Bukan suatu kebetulan apabila hari ini kita diberi karunia kesehatan. Juga bukan suatu kebetulan suatu saat kita tertimpa musibah. Manusia bisa merencanakan baik itu hal-hal yang menyenangkan, maupun hal-hal yang tidak menyenangkan. Tetapi dibalik itu semua Tuhan yang menentukan semuanya.
Satu saat apabila kita dilanda musibah entah itu sakit atau kita kehilangan sesuatu yang berharga biasanya kita baru rajin berdoa karena tidak ada tempat mengadu lagi kecuali kepada Tuhan. Tetapi manakala kita diberi kebahagiaan kita sering kali lupa diri untuk berterima kasih dan lupa berdoa.
Tuhan memberi kita kesempatan untuk berbuat sebaik-baiknya. Entah itu dalam suasana bersedih atau bergembira. Dalam suasana hati kita bersedih kita diberi kesempatan berpasrah dan dalam suasana hati kita bergembira kita diberi kesempatan untuk bersyukur.
Rencana Tuhan selalu ajaib, terkadang hal yang tak mungkin bagi manusia selalu mungkin bagi Tuhan. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai manusia mensikapi ini semua. Kita sebagai manusia hanya tinggal menunggu waktu yang terbaik untuk menjalani dan menanggapi setiap rencana-rencana Tuhan yang telah Tuhan berikan bagi kita. Semoga Tuhan selalu memberkati setiap langkah-langkah kita. Amin
Rabu, 09 Februari 2011
Redaksi Menulis
Sajian Utama
MENUNGGU WAKTU YANG BAIK
Kehidupan pribadi bukan soal biasa. Manusia tidak bergerak ke masa depan secara otomatis seperti gerak majunya mesin. Manusia juga tidak mengalami perubahan hanya sebatas mengikuti proses perubahan alam seperti halnya tumbuhan dan hewan. Lebih dari itu manusia hidup sebagai pribadi dengan membuat pilihan. Maka, hidup manusia lebih dari sekadar perubahan.
Memang bahwa beberapa hal tampaknya menjadi tetap atau permanen. Kita memperoleh pekerjaan tetap yang kita inginkan. Kita juga mengikatkan diri dalam perkawinan. Tetapi sesungguhnya kita melakukan hal-hal tersebut hanya dengan membuat pilihan yang sama yang kita lakukan terus-menerus. Kita dapat pindah kerja. Kita dapat pisah dari partner kita. Kalau kita benar-benar setia pada janji kita, kita harus memilih untuk tetap seperti semula atau mengambil bentuk baru. Bisa juga masa depan kita menjadi baru, bentuk yang berbeda karena pekerjaan yang berubah. Atau bisa jadi masa depan menjadi baru dalam corak atau gaya karena masih bekerja pada pekerjaan yang sama, tetapi sebagai pensiunan. Pada hakekatnya, kita hidup dengan membuat pilihan, dengan tujuan untuk menciptakan masa depan, suatu masa depan yang cerah, penuh dengan kebahagiaan, kedamaian, kesejahteraan, di mana untuk mencapainya orang terkadang mencari kesempatan, menunggu waktu yang baik, disesuaikan dengan peluang, situasi dan kondisi tertentu.
Perihal menunggu waktu yang baik, itu memiliki makna mengharapkan akan adanya suatu keberhasilan yang hendak diperoleh pada masa depan. Tak seorang pun akan mempertanyakan bahwa hidup manusia beralih dari masa lalu melewati masa sekarang dan memasuki masa yang akan datang. Akan tetapi, kenapa kita harus masuk ke masa depan dengan tujuan tertentu dan dengan suatu harapan yang hendak dicapai? Kita memiliki pikiran, kita bisa belajar, merenungkan dan merencanakan. Kita juga mempunyai kehendak, dan dapat membuat pilihan, menyatakan diri, menetapkan masa depan. Bila kita tidak dapat mengatur diri kita sendiri, bila kita tidak dapat menjamin masa depan kita seperti yang kita bayangkan, kita harus berharap. Berharap adalah apa yang akan kita gapai terhadap apa yang berada di luar jangkauan perhitungan dan kontrol kita.
Pada dasarnya, waktu yang akan datang berada di luar akal individual kita. Kita hidup dalam lingkungan alam yang tidak dapat kita kuasai sepenuhnya. Kita hidup dalam lingkungan sosial yang kompleks yang tidak kita bangun sendiri. Lingkungan sosial dan alam tersebut menantang kita untuk berharap, mencapai kebebasan dan membentuk sejarah kita yang sesungguhnya berada di luar kontrol dan perhitungan kita sendiri.
Menurut pemahaman dan pemikiran Pengkhotbah, untuk segala sesuatu ada waktunya: “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pkh 3:1-11).
Yang dipahami dari pemikiran Pengkhotbah ini adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup manusia, tanpa mau memberikan penilaian kepadanya. Ada yang membiarkan itu semua terjadi tanpa ada keterlibatan, karena kebosanan, tidak tahu artinya, dialami dengan rasa jenuh. Ada yang masih mencoba mengambil kesenangan, manfaat dari kejadian-kejadian itu, atau hanya membiarkan diri diombang-ambingkan oleh dorongan dari luar, dengan reaksi mengikuti saja: lahir, meninggal, menanam, mencabut, merombak, membangun, menangis, tertawa. Ada yang tidak tahu, apa guna untuk berjerih payah, karena semua hanya menimbulkan kelelahan belaka. Hidup seperti ini dialami oleh banyak orang, yang tidak menemukan arti di dalam hidupnya.
Kemudian Pengkhotbah mengatakan: “Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya (Pkh 9:1). Dan pada Pkh 9:12a dikatakan: “Karena manusia tidak mengetahui waktunya”.
Karena segala sesuatu ada di tangan Tuhan, maka waktu yang baik adalah waktu Tuhan berkenan seperti dikatakan Nabi Yesaya: Beginilah firman TUHAN: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau” (Yes 49:8ab). Kemudian pada Yes 49:15d-16a dikatakan: “Aku tidak akan melupakan engkau. Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku”. Kata-kata ini merupakan salah satu ungkapan, yang menyatakan kemesraan kasih Tuhan. Setiap orang dicinta, dikenang, dicatat dalam tangan dan hati Tuhan. Tangan Tuhan penuh kasih setia, membimbing orang yang dikasihiNya siang dan malam, di mana mereka berada. Di telapak tangan Tuhan, nama mereka ditulis oleh Tuhan, mereka disayang, dicinta oleh Tuhan, setiap waktu, di mana-mana. (Stefan Surya)
Catatan Kecil
KELINCI MAS
Tahun 2011, tahun yang difokuskan untuk kaum muda untuk banyak melakukan aksi dan karya. Tidak usah diraguka kaum muda bisa diandalkan untuk melakukan karya nyata yang lebih berarti dan bermanfaat. Tahun kelinci mas, yahun yang baik untuk kaum muda menunjukkan kebolehannya memamerkan kemampuan, bakat, talenta dan segudang kretifitasnya. Ada satu hal yang perlu diperhatikan, anak muda senang berubah-ubah dalam mengambil keputusan yang sudah disepakati, ibarat kelinci yang senang melompat-lompat. Anak muda perlu pendamping yang kuat dalam karakter dan mengerti akan keinginan, minat kaum muda, bukan asal pendamping yang selalu yes man. Omk butuh pendamping yang mempunyai wacana yang luas dan terpadu.
Banyak pengaruh yang membuat OMK menjadi komunitas hura-hura atau komunitas yang melempem. Budaya instan, budaya teknologi yang harus kita cermati. Budaya ini cerdik bagai ular tetapi budaya ini tidak setulus merpati. Sering kita dijebak dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi tetapi membuat sengsasra dalam kehidupan rohani. Tidak jauh dari contoh sehari-hari yang sering kita lakukan. Dengan memegang erat HP yang kita miliki dari pagi hari sampai larut malam, sehingga kita melalaikan yang seharusnya kita memberi kesempatan agar Allah hadir dalam hidup kita. So pasti kredibilitas dan kebenaran Yesus sebagai Anask Allah yang disaksikan melalui kehidupan-Nya menjadi diragukan (Mat 16:23).
Lingkungan yang serba instan baik yang real maupun maya banyak membuat kaum muda tidak fokus akan janji baptisnya malahan mereka terbawa arus lingkungan yang lebih kuat, mereka berpaling, dan batu sandungannya semakin lebih tajam menusuk kehidupan rohaninya. Mereka sudah tidak memikirkan tentang kebaikan dan kepedulian Allah, tetapi lebih mengarah kepada dunia yang tidak menjanjikan keselamatan.
Godaan memang sungguh cerdik, tidak salah kalau dia digambarkan sebagai seekor ular, binatang yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Allah (Kej 3:1). Sayangnya dia tidak tulus seperti burung merpati. Salah satu kecerdikan iblis nampak dalam kaitannya dengan pencobaan kepada Yesus. Ketika Yesus berhasil mematahkan ketiga pencobaannya. Sang iblis tidak terus menggoda, tetapi dia menunggu waktu yang baik untuk menyerang kita.
Strategi iblis ini juga berlaku untuk menyerang kita orang yang percaya. Dia akan selalu menunggu waktu yang baik untuk menjatuhkan orang percaya dengan pencobaan-pencobaan. Oleh karena itu, “Sadarlah dan berjaga-jagalah. Lawanmu si iblis berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh...”(1 Petrus 5:8-9). (diar sanjaya-MS 5-09)
Tahun 2011, tahun yang difokuskan untuk kaum muda untuk banyak melakukan aksi dan karya. Tidak usah diraguka kaum muda bisa diandalkan untuk melakukan karya nyata yang lebih berarti dan bermanfaat. Tahun kelinci mas, yahun yang baik untuk kaum muda menunjukkan kebolehannya memamerkan kemampuan, bakat, talenta dan segudang kretifitasnya. Ada satu hal yang perlu diperhatikan, anak muda senang berubah-ubah dalam mengambil keputusan yang sudah disepakati, ibarat kelinci yang senang melompat-lompat. Anak muda perlu pendamping yang kuat dalam karakter dan mengerti akan keinginan, minat kaum muda, bukan asal pendamping yang selalu yes man. Omk butuh pendamping yang mempunyai wacana yang luas dan terpadu.
