Kamis, 01 April 2010

YESUS BANGKIT ATAU DIBANGKITKAN ?

Istilah Kebangkitan
Apakah yang dimaksud kebangkitan ? Apakah kebangkitan adalah peristiwa seperti pembangkitan Lazarus, anak janda Nain atau anak perempuan Yairus ? Dalam Kitab Suci, baik Paulus maupun penulis-penulis Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) tidak pernah membayangkan kebangkitan Yesus hanya sebagai pembangkitan tubuh yang telah mati, seperti pemulihan Lazarus, anak janda Nain atau anak perempuan Yairus yang kembali ke hidup biologis duniawinya, yang semuanya masih harus menghadapi kematian untuk kedua kalinya. Kebangkitan Yesus tidak dapat dipahami sebagai hidupnya kembali mayat. Dalam kebangkitan Yesus, kita tidak hanya menghadapi pembangkitan mayat, tetapi kebangkitan yang sungguh-sungguh, kebangkitan ke bentuk hidup yang baru yang mengubah sampai ke dasarnya dan definitif.
Kata bangkit/kebangkitan adalah suatu kata kiasan atau metafora yang dipinjam dari keadaan orang yang tertidur lalu bangun. Sebelum zaman Yesus, orang Yahudi sudah menggunakan kata ini sehubungan dengan apa yang diharapkan terjadi pada akhir zaman, yaitu orang mati – yang seolah-olah “tertidur” – akan menjadi hidup, tidak mati lagi. Orang Kristen memakai kata kiasan kebangkitan untuk menampung dan mengungkapkan pengalaman rangkap dua, yaitu : di satu pihak setiap orang mengetahui bahwa Yesus benar-benar mati dan dikubur (1 Kor 15:4), tetapi di lain pihak ada beberapa orang (Kis 10:41) yang mengalami bahwa Yesus yang tadinya mati masih aktif hadir dan berpengaruh di dunia ini. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa Yesus yang tadinya mati kini hidup juga, entah bagaimana. Nah, untuk mengungkapkan kesimpulan itu digunakan kata kiasan tersebut.

Bangkit atau Dibangkitkan
Jika kita membaca Kitab Suci secara seksama maka kita akan menjumpai sesuatu yang mengundang pertanyaan. Dalam Kitab Suci kata bangkit dan dibangkitkan kerap muncul. Dalam tulisan-tulisan Paulus dikatakan Yesus dibangkitkan oleh Allah (misal : Rm 4:24-25; 6:4; 10:9; Ef 1:20). Sedangkan dalam Injil seringkali dikatakan Yesus bangkit (misal : Mrk 8:31; 14:28; Luk 24:7.46), dan juga dalam 1 Tes 4:11. Bagaimana duduk perkaranya sehingga kita seolah-olah “dibingungkan” dengan ungkapan “Yesus bangkit” dan “Yesus dibangkitkan” ?
Kebangkitan Yesus adalah soal iman mengenai adanya campur tangan Allah Tritunggal dalam tataran ciptaan dan sejarah manusia. Allah Tritunggal bekerja bersama-sama dan serentak dengan masing-masing pribadi Tritunggal menyatakan sifat-Nya yang khas. Kekhasan masing-masing pribadi Tritunggal itu membuat kita sebagai manusia yang terbatas menggunakan kata kerja yang berbeda pada tataran bahasa insani.
Dengan latar belakang pengertian tentang Allah Tritunggal,marilah kita telusuri ungkapan “Yesus dibangkitkan” atau “Yesus bangkit”. Sebenarnya perbedaan itu hanya terletak pada sudut pandang saja. Ungkapan “Allah membangkitkan” (Kis 2:24; 13:32.34; Ef 1:20; et passim) atau “Yesus dibangkitkan” (Rm 6:4; 1Kor 15:17; Ef 1:19-22) hendak menekankan kekuasaan Allah Bapa. Kuasa Allah Bapa bekerja melalui Roh Kudus untuk menghidupkan kodrat manusia Yesus yang sudah mati dan mengangkatnya ke dalam kemuliaan, yaitu keadaan sebagai Tuhan (bdk 2 Kor 13:4; Ef 1:19-20). Allah Bapa yang bertindak dan Yesus adalah penerima dari tindakan Allah Bapa yang membangkitkan. Jika dilihat dari sisi apa dan siapa yang menyebabkan Yesus bangkit maka harus dikatakan Yesus dibangkitkan oleh Allah. Sedangkan ungkapan “ Yesus bangkit” hendak menekankan peran Allah Putra. Berkat kuasa ilahi-Nya sendiri, Allah Putra sendiri bisa melaksanakan kebangkitan-Nya. Jika dilihat dari sisi hasil yang menyebabkan Yesus bangkit maka harus dikatakan Yesus yang tadinya mati, bangkit – Yesus bangkit dengan kekuatan-Nya sendiri. Allah membangkitkan Yesus, tetapi yang bangkit adalah Yesus, bukan orang lain ataupun Allah. Jadi kedua ungkapan “Yesus dibangkitkan” atau “Yesus bangkit” sama benarnya dan pada akhirnya sama artinya. Masing-masing ungkapan hendak menekankan peran Pribadi Tritunggal yang berbeda.

Penampakkan adalah Bukti Nyata Yesus Tetap Hidup
Dalam Kitab Suci tidak diceritakan ada orang yang menyaksikan atau mengamati Yesus bangkit/dibangkitkan. Kalau begitu bagaimana kita mengetahui bahwa Yesus tetap hidup dan berpengaruh demi keselamatan manusia ? Untuk menyatakan kebenaran tersebut Kitab Suci berkata bahwa Yesus ditampakkan, tampak, menampakkan atau menyatakan diri. Lewat berbagai peristiwa penampakkan mau ditekankan Yesus tetap hidup sehingga Ia bisa dilihat, didengar, diraba dan dipeluk (Mat 29:9-10; Luk 24:39-40; Yoh 20:27). Badan Yesus yang bangkit/dibangkitkan mempunyai kesamaan identitas dengan badan duniawi ketika Ia masih di dunia. Tetapi badan Yesus yang bangkit/dibangkitkan sudah tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu (bdk Yoh 20:19.26). Artinya, badan Yesus yang bangkit sudah dimuliakan, tidak termasuk dalam tatanan dunia lagi. Yang pasti, penampakkan selalu terjadi atas prakarsa Yesus. Dan penampakkan itu tidak dapat diamati oleh setiap orang yang hadir. Pengalaman penampakkan mengandaikan adanya iman. Jadi, pengalaman Yesus yang bangkit mulia bukan pertama-tama terletak pada kontak fisik tetapi terletak pada pengalaman iman. Sudahkah kita mengalami penampakkan Yesus yang bangkit/dibangkitkan dalam hidup sehari-hari ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^