Kamis, 01 April 2010

Katakanlah...

Suatu sore yang manis. Sisi duduk berdua bersama Greg, kekasih hatinya. Di depan mereka ada sebuah dus kecil berisi roti-roti kecil yang masih hangat. Suatu san-tapan yang sangat sederhana, dengan porsi yang tidak banyak. Rupanya, daya cinta yang kuat diantara me-reka, seolah-olah membuat mereka tidak membutuhkan makanan istimewa. Kehadiran dan kekuatan cinta mereka telah memberikan daya hidup. Di saat-saat begitu pasti tidak ada rasa lelah, tidak merasakan lapar, tidak ada rasa bosan apalagi ngantuk, selalu berusaha untuk membuat satu sama lain bahagia. Bahkan sampai malam atau keesokan hari setelah mereka bertemu, Sisi dan Greg masih merasa kenyang oleh cinta...
Cuaca yang sedang cerah, secerah wajah Greg. Sisi sangat bahagia melihat bias ceria wajah kekasihnya, dia tersenyum. Melihat wajah Greg yang segar, adalah kebahagiaan tersendiri bagi Sisi karena Sisi tahu bahwa Greg orang yang sangat sibuk.
Di mata orang banyak, Sisi adalah perempuan malang yang hidupnya penuh dengan penderitaan dari kecil hingga dewasa. Begitu juga Greg, dia adalah laki-laki yang kurang beruntung, kata orang-orang di sekitarnya.Greg terlahir di tengah-tengah keluarga yang tergolong sulit secara ekonomi, yang sejak kecil telah kehilangan ayahya. Itulah cap/stempel yang telah diberikan masyarakat kepada mereka. Segi pandang orang yang cenderung duniawi... meski masyarakat menilai seperti itu, kedua orang itu merasa menjadi orang-orang yang bahagia. Pertama, Allah menempa perkembangan iman mereka, laksana menguji kemurnian emas. Kedua, Allah memberikan daya (kekuatan) kepada mereka untuk menghadapi segala penderitaan dalam proses tadi. Ketiga, mereka dipertemukan untuk saling menyayangi dan menguatkan. Keempat dan seterusnya, masih banyak alasan bagi mereka berdua untuk senantiasa menyenandungkan Mazmur Syukur bagi Allah dalam kehidupan mereka.
Dua insan itu masing-masing menghabiskan sepotong roti kecil. Awalnya sebelum bertemu Greg, Sisi merasa lapar setelah seharian bekerja. Perasaan lapar itu terlupakan seketika saat bersama kekasihnya. Mereka ngobrol dan bercanda. Tiba-tiba ada sedikit perasaan sedih melintas dalam hati Sisi. Entahlah, akhir-akhir ini perasaan itu begitu menggodanya. Meski dalam sikap, perbuatan dan gerak tubuh Greg, Sisi merasa bahwa Greg menyayanginya. Sisi ingin sekali mendengar langsung dari mulut Greg, pernyataan sayangnya kepada Sisi.
Sisi tahu, ungkapan sayang adalah sumber kekuatan yang sangat luar biasa bagi orang yang mendambakannya. Kata-kata itu juga diungkapkan dalam keadaan khusus oleh orang tua Sisi sejak dia masih kecil dulu. Demikian juga Sisi akan mengungkapkan dalam keadaan khusus.
Orang yang mengalami perasaan dicintai dan mencintai dalam Tuhan akan mempunyai daya hidup yang penuh semangat, sehingga akan sanggup melaksanakan hal-hal atau karya yang menakjubkan, dan mampu mewartakan kemuliaan Tuhan dalam hidupnya. Ada motto “Fides per caritatem operator” (iman bekerja lewat kasih). Sumber cinta adalah Allah. Allah menaburkan benih-benih cinta itu di hati manusia. Disitulah proses pertumbuhan iman terjadi.
Sisi dan Greg adalah dua insan yang sedang disapa Allah secara khusus. Mereka saling menyayangi, saling membahagiakan dan saling menguatkan. Sisi merenung dan berbisik dalam hati, “Perasaan cinta itu sudah kurasakan dan kualami, tapi mengapa aku masih merindukan ungkapan sayang itu dari Greg sendiri?”. Diakui oleh Sisi, kultur timurlah yang membentuknya demikian. Perempuan timur dengan budaya mengharap dan menanti ungkapan kata sayang dari laki-laki yang dicintainya.
Senja makin memudar menuju malam. Mereka berpisah, pulang ke rumah masing-masing. Sisi melangkah, menatap penuh harap hari-hari yang akan datang. Cinta, penderita-an, harapan, tawa, tangis adalah realita kehidupan yang menempa iman. Senyum mengulum di bibirnya, harapan itu menggodanya lagi. Dia berbisik dalam hati, “Katakanlah Greg ...sebab hal itu akan menjadi kekuatanku dan ketenangan terindah dalam hidupku”.

-Elis-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^