Rabu, 01 September 2010

Ruang Kitab Suci

ORANG KAYA DAN ORANG MISKIN
(Oleh : Stefan Surya)

LUK 16:19-31
19 “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
30 Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.


Susunan
Suatu kisah bertahap dua disusul oleh suatu dialog yang bertahap dua. Tahap pertama kisah tentang seorang kaya yang selama di dunia ini selalu hidup tanpa belaskasihan, dan Lazarus yang miskin (ay 19 dab). Dikontraskan dengan tahap kedua tentang perubahan keadaan nasib mereka setelah kematian (ay 22 dab). Kemudian dialog orang kaya dengan Bapak Abraham pada tahap pertama mengenai pembalikan nasib hidup yang tidak dapat diubah lagi (ay 24 dab), sedangkan tahap kedua dialog menyangkut hal memberi peringatan kepada saudara-saudara si kaya yang masih tinggal di dunia ini untuk bertobat (ay 27-31).
Orang kaya dan orang miskin: Kebahagiaan ataupun sengsara manusia di alam baka memang tidak tergantung dari kekayaan ataupun kemiskinan selama hidup di bumi. Keselamatan tergantung dari perbuatan-perbuatan manusia, dan sekaligus merupakan karunia Allah semata-mata. Namun bahaya yang ditimbulkan oleh kekayaan dalam mencapai keselamatan, jangan diremehkan. Sebab orang kaya, karena merasa terjamin, sering kali buta dan tuli terhadap Allah, sesama dan dunia sekelilingnya. Orang miskin, justru karena hidupnya tidak pernah terjamin, sering kali mengandalkan Allah semata-mata.
Perubahan nasib di alam maut: Si miskin dibawa oleh para malaikat ke pangkuan Abraham, sedangkan si kaya cuma dikuburkan. Ia menderita kesakitan sementara melihat Lazarus dalam pangkuan Abraham.
Dialog pertama: Orang kaya dua kali menyapa Bapak Abraham (ay 24 dan 27), sedangkan Lazarus tidak disapanya, karena dia melihat Lazarus hanya sebagai orang suruhan saja. Ia minta Lazarus disuruh ke rumah ayahnya agar 5 orang saudaranya bertobat, meringankan penderitaan orang miskin dan tidak membuat ‘jurang’ antara orang kaya dan miskin di dunia yang dapat menjadi jurang tak terseberangi pada kehidupan yang akan datang.
Dialog kedua: Pembicaraan kedua kembali mengenai masalah hidup di dunia yakni bagaimana agar saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia ini dapat diselamatkan dari penderitaan dalam alam maut? Menurut Abraham mereka tidak akan diyakinkan oleh seorang yang bangkit dari alam maut, kalau mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para Nabi.

Konteks
Lukas bab 16 berbicara tentang penggunaan harta kekayaan. Ayat 1 – 13 ditujukan kepada murid-murid, sedangkan ay 14 – 31 ditujukan kepada orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu (ay 14). Nasihat dan janji untuk murid-murid agar menggunakan harta untuk menjalin persahabatan dengan orang miskin sehingga kemudian diterima bersama mereka di surga (ay 9), tetapi hal ini tidak ditanggapi oleh orang kaya; sehingga janji pun tidak dipenuhi baginya. Karena perihal penggunaan harta kekayaan tersebut berkaitan dengan hidup di akhirat, yang membuat orang ingin mengetahui apa saja tentang alam baka itu. Untuk memahami tentang teks tersebut perlu diperhatikan apa yang dikatakan dalam beberapa ayat yang mendahuluinya.

