Puasa Dan Salib
Oleh: J.D. Lehera
Dalam masa prapaskah kita diingatkan oleh Bapak Uskup melalui Surat Gembala mengenai puasa. Cara dan aturan pun dijelaskan secara terang benderang maksudnya agar kita menjalankan secara baik dan benar.
Umat Paroki Sukasari adalah majemuk. Umat dari Jawa Tengah mengenal puasa Senin dan Kamis. Umat Flores dan Batak pasti tidak mengenal puasa tradisi. Puasa tradisi mengedepankan ketaatan dan keluhuran budi serta kejujuran. Dalam lingkungan paranormalpun mengedepankan puasa maknanya sama seperti puasa tradisi.
Puasa saat kita masuk dalam era globalisasi sekarang ini maka makna dan arti akan hilang apabila kita tetap berpacu pada puasa makan dan minum tidak memikirkan nilai iman katolik. Contoh ada umat cara berpuasa seperti yang dijalankan teman-teman di ruang publik.
Puasa berdasar kitab nabi Yesaya 58:1-12 penekanannya pada perbuatan baik dan kasih. Contoh, Mencari atau memberikan pekerjaan kepada teman yang PHK sepihak bukan karena kesalahan teman tersebut. Mengunjungi tetangga sebelah rumah yang sakit permanen secara berkala. Jangan ada dusta diantara kita misal sering terlambat Doa Rosario atau absen terus menerus alasan klasik. Hidup yang baik dan benar itulah juga puasa.
Puasa berdasar Injil Mateus 6:16-18 mengingatkan kita agar menghindari dari sikap kepura-puraan dan kemunafikan. Contoh, Dalam berorganisasi sering absen rapat alasan repot dan sebagainya maka menurut teori kepemimpinan umat mengatakan orang itu telah berbohong dan tidak jujur. Atau merekayasa satu perbuatan salah atau keliru menjadi benar dan akhirnya orang mengatakan benar.
Melalui Puasa agar salib Yesus bermakna dalam hidup kita antara lain:
1. Puasa tidak ngerumpi saat misa kudus hari minggu atau misa harian
2. Puasa berbicara jujur dan benar berdasar bukti nyata bukan kata orang
3. Puasa tidak pulang setelah komuni dan tidak telat masuk gereja
4. Puasa mulut tidak bicara HP dan puasa tangan tidak SMS saat misa
5. Aktif dalam kegiatan di RT/RW agar salib Yesus bermakna terus-menerus
6. Bagi para pengurus puasa tidak selalu main tunjuk tapi memberi contoh jelas agar umat tertarik menjadi anggota TTK dan tertarik menjadi anggota Koor. Bagi para Ketua Rukun puasa tidak absen dalam Doa Rosario agar umat tidak menjadi orang asing dalam Rukun sendiri tetapi bersorak-sorai dalam kandang lain.
Melalui puasa hidup kita bermakna sehingga salib kehidupan yang dirasakan berat menjadi ringan karena dari salib Yesus menurunkan berkat melimpah asal kita telah melaksanakan puasa seperti diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^