Banyak pengaruh yang membuat OMK menjadi komunitas hura-hura atau komunitas yang melempem. Budaya instan, budaya teknologi yang harus kita cermati. Budaya ini cerdik bagai ular tetapi budaya ini tidak setulus merpati. Sering kita dijebak dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi tetapi membuat sengsasra dalam kehidupan rohani. Tidak jauh dari contoh sehari-hari yang sering kita lakukan. Dengan memegang erat HP yang kita miliki dari pagi hari sampai larut malam, sehingga kita melalaikan yang seharusnya kita memberi kesempatan agar Allah hadir dalam hidup kita. So pasti kredibilitas dan kebenaran Yesus sebagai Anask Allah yang disaksikan melalui kehidupan-Nya menjadi diragukan (Mat 16:23).
Lingkungan yang serba instan baik yang real maupun maya banyak membuat kaum muda tidak fokus akan janji baptisnya malahan mereka terbawa arus lingkungan yang lebih kuat, mereka berpaling, dan batu sandungannya semakin lebih tajam menusuk kehidupan rohaninya. Mereka sudah tidak memikirkan tentang kebaikan dan kepedulian Allah, tetapi lebih mengarah kepada dunia yang tidak menjanjikan keselamatan.
Godaan memang sungguh cerdik, tidak salah kalau dia digambarkan sebagai seekor ular, binatang yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Allah (Kej 3:1). Sayangnya dia tidak tulus seperti burung merpati. Salah satu kecerdikan iblis nampak dalam kaitannya dengan pencobaan kepada Yesus. Ketika Yesus berhasil mematahkan ketiga pencobaannya. Sang iblis tidak terus menggoda, tetapi dia menunggu waktu yang baik untuk menyerang kita.
Strategi iblis ini juga berlaku untuk menyerang kita orang yang percaya. Dia akan selalu menunggu waktu yang baik untuk menjatuhkan orang percaya dengan pencobaan-pencobaan. Oleh karena itu, “Sadarlah dan berjaga-jagalah. Lawanmu si iblis berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh...”(1 Petrus 5:8-9). (diar sanjaya-MS 5-09)
Orang Kudus
Santo Paulus Miki dkk. Martir
Pada tahun 1588, penguasa Jepang memerintahkan agar para misionaris yang berkarya di Jepang segera meninggalkan negeri itu. Mereka yang tidak mematuhi perintah tersebut akan dibunuh. Perintah ini baru terlaksana 9 tahun kemudian yakni pada tahun 1597. Pada tahun inilah martir-martir pribumi ditangkap dan disiksa.
Bersama dengan mereka itu terdapat juga 6 orang misionaris Spanyol dari Ordo Santo Fransiskus. Dari antara 20 orang martir pribumi Jepang terdapat seorang bemama Paulus Miki. Ia seorang imam Yesuit yang sangat pandai berkotbah. Ketika terjadi penganiayaan, Paulus berumur 33 tahun. Selain dia, dikenal juga dua orang guru agama, yaitu Yohanes Goto (19 tahun) dan Yakobus Kisai. Keduanya sudah diterima dalam novisiat bruder-bruder Serikat Yesus di Miako.
Penyiksaan atas mereka sungguh kejam. Telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan berdarah. Setelah itu mereka diantar berkeliling kota untuk dipertontonkan kepada seluruh rakyat.
Kepada penguasa yang menyiksa mereka, Paulus Miki atas nama kawan-kawannya menulis sebuah surat, bunyinya: “Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan Tuhan kepada kami? Seyogianya kamu harus bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada kami”.
Selanjutnya Paulus Miki bersama kawan-kawannya digiring ke sebuah bukit di pinggir kota Nagasaki. Di sana sudah tersedia 26 salib. Rakyat banyak sudah menanti di sana untuk menyaksikan penyiksaan atas Paulus dan kawan-kawannya. Ayah Yohanes Goto pun ada di antara orang banyak itu untuk menghibur dan meneguhkan anaknya.
Para martir ini disesah dan disalibkan di hadapan rakyat banyak. Namun mereka tidak takut akan semua siksaan ngeri itu. Dari atas salibnya, Paulus Miki terus berkotbah guna meneguhkan iman kawan-kawannya. Akhirnya lambung mereka ditusuk dengan tombak hingga mati.
Pada tahun 1588, penguasa Jepang memerintahkan agar para misionaris yang berkarya di Jepang segera meninggalkan negeri itu. Mereka yang tidak mematuhi perintah tersebut akan dibunuh. Perintah ini baru terlaksana 9 tahun kemudian yakni pada tahun 1597. Pada tahun inilah martir-martir pribumi ditangkap dan disiksa.
Bersama dengan mereka itu terdapat juga 6 orang misionaris Spanyol dari Ordo Santo Fransiskus. Dari antara 20 orang martir pribumi Jepang terdapat seorang bemama Paulus Miki. Ia seorang imam Yesuit yang sangat pandai berkotbah. Ketika terjadi penganiayaan, Paulus berumur 33 tahun. Selain dia, dikenal juga dua orang guru agama, yaitu Yohanes Goto (19 tahun) dan Yakobus Kisai. Keduanya sudah diterima dalam novisiat bruder-bruder Serikat Yesus di Miako.
Penyiksaan atas mereka sungguh kejam. Telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan berdarah. Setelah itu mereka diantar berkeliling kota untuk dipertontonkan kepada seluruh rakyat.
Kepada penguasa yang menyiksa mereka, Paulus Miki atas nama kawan-kawannya menulis sebuah surat, bunyinya: “Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan Tuhan kepada kami? Seyogianya kamu harus bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada kami”.
Selanjutnya Paulus Miki bersama kawan-kawannya digiring ke sebuah bukit di pinggir kota Nagasaki. Di sana sudah tersedia 26 salib. Rakyat banyak sudah menanti di sana untuk menyaksikan penyiksaan atas Paulus dan kawan-kawannya. Ayah Yohanes Goto pun ada di antara orang banyak itu untuk menghibur dan meneguhkan anaknya.
Para martir ini disesah dan disalibkan di hadapan rakyat banyak. Namun mereka tidak takut akan semua siksaan ngeri itu. Dari atas salibnya, Paulus Miki terus berkotbah guna meneguhkan iman kawan-kawannya. Akhirnya lambung mereka ditusuk dengan tombak hingga mati.
Ruang Bina Iman Anak
MENCERITAKAN KEBAIKAN-KEBAIKAN TENTANG ALLAH FIRMAN ALLAH ITU PENTING!
7. Mengenal Ayat
Tuliskan ayat-ayat Alkitab sederhana dan bermakna di atas kartu-kartu indeks atau kertas-kertas kecil yang berperekat. Tempelkan kartu-kartu itu di tempat-tempat yang berbeda di rumah, di sebelah cermin, di pintu kamar atau jendela. Jika anak-anak belum bisa membaca, gambarlah sebuah gambar sederhana di samping setiap ayat. Tempelkan satu atau dua ayat pada saat bersamaan. Gantilah ayat-ayat tersebut secara acak setelah jangka waktu tertentu sehingga anak-anak mempunyai cukup waktu untuk mengetahui ayat-ayat itu.
8. Ayat-ayat Rahasia
Di atas secarik kertas indeks atau kertas berperekat, tulislah sebuah ayat Alkitab yang telah Anda pilih untuk sang anak. Letakkan ayat itu di bawah bantal. Jika sang anak belum dapat membaca, buat gambar wajah yang tersenyum, gambar matahari, bulan, atau gambar yang sederhana untuk melengkapi kartu ayat itu. Ketika anak-anak tidur di malam hari, ayat rahasia miliknya sedang menunggunya. Kita dapat melakukan setiap malam atau lakukan pada suatu malam khusus dalam minggu itu. Pilihlah ayat-ayat yang sederhana, dapat dimengerti oleh anak-anak yang kita kasihi.
9. Renungan Keluarga
Mulailah mengadakan renungan keluarga dengan anak-anak, sesuaikan waktu renungan keluarga dengan kebutuhan kita sendiri. Bisa dilakukan seusai sarapan pagi atau malam, menjelang tidur. Cobalah membuat jadwal dan berusahalah menepati jadwal sebisa mungkin.
10. Api Unggun
Untuk lebih kreatif, kita juga dapat membuat api unggun tiruan. Dengan meletakkan beberapa buah senter dan di atasnya diletakkan kertas tissue, kertas berwarna akan menyerupai api unggun. Keluarga dapat duduk mengelilinginya, disini kita bisa memulai renungan, dengan cerita dan berbicara dengan Allah/doa.
Ada tiga macam renungan keluarga:
a. Berdasarkan cerita Alkitab
b. Berdasarkan topik atau tema
c. Bermain peranan (Roll Playing)
(diar sanjaya-KH)
7. Mengenal Ayat
Tuliskan ayat-ayat Alkitab sederhana dan bermakna di atas kartu-kartu indeks atau kertas-kertas kecil yang berperekat. Tempelkan kartu-kartu itu di tempat-tempat yang berbeda di rumah, di sebelah cermin, di pintu kamar atau jendela. Jika anak-anak belum bisa membaca, gambarlah sebuah gambar sederhana di samping setiap ayat. Tempelkan satu atau dua ayat pada saat bersamaan. Gantilah ayat-ayat tersebut secara acak setelah jangka waktu tertentu sehingga anak-anak mempunyai cukup waktu untuk mengetahui ayat-ayat itu.
