Sabtu, 04 Juni 2011
Cover Depan Edisi Juni 2011
Redaksi Menulis
Cerita dan perjalanan Paskah tidak dilewatkan begitu saja, semuanya yang melupakan peristiwa-peristiwa indah dan bermakna diekspresikan dalam tulisan-tulisan yang perlu kita simak dan untuk kita renungkan.
Masa Paskah yang cukup panjang, betul-betul diisi dengan kegiatan-kegiatan yang menarik khususnya buat anak-anak BIA kunjungan BIA dari Kota Wisata, menjalin hubungan bersahabatan antar mereka, puncaknya, Paroki St. Fransiskus Asisi mengadakan kegiatan “Pesta Paskah” dengan tema “Semua Karena Cinta”.
Biarlah peristiwa-peristiwa gembira ini tidak akan menjadikan “Jembatan Rohani” yang lebih kuat lagi dalam menjalin hubungan persahabatan antara wilayah yang membuat kita bertumbuh dan berkembang dalam memuliakan kerajaan Allah. Deo Gratias!!
Sajian Utama
Bangun Jembatanmu
Pada dua bukit berdekatan yang saling berseberangan, di daerah terpencil yang belum ada jembatan penghubung, dan jurangnya sangat dalam, maka bukit yang berseberangan itu walaupun tampaknya tidak terlalu jauh, tetapi untuk menuju ke bukit di seberangnya orang harus berjalan memutar arah yang jaraknya bisa beberapa kali jauhnya dibandingkan bila di antara bukit itu ada jembatan penghubungnya, belum lagi ada kemungkinan tersesat bila di antara bukit-bukit tersebut terdapat hutan lebat, sehingga arah yang dituju bukan semakin dekat, tapi malah semakin jauh dan akhirnya tidak sampai pada tujuannya.
Betapa penting ‘jembatan’ dalam kehidupan iman kita, itu telah dinyatakan oleh Kristus sendiri melalui salib-Nya. Ketika tangan-Nya terentang di kayu salib, itu menunjukkan tanda bahwa misteri Yesus Kristus , Ia yang tidak berdosa, dijadikan dosa untuk menyelamatkan kita, dan menderita karena kesalahan dan dosa-dosa kita. Dengan tangan-Nya yang terentang di kayu salib itu Yesus menjembatani kita yang berada di dunia fana dan penuh dengan godaan dosa ini di satu sisi untuk diantarkan ke seberang ke Kerajaan Surga di mana Allah bertakhta di tempat yang kudus (bdk Mat. 25:31-34). Hanya Yesus dengan Salib-Nya itu yang dapat menjembatani kita, melalui Dia, mengantar kita untuk menerima Kerajaan yang telah disediakan-Nya di Surga.
Yesus memberikan suatu perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin (Luk 16:19-31), yang memberi ingatan pada kita untuk tidak terlambat melakukan kehendak Tuhan di dalam hidup ini agar tidak menimbulkan penyesalan yang tidak mungkin dapat diperbaiki lagi saat meninggalkan dunia ini, karena ada jurang pemisah antara alam maut dan tempat para kudus di surga, yang tidak dapat terseberangi (ay 26).
Yesus yang maha pengasih dan penyayang, membuat pemisahan dengan menggambarkan jurang pemisah antara surga dan neraka, akhirat yang dapat menjadi bagian orang saleh dan orang berdosa. Orang hidup di dunia sering terkecoh: memandang, bersahabat, menyanjung, menyayangi, dan menikmati dimanja oleh orang kaya. Orang sering tidak melihat, tidak memandang, tidak memperhatikan pada yang miskin papa, yang menderita, yang dilalaikannya, bahkan kadang-kadang dilecehkan, dihina.
Melihat perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin itu, memang nasibnya yang dibawa berbeda-beda. Orang tidak berpikir untuk menyadarkan, bahwa si kaya mampu dan dapat, bahkan ia wajib mengubah nasib Lazarus, sesama manusia ciptaan Tuhan. Antara tempat si kaya pesta bersukaria dengan makanan yang mewah, dan pintu rumahnya di mana si pengemis Lazarus terbaring tidak ada jurang pemisah; tetapi hati yang angkuh, keras, kejam, tidak ada belas kasihan kepada sesama manusia, itu sudah menciptakan jurang pemisah yang semakin luas dan semakin dalam yang tidak terseberangi antara si kaya dengan si miskin. Tetapi Tuhan melihat setiap tindakan, perbuatan manusia di dunia ini. Maka ketika si miskin itu meninggal, ia dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham di tempat perhentian terhormat dan penuh berkat di surga. Dan ketika orang kaya itu pun meninggal, ia menderita sengsara di alam maut tanpa dapat menyeberangi jurang yang terbentang di hadapannya, yang dibuatnya sendiri, untuk sampai ke tempat si miskin berada di pangkuan Abraham dan mendapat hiburan yang membahagiakan selama-lamanya.
Kemudian si kaya itu minta tolong agar saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia ini diperingatkan dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan sampai masuk kelak ke dalam tempat penderitaan seperti yang dialaminya itu. Dan permintaan si kaya bagi keselamatan saudara-saudaranya, itu pun berlaku sama dan ditujukan pada kita juga. Untuk menolong umat-Nya sampai sekarang Tuhan Yesus Kristus sendiri berbuat silih saban hari dalam Perayaan Ekaristi. Yesus mengajar saban hari dengan pengorbanan sengsara, salib dan wafatNya untuk menebus dosa-dosa kita. Kita dari situasi kita masing-masing, dapat mengangkat hidup kita menjadi korban silih, persembahan rohani. Beban hidup dalam memikul kewajiban, setiap penderitaan betapapun kecil, dapat kita ikut sertakan dalam korban salib Tuhan. Kita berbuat silih; melakukan tobat, mohon pengampunan Tuhan sebagai orang berdosa, melakukan perbuatan kasih untuk menolong sesama yang miskin papa, menderita sengsara. Dan yang penting beriman atau penyerahan diri secara total kepada Tuhan, agar seluruh rencana dan kehendak Tuhan itu terlaksana di dalam hidup dan diri kita; itulah jembatan yang harus kita bangun untuk dapat terhubung dan terbangunnya relasi yang akrab dan intim dengan Yesus Kristus Tuhan kita. (Stefan Surya)
Seputar Paroki 1
Misa Wilayah dan Pembukaan Bulan Maria
Senin, 2 Mei 2011, bertempat di Aula St. Antonius, Wilayah St. Thomas Aquino Siliwangi I merayakan Misa Wilayah sekaligus pembukaan Bulan Maria. Sebelum perayaan Ekaristi diawali dengan doa Rosario. Bulir-bulir rosario di daraskan di tengah-tengah curahan sdri Hujan yang sore itu melanda kota Bogor dengan dahsyatnya. Tepat pukul 17:30 Misa dimulai dan dipimpin oleh Romo Robertus Eeng Gunawan, Pr. Koor Wilayah memeriahkan misa tersebut. Dalam khotbahnya Romo Eeng mengajak umat untuk meneladan iman Bunda Maria yang penuh dengan kepercayaan dan kerendahan hati dalam mengarungi kehidupan. Setelah khotbah selesai, masing-masing lingkungan diberi kesempatan untuk memanjatkan doa umat di hadapan patung Bunda Maria yang telah dihiasi dengan aneka kuntum bunga. Dengan lilin yang bernyala yang telah dihias ke 7 (tujuh) lingkungan memanjatkan doa melalui perantaraan Bunda Maria.
Alunan lagu memeriahkan misa di tengah-tengah dinginnya cuaca sore itu.
Tepat pukul 18:30 Perayaan Ekaristi telah selesai dan kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah bersama. Dari kita untuk kita, makanan yang dibawa dari masing-masing di lingkungan di santap ramai-ramai. Hidangan nasi hangat ditambah dengan sayur asem dan aneka rupa lauk dan ice cream menambah nikmatnya santap malam bersama.
