Sabtu, 01 Mei 2010

VISUALISASI JALAN SALIB

“KISAH SENGSARA DAN WAFAT TUHAN YESUS KRISTUS” 

Jumat, 2 April 2010 OMK St. Fransiskus Asisi telah menampilkan Visualisasi Jalan Salib untuk mengenangkan Kisah Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus Kristus dengan dampingan Romo Garbito dan Frater Joko. Pukul 06.00 hampir seluruh para pemain drama telah berkumpul di Paroki untuk mempersiapkan diri, dengan bantuan dan bimbingan para ibu-ibu dari setiap wilayah serta para pendamping OMK di Paroki. Setiap pemain mulai didandani sesuai karakter masing-masing. Sekitar pukul 08.30, kami semua yang telah siap dengan kostum masing-masing, berkumpul di Ruang St. Maria untuk melakukan renungan singkat yang dipimpin oleh Romo Garbito. Dan tepat pada pukul 09.00 seluruh pemain telah siap untuk menampilkan drama. Ibadat Jalan Salib kali ini dipimpin oleh Frater Dono dengan diawali Lagu Pembukaan yang dibawakan oleh Koor Lauda Sion. Kisah Sengsara dimulai ketika Yesus bersama dengan para murid-Nya memasuki taman Getsemani. Yesus berdoa dan berpesan kepada para murid untuk tetap berdoa dan berjaga-jaga. Selanjutnya datanglah sepasukan prajurit serta orang banyak yang terdiri dari Ahli Taurat dan Kaum Farisi bersama dengan Yudas Iskariot yang akan menyerahkan Yesus kepada mereka. Akhirnya Yesus pun ditangkap dan dibawa ke hadapan Kayafas. Kayafas pun menyetujui Yesus untuk didera. Dan pada saat yang bersamaan, Petrus menyangkal Yesus sebanyak 3x. Hal itu sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci bahwa sebelum ayam jantan berkokok Petrus akan menyangkalNya sebanyak 3x. Lalu Yesus digiring menuju Pilatus. Pi-latus yang saat itu menjadi kaisar, dipaksa oleh orang banyak untuk mengizinkan menyalibkan Yesus. Awal-nya Pilatus ragu karena dia tidak menemukan alasan apapun untuk menghukum Yesus. Tetapi akhirnya Pilatus mengizinkan mereka untuk menghukum Yesus karena dia takut akan orang banyak tersebut. Yesus pun dicambuk dan dimahkotai duri, kemudian Yesus diarak menuju bukit Golgota untuk disalibkan. Dengan berbagai cercaan, cambukan, dan ledekan, Dia memanggul salib. Karena kelelahan, Dia jatuh untuk pertama kalinya. Dalam perjalanan, Yesus berjumpa dengan IbuNya. Kekuatan cinta yang diberikan oleh Bunda Maria membuat Yesus semakin kuat untuk menjalani hukuman ini. Yesus kembali melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, seorang wanita bernama Veronika memberanikan untuk datang di hadapan Yesus. Ia mengusap wajahNya yang mulai tertutup oleh bercak darah. Yesus kembali bangkit, namun Dia jatuh untuk kedua kalinya. Kemudian wanita Yerusalem datang menangisi penderitaan Yesus. Yesus berkata “Jangan kalian menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu sindiri dan anak-anakmu”. Yesus pun jatuh untuk ketiga kalinya. Namun Yesus kembali bangkit dengan tekad untuk menyempurnakan tugas penyelamatan umat manusia. Setibanya di bukit Golgota, pakaian Yesus ditanggalkan. Yesus sungguh menjadi manusia yang paling hina. Penderitaan Yesus belum selesai, perlakuan kasar para prajurit tetap Dia terima. Tubuh lunglainya dibaringkan di kayu salib, dan tanpa rasa ampun, tangan dan kaki Yesus direntangkan dan dipaku. Yesus pun mengerang kesakitan. Yesus pun di-salibkan, dan pakaian-Nya pun diundi orang. Di dekat Yesus disalibkan, terdapat Maria, IbuNya dan Yohanes, murid kesayanganNya. Yesus pun berkata “Ibu, itulah PuteraMu. Itulah Ibumu”. Tiba-tiba langit menjadi ge-lap, angin bertiup sangat kencang, dan terdengar suara petir. Orang Banyak yang merupakan Ahli Taurat dan Kaum Farisi pun merasa takut akan hal tersebut dan mereka pun pergi ketakutan. Yesus pun berkata “Aku Haus”. Seorang prajurit memberikan air cuka untuk Yesus. Kemudian Yesus berseru dengan suara nyaring “Eloi..Eloi..Lama Sabhaktani”. Dan setelah itupun Yesus berseru “Ya Bapa…ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” , “Selesailah sudah…” Yesus pun wafat. Para murid mendapatkan izin untuk menurunkan jenazah Yesus, membubuhiNya dengan wewangian dan menutupNya dengan kain kafan. Kemudian Yesus pun dikuburkan di sebuah makan baru yang belum pernah dipakai. Drama Jalan Salib selesai pada pukul 10.00 ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Frater Hardono dan lagu penutup yang dibawakan oleh Koor Lauda Sion. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus, karena kami dapat menampilkan yang terbaik bagi paroki St. Fransiskus Asisi Sukasari sebagai salah satu bentuk partisipasi kami dalam kehidupan menggereja di paroki kami. Kelancaran drama tersebut dapat tercapai atas bantuan baik secara moril maupun materil yang kami terima dari berbagai pihak. Khususnya kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pastor Ridwan Amo, Romo Garbito, Frater Joko, Frater Hardono, Ibu Marlina Puniman, Kak Floren, Kak Yayuk, Tante Yuli, para tim artistik, tim make up, tim sound system, tim dekorasi, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, serta secara umum kepada seluruh umat di paroki Sukasari ini. Dan proficiat kepada Youth of saint francis yang telah berpartisipasi secara total dalam kegiatan drama ini…

Yunita K.
-OMK St. Fransiskus Asisi Sukasari-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^