8. Ayat-ayat Rahasia
Di atas secarik kertas indeks atau kertas berperekat, tulislah sebuah ayat Alkitab yang telah Anda pilih untuk sang anak. Letakkan ayat itu di bawah bantal. Jika sang anak belum dapat membaca, buat gambar wajah yang tersenyum, gambar matahari, bulan, atau gambar yang sederhana untuk melengkapi kartu ayat itu. Ketika anak-anak tidur di malam hari, ayat rahasia miliknya sedang menunggunya. Kita dapat melakukan setiap malam atau lakukan pada suatu malam khusus dalam minggu itu. Pilihlah ayat-ayat yang sederhana, dapat dimengerti oleh anak-anak yang kita kasihi.
9. Renungan Keluarga
Mulailah mengadakan renungan keluarga dengan anak-anak, sesuaikan waktu renungan keluarga dengan kebutuhan kita sendiri. Bisa dilakukan seusai sarapan pagi atau malam, menjelang tidur. Cobalah membuat jadwal dan berusahalah menepati jadwal sebisa mungkin.
10. Api Unggun
Untuk lebih kreatif, kita juga dapat membuat api unggun tiruan. Dengan meletakkan beberapa buah senter dan di atasnya diletakkan kertas tissue, kertas berwarna akan menyerupai api unggun. Keluarga dapat duduk mengelilinginya, disini kita bisa memulai renungan, dengan cerita dan berbicara dengan Allah/doa.
Ada tiga macam renungan keluarga:
a. Berdasarkan cerita Alkitab
b. Berdasarkan topik atau tema
c. Bermain peranan (Roll Playing)
(diar sanjaya-KH)
Ruang Kitab Suci
Apakah Allah Turut Bertanggung Jawab Atas Kedosaan Manusia ?
Oleh : Peter Suriadi
Apa yang dilakukan kebanyakan orang tua ketika anaknya diam saja ketika diberi hadiah? Orang tua akan menyuruh anak itu mengucapkan terima kasih. Jika perilaku ini diterapkan secara terus-menerus pada si anak, lama-kelamaan anak itu dengan sendirinya, tanpa disuruh, akan tahu mengucapkan terima kasih. Ada nilai yang sedikit demi sedikit tertanam dalam dirinya, yang membuat ia secara spontan mengucapkan terima kasih, setiap kali ia menerima kebaikan dari orang lain. Selanjutnya rasa tahu berterima kasih ini akan membentuk pribadinya dan ikut menentukan sikap-sikap hidupnya sebagai manusia yang semakin dewasa. Dengan cara yang sama nilai-nilai lain yang ditanamkan atau tertanam dalam diri seseorang sangat besar pengaruhnya dalam seluruh kehidupan orang itu selanjutnya. Tentu saja ini tidak hanya berlaku bagi nilai-nilai yang baik, melainkan juga nilai-nilai yang tidak baik. Kedua-duanya ikut menentukan kehidupan orang.
Kalau demikian, muncul pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab : apakah sebenarnya manusia dapat sungguh-sungguh menjadi orang yang bebas ? Bukankah pribadinya, pilihan-pilihannya ditentukan oleh pendidikannya, lingkungannya, sifat-sifat yang diwarisi dari orang tuanya ? Apalagi kalau Tuhan masih diperhitungkan. Bukankah Tuhan yang mengatur dan menentukan jalannya sejarah dunia ini ? Kalau demikian dalam arti luas, bukankah nasib yang menentukan hidup manusia? Sejak awal manusia sadar bahwa ia hidup di bawah bayang-bayang rahasia kehidupan ini, termasuk orang-orang beriman yang hidup di belakang kisah-kisah dalam Kitab Suci.
Bagaimana rahasia kehidupan tersebut dapat dipahami oleh orang beriman ? Untuk itu marilah saya ajak Anda untuk menggumuli rahasia tersebut melalui permenungan dalam Ruang Kitab Suci kali ini.
Teks
Sirakh 15:11-20
11 Jangan berkata: “Tuhanlah yang membuat aku murtad,” sebab Ia tidak perbuat apa yang dibenci-Nya.
12 Jangan berkata: “Tuhanlah yang menyesatkan daku,” sebab Tuhan tidak membutuhkan orang berdosa.
13 Apa yang keji dibenci oleh Tuhan pun pula tidak diperkenankan oleh mereka yang takut kepada-Nya.
14 Pada awal mula Tuhan menjadikan manusia serta menyerahkannya kepada keputusannya sendiri.
15 Asal sungguh mau engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setiapun dapat kaupilih.
16 Api dan air telah ditaruh oleh Tuhan di hadapanmu, kepada apa yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu.
17 Hidup dan mati terletak di depan manusia, apa yang dipilih akan diberikan kepadanya.
18 Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan, Ia adalah kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya.
19 Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takut kepada-Nya, dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal.
20 Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapapun untuk berdosa.
Konteks
Kitab Sirakh adalah satu-satunya kitab dalam Perjanjian Lama yang menyebutkan siapa penulisnya. Ia menandai karyanya, mungkin sekali karena pengaruh kebiasaan Yunani. Ia menyebut diri Yesus bin Sirakh (Sir 50:27; 51:30). Dari kitab itu sendiri kita juga mengetahui bahwa Bin Sirakh adalah orang penting di Yerusalem. Ia sendiri adalah pencari kebijaksanaan dan banyak mendapat pengalaman dari berkelana. Kebijaksanaan yang didapat dari pengalamannya tersebut ia tuliskan supaya semakin banyak orang mengenal Allah sumber segala kebijaksanaan.
Sirakh 14:20-18:14 merupakan sebagian pemikiran tentang masalah pemahaman akan Allah dan dosa manusia. Bagian ini dimulai dengan sebuah pengantar, 14:10-15:10, kemudian disusul dengan dua tahap pemikiran, yang keduanya dimulai dengan sebuah pandangan lawan dan kemudian diberikan jawaban-nya oleh penulis Kitab Sirakh, 15:11-16:14; 16:17-18:14. Teks yang direnungkan dalam Ruang Kitab Suci hari ini merupakan sebagian dari tahap pertama pemikiran. Bin Sirakh menegaskan pandangan mengenai masalah yang dilontarkan lawan, bahwa Allah ikut bersalah dalam dosa manusia, 15:11-12. Ia menegaskan, “Jangan berkata: Tuhanlah yang membuat aku murtad, sebab Ia tidak berbuat apa yang dibenci-Nya. Jangan berkata: Tuhanlah yang menyesatkan daku, sebab Tuhan tidak membutuhkan orang berdosa.” Pernyataan ini kemudian diuraikannya lagi dengan menyatakan bahwa Allah tidak menghendaki dosa, melainkan manusia sendirilah yang bertanggung jawab atas keputusan hatinya, 15:13-20. Akibatnya ialah “Allah memberikan jalan kepada segenap belas kasih-Nya, namun setiap orang mendapat apa yang setimpal dengan perbuatannya,” 16:14.
Sebaiknya seluruh renungan dalam Sir 15:11-16:14 dibaca secara pribadi. Kalau seluruh bagian itu dibaca, maka alur pemikiran penulisnya menjadi kentara, yaitu bukan sekedar menampilkan kehendak bebas manusia dan tuntutan tanggung jawab yang ada, melainkan mau menjawab masalah dasar kalau Allah menciptakan manusia, apakah Ia juga ikut bertanggung jawab atas dosa yang dikerjakan manusia itu sehingga manusia tidak perlu bertanggung jawab atas dosa yang dikerjakannya ?
Masalah ini merupakan masalah besar dalam kehidupan manusia. Dan dalam Perjanjian Lama, masalah ini menjadi perenungan yang lambat laun saja menjadi masak. Masalah ini menjadi perenungan yang istimewa dalam Kitab Ayub. Dan Putera Sirakh meneruskan tradisi perenungan itu, dengan menekankan apa yang menjadi kehendak Allah, juga bila manusia jatuh dalam dosa dan kegagalan.
Keterangan Teks
· ayat 11-12 : Ada beberapa permasalahan yang hendak dijawab oleh Kitab Sirakh. Pertama, apakah Allah menciptakan kejahatan, atau setidak-tidaknya menyebabkan adanya kejahatan (lihat 2 Sam 24:1) ? Kedua, apakah dosa dan kejahatan datang dari Iblis (lihat Kej 3; 2 Taw 21) ? Ketiga, ialah apakah dosa dan kejahatan adalah perbuatan manusia ? Permasalahan-permasalahan tersebut dirumuskan dengan larangan: “Jangan berkata,” sebanyak dua kali (ayat 11 dan 12). Masalahnya sendiri disebutkan : Tuhan membuat orang murtad (ayat 11) dan Tuhan menyesatkan orang (ayat 12). Setelah larangan tersebut, dikemukakan secara singkat alasan mengapa pandangan itu ditolak : sebab Allah tidak berbuat apa yang dibenci-Nya (ayat 11) dan, sebab Tuhan tidak membutuhkan orang berdosa (ayat 12).
· ayat 13-14 : “Manusia” yang dimaksud adalah ha’adam, suatu kata kolektif yang berarti “umat manusia” (bdk Kej 1:1.27). Allah menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri (yeser = kehendak bebas). Itulah kata kuncinya. Masalah dasar ini pernah dipikirkan dalam Perjanjian Lama, dan ditampilkan beberapa pandangan. Dalam ayat 13-14 ini Kitab Sirakh tampaknya mau menolak pandangan bahwa Allah menciptakan kejahatan, atau setidak-tidaknya menyebabkan adanya kejahatan. Argumennya, pada awalnya Allah membenci kejahatan, dan memberikan kehendak bebas kepada manusia seperti tampak dalam Kej 3.
· ayat 15 : Ayat ini mau menegaskan dengan kehendak bebasnya, manusia harus menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya itu. Berlaku setia, menepati kehendak Allah pun, mesti didasarkan pada pilihan tersebut. Inilah yang berkenan kepada Allah (bdk Ams 12:22).