Pukul 19:30 acara pun selesai, satu persatu umat meninggalkan aula St. Antonius setelah dikenyangkan dengan santapan rohani dan jasmani. Pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega. (AW)
Seputar Paroki 2
Visualisasi Jalan Salib OMK St. Fransiskus Asisi - Sukasari
Jumat, 22 April 2011
Kami OMK Paroki St. Fransiskus Asisi – Sukasari telah mempersiapkan kegiatan Visualisasi Jalan Salib mulai sekitar bulan Februari 2011. Dengan dukungan dari Romo Paroki (Romo Heru Wihardono), Romo Pendamping OMK (Romo Robertus Eeng G.), Romo Garbito Pamboaji, Sie Kepemudaan Paroki (Ibu Marlina Puniman), serta dukungan yang sangat besar dari rekan-rekan OMK Paroki St. Fransiskus Asisi - Sukasari; maka kegiatan Visualisasi Jalan Salib ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Pada hari Jumat, 22 April 2011, para pemain, tim tata rias, serta rekan-rekan OMK yang bertugas dalam hal kostum telah berkumpul di Ruang OMK pada pukul 06.00 pagi.
Kami mulai mempersiapkan diri masing-masing dibantu oleh para tim yang terkait. Sedangkan di gereja, tempat dimana kegiatan Visualisasi Jalan Salib ini dilaksanakan, tim dekorasi masih menjalani tahap ”finishing”, dan tim sound system mengecek seluruh peralatan agar dapat beroperaasi dengan baik. Pada pukul 8.15; kami telah siap. Kami berkumpul di Ruang St. Antonius untuk mengadakan briefing, kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Romo Garbito selaku pelatih kami. Kemudian kami menenangkan diri masing-masing dan teloah siap pada posisi kami masing-masing. Visualisasi Jalan Salib pun dimulai pada pk 09.00, dibuka dengan lagu pembukaan dengan petugas koor Lauda Sion.
Lalu Ibadat Jalan Salib ini pun dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Frater Andre. Dalam ibadat yang dikemas dalam bentuk Visualisasi ini, kami ingin mengajak umat untuk terlibat di dalamnya agar umat pun semakin menghayati Ibadat Jalan Salib tersebut. Adegan pertama diawali saat Yesus bersama para murid-Nya pergi ke Taman Getsemani. Yesus berdoa pada Bapa-Nya, karena Ia tahu bahwa sebentar lagi saat-Nya hampir tiba untuk menyempurnakan tugas penyelamatan umat manusia. Kemudian Yudas Iskariot pun datang bersama orang bayak dan sepasukan prajurit. Maka terjadilah penangkapan Yesus dan Yesus dibawa kepada Imam Agung Kayafas.
Setelah itu Yesus dibawa untuk diadili di hadapan Pilatus. Para orang banyak tetap memaksa Pilatus untuk menghukum Yesus. Pilatus pun tidak dapat berbuat apa-apa, maka ia pun memutuskan untuk menjatuhkan hukuman mati atas-Nya. Para orang banyak bersorak-sorai mendengar keputusan Pilatus. Yesus yang telah berlumuran darah akibat cambukan-cambukan dari para prajurit, serta mahkota berduri yang ada di kepala-Nya; digiring oleh orang banyak dan para prajurit ke Bukit Golgota untuk di salibkan. Dalam perjalan-Nya, Yesus berjumpa dengan Bunda Maria Ibu-Nya, yang selalu mendoakan dan menyertai langkah-Nya, dan bertemu pula dengan Veronika yang berani menerobos kerumunan orang banyak kemudian hadir dan berlutut di hadapan Yesus serta mengusap wajah-Nya, kemudian para wanita Yerusalem menghampiri Yesus, mereka sangat meratapi penderitaan Yseus. Bukan hanya itu, dalam perjalanan menuju Puncak Golgota Yesus pun jatuh sampai tiga kali.
Akhirnya Yesus sampai di Puncak Golgota, dan para prajurit menyalibkan Dia. Bunda Maria, Ibu-Nya; serta Yohanes, murid kesayangan-Nya berada; di bawah salib Yesus. Para murid, wanita-wanita yang meratapi Yesus hadir menangisi penderitaan yang dialami oleh Yesus. Orang banyak yang merasa puas karena telah berhasil menyalibkan Yesus pun ada di situ, meyaksikan semuanya terjadi. Kemudian tiba-tiba langit menjadi gelap dan terdengar suara petir, orang banyak pun merasa takut lalu mereka semua pergi meninggalkan tempat itu. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga, kemudian dengan suara nyaring Ia berseru ”Eloi..Eloi..Lama sabakhtani”, setelah itu Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa-Nya; Yesus pun wafat. Para prajurit memastikan bahwa Yesus telah wafat dengan menusuk lambung Yesus, lalu mereka pun pergi segera dengan penuh rasa takut karena mereka menyaksikan bahwa Yesus sungguh telah wafat. Adegan pun ditutup dengan penurunan jenazah Yesus, kemudian Yesus dibawa untuk dikuburkan.
Ibadat Jalan Salib selesai sekitar pukul 10.00 diakhiri dengan doa penutup dan lagu penutup. Kami sungguh merasa puas atas hasil yang telah kami capai bersama. Dengan berbagai kesulitan, keputusasaan, perbedaan pendapat, keegoisan, serta konflik di antara setiap pribadi yang terlibat dalam kegiatan ini, tetapi akhirnya kami tetap bersama berjuang agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Ini semua kami lakukan karena kami sungguh ingin terlibat dalam kehidupan menggereja, kami ingin membangun diri di era globalisasi ini. Kekurangan-kekurangan yang ada, kami jadikan pelajaran agar kami dapat memperbaikinya di kemudian hari, dan kelebihan-kelebihan yang telah kami capai pun akan kami tetap pertahankan agar kami dapat menjadi Kaum Muda yang semakin baik bagi Paroki St. Fransiskus Asisi - Sukasari.
Terima kasih kami ucapkan kepada Romo Heru Wihardono, Romo Eeng Gunawan, Romo Garbito Pamboaji, Ibu Marlina Puniman, Ko Sugih (tim dekorasi), Mas Robert dan Mariana (tim sound system), seluruh tim kostum, selutuh tim tata rias, Louis ’n Louisa (tim dekomentasi), para donatur, seluruh umat, serta seluruh pihak yang telah membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Dan secara khusus kepada rekan-rekan OMK yang telah mendukung Visualisasi Jalan Salib ini, terima kasih kepada rekan-rekan semua. Dan mari kita bersama-sama berjuang untuk menjadi Kaum Muda yang berguna bagi Paroki kita. Tuhan memberkati kita semua. (Yunita Kusuma-OMK St. Fransiskus Assisi Sukasari)
Seputar Paroki 3
Paskah Bersama Lingkungan Santo Petrus
(Bantar Kemang)
1 Mei 2011
(Kebun Raya Bogor)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya lah kami warga lingkungan St. Petrus dapat merayakan Hari Kebangkitan Tuhan kami Yesus Kristus dan juga sedikit berbagi kebahagiaan paskah kepada umat Paroki St. Fransiskus Asisi, Sukasari.
Acara paskah ini diselenggarakan oleh para kaum muda-mudi di lingkungan St. Petrus Bantar Kemang yang sekaligus mempersiapkan segala macam sesuatunya. Namun tak lupa juga para orang tua dari kami pun ikut membantu dan mendukung berlangsungnya acara ini. Mulai dari pembentukan panitia hingga pada saat hari H.
Awalnya kami pihak panitia sempat bertanya-tanya apakah acara ini dapat berlangsung dengan baik dan berkesan atau tidak? Tetapi para orang tua dari kami tetap memberikan semangat kepada kami agar berusaha semaksimal mungkin.
Setelah kira-kira selama satu bulan kami mempersiapkan itu semua. Akhirnya hari yang kita nanti-nantikan itu tiba. Kami para panitia pun pagi hari sudah berada di Kebun Raya utnuk mempersiapkan tempat dan sound system untuk Ibadat Pembuka, Lomba-Lomba maupun untuk makan siang. Setelah semuanya siap umat pun sudah mulai berdatangan. Setelah umat yang datang sudah cukup banyak, kira-kira pukul 10:00 akhirnya acara pun dimulai dengan Ibadat, yang dipimpin oleh Bp. Matius. Ibadat cukup berjalan dengan khusu. Walaupun ada sedikit gangguan dari gemurung alunan lagu dari mereka yang sedang mengadakan pesta juga yang tempatnya tidak jauh dari kami. Sehingga sound system kami hanya terdengar samar-samar saja.
