Kain Berwajah
Saya Veronika
Wanita Yerusalem
Tak takut prajurit Romawi
Tak takut tombak dan cemeti
Tak takut dianggap sok kendel
Hanya bisa berpikir bagaimana bisa lakukan sesuatu
Untuk si terpidana mati, anak si tukang kayu
Terik srengenge menyilet jalanan
Peluh membludak raga yang mulai kelelahan
Saya Veronika
Berjalan terhimpit dari Gubernuran Pilatus
Yang telah kalah massa saat orang-orang berteriak, “Salibkan si penghujat!”
Mengikuti setiap tetes darah anak domba terbelenggu
Darah membulir dari luka di tanah berbatu berdebu
Setiap kibasan jubah ungu menangkapku
Setiap lecutan menampar nuraniku
Setiap erangan memanggil-manggilku, “Veronikaaaahh!”
Gesekan salib kayu dan tanah berbatu
Lagi-lagi menyilet luka-Nya
Saya Veronika
“Sungguh orang ini tak bersalah jua.”
Tertangkap oleh Kristus itu
Menahan tangis karena harus berpikir
Meringankan jalan salib-Nya
Kain ini tak suci lagi
Mengelap luka orang itu
“Tapi, ah. Biarlah suci di wajah orang benar itu.”
Saya Veronika
“Berhenti wanita tak berguna! Menyingkirlah dari penghujat Allah ini menurut hukum Yahudi!”
Terus merangsek memotong iring-iringan
Di antara lecutan cemeti bergigi
Di antara dentumam tombak mencabik tanah
Melihat orang suci itu jatuh di bawah kayu berat
Tak tampan lagi seperti dulu
Saya Veronika
Tak mau menangisi dan meratapinya
Tetapi menangisi diri sendiri, pintanya
“Rabuni!” Biarkan aku mengusap wajah-Mu.”
Yahwe, Dia menatapku
Mahkota duri keji menancap di kepala
Rambut perak gimbal oleh darah dan debu
Mata lebam tak terbuka benar
Bulu-bulu wajahnya runtuh oleh luka kebiadaban
Mata itu menatapku layu. Tanpa suara.
Saya Veronika
Mendengar Ia mengoroh desah, “Ooohhh!”
Yang ragu apa kain ini mengurangi derita-Nya
Yang sampai saat ini tak jua mengerti
Mengapa Ia menempelkan wajahnya di kain tak suci ini.
Saya Veronika
Wanita Yerusalem
Wanita biasa
Memigura wajah tak bersalah itu
Memajangnya di bilik hatiku dan hatimu
Agar kita terus mendengar Ia mengoroh desah, “Ooohhh!”
Karena kita selalu menyalibkan orang suci ini
Saya Veronika
“Ooohhh! Rabuni….”
Wanita Yerusalem
Tak takut prajurit Romawi
Tak takut tombak dan cemeti
Tak takut dianggap sok kendel
Hanya bisa berpikir bagaimana bisa lakukan sesuatu
Untuk si terpidana mati, anak si tukang kayu
Terik srengenge menyilet jalanan
Peluh membludak raga yang mulai kelelahan
Saya Veronika
Berjalan terhimpit dari Gubernuran Pilatus
Yang telah kalah massa saat orang-orang berteriak, “Salibkan si penghujat!”
Mengikuti setiap tetes darah anak domba terbelenggu
Darah membulir dari luka di tanah berbatu berdebu
Setiap kibasan jubah ungu menangkapku
Setiap lecutan menampar nuraniku
Setiap erangan memanggil-manggilku, “Veronikaaaahh!”
Gesekan salib kayu dan tanah berbatu
Lagi-lagi menyilet luka-Nya
Saya Veronika
“Sungguh orang ini tak bersalah jua.”
Tertangkap oleh Kristus itu
Menahan tangis karena harus berpikir
Meringankan jalan salib-Nya
Kain ini tak suci lagi
Mengelap luka orang itu
“Tapi, ah. Biarlah suci di wajah orang benar itu.”
Saya Veronika
“Berhenti wanita tak berguna! Menyingkirlah dari penghujat Allah ini menurut hukum Yahudi!”
Terus merangsek memotong iring-iringan
Di antara lecutan cemeti bergigi
Di antara dentumam tombak mencabik tanah
Melihat orang suci itu jatuh di bawah kayu berat
Tak tampan lagi seperti dulu
Saya Veronika
Tak mau menangisi dan meratapinya
Tetapi menangisi diri sendiri, pintanya
“Rabuni!” Biarkan aku mengusap wajah-Mu.”
Yahwe, Dia menatapku
Mahkota duri keji menancap di kepala
Rambut perak gimbal oleh darah dan debu
Mata lebam tak terbuka benar
Bulu-bulu wajahnya runtuh oleh luka kebiadaban
Mata itu menatapku layu. Tanpa suara.
Saya Veronika
Mendengar Ia mengoroh desah, “Ooohhh!”
Yang ragu apa kain ini mengurangi derita-Nya
Yang sampai saat ini tak jua mengerti
Mengapa Ia menempelkan wajahnya di kain tak suci ini.
Saya Veronika
Wanita Yerusalem
Wanita biasa
Memigura wajah tak bersalah itu
Memajangnya di bilik hatiku dan hatimu
Agar kita terus mendengar Ia mengoroh desah, “Ooohhh!”
Karena kita selalu menyalibkan orang suci ini
Saya Veronika
“Ooohhh! Rabuni….”
Bogor, Maret 2010, Y. Mintarjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^