Saudara saudari terkasih , pertama-tama saya ucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru.
Kita semua bergembira menyambut Hari Raya Natal. Tuhan Yesus hadir di tengah kita dan kita sambut dengan penuh sukacita. Kehadiran-Nya di dunia ini tidak hanya menunjukkan jalan keselamatan kepada kita tetapi juga member teladan bagaimana kita mengisi hidup kita untuk memperoleh keselamatan. Kelahiran-Nya di kandang hewan melalui keluarga Santo Yusuf dan Bunda Maria, menunjukkan kehidupan yang sederhana sehingga bisa disambut oleh semua orang. Kandang hewan mengandaikan suatu tempat yang kotor dan bau dan pada umumnya dijauhi oleh manusia. Tetapi ternyata tempat itu menjadi tempat Tuhan Yesus, Juru Selamat manusia, hadir di dunia. Hal ini menunjukkan bagaimana Tuhan Yesus mau hadir dalam kekotoran dosa manusia dan menjadi tempat yang harum karena persembahan orang-orang yang mencari Tuhan, seperti persembahan para majus. Sambutan para gembala terhadap pemberitaan malaikat untuk segera ke kandang tempat Tuhan Yesus lahir merupakan suatu ajakan bagi kita semua untuk antusias menyambut kedatangan Tuhan Yesus.
Menyambut kedatangan Tuhan Yesus saat ini bagi kita bukan hanya dengan liturgi/doa tetapi juga dengan sikap dan tindakan. Tahun ini Bapak Uskup mengajak kita untuk menyambut Tuhan Yesus bersama kaum muda. Dengan menyambut Tuhan Yesus bersama kaum muda kita disadarkan kembali akan tanggungjawab kita terhadap hidup mereka dan betapa pentingnya pendampingan bagi mereka serta perlunya pemberian kesempatan dan tempat untuk mereka. Bapak Uskup mengajak kita semua untuk memperhatikan kaum muda supaya hidup mereka tidak terlena oleh berbagai tawaran duniawi yang sering menjerumuskan mereka menjauhkan diri dari Tuhan. Kita diajak untuk mengembangkan iman dengan memperhatikan hidup rohani mereka supaya senantiasa siap menyambut Tuhan Yesus dalam hidup dan karya mereka. Kita juga diajak untuk mempersiapkan mereka menuju kedewasaan pribadi untuk berani mengambil keputusan serta langkah-langkah yang positif untuk masa depan mereka. Memang mereka sedang menghadapi banyak tantangan dan bisa jatuh bila tanpa pembinaan dan pendampingan. Kini kita semua ditantang untuk kreatif memberikan dorongan agar mereka mampu menemukan berbagai solusi atas permasalahan mereka saat ini dan yang akan datang. Kita pun kini ditantang untuk mengantarkan orang muda untuk berjumpa dengan Yesus secara pribadi. Perjumpaan yang akan mengubah pandangan/cara hidup, sikap dan tindakan dalam mengarungi/menanggapi panggilan mereka. Belajar dari pengalaman orang muda yang kaya ketika berjumpa dengan Yesus. Matius 19: 16-22:
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Bacaan ini bisa menjadi cermin bagi kita semua, bahwa ada seorang muda yang hartanya banyak dan hidupnya baik karena telah melaksanakan apa yang dipahami dan diajarkan sesuai dengan apa yang telah diterimanya. Tetapi dirasa masih kurang dalam hidupnya kalau hanya melaksanakan sepuluh perintah Allah, maka ketika berjumpa dengan Tuhan Yesus, ia bertanya apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Orang muda ini sungguh hebat karena tidak hanya memikirkan kehidupan di dunia ini tetapi memikirkan untuk kehidupan kekal. Pada umumnya orang muda tidak memikirkan akan kehidupan kekal dan masih tentang hal-hal duniawi, mengejar kesenangan duniawi. Bagi orang yang sudah cukup harta pada umumnya akan hidup foya-foya dan tidak memikirkan tentang kehidupan kekal. Orang muda ini memang memikirkan untuk kehidupan kekal tetapi hidupnya masih melekat pada harta duniawi. Ketika harta duniawi/kesenangan duniawi diusik maka cita-cita untuk memperoleh hidup yang kekal ditinggalkan, tidak berani meninggalkan kenikmatan duniawi. Perjumpaan dengan Yesus mengharuskan pada suatu pilihan hidup, yakni mengikuti Yesus dengan berani meninggalkan segala kenyamanan dan menggantungkan seluruh hidup pada karya Allah atau mempertahankan kenyamanan dan meninggalkan Yesus. Situasi sulit seperti ini yang sering