Setelah Ibadat berjalan dengan lancar, kami pun melanjutkannya dengan lomba-lomba yang kami adakan. Ada pula lomba yang pesertanya melibatkan orang dalam satu keluarga yaitu mencari telur paskah.
Acara ini cukup berlangsung sangat seru. Setelah semua lomba telah dimainkan para undangan pun diperbolehkan melanjutkan acara dengan makan siang. Selagi para undangan makan siang, kami pihak panitia berunding untuk menentukan para-para juara dalam lomba-lomba tadi.
Makan siang pun selesai. Panitia segera memberitahukan para pemenang lomba. Hadiah pun diserahkan oleh Ketua Lingkungan dan para Ketua Rukun.
Setelah pembagian hadiah selesai, kami pun melanjutkannya dengan mengabadikan foto bersama dengan para unfangan. Acara pun selesai.
Demikianlah acara yang kami adakan para Panitia Lingkungan St. Petrus. Semoga dapat menjadi inspirasi untuk saudara-saudari sekalian. Kami juga mohon kritik dan saran yang dapat membangun dan membuat kami menjadi lebih baik lagi. (Very)
Seputar Paroki 4
Pekan Suci di Kapel St. Maria Fatima Bondongan
Sabtu Palma, 17:00 16 April 2011
Tidak terasa masa Prapaskah segera berlalu. Kita memasuki Pekan Suci yang ditandai dengan Sabtu/ Minggu Palma. Dimana kita mengelu-elukan kedatangan Tuhan Yesus, kita gembira dan penuh sukacita menyambut kedatanganNya. Bahwa Juruselamat telah datang dan hadir ditengah-tengah kita. Demikian pula prosesi Sabtu Palma di Kapel Santa Maria Fatima Bondongan pada Misa yang berlangsung dalam perarakan yang meriah. Misa dibawakan oleh RD Robertus Eeng Gunawan dengan prosesi perarakan yang dilaksanakan di aula SMP Mardi Waluya. Daun palma telah dikumpulkan dan di sortir oleh para pengurus Wilayah, sehingga pada saat perarakan, daun Palma telah tersedia dan dipersiapkan dengan baik, sesaat setelah di berkati dengan air suci dibagikan kepada umat yang hadir.
Kotbah singkat oleh Romo mengingatkan kita akan peristiwa penyambutan Tuhan Yesus, sungguh membawa kita ada pengalaman rohani yang sesungguhnya. Setelah prosesi dilanjutkan dengan misa Ekaristi yang berlangsung dengan khidmat dan lancar. Sabtu Palma ini akan membawa kita kedalam suasana memasuki Trihari Suci dengan baik.
Kamis Putih, 18:00 19 April 2011
Persiapan-persiapan dengan penuh semangat telah dilakukan oleh panitia Pekan Suci Kapel St. Maria Fatima Bondongan dalam menyambut Trihari Suci. Persiapan Altar (posisi Altar dipindah), Dekorasi (disesuaikan dengan Liturgi Pekan Suci), Gladi Bersih para petugas Liturgi (termasuk Para Rasul) telah dipersiapkan oleh pengurus Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (Panitia Pekan Suci oleh Para Pengurus Lingkungan Genap Wilayah) dengan baik dan mantap. Gladi bersih para rasul juga dipersiapkan secara sungguh-sungguh sehingga pada saat prosesi pembasuhan kaki para rasul dapat berlangsung dengan lancar.
Kamis Putih merupakan perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus dengan membasuh kaki para muridNya, merupakan malam terakhir sebelum Yesus dihukum mati dan disalibkan oleh bangsa Yahudi. Di kapel, misa berlangsung tepat pukul 18:00, misa dipimpin oleh Pastor Paroki, RD Ignatius Heru Wihardono yang berlangsung dengan lancar, dimana ritus demi ritus berjalan dengan khidmat, hingga pada saat pembasuhan kaki para rasul tampak terlihat suasana yang mengharukan. Kenapa? Romo membasuh kaki para rasul dengan begitu penuh penghayatan, setiap kaki rasul yang dibasuh, diciumi oleh Romo yang mengingatkan kita pada peristiwa Perjamuan Terakhir yang dilakukan Yesus pada hari sebelum Ia dihukum mati. Romo juga menyalami dan memeluk setiap rasul dengan mengingatkan akan pentingnya hidup dalam damai Tuhan. Beberapa rasul tampak terharu dan juga umat yang hadir. Bagi kami ini sungguh suatu pengalaman rohani yang begitu mempesona dan sangat berkesan. Dalam kotbahnya Romo juga mengingatkan bahwa Kamis Putih adalah peristiwa dimana Yesus memberikan Ekaristi pada kita. Tidak terasa misa berlangsung dalam durasi hampir 2 jam yang diakhiri dengan pearakan/ pentahtaan Sakramen Maha Kudus dan dilanjutkan dengan pengosongan meja Altar oleh Romo dibantu oleh para Mesdinar. Setelah misa, umat yang hadir melanjutkan Tuguran. Tuguran merupakan pengalaman rohani bagi umat, dimana umat berdoa dan berjaga-jaga bersama Yesus di taman Getzemani sebelum Yesus ditangkap. Uniknya di Kapel sejak tahun lalu Tuguran dimulai dari pukul 20:00 hingga pagi hari pukul 06:00 keesokkan harinya. Panitia yang merupakan para pengurus Lingkungan/ Wilayah juga menemani umat yang hadir mengikuti Tuguran sambil menyediakan bubur kacang ijo/ketan hitam dengan campuran santan yang nikmat plus minuman penghangat badan.
Jumat Agung, 15:00 20 April 2011
Pada pagi hari sebelum Ibadat Jumat Agung di Kapel diadakan Ibadat Jalan Salib pada pukul 10:00 pagi. Ibadat Jalan salib dibawakan oleh kaum muda Bondongan (OMK Don Bosco) yang dihadiri oleh umat yang selalu setia hadir di Kapel Bondongan. Selesai Ibadat panitia menyiapkan beberapa hal berkenaan dengan Ibadat Jumat Agung dan persiapan Malam Paskah.
Ibadat Jumat Agung, tepat mulai pukul 15:00 dibawakan oleh RD Garbito Pamboaji. Umat yang hadir memenuhi kursi yang telah disediakan oleh Panitia dengan jumlah cukup membludak. Diawali oleh Romo dengan telungkup di depan Altar, ibadat Jalan Jumat Agung berlangsung pula dengan baik, mulai dari awal, prosesi penciuman salib, hingga akhir, yang mengingatkan kita akan peristiwa sengsara Tuhan Yesus hingga wafat di kayu Salib yang berarti pula bahwa kita sebagai manusia sungguh kejam dengan menolak dan menghukum mati sang Juruselamat kita.
Malam Paskah, 18:00, 21 April 2011
Peristiwa Paskah merupakan peristiwa kebangkitan Tuhan, merupakan puncak dari iman Kristiani kita, karena pada peristiwa Paskah merupakan kemenangan Tuhan Yesus atas kuasa maut dan dosa. Bahwa Yesus pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati merupakan Paskah kita. Di Kapel, misa malam Paskah dibawakan oleh RD Robertus Eeng Gunawan. Khususnya pada malam Paskah ini, Kapel mendapat limpahan para Baptisan baru sebanyak 35 orang. Misa yang diawali dengan penyalaan Lilin Paskah sebagai tanda bahwa Kristus adalah Terang dan Cahaya dunia, dilanjutkan dengan ritus Paskah lainnya berlangsung dengan khidmat dan tanpa terasa berlangsung dengan durasi hingga 3 jam. Pada saat pengumuman, Ketua Wilayah Bondongan (S Surya Tjandra) memberikan sambutan dan ucapan selamat Paskah kepada semua umat yang hadir, juga kepada para imam di Paroki dan para Suster SFS Bondongan. Tak lupa umat juga diundang untuk beramah-tamah sambil santap malam bersama. Sehabis berkat penutup, umat mulai mendatangi aula SMP tempat ramah-tamah dan santap malam berlangsung. Romo Eeng berkenan hadir dan dan memimpin doa pembuka. Sesaat selesai doa pembuka umat mulai menikmati makanan disajikan sambil mengucapkan selamat Paskah kepada sesama umat. Untuk malam Paskah ini menu makanan yang disajikan adalah nasi rawon dengan didampingi kerupuk dan eskrim penyejuk. Suasana ramah-tamah berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan persaudaraan. Semoga peristiwa Paskah ini sungguh meneguhkan iman Kristiani kita, dan kita semakin yakin bahwa Kristus adalah Sang Juruslamat dunia.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua Imam di Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor, Para Suster SFS Bondongan, Sr. M. Christina SFS, Sr. Y. Cecilia SFS, kepada umat dan para pengurus Lingkungan di Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (Surya Suhendar, C. Widhi Pramono, Felisia Febri Siok, Marcelina Yuniawati, V. Joni Wijaya, H. Sambi, Maria Sipiyanti, Florentinus Suryawan, dkk), Koster (Bp. Sunardi), Dekorasi (Ibu Vincentia Prihatin, dan teman-teman), Bp. Laurentius/ Ibu Yani, Bp. Suwandhi/ Ibu Lily, Bp. Ignatius Herry Santoso, para Donatur, teman-teman Panitia Lingkungan Genap Wilayah (Doni Trias Ardianto dan teman-teman) serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan selalu memberkati Romo, Suster, Bapak/ Ibu/ Saudara/I sekalian senantiasa berada dalam lindunganNya.
