Sabtu, 07 Mei 2011

Cerita Mini 2

COBAAN MENANGKAP MANUSIA

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”
(Kol 1: 15-16)

Shelly adalah anak muda yang mulai beranjak dewasa. Tiga bulan lalu, Shelly baru saja mendapatkan gelar sarjana yang membuatnya sangat bangga pada dirinya sendiri, karena ia lulus dengan hasil yang memuaskan, cumlaude. Untuk Shelly, bukan perkara sulit  mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia hanya dalam waktu dua minggu setelah kelulusannya. Bermodalkan pengalaman berorganisasi sebagai anggota senat mahasiswa, prestasi akademik dan kecakapannyalah yang membuat Shelly terlihat unggul dibanding pelamar kerja lainnya.
Tak ada celah dalam kehidupan Shelly. Hari demi hari ia lalui dengan bekerja dan segudang aktivitasnya yang padat. Segalanya nampak seperti apa yang ia harapkan. Keluarga, pekerjaan, kehidupannya berjalan seperti keinginanya. Tapi, entah mengapa perasaan hampa menyelimuti hatinya. Ia merasa sesuatu yang kurang dalam kesempurnaan hidupnya.
Hingga suatu hari, sesuatu yang dirasa kurang dalam hidupnya pun, mulai ia mengerti. Peristiwa pada malam itu, waktu menunjukan pukul 20.00, Shelly baru saja meninggalkan kantor dan menuju ATM untuk mengambil gaji bulanannya. Tak disangka, tiga orang berkedok mengikutinya sedari tadi. Saat Shelly beranjak meninggalkan pintu ATM, dengan cepat pisau tajam berjalan ke arah lehernya. Tanpa banyak waktu, semua uang dan perhiasan Shelly berpindah ke tangan perampok itu. Shelly terkulai tak berdaya dengan luka di lehernya.
Shelly tak kunjung sadarkan diri, hingga dua hari berselang, Shelly mencoba membuka matanya. Segalanya tampak putih bersih. Terdengar sayup lembut suara berkata- kata.
“Dimana aku?” tanya Shelly lemah.
“Baguslah, kamu sudah sadarkan diri. Istirahatlah terlebih dahulu, jangan banyak berbicara.”
“Aku dimana? Kenapa aku?” ucap Shelly dengan nada tinggi karena begitu ingin tahu keberadaanya saat ini.
“Tenanglah, tak perlu berbicara dengan nada tinggi, kamu belum pulih benar. Kamu di rumah sakit. Dua hari lalu, ibu menemukanmu tergeletak di depan pintu ATM. Ibu ingin menghubungi keluargamu, tetapi ibu tak menemukan tanda pengenal.” papar ibu yang telah menolong Shelly.
“Aku ingat sekarang, semua terjadi begitu cepat dan aku tak ingat apa- apa lagi. Jadi, sekarang aku masih hidup setelah kejadian menyeramkan itu.” ucap Shelly dalam hati.
“Maaf bu, telah membentak dan terimakasih ibu telah menolongku.”
“Ya, sama- sama. Ibu hanya sebagai perantara saja. Berterimakasihlah terlebih lagi pada Tuhanmu, karena Ia masih memberimu kesempatan .” papar ibu itu.
Tuhan? Sudah berapa lama aku melupakan-Mu.” Ucap Shelly sambil menitikan air mata. Saat itu Shelly kembali merasakan kehangatan menyelubungi hatinya. Ia berusaha mengingat apa yang terlupa dari dirinya yang membuat hatinya kian membeku.
Terucaplah,” Bapa, aku melupakanmu. Maafkan aku, Bapa. Terimakasih atas kesempatan kedua yang kau beri untukku, untuk menyadari dosaku selama ini. Aku tak mau lagi berjalan sendiri dalam kedinginan hati. Terimakasih untuk selalu merangkulku. Terimakasih untuk menangkapku kembali dalam dekapmu, Bapa.”
Cobaan itulah yang menyadarkan Shelly akan perasaan dingin yang selama ini bernaung dihatinya. Ia menyadari, sesempurna apapun hidup manusia, bila lupa akan Allah, tak pernah lengkaplah kesempurnaan hidup itu. Cobaan yang diterima Shelly, hanya untuk  menegurnya agar ia kembali melangkah dalam jalan-Nya. Karena Allah tak pernah tidur, Ia selalu memahami setiap langkah umat-Nya dan menangkap setiap jejak yang telah ditinggalkan.
13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung’ , 14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya kamu harus berkata: ’Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.’ 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. 17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yak 4: 13- 17) (LKH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^