Sabtu, 31 Desember 2011

Seputar Paroki 1


BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN, KARENA BAIKLAH DIA
(Ziarah Rohani Wilayah St. Thomas Aquino)


Dimulai dengan sebuah tutur diantara  pengurus wilayah St. Thomas Aquino di bulan Mei 2011, akan kerinduan untuk mengadakan Ziarah rohani yang didedikasikan pada Bunda Maria. Tutur tersebut disambut dengan antusias oleh para pengurus wilayah yang lain. Mulailah dibentuk panitia inti untuk mengkongkretkan acara tersebut. Tidak mudah, diantara berbagai kesibukan dan aktivitas masing-masing pengurus ditambah lagi dengan banyaknya kegiatan di paroki. Para pengurus wilayah bahu-membahu untuk bisa mewujudkan kegiatan rohani tersebut. Juni mulailah rencana Ziarah di sosialisasikan lebih luas kepada umat wilayah, pendaftaran peserta Ziarah mulai dibuka, panitia kecil mulai mencari peserta dan juga dana. Pengurus wilayah, lingkungan dan rukun mengumpulkan pakaian layak pakai untuk di jual, pengurus wilayah bahu-membahu berjualan di kantin paroki, demi terkumpulnya dana. Pencarian dana memang dilakukan, demi terwujudnya keputusan rapat wilayah yang menginginkan agar biaya Ziarah rohani tidak mahal dan bisa terjangkau umat. Kurangnya dana menjadi tanggungjawab bersama pengurus wilayah..
Usaha  dan kerja keras dilakukan, doa di panjatkan, minggu demi minggu panitia memantau jumlah peserta yang tidak hanya di buka untuk umat wilayah tetapi juga untuk umat di luar wilayah St. Thomas Aquino. Tiga Minggu sebelum keberangkatan jumlah peserta baru sekita 60 orang, masih di bawah target yang diharapkan panitia. Namun Tuhan sungguh baik, seminggu kemudian tepat dua minggu sebelum berangkat jumlah peserta ziarah sudah melonjak menjadi 74 orang termasuk Romo pendamping. 
Semakin dekat waktu keberangkatan panitia kebanjiran jumlah calon peserta Ziarah berulang kali kami harus menolak karena kapasitas memang kami batasi 75 orang.
Minggu, 9 Oktober 2011, dua bus White Horse jam 18.00 sudah menanti di seberang Gereja St. Fransiskus Asisi. Beberapa peserta sudah duduk didalam bus. Pk. 19.30 seluruh peserta sudah siap di bus masing-masing dan  panitia membagikan kartu tanda peserta ziarah. Pk. 19.45, peserta diminta untuk turun dari bus, panitia memberikan beberapa arahan dan jadwal acara serta lembaran lagu dan lembaran liturgi yang akan dijalani selama kegiatan Ziarah. Tepat Jam 19.50 Romo Ign. Heru Wihardono berkenan membuka peziarahan dengan wejangan singkat dan doa keberangkatan. 
Tepat jam 20.00 rombongan meninggalkan paroki Sukasari, ditemani dinginnya AC bus, dimulailah Peziarahan melewati jalur selatan, sebelum peserta tidur, panitia membagikan snack dan air mineral sebagai bekal peziarahan. Jalan berkelok-kelok dan indahnya lampu-lampu dimalam hari di puncak menemani para peserta didalam bus. Beberapa kali bus berhenti untuk memberikan kesempatan kepada para peserta ziarah untuk meluruskan badan sekaligus ke Toilet.
Senin Pagi, 10 Oktober 2011 jam 09.00 bus memasuki kota Jogjakarta dan menuju penginapan di Puri Brata Meditation Bantul. Walau sempat tersesat, akhirnya tepat Pk. 09.30 kami sampai di penginapan. Rasa lelah dan kantuk yang mendera sirna begitu kami memasuki penginapan yang asri, di tengah perkampungan  yang sederhana. Penginapan yang bernuansa Jawa menyambut kehadiran kami, kamar-kamar yang asri dan dingin disertai kamar mandi yang bernuansa alami membuat kami terkagum-kagum. Secara spontan sebagian dari kami langsung membersihkan badan dan sebagian lagi menyantap hidangan sarapan pagi yang telah menanti kami. Rasa lapar dan kantuk pun hilang, dan kami pun kembali segar. 
