Anda Memilih Berhenti atau Tidak Berhenti?
Yusuf merupakan salah satu tokoh alkitab yang tidak pernah berhenti percaya pada Tuhan. Dia percaya bahwa dia akan diangkat menjadi pemenang walaupun dia terlihat menyedihkan bagi lainnya. Yusuf sangat dibenci oleh saudara-saudaranya karena ayahnya lebih mengasihinya daripada mereka. Kej. 39:2,21 menyatakan bahwa Tuhan menyertai dia. Dia begitu taat (Kej. 39:9) bahkan Tuhan memberikan dia kemampuan menafsir mimpi (Kej. 40). Kehidupannya yang sangat bergantung pada Tuhan membuat dia bisa menghadapi setiap kejadian. Walaupun pada saat itu dia dibuang ke sumur dan dijual kepada orang Mesir oleh saudaranya, tetapi dia tidak mengeluh pada Tuhan dan tidak berhenti mempercayai dan bergantung padaNya. Dia dijual dan menjadi budak di rumah Potifar. Disana, dia tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Tuhan menyertai ia kemana pun ia pergi, Tuhan membuat segala yang dia kerjakan selalu berhasil. Maka ia mendapat kasih tuannya dan tuannya mempercayakan kuasa dan segala miliknya. Tanpa disadari Potifar, istrinya memandang berahi terhadap Yusuf dan menginginkan untuk berzinah kepada Yusuf, tetapi Yusuf menolak dengan tegas. Karena ditolak, istrinya kemudian memberitakan kobohongan kepada Potifar bahwa Yusuf ingin mempermainkannya. Mendengar berita itu, marahlah Potifar dan memasukan Yusuf dalam penjara. Tetapi, Tuhan terus menyertai dia, sehingga dalam penjara pun dia mendapat kasih kepala penjara. Semua tahanan penjara dipercayakan kepada Yusuf dan semua pekerjaan itu dia yang mengurusnya. Sampai suatu hari ada kepala juru minuman dan kepala juru roti dipenjarakan karena kesalahannya oleh raja Mesir. Mereka mendapat mimpi dan Yusuf membantu menafsirkannya. Setelah mereka mendapati kebenaran dari mimpi yang ditafsirkan oleh Yusuf, kepala juru minuman melupakannya. Hingga suatu saat Firaun mendapat mimpi dan tidak ada seorang pun yang bisa menafsirkannya, dan kembali teringatlah kepala juru minuman itu kepada Yusuf, maka disuruhnya Yusuf menghadap Firaun. Seperti yang diceritakan kepala juru minum itu, Yusuf dapat dengan mudah mengartikan mimpi Firaun karena Tuhan yang memberitahukannya. Kemudian Firaun melihat bahwa Yusuf adalah seorang yang dipenuhi Roh Allah, bijaksana dan penuh akal budi, sehingga Firaun memberikan kuasa atas seluruh tanah Mesir kepada Yusuf. Selama Tuhan berpihak padanya dan selama dia setia pada Tuhan, Tuhan akan selalu menyertai dan membuat dia berhasil. Dalam hidupnya ini, Yusuf tidak pernah menyimpang dari jalan Tuhan, tidak pernah berhenti untuk terus dekat dengan Tuhan dan mengusahakan kebaikan atas setiap pekerjaan yang didapatinya. Maka Tuhan membuat dia berhasil. Kuncinya, jangan pernah berhenti! Seperti Yusuf yang dari awalnya hanya sebagai budak Potifar kemudian memiliki kuasa atas seluruh tanah Mesir. Semua itu terjadi karena Yusuf tidak berhenti untuk bergantung, berserah pada Tuhan. Lakukan apa yang seharusnya Anda kerjakan, jangan berhenti, karena Tuhan sedang memberkati Anda tanpa Anda ketahui itu. Tapi Tuhan Maha Tahu, Dia yang lebih mengetahui kehidupan Anda bahwa hanya ada rancangan damai sejahtera yang diperuntukkan untuk Anda.
