Kamis, 01 April 2010

TAHBISAN DIAKON

Rabu, 24 Februari 2010 lalu, Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM berkenan mentahbiskan lima frater menjadi diakon bagi Keuskupan Bogor. Kelima frater itu adalah: Fr. Ignatius Irwan Sinurat, Fr. Habel Jadera, Fr. Joseph Krisostomus CSE, Fr. Elisa Maria CSE, dan Fr. Patrisius de Jesu CSE.
Sejak petang, Lembah Karmel Cikanyere sudah didatangi umat dari berbagai paroki di Keuskupan Bogor dan luar Keuskupan Bogor. Menjelang Ekaristi, kursi-kursi umat di Kapel Santa Maria Bunda Karmel telah penuh terisi, panitia pun mengeluarkan kursi-kursi cadangan di kiri-ka-nan kapel. Lima menit sebelum Ekaristi dimulai, protokol membacakan sedikit informasi mengenai kelima ca-lon diakon. Tepat pukul 17.00, arak-arakan para misdinar, para imam, calon diakon beserta orangtua, dan konselebran, mulai memasuki kapel dari pintu masuk. Serentak umat berdiri menghadap arak-arakan. Lagu pembukaan pun dilantunkan dengan begitu meriah oleh koor dari Paroki Maria Ratu Para Malaikat Cipanas.
Sebagai selebran Ekaristi adalah Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM (Uskup Keuskupan Bogor), dengan para konselebran yaitu: RD. Christophorus Tri Harsono (Rektor Seminari Tinggi Santo Petrus Paulus) dan RP. Yohanes Indrakusuma OCarm (pendiri Asosiasi Publik CSE).

Ekaristi berjalan mengalir tanpa hambatan berarti. Kelima frater, satu-persatu menerima tahbisan diakon dari Mgr. Michael OFM setelah masing-masing menyatakan kesanggupan sebagai diakon. Saat kelima frater mengenakan stola dan dalmatik, mereka pun telah resmi menjadi diakon. Dengan demikian, Keuskupan Bogor kini mempunyai tujuh orang diakon. Diakon Justinus Joned Saputra dan Diakon Yohanes Suparta telah ditahbiskan pada 8 Desember 2009 di Gereja Santo Fransiskus Asisi Cibadak.
Terpanggil untuk hidup selibat, menjadi diakon kemudian imam, tidak akan terjadi jika bukan karena Allah sendiri yang memanggil/memilih. Begitulah yang disampaikan Mgr. Michael dalam homilinya “bukan karena aku yang memilih, tetapi karena Engkau sendirilah yang memilih”. Tahbisan adalah rahmat Tuhan, sehingga harus dijaga dan dihidupi. Menjadi diakon berarti menjadi pelayan, yaitu membantu tugas-tugas imam dan uskup dalam melayani umat Allah. Kesetiaan dan rendah hati amat diperlukan. Peran serta umat melalui doa dan dukungan bagi kesucian para imam maupun diakon, akan selalu dibutuhkan sampai kapanpun. Lebih lanjut Mgr. Michael mengatakan, adalah suatu hal yang menggembirakan di penghujung Tahun Imam ini, bahwa Keuskupan Bogor akan dianugerahi tujuh orang imam. Rencananya tahbisan imam bagi ketujuh diakon ini akan dilaksanakan pada Juni 2010. Sekali lagi, kita harus bersyukur atas rahmat ini. Tuhan sendiri yang akan memilih penerusnya untuk menyelamatkan GerejaNya. Peran orang tua pun tidak kalah penting. Bimbingan yang mereka berikan dalam lingkup keluarga, khususnya pendidikan iman katolik, turut menunjang tumbuhnya benih-benih panggilan di hati putra-putri mereka. Kerelaan hati untuk menyerahkan/mem-persembahkan putra-putri mereka sepenuhnya pada Tuhan merupakan suatu hal yang patut diacungi jempol. Pada akhirnya, kita sebagai umat beriman kristiani, harus mampu menjadi garam dan terang, dalam apapun pekerjaan kita dan dimanapun kita berada.