Keterangan
Jubah ungu dan kain halus (ay 19): Pada Ams 31:22 dikatakan “lenan halus dan kain ungu” adalah pakaian isteri yang cakap. Yesus pun dikenakan jubah ungu (Mrk 15:17). Jubah ungu biasanya dikenakan oleh raja dan para bangsawan yang kaya raya (1 Mak 8:14). Kain halus digunakan sebagai bahan pakaian dalam.
Lazarus (ay 20): Sebuah nama Ibrani, suatu nama “kampung” yang cukup umum digunakan (= El’azar = Eleazar = Allah itu penolong).
Berbaring dekat pintu rumah (ay 20): Orang kaya dan orang miskin itu di dunia ini mereka hidup berdampingan.
Ingin menghilangkan laparnya (ay 21): Orang kaya itu lalai menolong Lazarus yang terus berada di depan pintunya mengharapkan “apa yang jatuh dari meja makan si kaya”.
Anjing-anjing menjilat boroknya (ay 21): Dalam konteks Perjanjaian Lama, anjing-anjing dikatakan sebagai binatang najis dan berbahaya (Mzm 22:17,21 ; Ams 26:11). Dengan menjilat boroknya, lidah anjing itu bukannya meringankan penderitaan, malah menambah infeksi luka-luka, dan menajiskan orang miskin itu menurut pandangan orang Yahudi yang saleh.
Ke pangkuan Abraham (ay 22): Menunjuk pada tempat berbaring yang paling terhormat di sebelah/berhadapan dengan Abraham (seperti Yohanes bersandar dekat dengan Yesus, Yoh 13:23) dalam perjamuan pesta yang menjadi lambang kebahagiaan abadi (Luk 13:28).
Menderita sengsara di alam maut (ay 23, 28): Alam maut (Ibr. ‘syeol’, Yun. ‘hades’) menurut Alkitab Israel adalah suatu tempat di bawah bumi. Di situ orang-orang mati diturunkan dan diletakkan dalam kekelaman dan terpisah dari Allah (bdk Yes 14:11,15). Pada perkembangannya menjelang zaman Yesus, orang-orang Yahudi sudah membedakan antara suatu bagian yang penuh berkat bagi orang-orang benar dan suatu bagian di mana orang-orang jahat menderita kesakitan dalam api yang menyala (Sir 21:9-10).
Menyejukkan lidahku (ay 24): Lidah berperan penting dalam pesta-pesta yang diadakan orang kaya. Kehausan merupakan suatu siksaan berat – menurut keyakinan masyarakat zaman itu – yang dialami orang-orang mati di alam maut.
Segala yang baik … segala yang buruk (ay 25): Kedua ungkapan (Yunani) ini searti dengan “nasib baik” dan berkat serta “nasib buruk” dan kemalangan (6:20, 24).
Terbentang jurang yang tak terseberangi (ay 26): Nasib orang kaya dan orang miskin itu tidak akan diubah lagi. Jurang/celah raksasa mengacu kepada dua keadaan yang tak terjembatani, yaitu hidup dalam berkat dan hidup dalam siksaan.
Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa (ay 27): Orang kaya menerima kenyataan yang harus dihadapinya. Tetapi ia memikirkan keluarganya yang masih meneruskan gaya hidupnya sendiri. Bahwa orang yang sudah dihukum begini, masih berhati sebaik itu, sulit dibayangkan. Ini menunjukkan bahwa perumpamaan ini tidak menyajikan ajaran tentang keadaan di alam baka!
Supaya ia memperingati mereka (ay 28): untuk menginsafkan mereka bahwa manusia harus bertobat selama hidupnya, bukan hanya memberitahukan bahwa ada hidup sesudah kematian!
Musa dan para nabi (ay 29): Sabda Allah yang disampaikan melalui Taurat Musa dan kitab-kitab para Nabi sering memperingatkan orang kaya akan kebutuhan orang miskin. Kata-kata para Nabi tersebut tetap berlaku (ay 17) dan harus dilakukan dalam hidup orang kaya kalau mau diselamatkan dari sengsara kekal.
Tidak, bapa Abraham (ay 30): Orang kaya itu mengulangi permintaannya, karena ia tahu saudara-saudaranya yang kaya itu akan mengabaikan Taurat Musa dan kitab para Nabi, ia meminta sesuatu yang lebih ajaib, yaitu seorang yang akan kembali dari alam maut untuk memberi mereka suatu peringatan.
Mereka akan bertobat (ay 30): Lukas menyoroti perlunya tobat individual, moral dan setiap hari (3:8, 10-14 ; 5:32 ; 15:7, 10 ; 7:3-4). Dan seruan untuk bertobat sering dikemukakannya pula sebagai peringatan menjelang penghakiman yang akan datang (3:3 ; 10:13 ; 11:32 ; 13:3, 5).
Seorang yang bangkit (ay 31): Kepercayaan bahwa seorang dari dunia orang mati datang untuk membawa pesan khusus (ay 27, 30), ditemukan pada orang Yahudi maupun Yunani pada zaman itu. Akan tetapi rumusan dalam ay. 31 adalah lebih khusus: seorang yang bangkit dari antara orang mati (seperti pada Luk 24:46 dan Kis 17:3). Rumusan Lukas itu mengacu kepada kebangkitan Yesus yang sudah terjadi dan diberitakan ketika Injil Lukas dikarang. Tetapi berita kebangkitan Yesus dari antara orang mati tidak dipercayai oleh orang-orang Yahudi yang mapan, justru karena mereka tidak percaya akan apa yang ditulis dalam Taurat Musa dan para Nabi (bdk Luk 24:25-27, 44-45).

