KedatanganNya Sumber Pengharapan Baru
Perutusan Tuhan Yesus dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis. Seluruh perutusan tersebut dapat dirangkum dalam satu kata ini yaitu pertobatan. Umat harus berbalik kepada Allah karena “Kerajaan Surga sudah dekat”. Tanpa pertobatan tidak ada sesuatu pun yang dapat diharapkan pada saat kedatanganNya, dan Kerajaan Tuhan tidak menjadi dekat, tetapi kerajaan ini makin jauh karena kita tidak cukup hidup dekat dengan Yesus. Kita tidak merindukan Dia yang dua ribu tahun yang lalu sudah mendekatkan Kerajaan Allah. Oleh karena itu, dalam masa Adven ini kita perlu merindukan kembali kedatanganNya dan berbalik kembali kepadaNya, melalui pertobatan dan doa, agar pada kedatanganNya kita boleh mendapatkan pengharapan baru karena Yesus adalah harapan kita.
Sebagai umat Katolik kita mengakui bahwa segala harapan kita terpenuhi dalam Kristus. Dialah yang meringankan penderitaan kita, Dialah yang mengubah hidup kita. Menjadi orang kristiani memberi arti baru pada hidup kita, Dia menjadikan kita manusia baru.
Yesus adalah Pemberi Hukum baru, menurut istilah Yahudi hukum lama dianggap “beban hukum”nya berat. Bila Yesus datang, maka beban itu akan menjadi ringan. Hukum lama, seperti hukum Sabat, hukum halal dan hukum haram, berbagai macam pembasuhan dan larangan, semua itu memberatkan hidup. Hukum lama didasarkan pada takut akan melakukan pelanggaran, Yesus datang untuk membebaskan manusia dari hukum dalam arti: Sabat untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat. Yesus menyempurnakan hukum, yang didasarkan pada hukum cinta kasih. Cinta menghalau rasa takut, dan dalam cinta yang berat akan menjadi ringan, seperti dalam cinta kasih suami-isteri, cinta kasih orang tua terhadap anak; banyak yang berat, tetapi menjadi ringan karena cinta kasih. Yesus menampilkan kemanusiaan dan kebaikan dalam penjelmaanNya, Ia mengajarkan sikap “lemah lembut dan rendah hati”. (Mat 11:29).
Sepanjang penampilan-Nya di muka umum, Yesus menunjuk pada pekerjaan-Nya, yang diberikan Bapa untuk dilaksanakan-Nya. Di situ yang diramalkan oleh para nabi digenapi, hingga umat dapat memeriksa dan memahami sendiri: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Bagi orang yang mencari dengan hati ikhlas dan jujur, tidak akan dikecewakan, akan menemukan sendiri dan merasakan jamahan tangan kasih Tuhan.
Yesus lebih tahu akan isi hati manusia. Dia tahu bahwa bangsa Yahudi akan kecewa hatinya karena mereka mengharapkan Mesias memimpin pasukan, dan mengusir orang Romawi! Kecewa orang yang ingin melihat Mesias turun dari surga dan meraja dengan jaya di dunia ini. Yesus bukanlah Mesias menurut gambaran manusia Yahudi yang haus akan pembebasan dari kaisar di Roma. Bapa mengutus Mesias yang membebaskan manusia dari kuasa setan dan dosa, dan segala akibatnya. Mesias ini menuntut pertobatan, untuk mampu melihat dan bisa masuk dalam Kerajaan Surga. Harapan kita pada masa Natal juga tidak boleh terlepas dari pentobatan, metanoia, yang membalikkan pikiran manusia dari kerajaan dunia kepada Kerajaan Surga.
Setelah membicarakan kedatangan dan penampilan Yesus di muka umum dan segala pekerjaan yang dilakukan dalam karya penyelamatan manusia, maka kini kita akan melihat hal penting lainnya yang diajarkan Yesus dan menyangkut dengan tujuan harapan iman kita, yaitu hidup kekal bersama-Nya di Surga. Inilah harapan baru yang hanya dapat dialami dan diperoleh satu kali saja selama hidup ini, tidak dapat diulang atau diralat, sehingga kesempatan untuk memperoleh pengharapan tersebut tidak sampai gagal dan bila tidak terwujud akan menjadi sia-sia perjuangan iman yang telah dilakukan.
Inilah tentang kedatangan Yesus pada akhir zaman, di mana Ia akan datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya (Luk 21:25-28). Kapan Anak Manusia itu akan datang kembali dalam segala kekuasaan dan kemuliaanNya, tidak ada yang tahu, hanya Bapa sendiri yang tahu (Mat 24:36). Lalu apa yang harus kita lakukan agar kita selalu siap setiap saat menyongsong kedatangan-Nya yang tidak kita ketahui kapan akan terjadi, karena hari Tuhan itu akan datang secara tiba-tiba? Tidak lain daripada hidup dengan senantiasa berjaga-jaga sambil berdoa (Luk 21:34-36), yang berarti hidup dalam Tuhan, dengan keyakinan dan pengharapan bahwa kedatangan-Nya berarti kedatangan Kerajaan Allah dan pembebasan kita dari kuasa dosa dan maut, agar kita berkenan untuk bersatu bersama para Kudus di Surga di mana Tuhan Yesus bertakhta menjadi Raja secara sebenar-benarnya nyata dan kelihatan.
(Stefan Surya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^