· ayat 16-17 : Ada 2 alternatif pilihan : air dan api. Pemikiran seperti itu sangat khas dalam Perjanjian Lama : memilih berkat atau kutuk (bdk Ul 11:26; 30:19), hidup atau mati (Ul 30:15; Yer 21:8; Mzm 1:6). Dalam Ul 4:24, Allah dilukiskan sebagai api yang menghanguskan, sedang dalam Kej 2 air adalah tanda kesuburan dan kehidupan. Dalam hidup rohani air dan api bisa memberikan lambang mendalam : kesuburan atau kehancuran. Dengan demikian manusia dihadapkan pada air dan api, hidup dan mati. Dan ia yang menentukan apa yang menjadi pilihannya dan bertanggung jawab atas pilihannya itu. Suatu keputusan pribadi yang tidak bisa dihindari.
· ayat 18-19 : Allah adalah yang mahabijaksana, dan perhatian-Nya tertuju kepada orang yang berkenan kepada-Nya. Ia mengenai lubuk hati manusia sampai ke dasarnya. Pemahaman seperti ini bukan pertama kali dirumuskan dalam Alkitab. Ayub merumuskan hal ini demikian “Sesungguhnya para suci-Nya tidak dipercayai-Nya, seluruh langit pun tidak bersih pada pandangan-Nya; lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air” (Ayb 15:15; bdk Sir 42:17; 44:3). Kitab Mazmur menyajikan gagasan betapa Allah mengenal kehidupan manusia : “TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya, Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.” (Mzm 33:13-15, bdk 10:11;73:11;139). Gagasan itu menekankan keistimewaan Allah, tanpa mengaitkannya dengan pemahaman bahwa Allah itu sebagai penyebab dosa dan kejahatan manusia. Allah bahkan ditampilkan bukan sebagai yang bertanggung jawab dan tidak berdaya terhadap kejahatan manusia tersebut (bdk Mzm 34:16-17). Di sini ditegaskan bahwa Ia mengasihi manusia dengan kasih yang istimewa, namun tetap memberikan kepercayaan dan kemerdekaan sepenuhnya kepada manusia. Dengan kata lain, kasih tidak memaksa. Allah tidak memperlakukan manusia sebagai sebuah robot, melain Ia memberikan kesempatan kepada manusia untuk menentukan hidupnya sendiri.
· ayat 20 : akhirnya kembali ditampilkan jawaban seperti sudah dinyatakan dalam ay 11-12. Sebelum penulis Kitab Sirakh menampilkan akibat-akibat yang harus diperhitungkan oleh manusia (Sir 16:1-14), secara singkat diulang kembali pernyataan yang sudah ditegaskan di atas. Selain itu, penulis Kitab Sirakh menegaskan keyakinan lama seperti diungkap dalam Mzm 5:5-7: “Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu.” Sesuai dengan tantangan zamannya, penulis Kitab Sirakh merumuskan kembali keyakinan lama itu dalam rumus kebijaksanaan. Yang jelas manusia sepanjang masa memang dihadapkan pada masalah yang hebat : misteri kebaikan Allah dan kejahatan manusia!
Amanat
Manusia berusaha untuk menjelaskan misteri kehidupan ini, termasuk masalah kebebasan manusia dan kebijaksanaan Allah. Misteri itu sebetulnya tidak begitu gampang ditelusuri. Jawaban manusia atas masalah itu kerap kali mempermudah masalahnya, yang sebetulnya tidak mudah dipahami. Mudah menyatakan bahwa Allah tidak menghendaki kejahatan, meskipun Ia tahu adanya kejahatan itu. Membuktikan hal itu merupakan perjuangan manusia sepanjang masa. Yer 6:21 dan Yeh 3:20 merumuskan masalah itu sebagai batu sandungan. Sedang Kitab Sirakh mencoba memahami masalah itu dalam kerangka kemerdekaan manusia dalam menanggapi tawaran Allah. Manusia memang ditantang untuk berpikir. Masalah itu bukan hanya masalah dalam pengalaman batin manusia, melainkan masalah yang dihadapi di luar diri sendiri. Maka manusia ditantang untuk memahami dan mencoba menemukan pemecahan masalah tersebut.
Kitab Sirakh dengan jelas menyatakan bahwa manusia bebas untuk memilih kehidupan atau kematian yang diletakkan di hadapannya (ayat 16-17). Dengan lain kata ia bebas untuk menentukan masa depannya sendiri. Sementara itu ditegaskan pula bahwa kebijak-sanaan Allah sungguh besar, “Ia adalah kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya” (ayat 18). Dengan kata lain, rencana-Nya tidak dapat digagalkan oleh siapa pun atau oleh apa pun. Itulah jawaban yang diberikan oleh penulis Kitab Sirakh terhadap orang-orang yang berpikir bahwa hidup ini adalah nasib dan terhadap orang-orang yang menentang kuasa dan penyelenggaraan Allah.
Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa yang dikatakan dalam Kitab Sirakh sebenarnya adalah mengulangi yang sudah dikatakan sebelumnya. Dalam Ul 30:19-20 dikatakan, “…… kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk”. Pilihlah kehidupan supaya engkau hidup ..... dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut kepada-Nya... (bdk Yer 21:8). Kiranya dalam keyakinan seperti inilah kebebasan manusia dan kebijaksanaan Allah bertemu. Menurut keyakinan ini, orang dapat sungguh-sungguh bebas dan kebebasannya tidak akan bertentangan dengan kebijaksanaan Allah, kalau hidupnya didorong oleh kasih dan keterpautan kepada Allah. Semakin hidup seseorang ditentukan oleh kasih dan keterpautan kepada Allah ini, semakin bebaslah ia. Inilah nilai-nilai pokok kehidupan manusia, yang harus ditanamkan sejak awal. Nilai-nilai ini akan membentuk sikap dan semangat dasar. Kalau ini tidak terjadi, pribadi manusia tetap kerdil.
Allah bagi Bin Sirakh bukanlah Allah yang tuntas bisa dipahami, melainkan Allah yang hidup, yang harus terus menerus dialami dan dipergumulkan. Sebagai orang bijak ia bisa tetap percaya. Apa yang mengesankan ialah keyakinan Putera Sirakh bahwa dosa tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab manusia dalam hidup ini. Tanggung jawab moral, sosial, psikologis mungkin saja memberikan keterangan yang memadai bagi kehidupan manusia, namun belum segala-galanya. Manusia mempunyai tanggung jawab iman terhadap Allah yang menjadi sumber hidupnya.
Manusia bijak dan manusia jahat bisa mati. Hidup setelah kematian belum terselami. Namun Kitab Sirakh menegaskan kepada kita bahwa bahwa kemerdekaan manusia bisa memberikan makna mengatur kehidupan setelah kematian menjemput manusia. Kemerdekaan bisa menjerumuskan kepada yang salah atau mengantarnya kepada yang baik. Manusia perlu bersikap tegas. Kepada orang yang takwa Allah menawarkan perlindungan-Nya. Dosa bisa menggodanya, tetapi manusia diberi kekuatan untuk menolaknya. Dengan demikian ia menampilkan pilihan setia atau tidak kepada Penciptanya. Dan sebagai orang Kristen, marilah kita berpegang pada doa yang diajarkan Yesus : janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan. Yesus mengajarkan doa ini agar manusia tetap mempercayakan diri pada karya Allah yang menyelenggarakan hidup ini, namun juga tidak buta terhadap tantangan kejahatan dan dosa.
Oleh : Peter Suriadi
Apa yang dilakukan kebanyakan orang tua ketika anaknya diam saja ketika diberi hadiah? Orang tua akan menyuruh anak itu mengucapkan terima kasih. Jika perilaku ini diterapkan secara terus-menerus pada si anak, lama-kelamaan anak itu dengan sendirinya, tanpa disuruh, akan tahu mengucapkan terima kasih. Ada nilai yang sedikit demi sedikit tertanam dalam dirinya, yang membuat ia secara spontan mengucapkan terima kasih, setiap kali ia menerima kebaikan dari orang lain. Selanjutnya rasa tahu berterima kasih ini akan membentuk pribadinya dan ikut menentukan sikap-sikap hidupnya sebagai manusia yang semakin dewasa. Dengan cara yang sama nilai-nilai lain yang ditanamkan atau tertanam dalam diri seseorang sangat besar pengaruhnya dalam seluruh kehidupan orang itu selanjutnya. Tentu saja ini tidak hanya berlaku bagi nilai-nilai yang baik, melainkan juga nilai-nilai yang tidak baik. Kedua-duanya ikut menentukan kehidupan orang.
Kalau demikian, muncul pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab : apakah sebenarnya manusia dapat sungguh-sungguh menjadi orang yang bebas ? Bukankah pribadinya, pilihan-pilihannya ditentukan oleh pendidikannya, lingkungannya, sifat-sifat yang diwarisi dari orang tuanya ? Apalagi kalau Tuhan masih diperhitungkan. Bukankah Tuhan yang mengatur dan menentukan jalannya sejarah dunia ini ? Kalau demikian dalam arti luas, bukankah nasib yang menentukan hidup manusia? Sejak awal manusia sadar bahwa ia hidup di bawah bayang-bayang rahasia kehidupan ini, termasuk orang-orang beriman yang hidup di belakang kisah-kisah dalam Kitab Suci.
Bagaimana rahasia kehidupan tersebut dapat dipahami oleh orang beriman ? Untuk itu marilah saya ajak Anda untuk menggumuli rahasia tersebut melalui permenungan dalam Ruang Kitab Suci kali ini.
Teks
Sirakh 15:11-20
11 Jangan berkata: “Tuhanlah yang membuat aku murtad,” sebab Ia tidak perbuat apa yang dibenci-Nya.
12 Jangan berkata: “Tuhanlah yang menyesatkan daku,” sebab Tuhan tidak membutuhkan orang berdosa.
13 Apa yang keji dibenci oleh Tuhan pun pula tidak diperkenankan oleh mereka yang takut kepada-Nya.
14 Pada awal mula Tuhan menjadikan manusia serta menyerahkannya kepada keputusannya sendiri.
15 Asal sungguh mau engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setiapun dapat kaupilih.
16 Api dan air telah ditaruh oleh Tuhan di hadapanmu, kepada apa yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu.
