Sabtu, 31 Desember 2011

Sajian Utama 4

Jangan Khawatir, Bersukacitalah!


Kekhawatiran telah menjadi sesuatu yang lazim dialami manusia dalam perjalanan hidup di dunia ini. Berbagai peristiwa dan masalah datang silih berganti dalam kehidupan manusia, yang mengakibatkan munculnya berbagai macam kekhawatiran seperti masalah ekonomi, masalah rumah tangga, masalah karier dan pekerjaan, khawatir akan kesehatan, khawatir ditolak orang lain, dan banyak kekhawatiran lainnya.
Apalagi perasaan khawatir kita akan semakin bertambah dengan munculnya peristiwa-peristiwa lain di dunia ini seperti bencana alam, pemanasan global, tindak kejahatan yang kian biadab, wabah penyakit dan kelaparan, bahkan belakangan ini kebebasan beragama dan beribadahpun sedang menghadapi berbagai kendala. Situasi dan kondisi seperti ini telah membuat kita semua khawatir dalam memandang masa depan. Lantas bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari situasi sulir yang sedang melanda kehidupan ini?? Apakah suatu kesalahan ketika kita sebagai umat beriman dihinggapi perasaan khawatir??
Melalui FirmanNya dalam Matius 6:25-33, Yesus bermaksud untuk membebaskan para muridNya dari kekhawatiran berlebihan mengenai makanan dan pakaian. Yesus mengatakan bahwa manusia tidak boleh khawatir, Dia tidak berkata “kalau bisa jangan khawatir” atau Dia tidak berkata “usahakanlah untuk tidak khawatir”, melainkan dengan jelas dan tegas Yesus berkata “JANGANLAH KHAWATIR!!” Jadi hal ini merupakan suatu perintah, bukan pilihan, yang harus dilaksanakan kita yang beriman padaNya.
Mengapa Yesus melarang kita untuk khawatir?? Karena kekhawatiran sama dengan ketidakpercayaan kepada Allah. Pada saat kita khawatir, berarti kita tidak percaya bahwa Allah sanggup mengatasi segala perkara, kita tidak sungguh-sungguh percaya bahwa Allah adalah penyelamat kita. Hal ini juga berarti bahwa tidak mungkin kita percaya kepada Allah, tetapi sekaligus khawatir akan keadaan kita. Yesus menegaskan kepada para muridNya bahwa kekhawatiran sebagai tanda kurangnya iman (Ay. 30).
Namun perlu dibedakan antara kekhawatiran dengan kewaspadaan. Kita memang perlu waspada terhadap serangan si jahat yang dapat mengganggu kehidupan kita. Tetapi kita tidak perlu khawatir karena Yesus telah berjanji akan selalu menyertai kita sampai akhir jaman. Manusia adalah ciptaanNya yang paling sempurna yang dianugerahkan akal budi. Oleh karena itu dalam menjalani hidup ini, kita harus cerdik seperti ular, artinya kita memiliki hikmat dan kebijaksanaan yang berasal dari Allah agar kita dapat menghadapi berbagai macam masalah kehidupan ini.
Pada bagian awal periskop ini, Yesus berkata kepada para muridNya : “Karena itu Aku berkata kepadamu...” Kata “karena itu” menunjuk kepada pesan Yesus dalam ayat-ayat sebelumnya, yaitu perihal mamon/harta (Ay 19:24). Yesus menegaskan bahwa tidak mungkin seseorang mengabdi kepada mammon dan kepada Allah sekaligus. Mamon berbicara perihal uang/harta, pada kenyataannya hal inilah yang sering menjadi kekhawatiran terbesar dari manusia.
Yesus menasehati kita untuk tidak terikat pada mammon/harta, tidak perlu merasa khawatir karena Dia berjanji 1000% akan menjamin dan memelihara kita. Bukan harta yang akan menjamin, memelihara dan menyelamatkan kita (Ay 32). Jika burung-burung di udara Tuhan pelihara dan bunga-bunga di padang Tuhan hiasi dengan indahnya, apalagi manusia sebagai ciptaanNya yang paling sempurna, dalam pandangan Allah tentu manusia jauh lebih penting. Dia akan selalu memberikan berkatNya dan Dia menghendaki manusia untuk hidup bahagia dan hidup seterusnya dalam kerajaanNya.
Nasehat Yesus tersebut bukan berarti bahwa kita mengisi hidup ini dengan berpangku tangan saja dan bermalas-malasan. Kita tetap harus bekerja tetapi yang Yesus inginkan, dalam segala hal, tetap yang harus menjadi pusat perhatian kita adalah mencari Kerajaan Allah (Ay 33).
Mencari Kerajaan Allah berarti “mencari Allah dan kehendakNya”. Orang yang hidupnya mencari Kerajaan Allah tidak akan hidup dalam kekhawatiran. Kita percaya bahwa Allah yang kita sapa dalam doa-doa, mengetahui semua yang kita perlukan, karena Dia adalah Bapa yang memelihara hidup manusia. Sangatlah bodoh membiarkan hidup ini disibukkan dengan membangun kekayaan yang akan lenyap, sedangkan Allah Bapa yang memberikan KerajaanNya yang kekal kepada manusia.
Kekhawatiran yang terus menerus dan semakin mendalam, tidak akan membuat masalah-masalah kita selesai. Malahan akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh, jiwa dan rohani kita. Ketika kita khawatir, kita menjadi emosional, mudah berprasangka buruk, mudah marah, sukar tidur, tubuh terasa lelah dan patah semangat. Pikiran kitapun tidak akan bekerja maksimal, sering salah mengambil keputusan-keputusan, sehingga akibatnya hidup kita tidak mengalami kemajuan. Maka tepat seperti yang Yesus katakan “Siapakah diantara kamu yang karena kekhawatirannya, dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Ay 27).
Tuhan adalah Bapa kita yang terlebih dahulu mengetahui segala kebutuhan kita. Namun seringkali kita mengatur Tuhan dengan meminta hal-hal yang kita inginkan. Padahal Tuhan yang telah menciptakan kita pasti akan menyediakan hal-hal yang kita butuhkan. Tuhan tidak akan pernah merencanakan hal-hal yang buruk dalam kehidupan kita, justru sebaliknya, rancangan yang menyelamatkan; damai sejahtera dan penuh sukacita.
Lantas bagaimana caranya kita menghilangkan kekhawatiran kita dan memperoleh sukacita?? Seperti yang sudah dibahas di bagian awal tulisan ini, bahwa kekhawatiran adalah lawan dari iman. Oleh karena itu supaya tidak khawatir, kita perlu bertumbuh dalam iman, agar iman kita menjadi lebih dewasa. Bagaimana iman kita dapat bertumbuh? Dengan membaca, merenungkan dan melaksanakan Firman Tuhan (Rm. 10:17; Flp. 1:27).
Jika setiap hari kita meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan, maka kita akan mendapatkan janji-janji Tuhan yang luar biasa yang disediakan bagi anak-anakNya dan pada saat kita melaksanakan Firman Tuhan, kita akan mengalami kedamaian batin dan sukacita. Jika kita percaya bajwa ucapan dan perintahNya adalah Firman Allah yang hidup (Rhema), maka semua kekhawatiran akan lenyap, janji Tuhan akan digenapi dalam kehidupan kita dan kita menjalani kehidupan yang lebih baik, optimis melangkah menuju masa depan dengan penuh sukacita.

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Jadi, JANGANLAH KHAWATIR, BERSUKACITALAH SENANTIASA DALAM TUHAN!!

PV Selviana Waty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^