dihadapi oleh orang muda kita dan mereka membutuhkan bimbingan supaya tidak meninggalkan Yesus sebab banyaklah kesenangan duniawi yang ditawarkan. Kita semua diajak untuk mendampingi orang muda dalam perjalanan hidup mereka dan tidak membiarkan mereka melangkah di jalan kesenangan duniawi tanpa mempedulikan kehidupan kekal yakni melalui iman yang terus diisi dan dikembangkan. Kita orangtua sering menuntut anak-anak supaya sukses dalam kehidupan duniawi dengan menyediakan berbagai fasilitas supaya mereka berhasil tetapi dalam hal iman kita sering kurang peduli dan kurang memberi fasilitas agar imannya semakin mendalam dan berkembang. Kita perlu memperbaiki sikap dan tindakan yang masih kurang dalam membimbing orang muda. Bagi orang muda, saya mengajak kalian semua supaya tidak takut/menghindar untuk bercermin pada pribadi dan sabda Tuhan Yesus. Kita mengimani Tuhan Yesus bukan untuk mencari kesenangan atau pujian tetapi mencari keselamatan. Dalam mencari keselamatan tersebut kita sering mengalami dikritik oleh sikap, tindakan dan sabda Tuhan Yesus. Kritikan itu harus kita tanggapi secara positif supaya kita bisa maju dalam kepribadian, kedewasaan dan iman.
Di sisi lain orang muda memang mempunyai pemikiran sendiri atas hidup mereka dan sering tidak dipahami oleh orangtua. Banyak orangtua memaksakan kehendaknya agar dituruti tetapi sering tanpa berusaha memahami situasi atau pun keinginan orang muda. Belajar dari pengalaman Keluarga Kudus di Nazaret ketika Tuhan Yesus diketemukan di Bait Allah, Lukas 2: 41- 52:
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Kecemasan Santo Yusuf dan Bunda Maria mencari keberadaan Tuhan Yesus yang masih remaja, menggambarkan kecemasan orangtua terhadap anaknya. Orangtua sering menganggap apa yang dicemaskan itu menyusahkan mereka seperti dalam bacaan tersebut ketika Bunda Maria menemukan Tuhan Yesus di Bait Allah, Bunda Maria bertanya dan mungkin dengan nada agak kesal tetapi penuh kasih: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Kita bisa membayangkan kecemasan mereka tetapi kalau kita renungkan lebih lanjut akan jawaban Tuhan Yesus, kita pun memahami apa yang menjadi minat atau pun alasan keberadaan-Nya di Bait Allah. Hal ini sulit dipahami oleh Bunda Maria. Situasi ini tidak menjadikan mereka jatuh dalam emosi tetapi berusaha saling memahami situasi masing-masing. Oleh karena itu Bunda Maria menyimpan semua perkara itu dalam hatinya. Dan Tuhan Yesus pulang bersama mereka ke Nazaret dan tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dalam kehidupan kita sering kita sebagai orangtua kurang mengerti apa yang dikehendaki oleh anak. Demikian pula anak sering tidak paham apa yang dikehendaki oleh orangtua dan dianggap terlalu memaksakan kehendak untuk hidup mereka, sehingga bisa menimbulkan gesekan dalam hubungan antara anak dan orangtua. Belajar dari sikap dan tindakan Bunda Maria dan Santo Yusuf, kita sebagai orangtua supaya juga mampu menyimpan segala perkara dalam keluarga kita dan terus berusaha memahami gejolak jiwa anak-anak muda kita dan supaya tetap dalam asuhan/bimbingan orangtua. Bagi orang muda pun hendaknya perikop ini menjadi suatu pembelajaran bahwa bagaimana pun dalam kehidupan bersama sering terjadi perbedaan pendapat tetapi jangan sampai menjauhkan diri dari asuhan orangtua. Dengan kata lain tetap kembali dalam “asuhan keluarga kudus Nazaret” dan tidak jatuh dalam emosi sesaat yang menghancurkan kehidupan keluarga.
Akhirnya saya mengajak anda sekalian baik orangtua maupun orang muda, marilah kita bersama menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan saling belajar memahami dan saling mendukung untuk menggapai masa depan bersama. Kita sembuhkan luka-luka batin yang telah terjadi dengan siraman kasih yang nyata supaya hidup kita bisa menjadi tanda kehadiran dan kasih Tuhan Yesus. Sekali lagi saya ucapkan SELAMAT NATAL 2011 DAN TAHUN BARU 2012. Tuhan memberkati.
RD Ignatius Heru Wihardono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^