Sabtu, 01 Mei 2010

Ruang Kitab Suci

Sebelum masuk pada pembahasan kitab suci, izinkan penulis menyampaikan terlebih dahulu sepatah dua patah kata. Atas permintaan redaksi Berita Paroki untuk bulan ini, maka berikut ini sesuai dengan perintah Konsili Vatikan II mengenai Konstitusi Dogmatik tentang Wahyu Ilahi atau Dei Verbum, bab VI pasal 25 di mana dikatakan : Adalah kewajiban para Uskup “yang memiliki ajaran para Rasul”, untuk mengajar umat beriman yang dipercayakan kepadanya, menggunakan Kitab-kitab ilahi dengan tepat, terutama Perjanjian Baru dan khususnya Injil melalui terjemahan naskah-naskah suci, yang dilengkapi dengan penjelasan yang perlu dan benar-benar memadai, agar putera-puteri Gereja dapat bergaul dengan Kitab-kitab Suci atas cara yang terjamin dan bermanfaat dan dapat diresapi dengan semangatnya. Maka penulis sebagai umat awam, biasa menulis untuk rubrik Sajian Utama dan rubrik Evangelisasi pada Berita Paroki, ikut mematuhi dan menaati perintah Konsili Vatikan II tersebut yaitu dengan melaksanakannya dan disesuaikan dengan kalendar liturgi Gereja untuk bacaan Injil Hari Minggu, yang menjadi bacaan pada kelompok pendalaman kitab suci atau kelompok pendalaman iman binaannya maupun untuk tulisan pada majalah Berita Paroki ini, harap pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus dapat memakluminya, terima kasih.

HARI RAYA PENTAKOSTA
YOHANES 14:15-16, 23-26
 
(Yesus sedang makan bersama para murid – Yoh 13:2 – kemudian berkata kepada mereka,)
15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan mem-berikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
23 Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Susunan

Bacaan Pentakosta (= pentekoste, pentekosta) Injil Yohanes bab 14 ini adalah gabungan dari dua bagian yaitu ay. 15-16 dan ay. 23-26, di mana awal dan akhir dari bagian itu sejajar.
Ayat 15 dan 23a menerangkan secara sejajar, yaitu kasih murid pada Yesus menjadi jelas dan nyata dengan berpegang pada firmanNya. Keadaan ini semakin di-perkuat dengan tambahan rumusan yang berbeda-beda dan diulang-ulang dalam ay. 21(tidak dibaca pa-da liturgi) dan ay. 24a.
Ayat 16 dan 26 berakhir dengan sejajar dan menyebut Penolong, Penghibur yaitu Roh Kudus, yang akan diberikan Bapa. Pada ay.26 dinyatakan juga fungsi Roh Kudus yakni mengajarkan dan mengingatkan murid-murid akan kata-kata Yesus.
Di antara ayat-ayat sejajar tersebut, terdapat pokok-pokok lain yaitu: pengalaman murid akan kasih dan kehadiran Bapa serta Yesus (ay. 23b), dan berasal-Nya Yesus serta Firman-Nya dari Bapa (ay. 24b).

Konteks: Bagian pertama, ayat 15-16 berkaitan erat dengan konteks sebelumnya, yaitu pemberian Roh Kudus yang merupakan pemenuhan janji Yesus pada ayat 13-14.
Ayat 23-24 merupakan kelanjutan dari bagian sebelumnya. Tiga kali dikatakan bahwa kasih kepada Anak akan nyata dalam memegang perintahNya atau firmanNya (ay. 15, 21a, 23a); dan tiga kali dijanjikan bahwa Allah akan datang tinggal bersama orang yang memenuhi kondisi kasih dan ketaatan itu: yakni melalui Roh Kudus (ay. 16-17), melalui Anak (ay. 18-20), dan secara langsung Bapa bersama Anak (ay. 23).