PESTA PASKAH 2011 untuk Anak-anak (oleh BIA Paroki St. Fransiskus Asisi Bogor)
Paskah pada tahun 2011 ini terasa begitu berbeda, merupakan Paskah yang spesial buat Bina Iman Anak (BIA) Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor. Mengapa? Dengan mengusung tema “…semua karena CINTA…”, BIA Paroki merayakan Paskah dengan mengajak semua anak-anak sekolah Kristiani yang berada dalam lingkup Keuskupan Bogor untuk merayakan Paskah tahun 2011 ini dalam bentuk lomba dengan berbagai macam variasi lomba, yakni Lomba Mewarnai, Lomba Melukis di Kaos (Painting on-Tshirt), Lomba Menghias Telur Paskah, dan Lomba Menghias Wajah serta mengadakan Pentas Seni dan BAZAAR.
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah:
1. Membangkitkan kreativitas anak untuk tumbuh dan berkembang dalam iman & terang Kristiani, mengenalkan sejak usia dini suasana kompetisi yang sehat dan terbuka pada anak dengan penuh persahabatan, sehingga anak mau belajar dan mengerti akan arti ‘menang’ atau ‘kalah’ dalam kehidupannya.
2. Mengajak anak Kristiani untuk mau berkarya dalam bentuk lomba dan kreativitas, khususnya dalam masa Paskah.
3. Melalui keunikan dalam lomba Paskah 2011 ini, menumbuhkan kebersamaan dengan sesama dan dengan keluarga.
4. Membantu menghimpun dana untuk pembangunan Gedung Pastoral Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor, yang digunakan bagi kegiatan anak anak dalam wadah BIA.
Melalui kreativitas anak serta dukungan dari orangtua, kita dapat mengembangkan potensi anak dengan maksimal, menumbuhkan iman anak serta menanamkan nilai Cinta Kasih dalam diri anak dan keluarga. Dengan tema “semua karena cinta”, anak-anak dapat berkreasi, berkompetisi, semakin mandiri, berkembang dan tumbuh dalam semangat cinta kasih. Anak-anak diajarkan untuk dapat menerima kekalahan, bahwa tujuan utamanya adalah bukan ‘menang’ atau ‘kalah’ namun kreativitas dan pengalaman dalam berkompetisi mengajarkan anak untuk semakin terbuka, jujur, empati, penuh etika, dan semakin menyadarkan kepada mereka bahwa ‘kemenangan bukanlah tujuan akhir’, namun semakin mengingatkan dan mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu dapat ‘bangkit dari kekalahan’ sebagai upaya memperbaiki dan selalu memperbaharui diri.
Untuk mendukung terwujudnya acara tersebut, BIA Paroki (koordinator Ibu C. Doris) telah membentuk panitia (dengan ketua S. Surya Tjandra). Dengan cekatan panitia melakukan berbagai persiapan mulai dari persiapan publikasi untuk pendaftaran, mencari para sponsor dan peserta Bazaar, menata persiapan pentas seni, dlsb. Panitia menargetkan peserta minimal 500 anak-anak dan merekrut juri yang berkompeten dalam bidangnya sebagai bentuk keseriusan panitia dalam mengadakan lomba yang bersifat professional.
Menjelang hari H (17 Mei 2011) panitia begitu intens mempersiapkan segala sesuatu, mulai dari pembuatan sertifikat, kaos peserta, materi dan bahan lomba, dll. Pada hari pelaksanaannya panitia telah berkumpul di Aula Gereja yang baru menjelang pukul 07:00 pagi. Doa pembukaan didaraskan oleh Sr. Y. Caecilia, SFS dan dilanjutkan oleh berkat oleh Romo Ignatius Heru Wihardono (Pastor Paroki). Sepatah kata oleh ketua panitia membekali panitia dalam melayani para peserta lomba yang dilengkapi pula oleh tips yang diberikan oleh Romo Heru untuk memompa semangat panitia dalam berkarya. Nuansa pagi tersebut sungguh memberikan semangat dan motivasi bagi panitia untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak yang hadir mengikuti lomba.
Menjelang pukul 08:00 pagi para peserta mulai berdatangan . Dengan segala hiruk pikuk memecah keheningan pagi, anak-anak terlihat begitu antusias dan ceria dengan diantar oleh Papa-Mama maupun Oma-Opa mereka. Setiap anak mendapatkan PIN cantik, kaos unik, snack serta sumbangan cup cake dari Ibu Marlin yang begitu lezat. Anak-anak terlihat bgitu tertib memasuki arena lomba (Lomba mewarnai di aula baru gereja, Lomba melukis dan wajah di teras gereja, lomba menghias Telur di ruang Antonius). Memasuki pukul 09:00 pagi semua anak-anak berkumpul di aula baru gereja untuk mengikuti acara ceremonial pembukaan oleh Ketua Panitia dan Pastor Paroki. Ceremoni pembukaan oleh anak-anak BIA Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor dengan menanyikan lagu Semua Karena Cinta. Pukul 09:30 lomba secara serempak dimulai dengan durasi lomba selama 2 jam. Selesai Lomba anak-anak mendapat sertifikat yang keren abiss.
Lomba berlangsung dengan sangat semarak, para orang tua terlihat begitu antusias memberikan dukungan bagi anak-anaknya dan stand BAZAAR pun diminati para pengunjung. Terlihat semua begitu apik. Selesai lomba sambil menunggu hasil penjurian PENTAS SENI digelar dengan menampilkan karya seni dari anak-anak sekolah Mardi Yuana, Mardi Waluya, Marsudirini, Snazzy Band, Solis Daryl, dll.
Anak-anak tetap bersemangat hingga pengumuman pemenang selesai dibacakan. Para pemenang mendapatkan Piala Maped (mewarnai), Piala Curcuma (menghias Telur, Menghias Wajah, Melukis di Kaos), tabungan BII, Goody Bag BII, Sertifikat Maped dan Goody bag Maped (mewarnai), Voucher China-link, dan hadiah hiburan lainnya.
Pesta Paskah 2011 ini begitu meriah dan menginspirasi bahwa kekompakan panitia (BIA), dukungan Para Imam dan Suster di Paroki, kerja keras Panitia, para sponsor dan dukungan orang tua bagi anak-anaknya terasa begitu indah dan hidup.
Secara khusus kami mengucapkan terima kasih pada para sponsor: Joe Travel, BII, Maped, MARQUEE, Golden Mandiri Jaya. Michelle Bakery, Ranto P. Simanjuktak & partners, Teh Pucuk Harum, POCARI, PB Bangau Putih, Panorama Ministry, China Link, LYRA, Kerub Parawisata, Terasutra, BINARI, ANEKA TC, PD St. Clara, dan para sponsor lainnya. Juga kami mengucapkan terima kasih kepada Sekolah Mardi Yuana, Mardi Waluya, Budi Mulya, Marsudiniri, Regina Pacis, Kesatuan dan para pengisi stand BAZAAR. Trima kasih kami ucapkan secara khusus kepada Dewan Juri dan Panitia Lomba (mas Basuki, mbak Budi, Bu Doris, mbak Evi, mas Pram dan teman-teman), para guru Mardi Yuana, para guru Mardi Waluya, rekan-rekan panitia, khususnya seksi Pendaftaran (Ibu Vinia dan teman-teman), seksi Perlengkapan (AM Pamungkas dan teman-teman), seksi Dana (Ibu RV Farida dan teman-teman) yang telah mempersiapkan segala sesuatu sehingga lomba dapat berlangsung dengan sangat baik dan lancar. Dalam kebersamaan ini kita semakin giat belajar untuk berkarya dan melayani, sehingga Paroki St. Fransiskus menjadi terang bagi umatnya. Sampai jumpa lagi pada kesempatan berikutnya. Proficiat!
