Para Murid Kristus Adalah Suatu Komunitas
Seorang murid Kristus adalah seorang anggota yang produktif dari suatu komunitas. Dia mencapai keseimbangan antara kehidupan doa dan kontemplasinya disatu pihak, dan kehidupan pelayanan serta pekerjaan-pekerjaan baiknya dilain pihak. Kidah para rasul telah menggambarkan dengan indahnya komunitas Kristiani dalam bab 2 dan bab 4: Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (Kis 2:42 dst, Kis 4:32 dst).
Ada alasan kuat mengapa kita perlu bergabung menjadi anggota dari suatu komunitas. Seorang murid akan menyadari bahwa tidaklah mungkin untuk memenangkan pertempuran moral melawan musuh-musuh rohani tanpa adanya dukungan dan topangan. Seorang diri saja tak seorangpun dapat menghadapi dunia dan tetap hidup. Harusnya ini: “Kamu dan saya (komunitas) melawan dunia”. Yang dimaksud dengan istilah 'dunia' di sini ialah segala sesuatu yang bersifat duniawi yang menghalang-halangi pertumbuhan kehidupan rohani kita. Di samping keduniawian ini masih ada lagi dua musuh kita yang menghambat pertumbuhan rohani kita yaitu setan dan nafsu-nafsu kita yang besar. Dalam surat kepada orang Ibrani dan Paulus dalam suratnya kepada orang di Tesalonika, memberi nasihat yang bagus kepada para murid: Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibr 10:24-25). Dan pada 1 Tes 5:14 dikatakan : Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hidurlah mereka yang tawar hati, belailah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.
Tak seorangpun merupakan sebuah pulau. Tak seorangpun dilahirkan untuk dirinya sendiri. Orang membutuhkan orang lain. Komunitas selalu merupakan karunia Allah bagi orang perseorangan. Orang perseorangan merupakan karunia bagi komunitas. Karena itu seorang murid Kristiani tidak boleh menjauhkan diri dari perkumpulan umat, sebab Allah menggunakan komunitas sebagai saluran melalui mana kekuatan Allah mengalir ke dalam diri kita (Ibr 10:24-25).
Setiap anggota mempunyai karunianya sendiri yang unik yag diberikan oleh Allah Roh Kudus untuk kepentingan komunitas dan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Karunia-karunia diberikan untuk memperlengkapi komunitas untuk setiap pelayanan yang mulia yaitu untuk membangun Tubuh Kristus (Ef 4:7-16). Maka dari itu jelaslah bahwa karunia penyembuhan, karunia bernubuat, karunia berkhotbah bukan untuk kebesaran pribadi, ketenaran pribadi. “Saya mati terhadap diri sendiri agar supaya saya hidup untuk orang-orang lain” merupakan semboyan seorang murid Kristus. Untuk alasan yang sama, dia tidak akan pernah bertanya: Apa yang dapat saya peroleh dari komunitas? Sebaliknya dia akan bertanya: Apa yang dapat saya lakukan untuk komunitas saya?
Kadang-kadang komunitas menjadi suatu beban bagi kita. Kedengarannya ada kontradiksi, tetapi meskipun demikian hal itu benar. Bila seorang anggota komunitas merasakan dirinya dalam situasi tidak adanya toleransi, pikiran yang secara otomatis muncul ialah: “Saya mau meninggalkan komunitas saja”. Salah pengertian, benturan antar pribadi, individualisme dan sikap yang aneh, sikap tak peduli teehadap kesejahteraan anggota-anggota yang lain, ketidak mampuan untuk berkomunitas dengan semua anggota yang lain (Karena luka hati): semuanya ini pasti mengaburkan visi dan misi yang mulia dari komunitas.
Jika masalah-masalah tidak segera dibereskan, perpecahan akan terjadi, dalam banyak kasus, jika bukan dalam semua kasus, ada godaan untuk meninggalkan dan menyerah. Pertanyaan: “Apa yang saya lakukan di sini?” Mengomel dan mengomel terutama bila pemimpin tak berhasil memenuhi keinginan atau aspirasi orang perorang dan gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan. Pada saat-saat yang mengesalkan inilah justru murid-murid Kristus dipanggil untuk menyembuhkan, membangun kembali komunitas-komunitas yag menjadi melemah. Murid-murid Kristus harus menghayati hidup yang pantas, yang sesuai dengan panggilannya berusaha menjaga persatuan Roh melalui ikatan kesempurnaan yaitu kasih bersabar satu terhadap yang lain dan saling mengampuni. Murid Kristus, sementara mempunyai kesempatan, harus menjadi alat perdamaian Kristus. Kol 3:12-15 mengatakan: “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah”.
Tantangan lain yang nyata ialah diterimanya pribadi-pribadi yang sulit ke dalam komunitas. Diterimalah mereka itu dalam komunitas dan tak dapat dihindari. Komunitas kristiani, karena merupakan komunitas Allah, harus memeluk orang-orang kudus dan orang-orang berdosa juga. Ini kita tahu. “Pribadi-pribadi yang sulit” adalah orang-orang yang tidak mudah untuk diajak bergaul karena sifat-sifatnya yang khas. Juga termasuk orang-orang yang sakit, orang-orang lanjut usia, orang-orang yang egois, orang-orang yang sulit diajak bekerja sama dan orang yang merasa dirinya mengetahui semuanya. Pribadi-pribadi yang sulit, disadari maupun tanpa disadari, dapat menunjang tujuan yang baik. Mereka membawa kebaikan bawaan dan menghasilkan kesabaran murid Kristus yang sejati dalam komunitas. Mereka menimbulkan dalam diri kita kemurahan hati, kerendahan hati dan kasih pengorbanan yang ditanamkan Allah di dalam hati kita. Bila ada kasih, pribadi yang sulit tidak lagi menjadi beban.