17 Hidup dan mati terletak di depan manusia, apa yang dipilih akan diberikan kepadanya.
18 Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan, Ia adalah kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya.
19 Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takut kepada-Nya, dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal.
20 Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapapun untuk berdosa.
Konteks
Kitab Sirakh adalah satu-satunya kitab dalam Perjanjian Lama yang menyebutkan siapa penulisnya. Ia menandai karyanya, mungkin sekali karena pengaruh kebiasaan Yunani. Ia menyebut diri Yesus bin Sirakh (Sir 50:27; 51:30). Dari kitab itu sendiri kita juga mengetahui bahwa Bin Sirakh adalah orang penting di Yerusalem. Ia sendiri adalah pencari kebijaksanaan dan banyak mendapat pengalaman dari berkelana. Kebijaksanaan yang didapat dari pengalamannya tersebut ia tuliskan supaya semakin banyak orang mengenal Allah sumber segala kebijaksanaan.
Sirakh 14:20-18:14 merupakan sebagian pemikiran tentang masalah pemahaman akan Allah dan dosa manusia. Bagian ini dimulai dengan sebuah pengantar, 14:10-15:10, kemudian disusul dengan dua tahap pemikiran, yang keduanya dimulai dengan sebuah pandangan lawan dan kemudian diberikan jawaban-nya oleh penulis Kitab Sirakh, 15:11-16:14; 16:17-18:14. Teks yang direnungkan dalam Ruang Kitab Suci hari ini merupakan sebagian dari tahap pertama pemikiran. Bin Sirakh menegaskan pandangan mengenai masalah yang dilontarkan lawan, bahwa Allah ikut bersalah dalam dosa manusia, 15:11-12. Ia menegaskan, “Jangan berkata: Tuhanlah yang membuat aku murtad, sebab Ia tidak berbuat apa yang dibenci-Nya. Jangan berkata: Tuhanlah yang menyesatkan daku, sebab Tuhan tidak membutuhkan orang berdosa.” Pernyataan ini kemudian diuraikannya lagi dengan menyatakan bahwa Allah tidak menghendaki dosa, melainkan manusia sendirilah yang bertanggung jawab atas keputusan hatinya, 15:13-20. Akibatnya ialah “Allah memberikan jalan kepada segenap belas kasih-Nya, namun setiap orang mendapat apa yang setimpal dengan perbuatannya,” 16:14.
Sebaiknya seluruh renungan dalam Sir 15:11-16:14 dibaca secara pribadi. Kalau seluruh bagian itu dibaca, maka alur pemikiran penulisnya menjadi kentara, yaitu bukan sekedar menampilkan kehendak bebas manusia dan tuntutan tanggung jawab yang ada, melainkan mau menjawab masalah dasar kalau Allah menciptakan manusia, apakah Ia juga ikut bertanggung jawab atas dosa yang dikerjakan manusia itu sehingga manusia tidak perlu bertanggung jawab atas dosa yang dikerjakannya ?
Masalah ini merupakan masalah besar dalam kehidupan manusia. Dan dalam Perjanjian Lama, masalah ini menjadi perenungan yang lambat laun saja menjadi masak. Masalah ini menjadi perenungan yang istimewa dalam Kitab Ayub. Dan Putera Sirakh meneruskan tradisi perenungan itu, dengan menekankan apa yang menjadi kehendak Allah, juga bila manusia jatuh dalam dosa dan kegagalan.
Keterangan Teks
· ayat 11-12 : Ada beberapa permasalahan yang hendak dijawab oleh Kitab Sirakh. Pertama, apakah Allah menciptakan kejahatan, atau setidak-tidaknya menyebabkan adanya kejahatan (lihat 2 Sam 24:1) ? Kedua, apakah dosa dan kejahatan datang dari Iblis (lihat Kej 3; 2 Taw 21) ? Ketiga, ialah apakah dosa dan kejahatan adalah perbuatan manusia ? Permasalahan-permasalahan tersebut dirumuskan dengan larangan: “Jangan berkata,” sebanyak dua kali (ayat 11 dan 12). Masalahnya sendiri disebutkan : Tuhan membuat orang murtad (ayat 11) dan Tuhan menyesatkan orang (ayat 12). Setelah larangan tersebut, dikemukakan secara singkat alasan mengapa pandangan itu ditolak : sebab Allah tidak berbuat apa yang dibenci-Nya (ayat 11) dan, sebab Tuhan tidak membutuhkan orang berdosa (ayat 12).
· ayat 13-14 : “Manusia” yang dimaksud adalah ha’adam, suatu kata kolektif yang berarti “umat manusia” (bdk Kej 1:1.27). Allah menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri (yeser = kehendak bebas). Itulah kata kuncinya. Masalah dasar ini pernah dipikirkan dalam Perjanjian Lama, dan ditampilkan beberapa pandangan. Dalam ayat 13-14 ini Kitab Sirakh tampaknya mau menolak pandangan bahwa Allah menciptakan kejahatan, atau setidak-tidaknya menyebabkan adanya kejahatan. Argumennya, pada awalnya Allah membenci kejahatan, dan memberikan kehendak bebas kepada manusia seperti tampak dalam Kej 3.
· ayat 15 : Ayat ini mau menegaskan dengan kehendak bebasnya, manusia harus menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya itu. Berlaku setia, menepati kehendak Allah pun, mesti didasarkan pada pilihan tersebut. Inilah yang berkenan kepada Allah (bdk Ams 12:22).
· ayat 16-17 : Ada 2 alternatif pilihan : air dan api. Pemikiran seperti itu sangat khas dalam Perjanjian Lama : memilih berkat atau kutuk (bdk Ul 11:26; 30:19), hidup atau mati (Ul 30:15; Yer 21:8; Mzm 1:6). Dalam Ul 4:24, Allah dilukiskan sebagai api yang menghanguskan, sedang dalam Kej 2 air adalah tanda kesuburan dan kehidupan. Dalam hidup rohani air dan api bisa memberikan lambang mendalam : kesuburan atau kehancuran. Dengan demikian manusia dihadapkan pada air dan api, hidup dan mati. Dan ia yang menentukan apa yang menjadi pilihannya dan bertanggung jawab atas pilihannya itu. Suatu keputusan pribadi yang tidak bisa dihindari.
· ayat 18-19 : Allah adalah yang mahabijaksana, dan perhatian-Nya tertuju kepada orang yang berkenan kepada-Nya. Ia mengenai lubuk hati manusia sampai ke dasarnya. Pemahaman seperti ini bukan pertama kali dirumuskan dalam Alkitab. Ayub merumuskan hal ini demikian “Sesungguhnya para suci-Nya tidak dipercayai-Nya, seluruh langit pun tidak bersih pada pandangan-Nya; lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air” (Ayb 15:15; bdk Sir 42:17; 44:3). Kitab Mazmur menyajikan gagasan betapa Allah mengenal kehidupan manusia : “TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya, Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.” (Mzm 33:13-15, bdk 10:11;73:11;139). Gagasan itu menekankan keistimewaan Allah, tanpa mengaitkannya dengan pemahaman bahwa Allah itu sebagai penyebab dosa dan kejahatan manusia. Allah bahkan ditampilkan bukan sebagai yang bertanggung jawab dan tidak berdaya terhadap kejahatan manusia tersebut (bdk Mzm 34:16-17). Di sini ditegaskan bahwa Ia mengasihi manusia dengan kasih yang istimewa, namun tetap memberikan kepercayaan dan kemerdekaan sepenuhnya kepada manusia. Dengan kata lain, kasih tidak memaksa. Allah tidak memperlakukan manusia sebagai sebuah robot, melain Ia memberikan kesempatan kepada manusia untuk menentukan hidupnya sendiri.
· ayat 20 : akhirnya kembali ditampilkan jawaban seperti sudah dinyatakan dalam ay 11-12. Sebelum penulis Kitab Sirakh menampilkan akibat-akibat yang harus diperhitungkan oleh manusia (Sir 16:1-14), secara singkat diulang kembali pernyataan yang sudah ditegaskan di atas. Selain itu, penulis Kitab Sirakh menegaskan keyakinan lama seperti diungkap dalam Mzm 5:5-7: “Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu.” Sesuai dengan tantangan zamannya, penulis Kitab Sirakh merumuskan kembali keyakinan lama itu dalam rumus kebijaksanaan. Yang jelas manusia sepanjang masa memang dihadapkan pada masalah yang hebat : misteri kebaikan Allah dan kejahatan manusia!
Amanat
Manusia berusaha untuk menjelaskan misteri kehidupan ini, termasuk masalah kebebasan manusia dan kebijaksanaan Allah. Misteri itu sebetulnya tidak begitu gampang ditelusuri. Jawaban manusia atas masalah itu kerap kali mempermudah masalahnya, yang sebetulnya tidak mudah dipahami. Mudah menyatakan bahwa Allah tidak menghendaki kejahatan, meskipun Ia tahu adanya kejahatan itu. Membuktikan hal itu merupakan perjuangan manusia sepanjang masa. Yer 6:21 dan Yeh 3:20 merumuskan masalah itu sebagai batu sandungan. Sedang Kitab Sirakh mencoba memahami masalah itu dalam kerangka kemerdekaan manusia dalam menanggapi tawaran Allah. Manusia memang ditantang untuk berpikir. Masalah itu bukan hanya masalah dalam pengalaman batin manusia, melainkan masalah yang dihadapi di luar diri sendiri. Maka manusia ditantang untuk memahami dan mencoba menemukan pemecahan masalah tersebut.
