Jembatan Rohani
Beberapa tahun ini banyak orang terusik untuk kunjungan atau bepergian, berkunjung ke tempat-tempat religius, berziarah ke tempat-tempat yang bisa membangun dan menguatkan untuk lebih percaya kepada Kanjeng Gusti Allah melalui perantaraan Bunda Maria yang terberkati. Ziarah rohani ini dari yang lokal, regional dan dunia; dari Goa Poh Sarang sampai Lourdes, dan yang sensasional adalah ke Holly Land atau Tanah Suci. Semua yang membuat orang kristen tertarik untuk berziarah ke rumah Bapa, menapak tilas ke tempat-tempat suci dan bersejarah.
Semuanya terjawab dengan mudah bagi yang sudah mempunyai persiapan yang matang, tetapi bagi orang-orang yang pas-pasan, cukup berziarah di tingkat lokal, tetapi ada juga oma-opa yang ingin deh untuk berziarah ke tempat-tempat suci yang dekat, tetapi sulit untuk meraihnya. Siapa saja mau menjadi jembatan rohani bagi mereka? Saya pribadi sangat bersyukur dapat berziarah ke Plaza Maria setiap saat dan kesempatan yang diberikan kepada kita semua. Semoga banyak orang berdoa dan bersyukur di Plaza kecil, dan ada orang mau menjadi jembatan rohani bagi oma-opa atau orang kecil yang belum mempunyai kesempatan berziarah ke rumah Bunda Maria.
Berbicara tentang jembatan rohani, mengingatkan kita kepada Andreas yang menjadi jembatan rohani kepada Simon, saudaranya. Andreas membawa Simon kepada Yesus. Andreas mengantarkan dan menunjukkan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan Simon. Karena “sesuatu” itu adalah pribadi Yesus, Mesias, Juru Selamat Dunia. Andreas memberikan dirinya menjadi jembatan rohani bagi Simon, karena Andreas telah lebih dulu datang kepada Yesus itu. Ini bukti dari perkataannya kepada Simon tentang Yesus yang adalah Mesias, “Kami telah menemukan Mesias.” Untuk itu, Andreas bisa menjadi “jembatan rohani bagi Simon.”
Bukan hanya Andreas, setiap orang percaya harus juga mau menjadi “jembatan rohani” bagi sesama adalah keharusan. Begitu banyak orang yang ingin bertemu Yesus, sang juru selamat. Relakah dan bersediakah kita menjadi “jembatan rohani” karena kita sudah terlebih dahulu mengalami kasih Kristus. Banyak orang tidak menemukan Tuhan dan Juru Selamat karena banyak orang yang percaya tidak mau menjadi “jembatan rohani.” (diar sanjaya-MS709)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^