Pesan Bapa Suci
Pesan Bapa Suci Benediktus XVI Pada Hari Komunikasi Sedunia ke-45 5 Juni 2011
“Kebenaran, Pemakluman dan Kesejatian Hidup di Jaman Digital”
Saudara dan Saudari Terkasih,
Pada kesempatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-45, saya ingin berbagi beberapa refleksi yang dimotivasi oleh suatu ciri khas yang menggejala jaman kita: munculnya internet sebagai jejaring komunikasi. Ada pendapat yang semakin umum bahwa, sebagaimana revolusi industri yang pada masanya menghasilkan suatu transformasi besar dalam masyarakat melalui perubahan-perubahan yang terjadi ke dalam lingkaran produksi dan kehidupan para pekerja, demikian juga berbagai perubahan mendasar yang terjadi di dalam komunikasi di jaman sekarang ini sedang sedang memandu perkembangan-perkembangan budaya dan sosial yang signifikan. Teknologi baru tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi melainkan juga memengaruhi komunikasi itu sendiri sedemikian rupa sehingga orang menegaskan bahwa kita sementara hidup dalam suatu periode transformasi budaya yang besar. Sarana penyebaran informasi dan pengetahuan ini melahirkan suatu cara baru belajar dan berpikir drngan peluang-peluang yang belum pernah terjadi guna menegakkan antar hubungan dn membangun persekutuan.
Kini, cakrawala baru yang tak terbayangkan sebelumnya telah terbuka. Cakrawala-cakrawala tersebut membangkitkan kekaguman karena kemungkinan-kemungkinan yang disodorkan oleh media baru itu, dan pada saat yang sama amat menuntut suatu permenungan yang serius tentang makana komunikasi di jaman digital. Hal ini secara khusus menjadi jelas ketika kita menghadapi kemampuan luar biasa internet dan kerumitan pemakaiannya. Sebagaimana halnya dengan setiap hasil kecakapan manusia, teknologi komunikasi baru harus diperuntukkan bagi pelayanan kebaikan perorangan dan umat manusia secara utuh. Jika dipergunakan dengan bijaksana, teknologi komunikasi baru dapat memberikan sumbangsih bagi pemenuhan kerinduan akan makna, kebenaran dan kesatuan yang tetap menjadi cita-cita terdalam setiap manusia.
Dalam dunia digital, menyampaikn informasi kian dipahami dalam suatu jejaring sosial dimana pengetahuan terbagi dalam konteks pertukaran pribadi. Perbedaan yang jelas antara penyedia informasi dan pengenyam informasi menjadi relatif; dan komunikasi tidak hanya nampak sebagai pertukaran data tetapi juga sebagai suatu bentuk berbagi. Dinamika ini menyumbangkan bagi suatu penilaian baru tentang komunikasi itu sendiri, yang terutama dipandang sebagai dialog, pertukaran, solidaritas dan penciptaan hubungan-hubungan yang positif. Pada sisi lain, hal ini diperhadapkan dengan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari komunikasi digital: interaksi sepihak, kecenderungan mengkomunikasikan hanya sebagian dari dunia batin seseorang yang dapat menjadi suatu bentuk kepuasan diri sendiri.
Secara khusus, kaum muda sedang mengalami perubahan ini dalam komunikasi dengan semua kecemasan, tantangan dan daya cipta, yang khas bagi orang yang terbuka dengan antusiasme dan rasa ingin tahu akan pengalaman-pengalaman baru dalam hidup. Keterlibatan mereka yang semakin besar dalam forum digital publik yang tercipta oleh jejaring-jejaring sosial membantu melahirkan bentuk-bentuk baru dari hubungan-hubungan antar pribadi memengaruhi kesadaran diri sendiri dan oleh karena itu tak pelak kagi mempertanyakan bukan saja bagaimana seharusnya bertindak tetapi juga tentang kesejatian jati dirinya. Masuk ke dalam ruang maya dapat menjadi tanda pencarian yang otentik akan perjumpaan pribadi dengan orang lain, asalakan tetap tanggap terhadap bahaya seperti menyertakan diri dalam sejenis eksistensi ganda atau menampilkan diri secara berlebihan di dalam dunia maya. Dalam upaya berbagi dan mencari “teman”, terdapat tantangan untuk menjadi otentik dan setia dan tidak menyerah kepada ilusi untuk mencitrakan tampang publik yang palsu bagi diri sendiri.
Teknologi baru memungkinkan untuk saling bertemu di luar batas-batas ruang dan budaya mereka sendiri, dengan menciptakan sebuah dunioa yang sama sekali baru dari persahabatan-persahabatan potensial. Ini merupakan suatu peluang besar tetapi juga menuntut perhatian yang lebih besar dan kesadaran akan resiko yang mungkin. Siapakah “tetangga” saya di dalam dunia baru ini? Entahkah ada bahaya bahwa kita mungkin kurang hadir bagi mereka yang kita jumpai dalam hidup harian kita? Apakah ada risiko menjadi lebih terganggu karena perhatian kita terbagi-bagi dan terserap di suatu “dunia lain” daripada dimana kita hidup? Apakah kita mempunyai waktu untuk merenungi pilihan kita secara kritis dan memajukan hubungan yang sungguh mendalam dan berdaya tahan? Pentinglah untuk selalu mengingat bahwa kontak virtual tidak dapat dan tidak boleh mengganti kontak manusiawi langsung dengan orang-orang di setiap tingkat kehidupan kita.
Dalam era digital juga, setiap orang dihadapkan dengan kebutuhan akan otensitas dan refleksi. Selain itu, dinamika yang melekat di dalam jejaring sosial menunjukkan bahwa seseorang senantiasa terlibat dalam apa yang ia komunikasikan. Tatkala orang saling menukar informasi, mereka sudah mensyeringkan diri mereka, pandangannya tentang dunia, harapan dan cita-cita mereka. Lantas, cara hadir yang khas kristiani di dunia digital adalah bentuk komunikasi yang jujur dan terbuka, bertanggungjawab dan hormat akan orang lain. Memaklumkan Injil melalui media baru berarti tidak sekadar memasukkan isi religius secara terbuka ke dalam berbagai pentas media, tetapi menjadi saksi setia di dunia digital itu sendiri dan cara seseorang mengkomunikasikan pililhan-pilihan, apa yang utama, serta keputusan-keputusan yang sepenuhnya selaras dengan Injil bahkan ketika hal itu tidak terungnkap secara khusus. Selanjutnya, benar juga bahwa di dalam dunia digital pesan tak dapat disampaikan tanpa disertai dengan kesaksain yang konsisten dari pihak yang menyampaikannya. Dalam situasi baru itu dan dengan bentuk pengungkapan baru, orang Kristen sekali lagi dipanggil untuk memberikan jawaban kepada siapa saja yang meminta pertanggungjawaban terhadap pengharapan yang ada dalam diri mereka (bdk. 1 Petrus 3:15)
Tugas memberikan kesaksian tentang Injil di era digital menuntut setiap orang untuk secara istimewa memiliki kepekaan terhadap aspek pesan yang dapat menantang cara berpikir khas internet. Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa kebenaran yang ingin kita bagikan bukan berasal dari nilai “popularitas”nya atau jumlah perhatian yang diterima. Kita harus berusaha memperkenalkannya secara utuh, bukan sekedar supaya dapat diterima atau sebaliknya malah melemahkannya. Ia harus menjadi makanan harian dan bukannya daya tarik sesaat. Kebenaran Injil bukanlah sesuatu yang memberikan rasa puas atau digunakan secara dangkal, melainkan pemberian yan menuntut jawaban bebas. Bahkn apabila diwartakan dalam dunia internet, Injil harus terjelma dalam dunia nyata dan berkaitan dengan wajah riil saudara dan saudari kita, mereka yang dengannya kita berbagi keseharian hidup kita. Hubungan manusiawi yang langsung tetap menjadi fundamental bagi pemakluman iman.
