Mempunyai kenangan manis dalam kehidupan sehari-hari bersama ibu, tidak mungkin bisa pupus begitu saja, ingatan dan kenangan itu selalu melekat. Bagaimana ibu selalu siap dalam menyediakan hidangan lezat walaupun sederhana pada setiap kita masing-masing. Bagaimana ibu mengajari dan mendidik, bukan hal yang matematis atau keilmuan, tapi ibu mengajari kita dengan perbuatan-perbuatan yang merupakan bekal hidup kita di masa yang akan datang. Ibu tidak hanya memikirkan misi, tapi lebih dari itu, ibu memberikan visi kedepan agar kita bisa hidup lebih baik di masa yang akan datang.
Ibu ibarat Tuhan yang sangat mengenal kita, ibu mengetahui segalanya. Yang tersembunyi akan terungkap, yang dikatakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang. Tdak ada satu dan sesuatu pun yang dapat kita sembunyikan dari padanya. Ibu tidak akan pernah mungkin melupakan anaknya sendiri. Namun seringkali dalam kehidupan ini kita mudah melupakan yang pernah berbuat baik dan begitu berjasa dalam kehidupan kita, kita mudah untuk tidak menghargai karena kondisi ibu kita yang miskin, tua dan tak berdaya.
Lukas 12 : 7 memotivasi kita untuk mengasihi dan menghargai ibu yang telah berjuang untuk melahirkan, membesarkan dan membimbing kita menjadi orang yang berguna. Dari bacaan kitab suci itu kita belajar, bagaimana Tuhan yang begitu menghargai segala ciptaanNya termasuk kita, orang tua kita dan sesama kita. Ia tidak pernah melupakan kita. Hendaknya kita belajar untuk menghargai orang lain, siapapun dia, terlebih ibu kita yang kita kasihi dan tidak mudah untuk melupakan setiap orang yang begitu mengasihi kita yang ada di sekitar kita.
Tuhan mengajak kita menjadi pembawa terangNya bagi mereka yang tidak berarti, tersingkir dan dilupakan orang. Bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang dikasihi bahkan lebih berharga daripada burung pipit. Inilah sebuah harapan bahwa Tuhan tidak mungkin melupakan kita dan Dia sungguh menghargai kita. Apa jadinya jikalau kita yang dikasihi Allah tidak mengasihi dan menghargai ibu kita....????
Ibu ibarat Tuhan yang sangat mengenal kita, ibu mengetahui segalanya. Yang tersembunyi akan terungkap, yang dikatakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang. Tdak ada satu dan sesuatu pun yang dapat kita sembunyikan dari padanya. Ibu tidak akan pernah mungkin melupakan anaknya sendiri. Namun seringkali dalam kehidupan ini kita mudah melupakan yang pernah berbuat baik dan begitu berjasa dalam kehidupan kita, kita mudah untuk tidak menghargai karena kondisi ibu kita yang miskin, tua dan tak berdaya.
Lukas 12 : 7 memotivasi kita untuk mengasihi dan menghargai ibu yang telah berjuang untuk melahirkan, membesarkan dan membimbing kita menjadi orang yang berguna. Dari bacaan kitab suci itu kita belajar, bagaimana Tuhan yang begitu menghargai segala ciptaanNya termasuk kita, orang tua kita dan sesama kita. Ia tidak pernah melupakan kita. Hendaknya kita belajar untuk menghargai orang lain, siapapun dia, terlebih ibu kita yang kita kasihi dan tidak mudah untuk melupakan setiap orang yang begitu mengasihi kita yang ada di sekitar kita.
Tuhan mengajak kita menjadi pembawa terangNya bagi mereka yang tidak berarti, tersingkir dan dilupakan orang. Bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang dikasihi bahkan lebih berharga daripada burung pipit. Inilah sebuah harapan bahwa Tuhan tidak mungkin melupakan kita dan Dia sungguh menghargai kita. Apa jadinya jikalau kita yang dikasihi Allah tidak mengasihi dan menghargai ibu kita....????
(diar sanjaya. SK-09-09)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^