Berhenti hanya untuk mereka yang tidak memahami arti perjuangan. Manusia harus mau menjalani proses yang ada untuk menjadi seorang pemenang dan proses tersebut tidaklah cepat. Mungkin dibutuhkan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun untuk menjadi seorang yang sukses. Seperti kisah-kisah diatas, asal kita ingin menjalani proses yang ada, kita akan berhasil. Tidak ada pemenang yang langsung berhasil atau instan. Demikian dengan Anda, dibutuhkan waktu yang lama dan Anda harus mau menjalani prosesnya untuk membentuk Anda. Kisah-kisah tokoh diatas dan tokoh alkitab lainnya merupakan orang-orang yang tidak pernah berhenti menjalankan tugas yang Tuhan inginkan. Mereka terus menggantungkan harapan mereka pada Tuhan. Jangan salah menggantungkan harapan karena hanya Tuhan yang mampu membuat mimpi Anda terwujud. Bukan bersikap pasrah terhadap kenyataan, tetapi berserah kepada Tuhan. Dengan berserah akan membuat diri Anda menjadi lebih baik dan percaya bahwa dengan Tuhan, Anda mampu menyelesaikannya. Bayangkan bila Abraham berhenti mempercayai janji Tuhan? Tentu dia tidak akan memiliki keturunan yang dahsyat seperti sekarang. Abraham diberi janji akan memiliki keturunan sebanyak bintang di langit. Tetapi dalam masa diuji imannya. Tetapi dia tidak pernah berhenti percaya bahwa Janji Tuhan akan dipenuhi di dalamnya. Dia harus melalui umur seratus tahun untuk mendapatkan seorang anak dari Sara. Tetapi baru saja dia mendapat anak kesayangannya, Tuhan meminta anaknya untuk menyerahkan anak kesayangannya ini. Dia memilih untuk setia dan taat pada Tuhan karena dia tidak berhenti percaya padaNya bahwa Tuhan akan membuat keturunannya sebanyak bintang di langit entah bagaimana caranya. Ketaatan Abraham diuji, dan karena Tuhan melihat Abraham tidak tergoyahkan ketaatannya, maka Tuhan menyediakan kambing pengganti Ishak untuk dikurbankan. Allah pasti menyediakan apa yang kita butuhkan selama kita taat padaNya. Abraham tetap setia pada Janji Tuhan, walau dunia melihat hal itu mustahil. Dan benar, Abraham mendapatkan keturunan sebanyak bintang di langit, termasuk kita salah satunya. Galatia 3:29 mengatakan. “Karena kita adalah milik Kristus, maka kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Berarti kita termasuk keturunannya. Benar janji Tuhan, Abraham memiliki keturunan yang begitu besar. Tunggulah waktu yang tepat sesuai waktu Tuhan, bukan waktu kita. Kita seringkali mengatakan bahwa ini sudah terlalu lama dan tidak terjadi perubahan, sehingga rasanya kita ingin berhenti begitu saja. Saudara, Anda memakai ukuran siapa hingga mengatakan waktunya begitu lama? Apakah itu ukuran diri Anda sendiri? Jangan memakai ukuran manusia, karena kita memang tidak diperkenankan untuk memakai ukuran manusia, tetapi ukuran Kristus. Seperti Paulus mengatakan bahwa kita sebagai manusia baru dalam Kristus tidak lagi memandang segala sesuatu menurut ukuran manusia, karena kita adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor. 5:16). Perhatikan, Dia mampu menepati janjiNya selama Anda tetap setia. Dari kisah tokoh Alkitab diatas, dapat kita mengerti bahwa sebenarnya tidak ada alasan berhenti karena berhenti hanya untuk mereka yang meragukan Tuhan. Teruslah mempercayaiNya. Jalani prosesnya, maka Anda akan mendapatkan kemenangan sejati dari Tuhan.
