Senin, 06 Desember 2010

Renungan

Arti Menjadi Murid Yesus

Ada seorang pria Katolik, sebut saja namanya Anton. Hidup Anton kacau balau. Dia tidak lagi mengamalkan iman Katoliknya. Hidupnya merupakan suatu skandal. Dia perokok berat dan pemabok ulung. Semboyan hidupnya juga nyentrik:
Bila Anda minum, Anda merasa ngantuk
Bila Anda merasa ngantuk, Anda pergi untuk tidur
Bila Anda pergi untuk tidur, Anda tidak berbuat dosa
Karena itu…..minumlah, sehingga Anda tidak akan berbuat dosa. 
Bahkan yang lebih brengsek lagi dia suka mengganggu wanita. 
Anton itu memang produk dari keluarga yang berantakan: buah yang busuk dari pohon yang busuk. Anton merupakan duplikat dari ayahnya: lesu, hanya mencari kenikmatan badaniah, kecanduan minuman keras dan berpisah dengan isterinya. Sebenarnya, orang-orang Yunani, orang-orang Romawi dan orang-orang Yahudi semuanya berpendapat bahwa sebuah pohon harus dinilai dari buahnya. Epictetus pernah berkata: “Bagaimana pohon anggur dapat bertumbuh tidak seperti pohon anggur tetapi seperti pohon zaitun, atau bagaimana pohon zaitun dapat bertumbuh tidak seperti pohon zaitun tetapi seperti pohon anggur. Tuhan Yesus Kristus bersabda: “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya” (Luk 6:43-44).
Bagaimanakah orang-orang Kristen perdana mempelajari prinsip-prinsip dasar dan ajaran-ajaran Kristianitas? Pada waktu itu tidak ada buku-buku, mesin cetak diwaktu itu juga yang bunyinya kuat sekali. Lalu bagaimana orang-orang Kristen mempelajari kebiasaan dan sopan-santun Kristiani yang sejati, kata-kata, pikiran-pikiran dan melakukan sikap hidup Kristiani?
Jawabannya adalah: dengan meniru orang-orang yang berkuasa.
Para rasul mengatakan kepada orang-orang Kristen perdana: Ikutilah hal-hal yang kami lakukan, berbicara sebagaimana kami telah berbicara kepadamu. Kita lihat saja dalam kutipan-kutipan yang berikut:
- Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku! (1 Kor 4:16).
- Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1 Kor 11:1).
- Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan (1 Tes 1:6).
Belajar dari segala sesuatu yang kami kerjakan dan kami katakan.
Orang-orang Kristen perdana adalah pelaku-pelaku iman. Mereka mengajarkan dengan hidup dan perbuatan mereka, dan ribuan orang menjadi bertobat. Kis 2:42-47 : “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”. Kemudian pada Kis 4:32-33 tertulis: “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpahlimpah”. Orang-orang kafir yang menyaksikan perbuatan-perbuatan mereka baik perbuatan individu maupun perbuatan kolektif sungguh dibangun. Orang-orang Kristen perdana dikenal melalui teladan mereka. Kesaksian orang-orang Kristiani penuh kuasa. Itu dapat dibaca pada Kis 11:19-26.
Santo Yohanes Pembaptis mengajarkan kepada orang banyak mengenai tuntutan-tuntutan iman, begini: Harus konkrit dan tidak hanya terdiri dari kata-kata yang hampa, sebagai jawaban terhadap pertanyaan: “Apakah yang harus kami perbuat?” dia menjawab: “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: “Guru, apakah yang harus kami perbuat?” Jawabnya: “Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.” Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: “Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes kepada mereka: “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu. Tuntutan-tuntutan iman Kristen kita memerlukan tanggapan Kristiani yang cocok dari setiap orang. Seperti tertulis pada surat Yakobus “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamatamati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya” (Yak 1:19-25). 
Kita, murid-murid Kristus, diperintahkan untuk berkelakuan baik sesuai dengan pola dan kesaksian yang telah diteladankan selama pelayananNya di dunia ini. Banyak orang mengakui menjadi pengikut-pengikut Kristus namun demikian mereka bertingkah laku sebagai musuh-musuh salib Kristus. Flp 3:17-18 : “Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus”. Santo Yohanes Pembaptis dengan keras mengingatkan orang-orang: “Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api” (Luk 3:9b). Seorang Kristen tanpa perbuatan baik adalah seorang Kristen yang tidak ada gunanya. Mat 15:8 : “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku”. Dewasa ini kita takut terhadap kejahatan-kejahatan di sekeliling kita. Kita takut, jangan-jangan terjadi keributan-keributan. Kita juga takut terhadap bahaya materialisme dan sekularisme yang dapat menggerogoti iman kita.
Kekuatan kejahatan ini sungguh nyata. Kita tidak dapat mengalahkan mereka dengan hanya berbicara saja atau hanya dengan menulis buku saja atau dengan membuat pamflet saja. Melulu kata-kata saja tidak cukup kuat untuk mengatasi kekuatan kejahatan. Musuh-musuh rohani kita hanya dapat dikalahkan dengan kesaksian hidup kita, komitmen kita untuk menghayati iman kita. Satu-satunya otoritas yang berbicara dengan pengaruh yang begitu kuat dan dihormati oleh semua orang ialah otoritas kesaksian melalui perbuatan dan teladan yang baik. Satu-satunya jalan untuk membuktikan superioritas iman kita atas semua kekuatan kejahatan ini adalah menunjukkan melalui hidup kita bahwa Gereja Katolik dapat menghasilkan pria-pria dan wanita-wanita yang baik-baik. 
Sebaliknya, “Satu-satunya hal yang dibutuhkan untuk kejayaan kejahatan ialah orang-orang baik tidak berbuat apa-apa”, seperti dikatakan oleh Edmund Burke. Maka murid-murid Kristus harus menjadi “pohon-pohon yang berbuah lebat” untuk kesejahteraan bangsa manusia. (Stefan Surya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^