Amanat
Injil ini menggambarkan jurang yang amat dalam yang ada antara orang kaya dan miskin. Betapa jurang itu tampaknya tak terseberangi. Pembaca diingatkan bagaimana orang yang lemah dan bersengsara dibiarkan dalam kesusahannya oleh orang kaya yang terus hidup bersenang-senang di hadapan orang yang susah itu. Barangkali orang kaya itu seorang saleh yang menilai dan mensyukuri hartanya sebagai tanda berkat Allah, dan memandang orang miskin itu sebagai orang najis yang terkutuk karena dosanya sendiri. Orang kaya itu tidak menindas si miskin, tetapi juga tidak pernah keluar untuk menolongnya. Mungkin dari jauh pun ia tidak pernah memandangnya. Jijik iihhh! Dia sama sekali tidak mengenal penderitaannya. Dia tidak pernah mengenal belas kasihan. Orang kaya itu hidup dalam dunianya sendiri dan untuk dirinya sendiri.
Tetapi menurut cerita ini, Tuhan menilainya sama sekali lain. Ia ada di pihak orang miskin. Orang yang sekarang lapar dan menderita, akan mengalami pertolongan Allah. Ia akan mendapat tempat paling terhormat dalam pesta abadi, tempat ia akan bersukaria dan dipuaskan.
Sebaliknya, orang kaya yang sekarang senang sendiri, tanpa mempedulikan nasib sesamanya yang bersusah, akan bersusah selamanya (6:20-26). Nasib itu menimpa dia bukan karena kaya, melainkan karena ia dalam kekayaannya bersenang sendiri, tanpa berbagi dengan orang miskin.
Perlu diperhatikan bahwa cerita Lazarus memuncak dalam bagian kedua dialog yang kembali mempersoalkan perilaku orang-orang kaya di dunia ini. Bagaimana orang-orang kaya dapat disadarkan dan berubah sebelum terlambat? Bukankah untuk itu diperlukan suatu peringatan khusus melalui tanda yang istimewa? Misalnya, seorang yang datang kembali dari dunia orang mati untuk memberi teguran?
Tetapi apa dayanya tanda-tanda ajaib serupa itu? Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, tetapi banyak orang kaya belum diyakinkan juga; dan belum berubah juga. Tanda-tanda istimewa, bahkan kebangkitan Yesus sendiri, tidak akan meyakinkan kalau orang kaya tidak mau mendengarkan sabda Allah dan Kitab Suci. Dalam kitab itu sudah terdapat petunjuk bagaimana harus memakai harta kekayaannya di tengah masyarakat miskin, lalu mendapat bagian dalam keselamatan.
Hanya rahmat dapat menyentuh hati orang. Rahmat asalnya dari Tuhan, namun kita umat dapat memohon dan mendoakan. Dan ini tugas kita dalam doa per-mohonan, dalam berpuasa, agar dunia si kaya mendapatkan terang, memperoleh kesadaran, bahwa dalam hatinya ada jurang menganga…Hanya sejauh ia menutup jurang pemisah dengan Lazarus si miskin itu, jurang tak terseberangi dapat dijembatani.

Penulis dan seluruh staf redaksi Berita Paroki mengucapkan: Selamat Ulang Tahun ke 50 menjadi Dokter, kepada DR. C. LOKA TJAHJANA
semoga Tuhan melimpahkan berkat dan rahmatNya pada Bapak dalam pengabdian melayani orang-orang kecil dan miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^