Rabu, 09 Februari 2011

Renungan

Mari Tuhan


HARI Itu malam telah larut dan kami sekeluarga terlelap dalam tidur. Tetapi keadaan yang dirasakan tidak seperti malam biasanya. Adikku yang laki-laki telah memarkir motornya seperti biasa, dekat dengan anjing kami, Dogi. Dua ekor anjing lain berada di halaman terantai di depan kandangnya. Mereka tiga ekor anjing kami yang malam itu sedang berjaga.
Kira-kira pukukl 02.00 pagi masing-masing anjing kami menyalak. Kali ini mereka menyalak begitu keras. Sepertinya ada yang tak beres. Dan dugaan itu benar. Saat itu ada tiga orang yang sedang mengendap-endap di sekitar pagar halaman rumah kami.
Seorang dari mereka melempar sekerat daging ayam goreng yang sudah dilumuri racun potasium. Karena Dogi tak mengira akan bahaya yang sedang mengancam, dia langsung menyantap daging yang beracun tadi. Tak berselang 5 menit Dogi menggelepar-gelepar, lalu mati.
Adikku, Menik, terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh di luar rumah, Ia lalu melihat-lihat sekitar halaman dari balik tirai kaca ruang tamu dan kemudian menuju kamar ibu dan bapak, “Bu,”  katanya, “ada orang di luar dan Dogi mati.”
Suasana dalam rumah menjadi gempar. Tak kami sangka ternyata ada pencuri yang sudah datang hendak melakukan aktifitasnya waktu itu. Namun usaha mereka tak lagi membuahkan hasil berkat Dogi yang kemudian sudah menjadi seonggok bangkai yang tak berguna.
Dari kejadian yang sudah aku alami aku dapat menarik kesimpulan bahwa akan demikian pula Tuhan datang menuntut tanggung jawab kita, walau sesungguhnya Ia bukan seorang pencuri.
Kita tak dapat menentukan kapan Tuhan akan datang. Ia akan mencari dan menunggu saat yang terbaik bagi-Nya untuk setiap waktu kita seperti pencuri yang sudah aku ceritakan. Dan kita tak bisa menolak kehadiran Tuhan yang selalu dapat datang di setiap waktu kita.
Banyak berdoa hanya kepada-Nya dan berbuat baik bagi sesama adalah usaha kita lepas dari pikiran dan perbuatan yang tak diridhoi Tuhan. Dan berbuat baik bagi sesama adalah takaran agar tetap kita bertanggung jawab. Banyak perbuatan dan pikiran yang baik itu dikerjakan bagi sesama misalnya, di rumah anak menjadi orang yang paling bertanggung jawab akan orang tuanya, di sekolah anak dapat menjadi seorang murid yang membanggakan teman murid lain, gurunya juga institusi tempat dia belajar, di masyarakat anak dapat menjadi figur yang selalu rendah hati, dan pada masa dewasa anak dapat menjadi contoh teladan sebagai seorang yang dapat membahagiakan sesama teman kerja dan pemimpinnya. Banyak karya yang dapat kita kerjakan akan tuntutan perbuatan baik itu.
Dan jika kita sudah merasa senang pada diri kita, niscaya Tuhan pun akan merasa senang memperhatikan kita dan inilah cara kita menunggu saat yang baik bagi Tuhan.
Usaha dan upaya banyak berdoa adalah suatu ajakan karena kita tak lagi mampu berbuat baik sendirinya. Tuhan adalah sumber utama kebaikan itu. Jika kita sudah berani berkomitmen pada diri sendiri dalam doa kita kepada Tuhan, pasti kuasa kasih-Nya akan menyertai kita. Jadi sekarang, tunggulah saat yang baik bagi kita untuk Tuhan kemudian berani mempertanggung jawabkan segala sesuatunya tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada sesama dan Tuhan. (Ipung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^