Ya Bapa, ampunilah mereka …
Luk 23:34
Setelah mengalami penderitaan dan kesengsaraan yang sangat mengerikan, sampailah Yesus dengan susah payah ke bukit yang bernama Tengkorak, yaitu tempat untuk menyalibkan para penjahat. Di sana pakaian Yesus yang sudah melekat dan bersatu dengan tubuhNya, ditanggalkan secara kasar dan mengerikan.
Seperti binatang yang hina saja, para algojo memperlakukan Yesus. Betapa pedih, sangat menyakitkan dan mengerikan, luka-luka Yesus yang sudah kering, harus bercucuran darah lagi oleh penanggalan pakaian yang sudah melekat seperti lem pada tubuhNya, yang dilakukan secara kejam dan sadis. DarahNya mengalir membasahi seluruh tubuh dan menetes ke tanah.
Dengan tidak mengenal belaskasihan, Yesus dipaku pada sebuah kayu silang yang hina. Paku-paku yang besar ditembuskan ke dalam kaki dan tangan Yesus. Darah yang tinggal sedikit lagi dalam tubuhNya, sekarang mengalir lagi dan dengan secara mencekam dan ngeri, seperti darah yang tak bernilai dari seekor hewan yang hina. Yesus diam saja tanpa memberontak dan tanpa membela diri sedikitpun, seakan-akan diriNya sendiri yang harus menerima korban atas kesalahan yang tak dapat diampuni.
Tubuh Yesus terkatung-katung di antara langit dan bumi, tetapi dengan penuh kasih sayang Ia memandang musuh-musuhNya. Di tengah penderitaan yang sangat hebat itu, Yesus tidak mau mempersalahkan para musuh yang telah menjatuhkan hukuman hina atas diriNya. Dengan cinta kasih yang sempurna Yesus memohon kepada Bapa: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
Ini merupakan doa permohonan Yesus, yang merupakan Sabda pertama dari tujuh Sabda Yesus saat Dia berada di atas kayu salib, agaknya doa Yesus ini tidak terlalu dimengerti oleh kita semua. Mungkin pula kita pernah berdoa demikian, tetapi dalam situasi yang cukup atau jauh berbeda dari apa yang dialami Yesus. Apakah penderitaan yang kita alami dapat disamakan dengan yang dialami Yesus? Kalau ada yang demikian maka bersyukurlah kita kepada Tuhan, tetapi pada umumnya tidak.
Doa Yesus ini adalah cetusan api cinta kasih yang amat dalam terhadap umat manusia, betapapun manusia dikuasai oleh dosa-dosa yang menyakitkan hatiNya. Di tengah penderitaan yang paling mengerikan Ia sudi berdoa bagi musuh-musuhNya. Adalah suatu persoalan yang mudah memberi maaf kepada orang yang dengan rendah hati memohon maaf, tetapi Yesus memberi contoh yang amat besar. Ia memberinya ketika orang menghina dan menyakitiNya.
Di sini kita diingatkan untuk dapat mengikuti teladan cinta kasih Yesus Kristus sendiri, terlebih bila kita mengalami peristiwa-peristiwa yang kita anggap sebagai penderitaan, tetapi apabila dibandingkan dengan penderitaan Kristus, barulah secuil kecil saja. Mungkin kita mengalami suatu konflik batin, karena kita selalu dipersalahkan, tidak dimengerti oleh orang lain. Serahkanlah itu semua kepada Tuhan dengan penuh penyerahan diri, sambil mempersatukan doa kita dengan doa Yesus ini. (Stefan Surya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^