Kitab Sirakh dengan jelas menyatakan bahwa manusia bebas untuk memilih kehidupan atau kematian yang diletakkan di hadapannya (ayat 16-17). Dengan lain kata ia bebas untuk menentukan masa depannya sendiri. Sementara itu ditegaskan pula bahwa kebijak-sanaan Allah sungguh besar, “Ia adalah kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya” (ayat 18). Dengan kata lain, rencana-Nya tidak dapat digagalkan oleh siapa pun atau oleh apa pun. Itulah jawaban yang diberikan oleh penulis Kitab Sirakh terhadap orang-orang yang berpikir bahwa hidup ini adalah nasib dan terhadap orang-orang yang menentang kuasa dan penyelenggaraan Allah.
Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa yang dikatakan dalam Kitab Sirakh sebenarnya adalah mengulangi yang sudah dikatakan sebelumnya. Dalam Ul 30:19-20 dikatakan, “…… kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk”. Pilihlah kehidupan supaya engkau hidup ..... dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut kepada-Nya... (bdk Yer 21:8). Kiranya dalam keyakinan seperti inilah kebebasan manusia dan kebijaksanaan Allah bertemu. Menurut keyakinan ini, orang dapat sungguh-sungguh bebas dan kebebasannya tidak akan bertentangan dengan kebijaksanaan Allah, kalau hidupnya didorong oleh kasih dan keterpautan kepada Allah. Semakin hidup seseorang ditentukan oleh kasih dan keterpautan kepada Allah ini, semakin bebaslah ia. Inilah nilai-nilai pokok kehidupan manusia, yang harus ditanamkan sejak awal. Nilai-nilai ini akan membentuk sikap dan semangat dasar. Kalau ini tidak terjadi, pribadi manusia tetap kerdil.
Allah bagi Bin Sirakh bukanlah Allah yang tuntas bisa dipahami, melainkan Allah yang hidup, yang harus terus menerus dialami dan dipergumulkan. Sebagai orang bijak ia bisa tetap percaya. Apa yang mengesankan ialah keyakinan Putera Sirakh bahwa dosa tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab manusia dalam hidup ini. Tanggung jawab moral, sosial, psikologis mungkin saja memberikan keterangan yang memadai bagi kehidupan manusia, namun belum segala-galanya. Manusia mempunyai tanggung jawab iman terhadap Allah yang menjadi sumber hidupnya.
Manusia bijak dan manusia jahat bisa mati. Hidup setelah kematian belum terselami. Namun Kitab Sirakh menegaskan kepada kita bahwa bahwa kemerdekaan manusia bisa memberikan makna mengatur kehidupan setelah kematian menjemput manusia. Kemerdekaan bisa menjerumuskan kepada yang salah atau mengantarnya kepada yang baik. Manusia perlu bersikap tegas. Kepada orang yang takwa Allah menawarkan perlindungan-Nya. Dosa bisa menggodanya, tetapi manusia diberi kekuatan untuk menolaknya. Dengan demikian ia menampilkan pilihan setia atau tidak kepada Penciptanya. Dan sebagai orang Kristen, marilah kita berpegang pada doa yang diajarkan Yesus : janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan. Yesus mengajarkan doa ini agar manusia tetap mempercayakan diri pada karya Allah yang menyelenggarakan hidup ini, namun juga tidak buta terhadap tantangan kejahatan dan dosa.
Seputar Paroki
13 Des 2010: Devosi Bunda Maria
dikapel St. Maria Fatima Bondongan
Setiap tanggal 13 setiap bulannya, di Kapel St. Maria Fatima Bondongan diadakan Devosi kepada Bunda Maria, melalui ibadat Rosario dan Misa Kudus. Pada tanggal 13 Desember 2010 yang lalu ibadat Rosario di mulai pukul 18:30 dipimpin oleh Lingkungan 2 St. Antonius, dilanjutkan dengan misa yang dibawakan oleh RD Sumardiyo. Baik ibadat maupun misa diikuti lebih kurang 150 umat yang berasal tidak hanya dari wilayah Bondongan, namun juga dari wilayah dan paroki lainnya. Dalam homilinya Romo Sumardiyo menekankan tentang kekuatan doa dan devosi kepada Bunda Maria. Semoga dengan doa dan devosi , umat semakin menghayati dan memahami karya keselamatan Allah, umat semakin mendapatkan peneguhan dan merasakan kasih Allah yang begitu besar. Umat juga semakin dapat bertumbuh dalam terang iman Kristiani, rela berbagi dan menolong sesama yang sedang membutuhkan. Homili yang berlangsung lebih dari 45 menit tersebut, tetap memberi semangat umat yang hadir. Luar biasa!
Menjelang misa penutup, Ketua Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (S. Surya Tjandra) memberikan beberapa pengumuman penting terkait dengan pelaksanaan rutin Devosi Maria. Bahwa Devosi kepada Maria dijadwalkan setiap tanggal 13 setiap bulannya yang dimulai pukul 18:00 sore diawali dengan ibadat Rosario dilanjutkan dengan misa Kudus. Bilamana tanggal 13 tersebut bertepatan dengan hari Minggu atau Sabtu maka, Ibadat Rosario diadakan pada hari Sabtu sore pukul 16:00 yang dilanjutkan dengan misa Kudus pukul 17:00 berbarengan dengan misa Sabtu sore. Tak lupa pada setiap selesai misa Kudus umat yang hadir diundang untuk ramah tamah sambil menyantap snack yang telah disediakan oleh para pengurus/umat Lingkungan yang ada di Wilayah Bondongan. Semoga kebersamaan dalam doa dan Devosi ini semakin merekatkan umat yang hadir; semakin memantapkan kesaksian iman bahwa mukjizat dan kasih Allah selalu tampak dan terpancar pada setiap wajah umat yang hadir; Allah hadir ditengah-tengah umatnya. Proficiat!
(swara WilBond)
dikapel St. Maria Fatima Bondongan
Setiap tanggal 13 setiap bulannya, di Kapel St. Maria Fatima Bondongan diadakan Devosi kepada Bunda Maria, melalui ibadat Rosario dan Misa Kudus. Pada tanggal 13 Desember 2010 yang lalu ibadat Rosario di mulai pukul 18:30 dipimpin oleh Lingkungan 2 St. Antonius, dilanjutkan dengan misa yang dibawakan oleh RD Sumardiyo. Baik ibadat maupun misa diikuti lebih kurang 150 umat yang berasal tidak hanya dari wilayah Bondongan, namun juga dari wilayah dan paroki lainnya. Dalam homilinya Romo Sumardiyo menekankan tentang kekuatan doa dan devosi kepada Bunda Maria. Semoga dengan doa dan devosi , umat semakin menghayati dan memahami karya keselamatan Allah, umat semakin mendapatkan peneguhan dan merasakan kasih Allah yang begitu besar. Umat juga semakin dapat bertumbuh dalam terang iman Kristiani, rela berbagi dan menolong sesama yang sedang membutuhkan. Homili yang berlangsung lebih dari 45 menit tersebut, tetap memberi semangat umat yang hadir. Luar biasa!
Menjelang misa penutup, Ketua Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (S. Surya Tjandra) memberikan beberapa pengumuman penting terkait dengan pelaksanaan rutin Devosi Maria. Bahwa Devosi kepada Maria dijadwalkan setiap tanggal 13 setiap bulannya yang dimulai pukul 18:00 sore diawali dengan ibadat Rosario dilanjutkan dengan misa Kudus. Bilamana tanggal 13 tersebut bertepatan dengan hari Minggu atau Sabtu maka, Ibadat Rosario diadakan pada hari Sabtu sore pukul 16:00 yang dilanjutkan dengan misa Kudus pukul 17:00 berbarengan dengan misa Sabtu sore. Tak lupa pada setiap selesai misa Kudus umat yang hadir diundang untuk ramah tamah sambil menyantap snack yang telah disediakan oleh para pengurus/umat Lingkungan yang ada di Wilayah Bondongan. Semoga kebersamaan dalam doa dan Devosi ini semakin merekatkan umat yang hadir; semakin memantapkan kesaksian iman bahwa mukjizat dan kasih Allah selalu tampak dan terpancar pada setiap wajah umat yang hadir; Allah hadir ditengah-tengah umatnya. Proficiat!
(swara WilBond)
Seputar Paroki
Kebersamaan dan Berbagi
Sebagai seorang Kristiani yang selalu mengikuti ajaran Yesus, kita tidak boleh jemu untuk meningkatkan kualitas dalam kebersamaan dan berbagi kepada sesama. Wilayah Santa Maria Fatima yang mendapat tugas menjadi panitia natal Kapel St. Maria Fatima. Wilayah menggunakan kesempatan yang baik, moment yang indah dan penuh sukacita dibulatkan dengan kegiatan natal bersama umat yang hadir. Udara yang dingin dengan hujan kecil-kecil membuat suasana kebersamaan pas untuk kita belajar berbagi dan melayani.
Umat Kristiani yang hadir cukup membuat panitia lebih baik lagi untuk mendampingi dan melayani saudara-saudara yang bersama-sama melewati malam natal dengan penuh kegembiraan. Reuni, bertemu dengan teman dan saudara-saudara yang sudah lama tidak bersua, membuat suasana natal yang disinari terang lampu dari Kapel St. Maria Fatima menjadi malam natal yang penuh dengan sukacita.
Ketupat karee, menjadi menu pilihan dan menu tunggal malam natal, tak ketinggalan es krim coklat, alpukat dan kelapa muda serta es kacang hijau dan berbagai makanan kecil membuat aula outdoor Mardi Waluya penuh senyum manis Yesus kecil.
