Jumat, 03 Juni 2011

Sebaiknya Kita Tahu 2

Tubuh dan Darah Kristus

Tujuan harapan iman kita sebagai umat Katolik adalah hidup di dalam persatuan dengan Yesus. Dan Yesus mengundang kita untuk hidup dalam persatuan dengan Dia. Hal itu dilakukanNya karena Dia sangat mengasihi dunia.

Pada Injil Yoh. 6:51-58 dikatakan Yesus adalah roti kehidupan bukan hanya dalam arti kiasan yang umum, yakni bahwa ajaran dan karyaNya sebagai utusan Bapa ibarat bekal hidup bagi orang yang percaya kepada Yesus; tetapi juga dalam arti yang lebih khusus yakni bahwa daging atau tubuhNya yang diserahkanNya di kayu salib dan darahNya yang tertumpah di Golgota menjadi bekal hidup bagi orang yang menyambutNya dalam perjamuan Ekaristi.

Orang mendapat bagian dalam hidup ilahi dengan suatu cara yang sangat konkret dan realistik, yakni dengan makan dagingNya dan minum darahNya. Jika orang ingin mengikuti Kristus, mengenakan Kristus yang Allah, pemikiran dan perasaan Kristus yang ilahi, orang tidak dapat mencapai itu dengan perkembangan jiwa, hati dan budi secara manusiawi belaka. Pada suatu saat dengan kekuatan Allah timbul pertumbuhan cabang baru yang dari Roh, yang akan mendesak, mengalahkan dan menggantikan batang hidup, yang berasal dari benih manusia semula. Untuk pertumbuhan ilahi yang membebaskan, sekaligus membahagiakan ini, untuk bersemi dan berkembangnya hidup Kristus yang baru ini tidak cukup Kristus sekali datang. Perlu setiap kali orang makan roti, yang juga daging Kristus. Hidup ilahi, yang kita peroleh, tidak bisa bertahan dan tumbuh dari daya kodrat manusiawi kita. Kodrat ilahi hanya bisa berkembang oleh daya ilahi, yang hanya dapat kita peroleh dari roti Kristus. Perkembangan baru mulai dalam kehidupan manusia dengan kedatangan Roh Kudus. Barangsiapa menginginkan tumbuhnya hidup baru itu, ia harus makan dari roti paskah, daging Kristus, roti kehidupan baru.

Pernyataan Yesus tentang memakan dagingNya dan minum darahNya terasa amat mutlak sehingga harus membuat setiap orang Kristen memikirkan kembali kehidupannya. Sebagaimana orang tidak bisa hidup kalau tidak makan, demikian pula dengan orang yang tidak makan Yesus, dia tidak mempunyai hidup dalam dirinya. Orang yang hidup dalam persatuan dengan Yesus memiliki hidup yang sejati. Dia hidup dari Roh Yesus sendiri; dia hidup dari Roh yang memberikan diriNya bagi hdiup dunia; dia hidup dari Roh kasih yakni Roh yang tidak mencari dirinya sendiri. Hidup Kristen itu ialah hidup dalam persatuan mesra dengan Yesus. Ini berarti bahwa kita harus hidup lebih dari iman. Liturgi sabda yang membangkitkan iman harus lebih diperhatikan.

Dengan menyambut tubuh dan darah Kristus, kita diharapkan masuk ke dalam suatu hubungan timbal balik dengan Yesus: kita membuka diri bagi Yesus yang telah menyerahkan hidupNya untuk kita, dan kita tinggal di dalam semangat Yesus yang menyerahkan diriNya itu. Menerima hidup dari Yesus (Dia hidup di dalam kita), yang sekaligus menumbuhkan hidup seperti Yesus (kita tinggal di dalam Dia). Itulah hidup kekal yang kita peroleh dari perjamuan Ekaristi. (Stefan Surya T.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^