Alasan manusia berhenti melakukan tugasnya adalah karena takut gagal, malas dan kehilangan antusiasnya. Semua manusia pernah merasakan kegagalan sehingga ada kalanya ketika ingin mencoba lagi kesempatan itu, dia merasa takut. Sebenarnya, tidak ada rasa takut, kekecewaan dan hal-hal buruk lainnya di dalam Kerajaan Allah. Rasa takut hanya dipakai Tuhan untuk mengantar kita manusia kesayanganNya untuk datang kepada Tuhan. Jadi, ketakutan bukan berasal dari Allah, tetapi dari yang jahat. Jika iblis berhasil membawa umat kesayangan Tuhan masuk ke dalam kerajaannya. Akankah kita ikut masuk ke tempat tersebut? Bagaimana bisa dikatakan perasaan-perasaan itu mengantar kita kepada Allah? Karena dengan adanya ketakutan (termasuk takut gagal) yang timbul, kita akan mencari Tuhan. Tentunya dengan mencari pertolongan Tuhan dan bantuanNya, kita tidak akan memiliki rasa takut gagal yang berlebihan. Siapakah yang Anda cari ketika Anda merasa letih, kehilangan semangat dan antusias serta ketika Anda takut gagal? Orang lain kah? Akankah kita terus menerus bergantung pada dorongan orang lain untuk membuat kita maju? Tidak. Anda diciptakan memang untuk bersosialisasi, tetapi manusia lain juga tidak bisa terus menerus ada untuk Anda, karena pasti memiliki kesibukan masing-masing. Akankah selalu Anda meminta dorongan orang lain? Kita tidak bisa bergantung sepenuhnya pada manusia, mereka bukanlah Tuhan yang selalu ada. Satu-satunya yang selalu untuk Anda hanyalah Bapa kita, Allah kita. Tentu Tuhan juga memakai manusia lain untuk memberikan Anda dorongan dan mengingatkan Anda untuk tidak berhenti. Tetapi orang itu tidak bisa terus menerus mengawasi Anda. Mulailah cari Tuhan dalam hidup Anda dan pahami bahwa Tuhan yang membuat Anda bisa maju melalui doa Alkitab, perkumpulan orang percaya dan orang lain yang dekat dengan Anda.
Apa yang dikatakan Tuhan tentang kemalasan? Ams. 21:25, Mat. 28:26, Ams. 18:9. Manusia yang lebih memilih untuk malas adalah manusia yang siap menuju kebinasaan. Kemalasan identik dengan kebiasaaan menunda. Kita menunda karena malas. Malas membayar tagihan, sehingga utang semakin menumpuk dan semakin tidak sanggup membayar; malas belajar pelajaran di sekolah sehingga ketika ada ujian menjadi tidak sanggup belajar keseluruhan; malas mengerjakan tugas sehingga pada hari saat tugas itu dikumpulkan, ia harus menyelesaikannya tanpa tidur semalaman; malas bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Apakah Tuhan menyukai kemalasan? Tidak! Tuhan sekali pun tidak pernah malas melakukan pekerjaan yang harus dilakukanNya. Dia tidak malas membangun bumi ini, menjaga Anda, memberi Anda perlindungan senantiasa, memberi Anda nafas kehidupan, dan hal-hal lainnya. Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya yang enggan bekerja (Amsal 21:25), orang yang bermalas-malasan sudah menjadi saudara dari si perusak (Ams 18:9). Orang yang malas sebenarnya sedang menuju pada kebinasaan. Akankah Anda berhenti karena malas? Berhati-hatilah dengan diri Anda. Paulus mengatakan bahwa orang yang malas janganlah ia makan. Hal ini menuntut usaha yang tidak berhenti, jikalau Anda berhenti bekerja dan memilih untuk malas maka Anda akan mati. Anda akan mudah menyerah dan jasmani Anda terasa lemah sekali. Bangun semangat yang membara agar Anda bisa kembali bekerja. Yesus berdiri menentang orang yang malas bekerja. Mohon ampun bila Anda sudah meninggalkanNya, minta bimbingan dan kekuatan pada Tuhan karena hanya Dia sumber kekuatan kita. Minta Bapa untuk memampukan kita melakukan pekerjaan yang Dia percayakan kepada kita sehingga kita tidak berhenti dan kehilangan antusias untuk mengerjakan pekerjaan kita. Banyak hal-hal yang akan Anda lewatkan jika Anda berhenti. Seperti, waktu Anda yang akan terbuang sia-sia, bahkan kehilangan kesempatan untuk berkembang dan bertumbuh. Jangan siasiakan waktu Anda, karena Tuhan ingin Anda menjalankan proses yang dirancangNya! (mgf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^