Proficiat panitia dan TQ berat untuk para dermawan yang mau kerja keras berbagi dari pagi sampai malam menyiapkan yang paling baik bagi saudara-saudara-nya yang datang dari jauh. TQ sekali lagi, Tuhan selalu memberkati, satu pesan Romo Garbito, pelihara sukacita kita sepanjang hari, minggu, bulan dan sampai tahun yang akan datang. (diar sanjaya)
Kegembiraan Kecil
28 Desember 2010, Bina Iman Lansia Fransiskus Asisi merayakan natal bersama. Pukul 10:00an ruang St. Antonius sudah penuh dengan opa-oma yang datang lebih awal. Mereka sudah terbiasa untuk datang lebih dulu agar tidak ketinggalan, perlu dicontoh oleh kita semua. Acara natal bersama ini dibuka dengan doa dan lagu pujian, renungan kecil tentang sukacita yang membuat hidup kita diselamatkan oleh Yesus kecil yang lahir di kandang di Betlehem. Renungan yang sederhana untuk membuat oma-opa merasa trenyuh dan hidupnya berarti, bukan saja buat keluarga tetapi buat teman-teman yang disampingnya, tegur sapa, say hello membuat mereka punya sahabat karib yang utuh. Permainan sulap rohani yang disampaikan oleh Pak Eddy cukup membuat opa-oma terhibur atau tersentak dari tidurnya, ternyata permainan sulap ini juga dapat membuat oma-opa tertawa. Mereka dibawa oleh Pak Eddy ke masa lalu dengan bermain sulap dengan pengantar bahasa rohani.
Usai sulap rohani yang menakjubkan, opa-oma langsung mereka bersalam-salaman untuk saling berbagi sukacita dan disuguhi makan ala natal 2011. Pulang mereka juga dibekali hadiah, payung panjang dan tart cake untuk dicicipi nanti sore di rumah masing-masing atau jadi hadiah kecil buat si cucu tersayang. Amin. (diar sanjaya)
Sebagai seorang Kristiani yang selalu mengikuti ajaran Yesus, kita tidak boleh jemu untuk meningkatkan kualitas dalam kebersamaan dan berbagi kepada sesama. Wilayah Santa Maria Fatima yang mendapat tugas menjadi panitia natal Kapel St. Maria Fatima. Wilayah menggunakan kesempatan yang baik, moment yang indah dan penuh sukacita dibulatkan dengan kegiatan natal bersama umat yang hadir. Udara yang dingin dengan hujan kecil-kecil membuat suasana kebersamaan pas untuk kita belajar berbagi dan melayani.
Umat Kristiani yang hadir cukup membuat panitia lebih baik lagi untuk mendampingi dan melayani saudara-saudara yang bersama-sama melewati malam natal dengan penuh kegembiraan. Reuni, bertemu dengan teman dan saudara-saudara yang sudah lama tidak bersua, membuat suasana natal yang disinari terang lampu dari Kapel St. Maria Fatima menjadi malam natal yang penuh dengan sukacita.
Ketupat karee, menjadi menu pilihan dan menu tunggal malam natal, tak ketinggalan es krim coklat, alpukat dan kelapa muda serta es kacang hijau dan berbagai makanan kecil membuat aula outdoor Mardi Waluya penuh senyum manis Yesus kecil.
Proficiat panitia dan TQ berat untuk para dermawan yang mau kerja keras berbagi dari pagi sampai malam menyiapkan yang paling baik bagi saudara-saudara-nya yang datang dari jauh. TQ sekali lagi, Tuhan selalu memberkati, satu pesan Romo Garbito, pelihara sukacita kita sepanjang hari, minggu, bulan dan sampai tahun yang akan datang. (diar sanjaya)
Kegembiraan Kecil
28 Desember 2010, Bina Iman Lansia Fransiskus Asisi merayakan natal bersama. Pukul 10:00an ruang St. Antonius sudah penuh dengan opa-oma yang datang lebih awal. Mereka sudah terbiasa untuk datang lebih dulu agar tidak ketinggalan, perlu dicontoh oleh kita semua. Acara natal bersama ini dibuka dengan doa dan lagu pujian, renungan kecil tentang sukacita yang membuat hidup kita diselamatkan oleh Yesus kecil yang lahir di kandang di Betlehem. Renungan yang sederhana untuk membuat oma-opa merasa trenyuh dan hidupnya berarti, bukan saja buat keluarga tetapi buat teman-teman yang disampingnya, tegur sapa, say hello membuat mereka punya sahabat karib yang utuh. Permainan sulap rohani yang disampaikan oleh Pak Eddy cukup membuat opa-oma terhibur atau tersentak dari tidurnya, ternyata permainan sulap ini juga dapat membuat oma-opa tertawa. Mereka dibawa oleh Pak Eddy ke masa lalu dengan bermain sulap dengan pengantar bahasa rohani.
Usai sulap rohani yang menakjubkan, opa-oma langsung mereka bersalam-salaman untuk saling berbagi sukacita dan disuguhi makan ala natal 2011. Pulang mereka juga dibekali hadiah, payung panjang dan tart cake untuk dicicipi nanti sore di rumah masing-masing atau jadi hadiah kecil buat si cucu tersayang. Amin. (diar sanjaya)
Baptis!!!
Wajah yang bersinar-sinar, senyum yang full tanda sukacita dari 35 orang saudara kita yang dibaptis menjelang natal setelah melalui masa-masa pembelajaran yang cukup panjang. Mereka mau mengikuti Yesus dengan sukarela tanpa ada rekayasa, mereka menyerahkan dirinya karena mereka memilih kebebasan bersatu dengan sang Kristus.
Perjalanan yang cukup panjang tidak membuat mereka jadi lemat tetapi mereka menjadi lebih kuat dan berani menghadapi tantangan. Dari beberapa komunitas, katekumen merasa nyaman karena mereka baru mencari Kristus. Mereka butuh contoh wacana tentang kasih Kristus yang membumi sehingga mereka dapat mencintai Kristus dengan apa adanya.
Dengan didampingi oleh para wali baptis, semoga mereka dapat lebih nyaman dan ada tempat untuk berbagi , ibarat biji yang baru ditanam mereka butuh pupuk dan siraman air yang membuat mereka dapat tumbuh dalam iman. Terima kasih atas kerja keras para katekis dan terima kasih atas berkat baptis yang diberikan oleh Romo Ignatius Heru Wihardono. Proficiat buat saudara-saudara yang kami kasihi, mari bergabung bersama-sama untuk mewartakan kabar gembira! (diar sanjaya)
Seputar Paroki
Misa Malam Natal, Misa Keluarga Kudus dan Misa Malam Tahun Baru di Kapel St. Maria Fatima Bondongan
Misa Malam Natal
Pada pelaksanaan misa malam Natal 2010, dan misa Malam Tahun Baru di kapel St. Maria Fatima Bondongan yang baru saja usai, dipersiapkan oleh panitia ditingkat Lingkungan (kolaborasi dari 4 Lingkungan genap yang ada; dari total 8 lingkungan di Wilayah St. Maria Fatima Bondongan). Panitia berupaya agar misa dapat dilaksanakan dalam suasana hening sehingga syahdunya malam Natal dapat terasa bagi umat yang hadir. Persiapan-persiapan yang telah direncanakan mulai menapaki puncaknya, dimulai dari tanggal 21 hingga hingga mencapai puncaknya pada 24 Desember 2010. Adapun persiapan-persiapan rutin yang perlu diantisipasi adalah pemasangan tenda, kursi, dekorasi (bunga dan panggung altar perubahan posisi Altar), lampu, dan pembuatan kandang serta pohon Natal. Panitia harus bekerja cekatan mengingat panggung untuk Altar baru dapat dipersiapkan pada tanggal 23 Des seusai misa pagi. Yang cukup unik dan menarik adalah persiapan pesta Natal (ramah tamah dan makan bersama umat seusai misa malam Natal). Kesibukan menjelang hari H mulai terlihat, pertemuan koordinasi seksi Konsumsi dengan para petugas dari setiap Lingkungan pada pagi 23 Des 2010, dilanjutkan dengan Gladi Bersih semua petugas misa malam Natal bersama Romo Garbito pada pukul 19:00 (diawali dengan gladi bersih petugas perarakan untuk misa Keluarga Kudus keesokan harinya) , dilanjutkan dengan dekorasi Altar dan panggung pada tanggal 24 Des pagi hari, dan pengecekan sound system serta videocam untuk kelancaran misa yang selesai menjelang pukul 3 siang. Semuanya berjalan dengan lancar dan dilaksanakan dengan penuh sukacita oleh panitia dengan berbagi dalam kebersamaan.
Misa malam Natal dijadwalkan pada pukul 18:00; umat mulai berdatangan dari pukul 16:00, disellingi dengan hujan pada pukul 17:00 hingga 17:30 (benar2 menyejukkan suasana dan menambah suasana syahdu). Perarakan Natal dimulai pukul 18:00 diawali oleh Misdinar dengan membawa Salib dan diapit dengan lilin perarakan, bayi Yesus (oleh Roberta dan Robertus Ruliyadi), wakil BIA (Adi dan Stephanie), wakil OMK (Peter dan Rita), wakil Gereja (Handono dan Nita) diikuti oleh Misdinar yang lain, Lektor, Prodiakon, Frater dan Romo, sembari umat menyanyikan lagu “Bebaskanlah” serta “Transeamus” yang dipimpin oleh Koor Wilayah St. Maria Fatima Bondongan dalam suasana gelap gulita menuju kandang Natal. Setelah Romo menaruh Yesus di kandang Natal, sembari memberkati, dilanjutkan maklumat oleh Frater David, disusul dengan doa oleh wakil BIA (anak2), doa kaum Muda dan doa dari wakil Umat. Seusai doa, lampu kembali dinyalakan sebagai pertanda kehadiran Kristus di dunia. Suasana berlangsung dengan sangat meriah, di bawah tenda dan di koridor telah penuh sesak dengan umat yang hadir (panitia menyediakan kursi sebanyak 1000, diperkirakan umat yang hadir melebihi kapasitas yang disediakan) hingga sampai ke aula SD MW.
