Sabtu, 07 Mei 2011

Cermin OMK

AMICI MORES NOVERIS, NON ODERIS
(KENALI KEBIASAAN-KEBIASAAN ANEH SAHABAT, JANGAN MEMBENCINYA)
VII

Kehadiran sahabat dalam kehidupan, apapun alasannya bukan untuk dibenci atau dicela, tetapi untuk dibesarkan hatinya agar bertumbuh dalam kebaikan. Kalau ada hal-hal yang tidak baik dan tidak berkenan dalam diri sahabat, hendaknya perlu diingatkan dengan santun dan bijak yaitu melalui koreksi persaudaraan. Tegurlah sahabat-sahabatmu di bawah empat mata, namun pujilah mereka secara terbuka. Dasarnya karena kehadiran sahabat dalam kehidupan itu memperkaya dan meneguhkan, jadi bukan untuk menjatuhkan atau memperburuk citra dirinya dengan menyebarkan berita-berita buruk atau gosip yang tidak sedap tentangnya. Disini relasi yang apresiatif perlu ditonjolkan. Relasi jenis ini menekankan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat pribadi.
Sikap benci dalam persahabatan merupakan salah satu bentuk meniadakan orang lain dalam ruang kehidupan. Sesama dianggap musuh. Karena itu, dia harus dikucilkan dan ruang geraknya dibatasi. Lebih tragis lagi jika dianggap sebagai neraka. Sikap-sikap seperti ini perlu disingkirkan.
Ka-lain-an sahabat perlu dihargai, itulah ciri persahabatan sejati. Persahabatan sejati adalah persahabatan demi sahabat, sebuah persahabatan yang digerakan oleh cinta. Dalam suasana cinta inilah, pribad-pribadi yang terlibat dalam persahabatan membuka diri kepada orang lain. Membiarkan diri tampil apa adanya dan dalam keterbukaan kepada orang lain. Ia akan menjadi dirinya sendiri. Karena itu ada ungkapan yang menyatakan : “Sahabat adalah dia yang mengetahui hal yang paling buruk tentang dirimu, tetapi masih mencintai engkau sebagaimana adanya.”
Seorang sahabat mengetahui segala sesuatu tentang diri sahabatnya dan berusaha agar sahabatnya menjadi dirinya sendiri. Menjadi diri sendiri berarti menjadi pribadi yang berkarakter, bebas dan mandiri. Dengan menjadi diri sendiri, manusia semakin mengakrabi adanya yang autentik.
Dalam menjalin relasi persahabatan antar sahabat dekat, antar keluarga, maupun antar warga masyarakat, sikap saling memahami dan mencintai perlu mendapat tempat yang anggun. Relasi persahabatan harus saling mendukung dan bukan mengungkung, saling membebaskan bukan membebani.
Hal ini bisa dilakukan jika masing-masing pribadi yang menjalin persahabatan mengenal satu sama lain. Pengenalan bukan sekedar pengetahuan tentang nama atau tempat tinggal, bukan hanya sekedar mengenal profesi atau kedudukannya dalam masyarakat tetapi lebih dari itu, mengenal “kelainan” sahabat artinya mengenal segala kelebihan dan kekurangan yang ada padanya. Dengan pengenalan seperti ini kita tergerak untuk mengadakan pendekatan yang lebih intensif, kreatif dan inspiratif dalam semangat saling menghormati. (diar sanjaya – Ex Latina Claritas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^