Rabu, 09 Maret 2011

Renungan

Kesombongan Membawa Kesulitan

Konon ada sepotong besi yang dikenal sangat kuat. Banyak yang berkeinginan untuk mencobai kekuatannya. Karena menurut mereka ia hanyalah sepotong besi kecil yang bisa dengan mudah dihancurkan. Gergaji, martil, kampak dan api berkumpul untuk membuktikan bahwa mereka bisa menghancurkan besi tersebut.
“Saya akan maju terlebih dahulu untuk menghancurkan besi kecil itu,” kata kampak. Ia pun mulai menhantamkan tubuhnya ke atas besi kecil itu, tetapi setiap kali menghantam, ia semakin tumpul karena besi kecil itu ternyata sangat kuat. Kampak pun akhirnya menyerah dan mempersilahkan yang lain untuk mengadu kekuatan dengan besi kecil.
“Biar saya yang menaklukkannya,” ujar gergaji. Mulailah gergaji bergerak maju mundur, tetapi setiap gerakan membuat gigi-giginya rontok. Setelah tidak ada lagi gigi gergaji yang tersisa, ia menyerah dan mengaku kalah.
“kalau yang lain gagal, saya pasti bisa menaklukkan besi kecil itu,” kata martil yang dari tadi menunggu giliran. “Tuuunggg…” bunyi hantaman martil yang keras menghantam besi kecil. Seketika kepala martil terpental dan besi kecil tetap tak bergeming.
Kini giliran api kecil yang lembut. “Boleh saya mencoba melakukannya?” tanya api kecil merendah. Mendengar permintaan api kecil, semua yang ada mengejeknya, “Kami saja yang terkenal kuat tidak bisa menghancurkan besi kecil itu, apalagi kamu.”
Api kecil maju perlahan-lahan dan mulai melingkar di sekitar besi kecil yang kuat. Ia memeluk erat besi kecil dan tidak melepaskan pelukannya hingga besi itu meleleh karena pengaruh panas dari api kecil tadi. “Menakjubkan,” sahut semua yang menyaksikan.
Sumber: Renungan Manna Sorgawi (3/07/09)
Seseorang yang memiliki kerendahan hati dan bisa menempatkan dirinya dengan baik, akan lebih berharga di hadapan Tuhan. Sangatlah berbeda dengan orang yang memiliki kesombongan dalam dirinya, orang ini hanya akan memposisikan dirinya menjadi seseorang yang tidak pantas di hadapan Tuhan. Amsal 13: 10 mengatakan, “Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat.” Kesombongan akan muncul dan bercengkerama dalam diri manusia tersebut jika manusia tersebut mengijinkan dosa kesombongan ada di dalam hatinya. Ketika manusia menjadi sombong, maka dia memposisikan dirinya sebagai orang yang tidak membutuhkan bantuan Tuhan dan merendahkan bantuan-Nya. Ingat, bahwa kita manusia memiliki keterbatasan, dan hanya Tuhanlah yang tidak terbatas. Tentu sadar atau tidak sadar, kita akan merasa sangat membutuhkan Tuhan. Tetapi ketika manusia itu sombong, maka dia menghina Tuhan dan melepaskan Tuhan dari dirinya. Sangatlah ekstrim bukan? Dalam kisah diatas, gergaji, martil dan kampak terlihat sangat menyombongkan diri mereka ketika mereka melihat sepotong besi yang terlihat mudah dihancurkan. Sangat berbeda dengan sosok api kecil yang merendahkan hati dan memakai dirinya yang terlihat lemah dan kecil dihadapan teman-temannya itu untuk menunjukan bahwa kecil itu tidaklah hina. Tetapi, bedakanlah antara rendah hati dan rendah diri. Rendah diri adalah sikap hati yang menganggap dirinya begitu rendah daripada orang lain. Sedangkan rendah hati adalah sikap hati yang menganggap dirinya sama seperti orang lain dan menghargai/menghormati kemampuan orang lain, serta tidak meninggikan dirinya. Rendah diri pun tidak diperkenankan dihadapan Tuhan. Diri kita ini adalah sosok yang luar biasa berharganya dihadapan-Nya. Mengapa manusia sampai melukiskan/menggambarkan diri-Nya selalu memiliki kekurangan? Padahal setiap manusia memiliki talenta masing-masing yang dipercayakan Tuhan untuk dapat dikembangkan sesuai kemampuan manusia itu. Tidak ada talenta yang besar dan kecil, tetapi yang ada adalah seberapa banyak kita melakukan usaha kita untuk melipatgandakan talenta yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Jadi, tidak ada alasan manusia untuk meremehkan orang lain atau meremehkan dirinya sendiri. Atau bahkan berlaku sombong. Kesombongan muncul saat manusia tersebut marah, membentak, dll. Kesombongan dapat didefinisikan sebagai sikap yang tidak mau mengandalkan Tuhan. Bukan hanya didefinisikan sebagai sikap yang berjalan sambil melihat keatas (tinggi hati). Kesombongan menjadikan dirinya sebagai fokus yang begitu penting. Ia mendewakan dirinya sendiri sampai-sampai si “aku”nya telah menjadi allahnya. Ketika si “aku” telah menjadi allahnya, maka ia mudah tersinggung. Ia minta dilayani, diperhatikan dan dimengerti. Jika tidak, ia akan marah (Kesembuhan emosional, Tanpa Tahun: 65)
Tuhan sangat membenci dosa kesombongan, bahkan kesombongan merupakan dosa terbesar. Apakah penyebab Tuhan mengusir malaikat Luziver dari Surga? Oleh karena kesombongannya itulah yang membuat dia diusir oleh Tuhan. Dia ingin setara seperti Tuhan dan ingin berkuasa, dipuja-puja sama seperti Tuhan. Inilah yang membuat dirinya jatuh dalam dosa dan diusir dari Surga. Apakah kita ingin diperlakukan sama seperti Luziver? Kesulitan apa yang terjadi hingga dosa kesombongan menjadi begitu krusial? Kesulitan untuk bersekutu dengan Tuhan, bahkan kesulitan untuk dapat memiliki hidup yang damai di dunia dan di Surga bersama Tuhan. Dosa ini sangatlah rentan terjadi. Maka, kita tidak akan sanggup terlepas dari dosa ini tanpa berdoa meminta ampun dan memohon supaya Tuhan memberi kita kekuatan besar untuk terlepas dari dosa ini. Ingat, bahwa rasa sombong tidak berkenan di hati Tuhan. Biarlah Tuhan yang membuat diri kita besar dan biarlah Tuhan yang membuat setiap tindakan kita berhasil. Maka, Tuhan yang akan meninggikan kita.
Pelajaran yang kedua ialah hati yang keras hanya dapat ditaklukkan dengan kelemah lembutan. Semakin kita keras, ia akan lebih keras. Maka, tidaklah heran ketika kampak dan teman-temannya begitu sulit menghancurkan besi tersebut. Kekerasan hati hanya dapat diluluhkan dengan hati yang lemah lembut. Berikan pengertian pada orang yang tidak ingin mendengarkan. Berlakulah dengan tidak keras hati sehingga mampu meluluhkan batu yang keras. Keras hati yang dimaksud adalah amarah, dendam, dll emosi yang sangat keras dan terlihat sulit untuk dilembutkan. Ingatlah bahwa dalam menyelesaikan perkara tidak akan mudah diselesaikan jika melalui cara kekerasan. (mgf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^