Sabtu, 01 Mei 2010

Rencana Tuhan Baik Apa Adanya

 
Setiap manusia yang masih berziarah di dunia, akan mengalami liku-liku jalan kehidupan yang berbeda-beda. Ada saatnya bahagia, ada saatnya menderita. Ada saat suka, ada saat duka. Ada saat tertawa, ada saat menangis.
Biasanya, di saat orang mengalami kebahagiaan, gembira, suka dan riang, akan merasa bangga, berharga, juga penuh syukur. Namun ada juga yang lupa diri karena merasa semuanya diraih atas jerih payah dan kemampuannya.
Disaat orang mengalami penderitaan, duka, kesedihan dan nestapa, orang akan merasa terpuruk, sakit, pilu, penuh penyesalan, namun juga ada yang masih mampu mensyukurinya.
Dalam perjalanan iman seseorang, tentu juga ada liku-liku atau dinamikanya. Jatuh bangun dalam per-jalanan iman seseorang itu adalah kenyataan yang sering kita alami. Ada saatnya orang begitu taat/saleh dan takwa, ada saatnya terlena sehingga menjadi malas dan menjauh dari Tuhan.
Kadangkala kita sukar untuk mendengar suara Tuhan. Kita berpikir, apakah Ia mau berbicara kepada kita? Bukankah Tuhan lebih suka menghabiskan waktuNya bersama dengan orang-orang bijak, orang-orang kudus, atau mereka yang taat dan layak? Bahkan kita suka tergoda untuk berpikir negatif, terlebih saat kita sedang terpuruk dan menderita. “Aduh, Tuhan pasti sedang menghukumku, karena nasibku begitu buruk...dst”.
Kita lupa, bahwa Tuhan mengasihi semua anak-Nya. Tuhan mencurahkan rahmat bagi semua manusia. Tuhan memberikan hangatnya sinar mentari, segarnya sumber-sumber air kepada setiap umatNya, baik yang bijak/taat maupun yang berdosa. Tuhan memiliki rencana bagi setiap orang, dan Ia ingin menjadi bagian istimewa dari kehidupan kita.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11).
Saat kita dalam penderitaan, dalam kegagalan dan kesulitan yang membelenggu, seakan-akan hidup kita gelap, cahaya kita redup tiada harapan. Kita menjadi patah semangat dan bahkan putus asa. Apakah kita tetap menyandarkan diri kepada penyelenggaraan Tuhan? Jangan lupa, Tuhan mempunyai rencana terindah buat kita. Mungkin sekarang kita belum menyadari hal itu. Apa yang menjadi kehendak manusia mungkin bukan kehendak Tuhan. Tuhan mempunyai jalan keluar yang kadang sulit kita pahami. Mengapa kita tidak mencoba mendengarkan apa yang Tuhan bisikkan kepada kita? Mungkin Tuhan berkata “Mari, datanglah lebih dekat, bukalah pintu hatimu untukKu...”
Pada saat kita membuka hati untuk Tuhan dan m-nyandarkan harapan kita kepadaNya, mungkin ada sesuatu yang berubah. Dengan sikap kerendahan hati dan terbuka untuk dibentuk oleh Allah sendiri, Roh Kudus akan menuntun kita untuk mengubah sikap-sikap lama. Kita akan mampu belajar memaafkan, me-megang komitmen, mengulurkan tangan untuk berbelas kasih, mampu berkata “tidak” dan juga “ya” pada saat yang benar, tidak lagi pemarah, tidak lagi suka menghakimi sesama, dll.
Biarkanlah Tuhan yang memimpin hidup kita di saat duka maupun duka atau situasi apapun. Bila semua itu telah terjadi, kita akan bisa merasa dan sapaan-sapaan kasih Tuhan lewat berbagai peristiwa dalam kehidupan kita. Misalnya, suatu peristiwa kebetulan yang ajaib, mengetuknya. Memang, saat itu mungkin tidak selalu sesuai dengan waktu yang kita harapkan. Namun semuanya sudah dirancang dan dirajut oleh-Nya, sehingga indah pada waktunya.
Hidup kita sungguh-sungguh selalu dalam genggaman cintaNya. Tiga puluh lima tahun yang silam, saya masih harus berlarian dengan latar belakang kesulitan sosial, ekonomi atau kondisi buruk yang lainnya. Sepuluh tahun kemudian, sampai sekarang, saya menyaksikan karya Tuhan yang ajaib dan penuh kasih. Mantan murid-murid saya kini sudah banyak yang menjadi dokter, pramugari, guru, perawat, dll, bahkan beberapa diantaranya menjadi Pastur. Tuhan, sentuhlah hidupku agar selalu menjadi pernyataan rasa syukur kepadaMu!  


(E. Sri Hartati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^