Oleh karena itu, saya ingin mengajak orang-orang kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreatifitas yang terbina dan bertanggungjawab bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hala ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidyp manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang didalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (Bdk . Ef.1:10). Pewartaan Injil menuntut sebuah komunikasi yang sekaligus penuh hormat dan peka, yang menggugah hati dan menggerakan kesadaran,; cerminan suri teladan Yesus yang bangkit tatkala Ia bergabung bersama para murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus (Bdk. Lk. 24:13-35). Dengan cara pendekatan-Nya, dialog-Nya bersama mereka, cara-Nya yang lembut menggerakan hati, mereka perlahan-lahan dituntun kepada suatu pemahaman akan misteri.
Dalam analisi terakhir, kebenaran Kristus merupakan jawaban yang utuh dan otentik bagi kehidupan manusia akan hidup relasi, persekutuan dan makna yang tercermin dalam popularitas jejaring sosial yang meluas. Orang beriman yang memberikan kesaksian iman yang sungguh mendalam tentu memberikan bantuan yang berharga bagi internet agar tidak menjadi saran yang memerosotkan kepribadian manusia, memanipulasi secara emosional, dan yang memberikan kemungkinan kepada berkuasa untuk memonopoli pendapat orang lain. Sebaliknya, orang beriman mendorong setiap orang untuk terus menghidupkan pertanyaan manusiawi yang abadi sebagai ungkapan kerinduan akan sesuatu yang trasenden dan d ambaan akan bentuk-bentuk yang otentik dari kehidupan yang patut untuk dihayati. Justru hasrat rohani yang unik manusiawi inilah yang mengilhami upaya kita untuk mencari kebenaran dan persekutuan dan mendesak kita untuk berkomunikasi dengan keutuhan dan kejujuran.
Saya mengundang terutama kaum muda untuk sungguh-sungguh hadir secara berdaya guna di dunia digital. Saya mengulangi lagi undanganku bagi mereka untuk Hari Kaum Muda sedunia di Madrid, dimana teknologi baru sedang memberikan sumbangannya yang besar bagi persiapannya. Dengan pengantaraan pelindungnya St. Fransiskus de Sales, saya berdoa agar Allah menganugerahi para pekerja di bidang komunikasi kemampuan untuk melaksanakan karya mereka dengan sadar dan profesional. Kepada kalian semua, saya memberikan berkat apostolik saya.
Vatikan 24 januari 2011
Pesta St. Fransiskus de Sales
Benedictus PP XVI
Hasil Rapat Kerja KOMSOS
Rekomendasi Hasil Rapat Kerja Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor
21-22 Mei 2011
Pada hari ini, Minggu tanggal dua puluh dua bulan Mei tahun dua ribu sebelas, kami peserta Rapat Kerja Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor yang diselenggarakan di Gedung Pertemuan Puslit Gizi Bogor, bersepakat sebagai berikut:
1. Berkat kehadiran dan bimbingan Roh Kudus yang senantiasa menyertai sejak awal hingga berakhirnya Rapat Kerja, peserta mendapat informasi yang berharga terkait dengan tugas pelayanan sehari-hari di Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor dan Seksi Komunikasi Sosial Paroki-Paroki se Keuskupan Bogor.
2. Informasi secara lisan dan laporan tertulis sebagian Paroki tentang kegiatan Komunikasi Sosial tahun 2010, dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan, hasil, faktor pendorong, faktor penghambat, masalah dan alternatif pemecahan masalah terkait kegiatan Komunikasi Sosial. Hal ini sangat bermanfaat untuk perencanaan kegiatan Seksi Komunikasi Sosial Paroki-Paroki tahun 2011-2012.
3. Paparan tentang Rekomendasi hasil Rapat Kerja bulan Mei 2010, telah membantu peserta untuk mengingat kembali hal-hal yang telah direncanakan dan meninjau kembali hal-hal yang belum dilaksanakan serta masalah dan hambatan yang dijumpai untuk dituangkan ke dalam Rencana Kerja Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan dan Seksi Komunikasi Sosial Paroki tahun 2011-2012.
4. Panduan tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-45, 5 Juni 2011, memudahkan peserta dalam mempersiapkan Penyelenggaraan Peringatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia di paroki masing-masing.
5. “Pesan Bapa Suci Paus Benedictus XVI pada Hari Komsos Sedunia ke-45” telah memperluas kesempatan para Imam dan Umat dalam pewartaan Injil dengan menggunakan teknologi digital yang dibimbing dan didukung penuh oleh Pastor Paroki.
6. Setelah mendengar penyajian tentang “Membongkar Kepalsuan Dunia Maya Menuju Kesejatian Hidup” membuka wawasan peserta tentang pentingnya memahami bahaya media digital dalam rangka memberi arah kepada umat khususnya kaum muda untuk menuju Kesejatian Hidup.
7. Peserta telah memperoleh kesempatan untuk berbagi pengalaman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan Komunikasi Sosial di masing-masing paroki yang diwakilinya, yang sangat bermanfaat untuk pengembangan program Seksi Komunikasi Sosial (atau seksi lain yang membidangi Komunikasi Sosial) di paroki, antara lain dengan menjalin kerjasama antar seksi di paroki dan lintas Seksi Komunikasi Sosial serta melibatkan kaum muda dalam kegiatan komunikasi sosial di paroki.
8. Terkait dengan pergantian pengurus Seksi Komunikasi Sosial di Paroki-Paroki, peserta sepakat untuk mengupayakan adanya serah terima dokumen softcopy dan hardcopy di setiap pergantian pengurus.
9. Perlu dikembangkan website atau paling tidak satu jejaring sosial digital di tingkat paroki yang bisa difasilitasi oleh Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor, bisa dalam bentuk penyediaan web hosting dan bantuan konsultasi teknis, antara lain pembuatan e-mail address, mailing list, facebook group serta petunjuk-petunjuk yang dibutuhkan lainnya.
10. Sekembalinya peserta di paroki masing-masing akan segera menyiapkan kegiatan untuk menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-45, yang diselenggarakan sebelum atau sesudah 5 Juni 2011, dengan menggunakan panduan dan dokumen lain yang dibutuhkan.
11. Peserta akan meningkatkan kerjasama antara Seksi Komunikasi Sosial dengan seksi-seksi lain di paroki, antar Seksi Komunikasi Sosial Paroki dalam satu dekenat atau lintas dekenat, antara lain dalam bentuk mengikutsertakan seksi terkait dalam setiap kegiatan Seksi Komsos.
12. Untuk menjawab kebutuhan umat akan informasi terkait pelayanan Gereja Katolik yang tepat, cepat dan bisa dipertanggungjawabkan, peserta akan menambah jejaring sosial digital di tingkat keuskupan dan paroki, termasuk milis untuk para romo, pengurus Komisi Komsos dan Seksi Komsos.
13. Apabila diperlukan, Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor dapat memfasilitasi beberapa kegiatan antar paroki dan lintas dekenat sesuai dengan kemampuan, termasuk penyediaan narasumber dan konsultasi teknis.
14. Peserta akan menindaklanjuti hasil Rapat Kerja ini dengan membuat laporan kepada Pastor Paroki dan menyusun langkah-langkah kegiatan Seksi Komunikasi Sosial di masa mendatang secara lebih terarah.
15. Untuk rencana Rapat Kerja Komsos tahun 2011-2012, diusulkan penyelenggaraannya di sekitar Bogor.
Catatan Kecil
Jembatan Rohani
Beberapa tahun ini banyak orang terusik untuk kunjungan atau bepergian, berkunjung ke tempat-tempat religius, berziarah ke tempat-tempat yang bisa membangun dan menguatkan untuk lebih percaya kepada Kanjeng Gusti Allah melalui perantaraan Bunda Maria yang terberkati. Ziarah rohani ini dari yang lokal, regional dan dunia; dari Goa Poh Sarang sampai Lourdes, dan yang sensasional adalah ke Holly Land atau Tanah Suci. Semua yang membuat orang kristen tertarik untuk berziarah ke rumah Bapa, menapak tilas ke tempat-tempat suci dan bersejarah.
