Minggu, 01 Agustus 2010

Sajian Utama 2

Berharaplah Selalu Akan Kasih Tuhan

Ada seorang pengemis buta yang bernama Bartimeus, anak Tumeus, duduk di pinggir jalan. Ia mendengar bahwa Yesus berada di kotanya, Yeriko. Walaupun harus berdesakan dengan orang banyak, dan Bartimeus dianggap hanya mengganggu pengajaran Yesus serta kenyamanan mereka karena teriakannya, “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku”. Ia tetap tegar ingin dijamah dan disembuhkan oleh Yesus. Yesuspun berpaling, memberikan perhatian khusus kepadanya. Bartimeus disapaNya dengan penuh kasih,”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Maka sembuhlah Bartimeus.
 Kejadian ini mengandung makna penting, yaitu orang-orang kecil yang terabaikan mendapat perhatian Yesus dan sebaliknya orang-orang yang seperti ini mempunyai iman yang besar akan penyelenggaraan ilahi. Itulah cara Tuhan berhubungan dengan kita umatnya.
 Dalam kehidupan kita, iman, harapan dan kasih adalah unsur utama. Selama kita masih berziarah di dunia ini, semestinya kita tidak henti-hentinya mengembangkan ketiga unsur utama ini.
Dalam kisah di atas, unsur kasih ditunjukkan oleh Yesus. Yesus mempunyai hati yang mengasihi. Dia tidak hanya bersimpati terhadap orang-orang kecil di sekitarnya, namun lebih dari itu, Yesus berempati dengan mengambil tindakan nyata dengan membebaskan umatnya dari penderitaan. Kita yang dikasihi oleh Tuhan lebih dahulu akan merasa berarti. Kasih dan perhatian Yesus bukan hanya untuk orang-orang tertentu, melainkan untuk kita semua. Kita semua begitu dikasihi dan spesial bagi Tuhan. Perhatian dan kasih Tuhan itu membuat kita berkembang. Dengan daya roh Ilahi, kita akan memiliki hati yang mampu untuk mencinta dengan teladan Yesus sendiri. Mencinta berarti memberikan hati kita di setiap tugas, karya atau panggilan hidup kita. Ya, mari kita warnai hidup kita yang singkat ini dengan menghindari sikap dan perbuatan-perbuatan jahat kepada orang lain. Kita tebarkan senyum yang damai, sikap yang bersahabat dan karya-karya yang didasari hati yang tulus, agar Tuhan dimuliakan lewat perbuatan kita.
Unsur iman dan harapan, ditunjukkan oleh Bartimeus, Si Pengemis buta. Selama hidupnya yang diliputi kegelapan karena tidak bisa melihat, Bartimeus masih selalu menggenggam harapan, bahwa hanya Allah yang mampu menolongnya. Kepercayaan akan Allah dan harapan bahwa suatu saat Allah akan menolongnya, ternyata tidak pernah sia-sia. Allah peduli dengan umatNya, yang siang malam mengharap kemurahanNya.
Yesus yang mempunyai hati yang mengasihi, menjadikan kita umatNya sebagai umat pilihan, umat yang punya pengharapan dan umat yang diutusNya untuk mewartakan kasih dan karya keselamatan Allah. Sebagai orang-orang pilihan yang diutusNya, biarlah nama Allah yang semakin dimuliakan, setiap kali kita mendapatkan perkembangan yang menggembirakan dalam karya pelayanan kita. itu semua adalah karya dan rahmat Allah melalui kita. Seperti yang dituliskan Sri Paus Gregorius kepada Agustinus dan kawan-kawannya diutus ke Inggris dan berhasil mempertobatkan dan mempermandikan 10.000 orang Anglosakson saat perayaan Natal tahun 597, sambil mengajak mereka untuk tetap rendah hati : “Apabila engkau mengingat bahwa engkau selalu berdosa terhadap penciptamu dengan perkataan, perbuatan dan kelalaian, baiklah ingatan itu pun melenyapkan segala kesombongan yang mungkin timbul dalam hatimu.”
Marilah kita tidak henti-hentinya mengembangkan iman, harapan dan kasih yang telah ditaburkan Allah di dalam hati kita. Tuhan memberkati!

( E.Sri Hartati )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^