Keterangan

Menuruti perintah-perintahKu (ay. 15): Kata perintah-Ku (sejajar dengan firman-Ku dalam ay. 23a) tidak perlu dibatasi pada tuntutan-tuntutan moral Yesus, tetapi menyangkut seluruh firman-Nya (bdk. ay. 23) yang memperkenalkan Bapa, termasuk juga perintah untuk tinggal dalam kasih-Nya. Kasih kepada Anak mesti menjadi nyata dalam berpegang teguh pada seluruh firman-Nya itu.
Seorang Penolong yang lain (ay. 16): Kata ‘penolong’ mengandung arti yang amat kaya. Penolong adalah orang yang membela dan menguatkan; ia berbicara atas nama orang-orang lemah dan membelanya. Penolong dapat dimengerti sebagai ‘pembela’ atau ‘yang menguatkan’, ‘penghibur’. Parakletos berarti secara harafiah ‘advokat’, ‘orang yang menjawab panggilan untuk menolong’. Allah menjawab teriakan orang-orang lemah dan yang membutuhkan pertolongan. Tambahan ‘yang lain’ menyiratkan bahwa selama ini Yesus berperan sebagai Penolong murid-murid yang memelihara dan membela mereka (Yoh 17:12).
Mengasihi Aku (ay.23): Kasih kepada Anak bukanlah pertama-tama suatu rasa cinta, tetapi lebih mengikuti tradisi Taurat yang mengajak Israel untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan tenaga, dan mewujudkan kasih yang bulat itu dalam ketaatan kepada ketetapan Allah (Ul 6:5). Di sini mengasihi Anak Allah berarti berpegang kepada firman-Nya, melandaskan hidupnya pada firman-Nya yang mewahyukan Allah, dan melakukan perintah-Nya yang intinya ada-lah saling mengasihi (ay. 15, 21 ; 15:12}.
Tinggal bersama-sama dengan dia (ay. 23): Kata tinggal atau diam merupakan ungkapan kesukaan Yohanes untuk menggambarkan persekutuan hidup antara Bapa dan Anak, dan juga antara Tuhan dan murid. Bapa dan Anak datang diam bersama murid, seperti sedikit sebelumnya dikatakan bahwa juga Roh Kudus diam bersama murid-murid (ay.17), dan Anak ada di dalam mereka (ay. 20). Sebaliknya juga dikatakan bahwa murid-murid ada di dalam Anak, dan diam di dalam kasih-Nya (15:10). Semuanya itu merupakan pemenuhan awal dari janji Yesus dalam 14:2, yakni bahwa disediakan tempat tinggal bagi murid-murid dalam rumah Bapa.
Penolong (ay. 26): Roh Kudus yang diutus oleh Bapa atas permintaan Yesus (ay. 16), di sini diperkenalkan sebagai Penolong, artinya Roh yang menolong murid-murid untuk secara lebih mendalam memahami arti ajaran Yesus. Roh tidak akan mengajarkan sesuatu yang sama sekali baru, tetapi akan mengingatkan me-reka akan ajaran Yesus dan menjelaskan apa yang selama ini belum dapat mereka pahami (bdk. 16:13-14; 1Yoh 2:27). Implikasi ajaran Yesus bagi situasi-situasi mereka yang selalu berubah akan menjadi terang berkat pertolongan Roh yang diutus Bapa. Kondisi Roh mengandaikan gerak: seperti angin, nafas, daya dan semangat batin; daya dan semangat batin yang ada dalam diri para nabi yang berbicara dan melakukan hal-hal yang besar. Sedangkan Penolong menyingkirkan rasa cemas karena kesepian, membawa kehadiran, rasa aman, damai, dan persekutuan. Roh dan Penolong adalah dua wajah Allah yang hidup dan berkarya dalam diri kita, yang memberi inspirasi dan mendorong kita maju, tetapi juga yang memegang kita, mencintai kita, membawa kita, dan tinggal dalam diri kita seperti kita tinggal dalam Dia.

Amanat/pesan
Dalam wejangan Yesus ini berbicara tentang situasi murid-murid setelah kebangkitan Yesus, yaitu tentang masa jemaat (juga masa kita) yang tidak lagi mengalami kehadiran Yesus secara langsung. Namun demikian, firman-Nya tetap ada pada kita, dan kita pelihara sebagai ungkapan kasih kita kepada Dia. Kita diajak mengungkapkan kesetiaan kita terhadap Dia, dengan hidup menurut firman-Nya. Dalam bacaan Pentakosta ini disoroti lebih khusus kehadiran Allah dan Yesus melalui Roh Kudus. Yesus yang bangkit telah meminta kepada Bapa, dan Bapa telah mengabulkan permohonan-Nya untuk mengirim Roh Kudus, yang adalah daya kekuatan Allah yang senantiasa menyertai, bahkan diam di dalam jemaat. Roh mendampingi kita untuk memahami dan mengingat segala sesuatu yang dikatakan Yesus kepada kita agar kita lebih mengasihi Yesus dan menjadi utusan-Nya. Roh diberikan agar kita mampu menjadi utusan Kristus.
Roh Kudus berada pada awal setiap perutusan. Sebagaimana Roh Kudus turun ke atas Tuhan Yesus sebelum perutusan-Nya, demikian pula sekarang dengan murid-muridNya. Tokoh-tokoh awam kita yang giat dalam memberikan kesaksian imannya di tengah mas-yarakat perlu sekali menyadari akan hal ini. Semangat mereka untuk menjadi saksi Kristus adalah karena karya Roh Kudus. Karena itu, mereka harus dengan rendah hati memohon kembali karunia Roh Kudus agar mereka menjadi makin berani dan tekun meneruskan kesaksiannya.
Roh ‘Penolong’ memberikan kekuatan dan kasih baru kepada kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah; untuk melakukan hal-hal yang tampaknya tidak dapat kita kerjakan dengan kekuatan kita sendiri, tidak mampu kita kerjakan dengan kekuatan kehendak kita sendiri: untuk mencintai orang-orang tertentu, untuk mengampuni musuh, untuk menjadi kawan bagi mereka yang berbeda, untuk terbuka ter-hadap mereka yang mempunyai pola pandang dan pola kerja berbeda.
Dengan demikian, maksud Yohanes tentang karya Roh sesungguhnya tidak jauh dari buah karya Roh dalam Kisah 2, yang sampai tiga kali mengulang bahwa semua orang dapat menangkap pewartaan Injil dalam bahasa mereka masing-masing. Injil yang menjadi aktual untuk setiap orang, generasi, dan bangsa, itulah karya mukjizat Roh Kudus.

(Stefan S Tjandra / St. S T).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^