Jumat, 08 April 2011

Serba-Serbi Paskah 2

Mengapa Tuhan Yesus Mau Menjadi Manusia

Ada seorang pria tidak mempercayai Natal. Dia adalah pria yang baik hati dan setia kepada keluarganya.  Dia sering berkata pada istrinya: “Saya tidak mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya”.
Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian di Gereja. Pria itu menolak untuk menemani mereka. Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun.
Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan.  Ketika ia pergi mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka terjebak dalam badai salju dan menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.
Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu. Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka? Kemudian ia teringat kandang tempat kuda poni anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam. Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang.
Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat kedinginan di atas salju. Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu. “Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan,” kata pria itu dalam hatinya, “dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman.
“Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu. Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata sambil terisak, “Sekarang saya mengerti mengapa Engkau mau menjadi manusia”...

Oleh : St. Indra Wahyu
(Disadur dari : Inspirational and Motivational)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^