Sejak Ekaristi dimulai hingga awal ritus penutup, suasana sungguh khid-mat. Seketika suasana berubah menjadi ramai saat Diakon Irwan memberikan sambutan. Diakon Irwan pernah bertugas di Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari. Ia dikenal pula dengan panggilan Fr. Jerry. Sosoknya yang gaul, akrab dengan kaum muda, humoris, namun bisa serius juga, cukup mengena di hati umat Sukasari. Sambutan yang dibawakannya sangat ringan, beberapa kata dan gerak tubuh spontannya banyak mengundang tawa. Diakon Irwan mewakili teman-temannya menyampaikan rasa syukur pada Tuhan dan terima kasih atas dukungan semua yang hadir walaupun sore itu hujan turun sangat deras. Sempat pula menyapa keluarga untuk menyampaikan terima kasih. Terus berharap pada doa-doa umat agar mereka bertujuh dapat meneruskan pada tahbisan imamat.
Sambutan kedua dari orangtua tertahbis, diwakili oleh ayah dari Fr. Habel Jadera. Beliau pun mengungkapkan rasa syukur yang mendalam pada Tuhan, serta terima kasih pada Bapa Uskup yang telah mentahbiskan putra-putra mereka menjadi diakon. Hingga saat itu, beliau seolah masih tidak percaya bahwa akhirnya putra-putra mereka bisa sampai pada tahap ini, namun karena percaya pada Tuhan pulalah yang membuat mereka yakin.
Sambutan terakhir adalah dari RP. Yohanes Indrakusuma OCarm selaku tuan rumah dan pendiri CSE. Beliau menyampaikan syukur karena dengan tahbisan diakon bagi 3 frater CSE ini, akan semakin menambah jumlah imam di Asosiasi Publik CSE. Wejangan agar para diakon setia dalam melakukan pelayanan hingga akhirnya nanti ditahbiskan sebagai imam pun disampaikan.
Sebelum berkat penutup, Mgr. Michael mengumumkan bahwa kelima diakon akan melanjutkan pelayanannya di tempat sekarang ber-tugas sampai ada penugasan be-rikutnya. Untuk diketahui, Diakon Irwan dan Diakon Joseph CSE saat ini bertugas di Seminari Stella Maris Bogor, Diakon Habel bertugas di Paroki Santo Matias Cinere, Diakon Elisa bertugas di Paroki Kristus Raja Serang, serta Diakon Patrisius bertugas di Paroki Santo Petrus Cianjur.
Saat Ekaristi selesai jam sudah menunjukkan waktunya makan malam. Panitia sudah mem-persiapkan hidangan di aula. Seluruh yang hadir berjalan keluar Kapel Santa Maria Bunda Karmel menuju aula. Aneka hidangan sudah dipersiapkan dalam piring-piring atau mangkuk-mangkuk, sehingga hadirin dapat langsung mengambilnya. Budaya antri tetap sangat diperlukan, agar semua sama-sama merasa nyaman. Acara makan malam diiringi dengan lagu-lagu rohani yang dinyanyikan oleh para frater CSE. Sementara hadirin bersantap ria, kelima diakon tertahbis pun sibuk menerima ucapan selamat dan permintaan foto bersama. Wajah yang cerah dengan senyum lebar nyata terlihat dari kelima diakon. Walaupun tampak keringat tak henti mengalir di wajah, namun mereka tetap bersemangat menerima ucapan selamat. Senyum bahagia pun terlihat dari keluarga masing-masing diakon.
Setelah perut terisi oleh santap malam, beberapa frater CSE mempunyai hiburan berupa menari bersama. Tarian khas dari daerah timur ini ditarikan bersama. Siapapun yang ikut menari dapat masuk ke dalam lingkaran, kemudian bersama-sama mengikuti gerakan yang dipimpin oleh seorang frater yang berada di tengah lingkaran. Peserta tarian ini semakin banyak karena lingkarannya semakin besar dan suasana pun semakin ramai karena tepuk tangan penonton. Selain para frater CSE dan beberapa umat, tampak para seminaris dari Seminari Stella Maris dan beberapa imam turut dalam tarian itu. Di sisi lain, banyak hadirin yang saling bertukar cerita entah dengan kawan lama atau kenalan dari paroki lain. Semakin malam semakin meriah, mungkin kalimat itu dapat mewakilkan suasana malam itu.
Saat malam semakin larut, satu-persatu mobil keluar meninggalkan Lembah Karmel kembali menuju tempat masing-masing. Terima kasih Tuhan atas anugerah lima diakon bagi Keuskupan Bogor. Semoga RohMu senantiasa hadir menerangi hati dan pikiran mereka, agar hanya kehendakMulah yang terjadi. Amin. Mari kita terus berdoa bagi kesucian dan pelayanan para imam di Keuskupan Bogor! Sampai jumpa pada Tahbisan Imam Juni 2010!

(M.74) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^