Semuanya terjawab dengan mudah bagi yang sudah mempunyai persiapan yang matang, tetapi bagi orang-orang yang pas-pasan, cukup berziarah di tingkat lokal, tetapi ada juga oma-opa yang ingin deh untuk berziarah ke tempat-tempat suci yang dekat, tetapi sulit untuk meraihnya. Siapa saja mau menjadi jembatan rohani bagi mereka? Saya pribadi sangat bersyukur dapat berziarah ke Plaza Maria setiap saat dan kesempatan yang diberikan kepada kita semua. Semoga banyak orang berdoa dan bersyukur di Plaza kecil, dan ada orang mau menjadi jembatan rohani bagi oma-opa atau orang kecil yang belum mempunyai kesempatan berziarah ke rumah Bunda Maria.
Berbicara tentang jembatan rohani, mengingatkan kita kepada Andreas yang menjadi jembatan rohani kepada Simon, saudaranya. Andreas membawa Simon kepada Yesus. Andreas mengantarkan dan menunjukkan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan Simon. Karena “sesuatu” itu adalah pribadi Yesus, Mesias, Juru Selamat Dunia. Andreas memberikan dirinya menjadi jembatan rohani bagi Simon, karena Andreas telah lebih dulu datang kepada Yesus itu. Ini bukti dari perkataannya kepada Simon tentang Yesus yang adalah Mesias, “Kami telah menemukan Mesias.” Untuk itu, Andreas bisa menjadi “jembatan rohani bagi Simon.”
Bukan hanya Andreas, setiap orang percaya harus juga mau menjadi “jembatan rohani” bagi sesama adalah keharusan. Begitu banyak orang yang ingin bertemu Yesus, sang juru selamat. Relakah dan bersediakah kita menjadi “jembatan rohani” karena kita sudah terlebih dahulu mengalami kasih Kristus. Banyak orang tidak menemukan Tuhan dan Juru Selamat karena banyak orang yang percaya tidak mau menjadi “jembatan rohani.” (diar sanjaya-MS709)
Orang Kudus 1
Santo Norbertus, Uskup dan Pengaku Iman
Norbertus adalah putera kedua dari Heribertus, seorang tuan tanah di wilayah Gennep. Perawakannya tinggi kekar, pintar dan ramah tamah. Masa mudanya dijalaninya dengan sungguh menyenangkan. La bercita-cita menjadi imam untuk mengabdikan dirinya semata-mata kepada Tuhan.
Karena itu, ia ditahbiskan menjadi diakon. Akan tetapi lambat laun hatinya tertarik kepada kesenangan duniawi. Ia mulai meninggalkan hidup bakti kepada Tuhan dan pergi ke istana Kaisar Jerman, Hendrik V. Di sana ia hidup sebebas-bebasnya tanpa mengindahkan lagi hukum-hukum Allah. la sungguh-sungguh mau menikmati kesenangan-kesenangan duniawi sepuas-puasnya.
Tapi semua yang dialami Norbertus tidak mengaburkan rencana Tuhan atas dirinya. Pada usia ke 30 tahun, ia mengalami suatu peristiwa ajaib dari Tuhan. Ketika sedang bepergian ke suatu tempat maksiat, ia terlempar ke tanah oleh kilat dari langit yang mengenai wajahnya. Ia terjatuh dari kudanya dan tidak sadarkan diri. Ketika mulai sadar lagi, ia bertobat dan menyesali perbuatannya yang bejat. Allah kembali menunjukkan keagunganNya atas diri Norbertus dengan cahayaNya yang ilahi. '
Semenjak peristiwa itu, Norbertus kembali menjalankan latihan rohani yang keras di bawah pimpinan seorang Abbas Benediktin. Ia pun belajar dengan tekun hingga ditahbiskan menjadi imam. Sebagai seorang imam, ia jugu bertugas mewartakan Injil dengan mengajar dan berkhotbah. Tetapi karena kebejatan hidup masa lalunya yang tidak patut dicontoh, ia dianggap sebagai seorang munafik.
Atas ijin Sri Paus, Norbertus berangkat ke Prancis dan berkarya di sana sebagai seorang imam di tengah-tengah umat sederhana di pedalaman. Harta bendanya dibagi-bagikan kepada kaum miskin dan ia sebaliknya menggantungkan hidupnya pada kebaikan hati para dermawan. Hidupnya yang miskin, saleh dan bersemangat rasul itu menarik banyak murid kepadanya. Atas anjuran Sri Paus, ia menetap di sebuah lembah sunyi di Prancis, yang disebut Premontre. Di lembah ini, ia mendirikan sebuah biara yang bertugas mendidik dan memberi imam-imam yang saleh lagi cakap kepada umat terutama yang ada di pedalaman. Semangat pengabdiannya membawa umat kepada semangat hidup yang sesuai dengan cita-cita Injil dan mempertinggi ketertiban hidup iman di seluruh Eropa.
Pada waktu itu timbullah di Antwerpen sebuah bidaah yang menolak ke kudusan Sakramen Mahakudus. Penganut aliran ini pernah menanamkan Hosti Kudus di dalam tanah yang kotor. Norbertus mendengar tentang peristiwa ini, dan meminta agar orang menunjukkan tempat itu kepadanya. Lalu ia segera pergi ke tempat itu untuk menggali kembali Hosti yang dikuburkan itu. Hosti itu masih dalam keadaan utuh, putih tanpa kerusakan dan cacat sedikitpun. Oleh sebab itulah, Santo Norbertus dilukiskan dengan sebuah Monstrans atau Sibori. Pada tahun 1126. Norbertus ditahbiskan menjadi Uskup Agung di Maagdenburg, Jerman. Di sana ia melanjutkan pekerjaannya memulihkan ketertiban di dalam Gereja dan memperbaiki taraf hidup rohani para imam. Setelah banyak berjuang demi penyebaran Injil, Norbertus meninggal dunia pada tahun 1134.
Orang Kudus 2
Santo Filipus, Diakon dan Penginjil
Filipus adalah salah seorang dari ketujuh diakon yang diangkat-para Rasul untuk melayani umat Kristen perdana. Ia berkarya sebagai diakon di Yerusalem (Kis 6:6-6), kemudian mewartakan Injil di Samaria (Kis 8:5-1-3), di daerah Gaza (Kis 8:26 -39), dan di Asdod. Oleh karena itu ia disebut 'Filipus Pemberita Injil'. Akhirnya ia tinggal menetap di Kaisarea. Di situ ia menerima Paulus (Kis 21:8). Filipus ini sering dicampuradukkan dengan 'Filipus Murid Yesus' yang berasal dari Betsaida (Mrk 3:18 dst; Kis 1: 13).
Ruang Kitab Suci
Takut dan Kecewa Dalam Terang Kristus
Oleh : Peter Suriadi
Dalam Kitab Suci, rasa takut menghinggapi berbagai orang. Yesus tidak lepas dari rasa takut ketika menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya dengan berkata, “Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini” (Yoh 12:27). Para murid pun merasakan takut ketika ditinggalkan oleh Yesus seperti diceritakan dalam Yoh 20:19, “… berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi … “. Kisah mengenai kedua murid di Emaus juga mengatakan hal senada. Mereka kecewa, wajah mereka muram karena harapa mereka dikecewakan. Mereka tidak mau mengambil resiko untuk mulai lagi, lebih aman menarik diri kembali ke Emaus (Luk 24:13-35).
Teks[1]
1 Petrus 4:12-19[2]
12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
15 Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
16 Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
17 Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
18 Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?
19 Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.
19
Konteks
Diperkirakan Surat 1 Petrus ditulis sekitar tahun 69. Menurut tradisi, Surat 1 Petrus ditulis oleh Petrus, murid Yesus (1:1;5:1). Akan tetapi, jika dicermati tata bahasa dan gaya penulisan surat ini pernah muncul keraguan bahwa hampir mustahil Petrus, seorang nelayan Galilea (Mrk 1:16-17;3:16) yang menjadi penulisnya. Alasannya : 1. Praktek seperti ini (disebut pseudonim) adalah sesuatu yang wajar pada zaman itu. Penulis surat ini memakai nama Petrus sebagai suatu bentuk penghormatan kepadanya. 2. Dalam 1 Ptr 5:12 dikatakan bahwa ia menulis “dengan perantaraan Silwanus” menunjukkan bahwa Silwanus bertindak sebagai sekretarisnya. Memang bukan Petrus yang menulis surat itu secara langsung dan bisa jadi Silwanus pun tidak menuliskannya atas dikte dari Petrus. Kemungkinan Silwanus yang menulisnya dengan menguraikan pandangan dan pemikiran Petrus yang diketahuinya karena bahasa Yunani yang dipakai dalam surat ini sangat bagus.
