Berkat Dari Pekerjaan
Bulir-bulir gandum datang kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan semesta alam, karena aku menjadi makanan harian bangsa manusia, mengapa Engkau tidak membuat aku sedemikian rupa sehingga mereka dapat menyamtapku secara langsung? Sekarang ini, mereka harus terlebih dulu memanen, menggiling menjadi tepung, mengolah tepung menjadi adonan, dan memanggang adonan menjadi roti yang siap untuk disantap. Tidakkah semuanya itu sungguh suatu pemborosan waktu dan tenaga?”
“Tidak”, jawab Tuhan, “ini bukan pemborosan... Aku menghendaki demikian demi kebaikamu dan kebaikan manusia. Kata Tuhan lagi, “marilah kita terlebih dahulu berbicara tentang engkau. Aku berbuat demikian agar engkau tidak berkeliling dan membanggakan dirimu bahwa engkau memberi kehidupan dan kekuatan kepada manusia semata-mata olehmu sendiri. Sebagaimana terjadi sekarang ini, manusia tidak dapat begitu saja memetik bulir-bulirmu dan makan jika mereka tidak terlebih dahulu mengubahnya menjadi roti. Dan untuk melakukan itu mereka membutuhkan api dan air serta tangan-tangan mereka. Dengan demikian, roti tidak hanya tergantung padamu sendiri; kalau tidak, engkau barangkali akan berkeliling dengan sombong mengumumkan bahwa tanpa engkau, tak seorang pun dapat makan.”
“Bagi manusia sendiri”, lanjut-Nya, “tidak baik bagi mereka untuk menemukan roti yang sudah siap disantap di atas meja. Sebaliknya, mereka harus terlibat dalam menghasilkannya. Mereka harus membajak dan menabur dan menanam, kemudian memanggangnya menjadi roti. Itu baik bagi mereka karena membuat mereka merasa bahwa mereka bergantung kepada-Ku. (diar sanjaya – WH-1500)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^