Acara di Puri Brata dimulai dengan Ekaristi di kapel yang bernuansa Jawa, dengan lesehan beralaskan tikar kami memulai ziarah dengan bersyukur kepada Tuhan dan mohon berkat untuk ziarah  melalui Misa yang dikemas dengan guyonan yang lucu dan segar dari Romo  membuat kami lupa rasa lelah. 
Misa  selesai jam 12.30 kemudian peserta siap berangkat menuju Gua Maria Tritis. Pukul 14.30 rombongan kami sudah sampai di Gua Maria Tritis, 74 peserta kemudian dengan  semangat berjalan menuju gua Maria, kondisi jalan yang jelek tidak mematahkan semangat peserta yang pada umumnya sudah berusia lanjut, bahkan ada peserta yang sudah berusia 84 tahun tetap semangat berjalan menuju gua Maria Tritis. Rasa cape sirna manakala menyaksikan gua alami yang dipenuhi stalagtit dan Stalagmit. Dalam kekaguman dan keheningan, kami diajak oleh Bp. Matheus untuk mendaraskan doa rosario. Setelah  rosario dilanjutkan dengan doa pribadi dan foto-foto..
Pukul 16.00 rombongan meninggalkan Tritis menuju Malioboro, untuk melepaskan rasa cape dan rekreasi. Pukul 18.30 kami tiba di Malioboro dan diberi kesempatan untuk shopping dan makan malam di Malioboro. Semua peserta menyambut gembira kesempatan itu. Jam 21.00 para peserta sudah berkumpul disekitar bus,Ketika jam sudah menunjukkan pk. 21.30,bus pun meninggalkan Malioboro, tampak wajah rombongan lelah tapi senang karena bisa shopping. Pk. 22.30 kami sampai kembali ke penginapan 
Selasa, 11 Oktober 2011, kegiatan diawali dengan sarapan, setelah itu dengan berbekalkan kaos seragam ziarah kami segera  naik bus menuju Gereja Hati Kudus Ganjuran. Di Gereja Ganjuran yang indah kami diberi kesempatan untuk berdoa pribadi. Banyak dari peziarah yang menitikkan air mata kala berdoa pribadi. Setelah puas berdoa, rombongan bergerak menuju Gua Maria Sendangsono. Di Sendangsono rombongan di bagi dua, rombongan pertama melakukan jalan salib yang dipimpin oleh Bp. Matheus dan rombongan kedua jalan salib dipimpin oleh Bp. Diar Sanjaya. Cuaca panas dan  terik matahari di siang hari menambah penghayatan akan peristiwa jalan Salib. Setelah jalan salib peserta diberi kesempatan untuk berdoa pribadi di Gua Maria. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Museum Misi di Muntilan. Di Museum Misi kami disambut oleh pengurus museum dan diberi pengantar mengenai perkembangan misi di Keuskupan Agung Semarang, setelah itu kami diajak untuk berkeliling museum. Setelah puas berkeliling kami bergegas menuju Banyutemumpang untuk berkunjung dan bersilahturahmi dengan keluarga Romo Heru. Sesampainya di rumah Romo  kami mendapat kejutan yang luar biasa. Keluarga Romo Heru menyambut rombongan dengan ramah termasuk Rm. Budi W. adik kandung Rm. Heru yang menjadi pastor di Solo, bukan hanya itu beragam jenis panganan menyambut kehadiran kami. Mulai dari es buah, beraneka jajanan pasar, buah-buahan yang melimpah dan Mie baso semua tersedia lengkap. Tanpa menunggu aba-aba rombongan menyantap beraneka hidangan dengan lahap. Ketika jam menunjukkan Pukul 15.15 kami meninggalkan rumah Rm. Heru dengan perasaan senang dan perut kenyang, setelah itu kami meuju ke Gua Maria Kerep Ambarawa. Pukul 17.30. Kami sampai di terminal Ambarawa, disana sudah menunggu Bu Wiwik seorang anggota WK Ambarawa yang menyambut kami dan membantu kami dalam menyediakan angkot meuju Gua Kerep. Sekali lagi Tuhan menunjukkan kebaikkan, karena ternyata Bu Wiwik masih famili dari Rm. Heru, Bu Wiwik, Rm. Heru dan kami semua juga tidak menyangka akan pertemuan yang tidak terduga itu. Pk. 18.00 kami mengadakan misa di aula Gua Kerep, dalam suasana yang lelah, gelap dan angin kencang, semua peserta masih tetap semangat mengikuti Misa. Selesai Misa kami menikmati makan malam di Gua Kerep .Pukul 20.00 setelah dikenyangkan dengan santapan jasmani dan rohani, kami semua meninggalkan Gua Kerep menuju penginapan. Rasa lelah hilang begitu kami sampai di penginapan apalagi hidangan wedang ronde hangat sudah menanti.  