Secara garis besar Surat 1 Petrus dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1:1-12 (dipilih, dilindungi dan diselamatkan), 1:13-3:22 (hidup sebagai umat Allah yang kudus), dan 4:1-5:14 (melayani dan menanggung penderitaan sampai akhir). Dalam surat tersebut kental sekali gagasan tentang penderitaan, kebahagiaan, kemuliaan, kebenaran dan ketaatan kepada Allah. Dalam 1 Ptr 4:12-19, gagasan-gagasan tersebut mencapai puncaknya dan dipersatukan dengan dasar eskatologis yang sama : penghakiman ilahi. Adanya penghakiman ilahi itu menjadi alasan kuat mengapa jemaat Kristen harus memelihara persatuan, solidaritas dan harapan yang ada dalam diri mereka.
Mengapa bisa timbul gagasan-gagasan seperti itu ? Petrus mengirim surat ini dari “Babilon”, nama samaran untuk “Roma” (bdk 1 Ptr 5:13), kepada “orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia”. Mereka adalah jemaat yang merupakan orang-orang asing di tempat tinggal mereka sehingga tidak memiliki hak sebagai warga masyarakat dan jaminan perlindungan. Rupanya mereka berasal dari kalangan non-Yahudi dan termasuk golongan rendah dalam masyarakat. Selain itu, jemaat Kristen memiliki gaya hidup yang berbeda, melawan arus. Akibatnya datang fitnah, celaan dan penderitaan yang bertubi-tubi yang harus ditanggung jemaat. Mereka mengalami berbagai perlakuan diskriminatif oleh masyarakat dan pejabat setempat. Penulis Surat 1 Petrus berharap jemaat Kristen menghadapi situasi tersebut sebagai sesuatu yang wajar karena mereka adalah pengikut Kristus karena Yesus sendiripun mengalami perlakuan seperti itu semasa hidup-Nya.
Susunan Teks
Teks dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
· ayat 12-13 : Pernyataan umum yang berisi ajakan untuk bersukacita.
· ayat 14-16 : Jangan sampai perbuatan jahat manusia menjadi penyebab penderitaannya. Dan kalaupun menderita, hendaknya jemaat menderita sebagai orang Kristen.
· ayat 17-19 : Kesimpulan yang berisi alasan mengapa dalam penderitaan, jemaat mesti tetap menjadi orang benar.
Keterangan Teks
· ayat 12 : emas dipanaskan untuk menghilangkan hal-hal yang membuatnya tidak murni. Setelah proses itu didapatlah emas murni. Demikian juga dengan iman. Iman seseorang perlu diuji dan “dibakar” melalui pencobaan dan penderitaan agar menjadi murni dan kuat (bdk 1:7). Oleh karena itu jemaat tidak usah heran mengapa mereka mengalami penderitaan. Penderitaan adalah hal yang biasa karena semua orang tanpa terkecuali pasti pernah mengalaminya.
· ayat 13 : Kalau begitu, sikap apa yang dianjurkan manakala jemaat Kristen mengalami penderitaan ? Jemaat diajak untuk bersukacita karena jemaat Kristen sedang mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Jemaat harus bersolidaritas dengan penderitaan Kristus. Melalui penderitaan tersebut Allah sebenarnya menguji dan membuktikan iman mereka. Jika mereka menjalaninya dengan sukacita, sukacita pulalah yang akan mereka terima ketika Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Kerelaan untuk menanggung penderitaan merupakan keutamaan orang Kristen yang membuatnya bernilai di mata Allah.
· ayat 14-16 : Ada dua sebab mendasar terjadinya penderitaan yang saling berlawanan. Penyebab pertama, penderitaan demi nama Kristus (ayat 14)/menderita sebagai orang Kristen (ayat 16), dan penyebab kedua, menderita karena rupa-rupa “profesi” yang melawan kehendak Allah : pembunuh, pencuri, penjahat, pengacau (ayat 15). Rupanya pada saat itu jemaat Kristen dicurigai melakukan hal-hal buruk karena masyarakat cenderung kurang terbuka jika ada gerakan/aliran agama baru. Jemaat harus membedakan diri dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus dengan menderita sebagai orang Kristen sehingga memuliakan Allah dalam nama Kristus.
· ayat 17-19 : Ayat-ayat ini berisi kesimpulan yang berisi alasan mengapa dalam penderitaan, jemaat mesti tetap menjadi orang benar. Penghakiman di hadapan Allah dimulai dengan orang-orang yang layak untuk “rumah Allah”. Jika Allah berbuat demikian bagi mereka yang layak, maka Allah pun akan berbuat demikian bagi mereka yang menolak pesan keselamatan. Jika keselamatan begitu sukar bagi orang benar, bagaimana bagi orang berdosa ? Oleh karena itu jemaat didorong agar menahan penderitaan sebagai kehendak Allah, bukan dengan sikap putus asa, lalu tidak berbuat apa-apa, melainkan dengan sikap tabah untuk menunjukkan imannya dengan berbuat baik.
Amanat Teks
Rasa takut dapat dialami setiap orang. Dalam kadar tertentu rasa takut bisa berdampak positif. Rasa takut akan ujian, bisa membuat seorang siswa belajar giat. Orang yang takut usahanya gagal akan berusaha membuat perencanaan yang matang. Namun, tidak bisa dipungkiri rasa takut juga bisa membuat orang tidak berdaya. Rasa takut membuatnya lumpuh. Harus disadari bahwa bahaya untuk menjadi lumpuh karena rasa takut, kecewa dan alasan-alasan lain sangat menguras energi, menghilangkan motivasi dan melenyapkan inspirasi.
Perikop yang kita renungkan kali ini hanya dapat ditangkap, dimengerti dengan baik dan dapat diperjuangkan dalam hidup orang Kristen jika dilihat dalam terang Kristus. Dalam terang Kristus, rasa takut dan berbagai kecemasan akan membuat orang Kristen semakin menemukan rencana Allah dalam hidup mereka. Orang-orang yang hidupnya lumpuh karena berbagai rasa takut dan kecewa tidak akan menemukan rencana Allah itu. Hanya orang yang sudah mengalami rahmat Allah yang membebaskan dalam hidupnya yang dapat menangkap dan memperjuangkan rahmat Allah itu. Rasa takut yang mencekam sekalipun akan tertanggung oleh umat Tuhan sebab mereka diperkuat oleh Roh Kudus. Karena keyakinan iman itu, orang Kristen diajak untuk “bersukacita, sesuai dengan bagian” yang mereka terima dalam penderitaan Kristus. Yang diajak bersukacita adalah umat yang “menderita sebagai orang Kristen”, bukan karena penderitaan sebagai akibat orang melakukan tindakan kriminal.
Rasa takut dan cemas yang dialami tidak boleh mengaburkan panggilan dan perutusan orang Kristen, yaitu menemukan makna hidup di dalamnya sehingga ketakutan tidak terlihat lagi amat mencekam. Alasannya, Yesus selalu berdoa bagi murid-murid-Nya (Yoh 17:9) agar Bapa terus memelihara murid-murid Yesus, karena mereka “masih ada di dunia ini” (Yoh 17:11).
Maukah Anda dibebaskan dari rasa takut ? Oleh karena itu, mohonlah rahmat Allah agar hidup Anda dibebaskan dari rasa takut yang dapat melumpuhkan hidup Anda. Dan bersyukurlah kepada Tuhan jika Anda masih mempunyai orang yang tetap mendukung Anda dalam peziarahan hidup. Temukan juga arah dan makna hidup Anda dalam doa sehingga pengalaman-pengalaman pahit dalam hidup Anda tidak menjadikan Anda lumpuh.
1Diambil dari Bacaan Ekaristi Hari Minggu Paskah VII Tahun A (Kis 1:1-14; 1 Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a)
2Untuk lebih mendalami permenungan, perikop disajikan lengkap.
Langganan:
Postingan (Atom)