Sabtu, 01 Mei 2010

JALAN – KU

Hidup merupakan perjuangan mengapai segala cita-cita dan kehendak untuk menjadi manusia yang bermartabat. Berlandaskan pada nilai dan norma universal yang hendaknya diimplementasikan dalam praktik hidup menuju kebahagiaan, kedamaian, kerukunan, saling mengasihi, kepedulian dan kebersamaan langkah bersama perjuangan Kristus yang telah menyatu dengan kesempurnaan Illahi.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik ( MZM 1 : 1 ) dan bahkan menurut kehendak pribadi dengan membanggakan bahwa yang dilakukan adalah yang dianggap terbaik tanpa mempedulikan terhadap kondisi lingkungan. Kita sering melakukan sesuatau atas dasar kepentingan pribadi dan demi kesenangan dan keuntungan pribadi tanpa menyadari yang telah dilakukan.
Pada umumnya kita merancang pola tindakan dan tingkah laku sesuai penilaian intern dengan berpedoman pada nilai - nilai individual. Yang formatnya diatur oleh kepentingan dan kehendak mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan kehormatan walaupun bertentangan dengan norma dan aturan. Lihatlah si gendut pendek sang pemungut cukai Zakeus yang di pandang oleh segenap masyarakat sebagai orang yang berdosa. Apa yang dilakukan dalam menarik pajak merupakan bentuk format langkah yang harus dilaksanakan sesuai rancangan manusia. Tetapi perjalanan Yesus telah membelokan kebiasaan dan dosa-dosa Zakeus ketika akan melihatNya dengan memanjat pohon agar dapat melongok kesempurnaan dalam langkah-langkah kasih dan kebenaran Yesus. Akhirnya Zakeus mengikuti jalan Yesus dengan mengembalikan berlipat kepada orang yang telah ia pungut.
Praktik hidup keseharian kita selalu mendasarkan pada ukuran sekulerisme, segala sesuatu dipandang dari kesenangan, kepentingan dan kehendak pribadi. Kadang keterlibatan dalam menggereja bukan berdasar pada ketulusan hidup menggereja tetapi lebih pada hal-hal duniawi. Ketika nilai duniawi menjadi tolok ukur maka sewaktu mendapat teguran atau arahan dari para gembala yang tidak sesuai dengan kehendak pribadinya kemudian menjauh bahkan memandang sinis dan negative. Kemudian menjelek-jelekan dan tragisnya menggadaikan imannya dan lari meninggalkan janji menjadi anak Tuhan. Itu jalan manusia, logika pemikiran manusia yang berbanding terbalik dengan logika dan pemikiran Tuhan.
Seorang kepala keluarga merancang hidup yang penuh suka cita, damai sejahtera, iman yang kuat, bahagia. Bahagia kadang diartikan yang dapat menyenangkan kehendak dirinya. Keterlibatan dalam gereja menjadi alat yang ampuh untuk mengembangkan penyakit-penyakit keluarga yaitu perselingkuhan , memiliki PIL atau WIL. Itulah jalan manusia yang dilakukan untuk menunjukan kekerdilan iman. Yang ujungnya keberantakan hidup keluarga. Tuhan telah memberi jalan tetapi kita tidak mau melewati maka marilah bersama menuju jalan Tuhan yaitu takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan ( AMZ 1:7 ). Kita akan mengerti kebenaran, keadilan, kejujuran bahkan setiap jalan yang baik. Kita akan selalu menemukan ketika membuka relasi positif terhadap anggota keluarga yang dicerahi oleh terang roh Illahi.
Dalam suatu unit kerja sering terjadi apa yang disebut pindah atau dipindah. Oleh mereka yang memiliki kekuasaan atau yang dekat dengan kekuasaan sebagai bentuk hukuman dan ketidaksenangan. Bagi yang dipindah tanpa ada kejelasan alasan merupakan suatu hukuman yang tentu menyakitkan. Bagi yang mengusulkan pindah merupakan kebahagiaan tersendiri. Ini adalah rancangan manusia yang menurutnya adalah terbaik bagi dirinya. Bahkan manusia tua renta pun mampu merancang menjadikan seseorang sebagai pencuri, pembobol berdasarkan petunjuk sang dukun. Dimata tertuduh sangat menyakitkan bahkan me-nyulut konflik harga diri yang dapat di bela dengan segala cara bahkan mengorbankan kehidupannya. Bagi si penuduh merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri apalagi mendapat restu sang atasan. Ini adalah rancangan manusia. Tuhan berkehendak berbeda, memberi tempat untuk menempa kesabaran, keiklasan, cinta kasih, kedewasaan iman, social dan intelektual, bahkan kedewasaan keterlibatan dalam hidup menggereja, sehingga menjadi pembawa-pembawa kabar berita baik bahkan militan dalam menggereja. Kita menyadari bahwa rancanganmu bukanlah rancanganKu, rencanamu bukanlah rencanaKU. Dibalik segala pertistiwa kehidupan yang menyakitkan kita, terdapat nilai kesempurnaan Ilahi yang dapat dipahami dengan melakukan refleksi dan meditasi.
Saudaraku kekasih dalam Kristus, Kristus menunggu kita, curahan hati dan pengorbanan kita, keterlibatan menggereja melalui doa lingkungan, renungan lingkungan, karena jalan Tuhan adalah keterlibatan dan kesediaan melakukan perbuatan-perbuatan yang dikehendaki Tuhan bukan perbuatan kehendak manusia. Iktulah Aku dan jangan membawa uang, pakaian cukup satu dan jangan bersepatu, ikutlah dengan kesederhanaan dan ketulusan.
 
Antonius Sarjono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^