Rabu,12 Oktober pagi-pagi kami bangun ,hari ini kami semua akan pulang ke Bogor. Acara dimulai dengan Perayaan Ekaristi, Romo Heru dalam khotbahnya merangkum perjalanan dengan khotbah yang menarik. Di akhir khotbah Romo mengucapkan terima kasih kepada peserta dan panitia atas kebersamaan selama Ziarah, Selain itu Sdr. Wahyudi Ketua wilayah St0 Thomas Aquino mengucapkan terima kasihnya kepada Romo Heru, peserta, donatur dan panitia yang telah bersama-sama mengisi kebersamaan dalam Ziarah tersebut, dan memohon maaf bila ada kekurangan. Setelah Misa selesai maka kami bergegas untuk naik ke Bus menuju Bogor melewati Kota Semarang untuk shopping sejenak.
Tepat Pk. 07.30 bus meninggalkan penginapan dengan  kenangan indah, dalam perjalanan kami  mampir untuk beli salak. Di tengah perjalanan di daerah Bedono, kami mendapat berita bahwa salah seorang peserta di Bus 2 sakit,dalam perawatan awal di Puskesmas, dokter menyarankan agar Ibu Fransiska dirawat dengan intensive di rumah sakit. Sekali lagi kami boleh mengalami kebaikan Tuhan, dalam kebingungan, dengan kendaraan apa kami harus mengantar Ibu Fransiska, tiba-tiba kami melihat mobil ambulance kecil, segera kami memakai ambulance tersebut untuk membawa ibu , beragam peristiwa lucu menyertai perjalanan kami ke RS Elisabeth Semarang. Di tengah jalan mobil ambulance harus mampir ke tukang tambal ban untuk tambah angin, belum lagi sirene ambulance yang rusak dan kami membunyikan sirene Toa untuk memperlancar jalannya ambulance. Setiba di RS Elisabeth, semua perlengkapan sudah disediakan atas kebaikkan Sr. M. Sofie OSF yang kami kenal, ibu Fransiska mendapat perawatan dan pertolongan. Setelah kami mengurus semua keperluan perawatan Ibu Fransiska, dengan berat hati, Ibu, bapak dan putrinya harus berpisah sejenak dengan kami untuk mendapat perawatan di rumah sakit. Romo Heru sempat menengok dan menguatkan hati ibu Fransiska yang terbaring lemah. 
Pukul 15.00 kami meninggalkan Semarang dengan beragam perasaan, doa tetap kami panjatkan bagi ibu Fransiska yang sakit. Malam hari kami masih menyempatkan makan malam di sebuah restoran, yang menyambut kami dengan meriah, bahkan menyelenggarakan  acara bagi peserta ziarah yang berulang tahun. Setelah makan malam usai kami kembali ke bus untuk pulang ke Bogor dengan  perasaan kangen akan rumah kami masing-masing. Akhirnya yang dinanti tiba, Kamis tgl. 13 Oktober 2011 pk. 05.00 bus  kembali dengan selamat sampai ke Pastoran St. Fransiskus Asisi, satu persatu peserta turun dari bus dengan tubuh yang lelah tapi menampakkan wajah yang gembira,  karena boleh mengalami kebaikkan Tuhan.
Peziarahan diakhiri, para peserta pulang ke rumah tidak hanya membawa oleh-oleh jasmani tetapi juga bekal rohani yang kami peroleh selama ziarah. Kini saatnya kami kembali ke tengah keluarga dan masyarakat untuk membagi oleh-oleh rohani tersebut, seraya berbisik : “Bersyukurlah Kepada Tuhan, karena Baiklah DIA”. 

(Angelo Wahyudi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^