Atraksi Berujung Maut!
Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya. Setelah dirasa jinak, si pemain sirkus mulai melatih si ular yang mulai tumbuh besar, untuk melilit tubuhnya. Setelah beberapa kali dilakukan, dirasa bahwa si ular mengerti keinginannya, ia bermaksud mengadakan pertunjukkan untuk umum.
Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap selesai pertunjukkan.
Hingga pada suatu hari, si pemain sirkus seolah tidak menyadari, si ular semakin lama tubuhnya semakin besar dan lilitannya semakin kuat. Akhirnya, ketika tibalah acara puncak yang mendebarkan, pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya berujung maut, ia terkulai mati.
Dosa-dosa kecil yang kita lakukan, seperti membohong, mencuri waktu di kantor, gosip, dsb kadang-kadang seperti kita memainkan ular kecil, yang sangat mudah diatasi. Ah, ini kan hanya dosa-dosa kecil, lalu minta ampun pada Tuhan, selesai. Tanpa disadari, dosa-dosa kecil ini tumbuh menjadi kebiasaan (habit) yang mulai kuat melilit di hati kita. Akhirnya kita sudah merasa biasa saja, hati kita sudah menganggap itu wajar, tidak perlu mengaku dosa lagi, toh semua orang juga melakukan.
Ada 2 orang tokoh di alkitab, karena perbuatan bohongnya, lalu mati seketika. Kedua tokoh orang itu adalah Ananias dan Safira. Mereka sendiri yang telah berjanji kepada para rasul untuk menyerahkan uang penjualan tanah mereka sepenuhnya kepada para rasul, tetapi akhirnya mereka menyimpan sebagian uangnya dan memberikan sebagian uangnya untuk persembahan dan mereka berkata bahwa uang tersebut adalah semuanya hasil penjualan tanah mereka. Rasul Petrus yang penuh Roh Kudus, mengetahui dusta mereka, dan memarahinya, karena perbuatan mereka, tidak hanya mendustai manusia, melainkan Allah. Akibatnya keduanya langsung mati.
Saudara-saudariku terkasih, janganlah menganggap remeh dosa-dosa kita. Allah sangat mencintai dan peduli kepada para pendosa yang mau sungguh-sungguh bertobat, tetapi Allah sangat membenci bagi mereka yang meremehkan dosa-dosa yang telah diperbuat.
Jika hati kita berkata, bahwa saya mengasihi Allah, marilah kita hidup sungguh-sungguh berlatih menguasai diri kita dari kecenderungan berbuat dosa. Karena harga dosa sangat mahal, dengan tebusan siksaan, darah dan kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Apakah kita masih tidak peduli ?
Tuhan Yesus memberkati. Amin
1 Ptr 3 : 18-19 “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
(Oleh : St. Indra Wahyu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^