang)
Francicka Marcelina (Jln. Layung II No. 22/Gg. Mawar II No. 22)
Leonardo Duddy Saputra Setiawan (Jln. Otista Gg. Kebon Kelapa RT 2/1)
Maria Franciska Ria Maulina (Jln. Roda Gg. Padajaya II No. 33)
Maria Mimi Liana (Jln. Intan Pakuan VI No. 5)
Stefanus Handri (Jln. Batutulis Gg. Balekambang 18)
Theresia Rita Susana (Tmn. Pajajaran Blok A3 No. 32)
Alexandra Yurike Fallencia (Jln. Bayangkara Raya No. 42)
Aurelia Sharleen Liebrata (Danau Bogor Raya B4 No. 6)
Cecilia Neneng Shienny (Gg. Aut No. 14)
Elizabeth Tatiana Tjipto (Jln. Vila Intan Pakuan 3/16)
Gabriela Tesalonika Tjipto (Jln. Vila Intan Pakuan 3/16)
Kresensia Virian (Gg. Angbun Lebak Pasar No. 17)
Laurensia Santi Leviani (Jln. Kertarajasa No. 10 VIP)
Leonardus Ferdian Trey Lamtoro (Jln. Tmn. Cimanggu Blok P7/15)
Severus Kara Gus Lantera (Jln. Sadewa Raya No. 9 Indraprasta)
Thomas Valentino Andre Iskandar (Sukamulya No. 12 RT 4 RW 3)
Vinsensia Sinta Leviana (Jln. Kertarajasa No. 10 VIP)
Alexius Oktavian Dwi Nugroho (Jln. Siliwangi No. 54 Sukasari)
Angelina Evelin Marbellina (Jln. Sinangling No. 6 Villa Duta)
Caecilia Ronesha Trixie (Perum BSI Blok A4/5)
Gregorius Jersey Yeremia Yosuardi (Cipaku Skip Blk A4 Cipaku)
Helena Lanny Fatmawati (Jln. Roda Gg. Mesin)
Mikael Hendra Wijaya (Kebon Pala RT 3/X No. 17)
Rafael Daradjat Bahuraksa (Kutajaya 26 RT 1/XI Bogor)
Yohanes Edy Can (Jln. Sukamulya 52)
Pemberkatan Perkawinan:
11/04/2010 : Michael Ade Setiawan Turana (Ciomas) dengan Regina Ratty Megawati (Jakarta)

Berita Duka:
16/03/2010 : Maria Cornelia Nelly (77 thn) dari Jln. Sedap Malam, Pakuan – St. Antonius.
Dikremasi pada tgl. 18/03/2010 di Cilincing.
19/03/2010 : Eduardus Hayadi Natasamudra (83 thn) dari Tmn. Pajajaran B5/13 – St. Thomas Aquino.
Dimakamkan pada tgl. 21/03/2010 di Nanggewer.
28/03/2010 : R.Y.A. Supanitro (69 thn) dari Komp. Kehutanan Bondongan Selatan – St.
Maria Fatima. Dimakamkan pada tgl. 29/03/2010.
05/04/2010 : Maria Oen Ser Nio (75 thn) dari Layung Sari II Gg. Melati II – St. Maria Fatima.
Dimakamkan di Pondok Rangun, Cibubur.
11/04/2010 : Vincentius Suwardi Sugiman (51 thn) dari Lebak Pasar No. 53 – St. Agustinus.
Dimakamkan pada tgl. 12/04/2010 di Cipaku Lama.

Daftar Petugas Hari Kenaikan Yesus Kristus

Kalender Liturgi Juni 2010

Ujud Umum : Semoga lembaga-lembaga nasional maupun trans-nasional berusaha keras agar hormat kepada hidup manusia sejak
pembuahan sampai kematiannya yang alami mendapatkan jaminan.
Ujud Misi : Semoga gereja-gereja di Asia bisa mengkomunikasikan Kabar Baik dengan sebaik-baiknya serta menjadi saksi gembira akan
Kristus yang mereka imani.
Ujud Gereja Indonesia : Semoga Hati Kudus Yesus membuat para imam semakin berhati suci, khususnya dalam semangat pemberian
diri yang tuntas, penuh cinta kasih.