Perlu ditekankan bahwa komunitas Kristiani jangan berorientasi kepada imam dan jangan berorientasi kepada pribadi. Jangan sampai kita mau menjadi anggota komunitas yang aktif hanya karena imam favorit kita memimpin kelompok dan menarik dari komunitas bila imam favorit kita meninggalkan komunitas karena perpindahan misalnya. Imam-imam dan orang-orang 'hebat' datang pergi, tetapi komunitas tetapi tinggal. Seperti halnya komunitas kita mendukung kita secara penuh, kita harus mendukung komunitas secara penuh apapun yang terjadi.
Seorang murid mencintai kehidupan
Hidup manusia adalah berharga bukan karena masyarakat beradab telah membuatnya demikian atau karena para ahli filsafat telah menyimpulkan demikian. Hidup manusia itu berharga karena atau karena para ahli filsafat telah menyimpulkan demikian. Hidup manusia itu berharga karena merupakan bagian yang penting dari karunia Allah yang dibungkus misteri. Hidup manusia adalah karunia dari Allah. Allah adalah Sang Pemberi karunia. Hidup manusia adalah biji mata Allah. Allah sendiri Pencipta utama dan sumber hidup manusia. Setiap serang terhadap hidup manusia merupakan serangan terhadap Allah.
“Karunia hidup tidaklah menjadi kurang indah walaupun seandainya hidup itu diiringi oleh penyakit atau kelemahan, kelaparan atau kemiskinan, rintangan mental atau rintangan fisik, kesepian atau usia lanjut. Sunggu, dijaman ini hidup manusia harus dihormati, diperhatikan, dipelihara karena hidup ini indah. Di dalam dan melalui yang paling lemah dari bejana-bejana manusiawi inilah bahwa Tuhan terus menyatakan kuasa kasihNya” (Terence Kardinal Cooke).
Keindahan hidup manusia akhirnya dimengerti lebih baik jika orang menjadi bersedia memeluk misterinya, bukan melalui perencanaan dan pengontrolan manusia secara sistematis saja. Sebab hidup manusia dan sifat-sifatnya yang melekat berada di luar jangkauan laboratorium. Para dokter dan teknologi medis menghadapi problem baru sekarang ini. Mereka bertanya apakah mereka mempunyai hak untuk memilih hidup atau mati bagi pasien mereka. Metode dan penemuan-penemuan yang baru yang berdasarkan ilmu pengetahuan seperti misalnya teknik genetika dan bedah pencangkokkan jantung telah dikembangkan untuk memperpanjang hidup. Pada extrim yang lain sekarang sudah ada apa yang disebut mesin bunuh diri yang digunakan untuk membunuh karena belaskasihan (hak untuk mati) dan aborsi.
Dewasa ini jutaan bayi yang dibunuh lewat aborsi. Bahkan ada negara yang mengesahkan undang-undang yang mengijinkan orang melakukan aborsi. Seorang anak tidak lagi dipandang sebagai 'sumber sukacita', tetapi sebagai beban.
Murid Kristus adalah orang-orang yang pro-kehidupan dalam keyakinan dan dalam tindakan. Murid Kristus harus selalu berada di pihak yang membela hidup, terutama bila hidup itu dianggap oleh sementara orang sebagai 'tak dikehendaki, tidak ada gunanya atau tidak produktif'. Murid Kristus itu punya keyakinan yang mendalam bahwa hidup manusia itu mulai pada saat kehamilan, bahwa hak untuk hidup dari bayi yang belum dilahirkan harus dinomor satukan dan tidak boleh dihancurkan. Merenggut hidup anak yang tidak dapat membela diri adalah menolak permintaan yang indah dari Allah, menilak mendengarkan nyanyian kasih dari atas.
Aborsi tidak disetujui sepanjang sejarah manusia sebab pada dasarnya merupakan kejahatan melawan keluarga manusia. Sikap mental orang-orang di dunia ini sekarang ialah memberikan toleransi yang besar untuk melalakukan aborsi, sehingga aborsi menjadi bisnis yang berkembang dengan cepat. Aborsi telah menjamur menjadi industri kematian yang tidak adil dan penghancuran yang tidak sah yang membuat subur barisan tetap para wanita yang bingung dan tidak berbahagia dan menambah jumlah pria-pria yang tidak bertanggung jawab.
Meyakinkan yang teguh murid-murid Kristus harus bertindak dan melibatkan diri dalam masalah ini. Dalam menghadapi kejahatan sosial aborsi ini dalam menghadapi pembunuhan anak “yang tidak dikehendaki”, murid-murid Kristus tidak boleh hanya duduk dan santai, dengan berkata “tidak usah susah-susah”. Waktunya telah datang bagi murid Kristus untuk keluar dari “spiritualitas private”nya dan memikul tanggung jawab menjadi penjaga dan pelindung saudara”nya.
(Stefan Surya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^