Selasa, 1 Juni 2010 : Pw S. Yustinus 2Ptr. 3:12-15a,17-18; Mrk. 12:13-17
Rabu, 2 Juni 2010 : 2Tim. 1:1-3,6-12; Mrk. 12:18-27
Kamis, 3 Juni 2010 : Pw S. Karolus Lwanga 2Tim. 2:8-15; Mrk. 12:28b-34
Jumat, 4 Juni 2010 : 2Tim. 3:10-17; Mrk. 12:35-37
Sabtu, 5 Juni 2010 : Pw S. Bonifasius 2Tim. 4:1-8; Mrk. 12:38-44
Minggu, 6 Juni 2010 : HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS Kej. 14:18-20; 1Kor. 11:23-26; Luk. 9:11b-17
Senin, 7 Juni 2010 : 1Raj. 17:1-6; Mat. 5:1-12
Selasa, 8 Juni 2010 : 1Raj. 17:7-16; Mat. 5:13-16
Rabu, 9 Juni 2010 : 1Raj. 18:20-39; Mat. 5:17-19
Kamis, 10 Juni 2010 : 1Raj. 18:41-46; Mat. 5:20-26
Jumat, 11 Juni 2010 : HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS Yeh. 34:11-16; Rm. 5:5b-11; Luk. 15:3-7
Sabtu, 12 Juni 2010 : Pw. Hati Tersuci SP Maria 1Raj. 19:19-21; Mat. 5:33-37
Minggu,13 Juni 2010 : 2Sam. 12:7-10,13; Gal. 2:16,19-21; Luk. 7:36 - 8:3
Senin, 14 Juni 2010 : 1Raj. 21:1-16; Mat. 5:38-42
Selasa, 15 Juni 2010 : 1Raj.21:17-29; Mat.5:43-48
Rabu, 16 Juni 2010 : 2Raj. 2:1,6-14; Mat. 6:1-6,16-18
Kamis, 17 Juni 2010 : Sir. 48:1-14; Mat.6:7-15
Jumat, 18 Juni 2010 : 2Raj. 11:1-4,9-18,20; Mat. 6:19-23
Sabtu, 19 Juni 2010 : 2Taw. 24:17-25; Mat. 6:24-34
Minggu, 20 Juni 2010 : Za. 12:10-11; 13:1; Gal. 3:26-29; Luk. 9:18-24
Senin, 21 Juni 2010 : Pw S. Aloisius Gonzaga 2Raj. 17:5-8,13-15a,18; Mat. 7:1-5
Selasa, 22 Juni 2010 : 2Raj. 19:96-11,14-21,31-35a,36; Mat. 7:6,12-14
Rabu, 23 Juni 2010 : 2Raj. 22:8-13; 23:1-3; Mat. 7:15-20
Kamis, 24 Juni 2010 : HARI RAYA KELAHIRAN S. YOHANES PEMBAPTIS Yes. 49:1-6; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80
Jumat, 25 Juni 2010 : 2Raj. 25:1-12; Mat.8:1-4.
Sabtu, 26 Juni 2010 : Rat. 2:2,10-14,18-19; Mat. 8:5-17
Minggu, 27 Juni 2010 : 1Raj. 19:16b,1921; Gal. 5:1,13-18; Luk. 9:51-62
Senin, 28 Juni 2010 : Pw S. Ireneus Am. 2:6-10,13-16; Mat. 8:18-22
Selasa, 29 Juni 2010 : HARI RAYA S. PETRUS dan S. PAULUS Kis. 12:1-11; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19
Rabu, 30 Juni 2010 : Am. 5:14-15,21-24; Mat 8:28-34