Romo Garbito dalam homilinya berpesan hendaknya Sukacita Natal tidak hanya berhenti didalam Gereja/ umat namun juga dapat dirasakan oleh umat yang lain. Sehingga kasih dan keselamatan sungguh-sungguh menjadi milik semua bangsa. Suasana Natal kali ini memang cukup berbeda dibandingkan dengan sausana Natal sebelumnya. Anak-anak mulai tertib (terima kasih pada orangtua yang telah membimbing anaknya) dan suasana misa sungguh berlangsung dalam hening dan tertib. Jumlah anak-anak juga semakin bertambah, ini terlihat pada saat komuni, jumlah anak-anak yang mendapat berkat dari Romo cukup banyak. Pada saat pengumuman, Ketua Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (S Surya Tjandra) diberikan kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada Romo, Frater, Suster, petugas Liturgi, Panitia, Umat Wilayah dan umat yang hadir atas kerjasama semua pihak sehingga misa malam natal dapat berlangsung dengan lancar dan tertib, sambil tak lupa mengucapkan selamat hari Natal bagi semua. Seusai misa, semua umat diundang dalam perayaan Natal, yakni ramah tamah sambil menikmati lontong kare (ayam atau sapi) yang telah dipersiapkan oleh panitia (terima kasih atas partisipasi umat/ pengurus Lingkungan di WilBond dan Ice Cream dari Kel. Bp./ Ibu Suwandhi).
Sambil menikmati hidangan umat saling berbagi ucapan selamat Natal. Semoga sukacita dan damai Natal selalu melekat dan hidup di hati umat. Selamat Natal 2010.
Misa Keluarga Kudus
Hari Natal tahun 2010 ini bertepatan dengan Misa Keluarga Kudus. Maka pada misa Sabtu sore (misa Minggu) di kapel Bondongan dirayakan pula secara khusus. Perarakan petugas Liturgi bersama para keluarga (wakil umat dari setiap Lingkungan) dengan membawa lilin didampingi dengan Romo, berlangsung dengan khidmat. Para keluarga membawa cahaya lillin dan secara bergantian menaruhnya di depan kandang Natal. Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa bagi setiap keluarga yang mendapat kesempatan tersebut. Kemudian misa dilanjutkan oleh Romo Garbito (iringan koor dari Siliwangi II) dibantu para petugas Liturgi lainnya. Pada homilinya Romo Garbito mengingatkan agar umat selalu meneladani keluarga Kudus yakni keluarga Nazareth dalam mengembangkan dan menumbuhkan iman ditengah-tengah keluarganya.
Pada saat persiapan persembahan, Keluarga Acang Susanto membawa persembahan ke depan Altar. Suasana misa pada Sabtu sore tersebut terasa sungguh berbeda dan memberi kesan yang cukup mendalam bagi umat yang hadir. Walaupun jumlah umat yang hadir dibanding dengan misa malam Natal sangat jauh berbeda, namun misa tetap berlangsung dalam suasana yang indah dan meresap dihati umat.
Misa malam Tahun Baru
Misa malam Tahun Baru 2011 kali ini, adalah misa malam tahun Baru yang ketiga kali di Kapel Bondongan, minimal sepanjang pengetahuan penulis. Meskipun umat banyak yang berlibur akhir tahun, misa malam Tahun Baru tetap dihadiri oleh umat yang dengan penuh antusias hendak merayakan tutup tahun dengan penuh syukur. Misa dipersembahkan oleh Romo Ign. Heru Wihardono, terasa begitu istimewa. Romo Heru mengingatkan kembali, perlunya kita melakukan refleksi atas hal-hal yang telah kita jalani serta berkeinginan untuk melakukan perbaikan diri dalam terang iman Kristiani. Romo mengajak agar kita (keluarga) sebagai gejera mini untuk berdoa bersama dalam suatu ikatan keluarga sebagai wujud syukur dan mohon lindungan serta berkat di tahun yang baru, sehingga nilai-nilai Kristiani dapat meresap di hati setiap keluarga, sesuai dengan tema AAP tahun 2010 ini yakni “menyambut Yesus di dalam era Globalisasi”.
Selepas misa, umat diundang dalam suasana ramah tamah sambil menikmati penganan yang telah disediakan oleh para pengurus Lingkungan, sebagai ungkapan syukur atas perjalanan disepanjang tahun 2010 yang telah dilalui dengan baik. Selamat Tahun Baru 2011 (swara WilBond).
Misa Malam Natal
Pada pelaksanaan misa malam Natal 2010, dan misa Malam Tahun Baru di kapel St. Maria Fatima Bondongan yang baru saja usai, dipersiapkan oleh panitia ditingkat Lingkungan (kolaborasi dari 4 Lingkungan genap yang ada; dari total 8 lingkungan di Wilayah St. Maria Fatima Bondongan). Panitia berupaya agar misa dapat dilaksanakan dalam suasana hening sehingga syahdunya malam Natal dapat terasa bagi umat yang hadir. Persiapan-persiapan yang telah direncanakan mulai menapaki puncaknya, dimulai dari tanggal 21 hingga hingga mencapai puncaknya pada 24 Desember 2010. Adapun persiapan-persiapan rutin yang perlu diantisipasi adalah pemasangan tenda, kursi, dekorasi (bunga dan panggung altar perubahan posisi Altar), lampu, dan pembuatan kandang serta pohon Natal. Panitia harus bekerja cekatan mengingat panggung untuk Altar baru dapat dipersiapkan pada tanggal 23 Des seusai misa pagi. Yang cukup unik dan menarik adalah persiapan pesta Natal (ramah tamah dan makan bersama umat seusai misa malam Natal). Kesibukan menjelang hari H mulai terlihat, pertemuan koordinasi seksi Konsumsi dengan para petugas dari setiap Lingkungan pada pagi 23 Des 2010, dilanjutkan dengan Gladi Bersih semua petugas misa malam Natal bersama Romo Garbito pada pukul 19:00 (diawali dengan gladi bersih petugas perarakan untuk misa Keluarga Kudus keesokan harinya) , dilanjutkan dengan dekorasi Altar dan panggung pada tanggal 24 Des pagi hari, dan pengecekan sound system serta videocam untuk kelancaran misa yang selesai menjelang pukul 3 siang. Semuanya berjalan dengan lancar dan dilaksanakan dengan penuh sukacita oleh panitia dengan berbagi dalam kebersamaan.
Misa malam Natal dijadwalkan pada pukul 18:00; umat mulai berdatangan dari pukul 16:00, disellingi dengan hujan pada pukul 17:00 hingga 17:30 (benar2 menyejukkan suasana dan menambah suasana syahdu). Perarakan Natal dimulai pukul 18:00 diawali oleh Misdinar dengan membawa Salib dan diapit dengan lilin perarakan, bayi Yesus (oleh Roberta dan Robertus Ruliyadi), wakil BIA (Adi dan Stephanie), wakil OMK (Peter dan Rita), wakil Gereja (Handono dan Nita) diikuti oleh Misdinar yang lain, Lektor, Prodiakon, Frater dan Romo, sembari umat menyanyikan lagu “Bebaskanlah” serta “Transeamus” yang dipimpin oleh Koor Wilayah St. Maria Fatima Bondongan dalam suasana gelap gulita menuju kandang Natal. Setelah Romo menaruh Yesus di kandang Natal, sembari memberkati, dilanjutkan maklumat oleh Frater David, disusul dengan doa oleh wakil BIA (anak2), doa kaum Muda dan doa dari wakil Umat. Seusai doa, lampu kembali dinyalakan sebagai pertanda kehadiran Kristus di dunia. Suasana berlangsung dengan sangat meriah, di bawah tenda dan di koridor telah penuh sesak dengan umat yang hadir (panitia menyediakan kursi sebanyak 1000, diperkirakan umat yang hadir melebihi kapasitas yang disediakan) hingga sampai ke aula SD MW.
Romo Garbito dalam homilinya berpesan hendaknya Sukacita Natal tidak hanya berhenti didalam Gereja/ umat namun juga dapat dirasakan oleh umat yang lain. Sehingga kasih dan keselamatan sungguh-sungguh menjadi milik semua bangsa. Suasana Natal kali ini memang cukup berbeda dibandingkan dengan sausana Natal sebelumnya. Anak-anak mulai tertib (terima kasih pada orangtua yang telah membimbing anaknya) dan suasana misa sungguh berlangsung dalam hening dan tertib. Jumlah anak-anak juga semakin bertambah, ini terlihat pada saat komuni, jumlah anak-anak yang mendapat berkat dari Romo cukup banyak. Pada saat pengumuman, Ketua Wilayah St. Maria Fatima Bondongan (S Surya Tjandra) diberikan kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada Romo, Frater, Suster, petugas Liturgi, Panitia, Umat Wilayah dan umat yang hadir atas kerjasama semua pihak sehingga misa malam natal dapat berlangsung dengan lancar dan tertib, sambil tak lupa mengucapkan selamat hari Natal bagi semua. Seusai misa, semua umat diundang dalam perayaan Natal, yakni ramah tamah sambil menikmati lontong kare (ayam atau sapi) yang telah dipersiapkan oleh panitia (terima kasih atas partisipasi umat/ pengurus Lingkungan di WilBond dan Ice Cream dari Kel. Bp./ Ibu Suwandhi).
Sambil menikmati hidangan umat saling berbagi ucapan selamat Natal. Semoga sukacita dan damai Natal selalu melekat dan hidup di hati umat. Selamat Natal 2010.
Misa Keluarga Kudus
Hari Natal tahun 2010 ini bertepatan dengan Misa Keluarga Kudus. Maka pada misa Sabtu sore (misa Minggu) di kapel Bondongan dirayakan pula secara khusus. Perarakan petugas Liturgi bersama para keluarga (wakil umat dari setiap Lingkungan) dengan membawa lilin didampingi dengan Romo, berlangsung dengan khidmat. Para keluarga membawa cahaya lillin dan secara bergantian menaruhnya di depan kandang Natal. Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa bagi setiap keluarga yang mendapat kesempatan tersebut. Kemudian misa dilanjutkan oleh Romo Garbito (iringan koor dari Siliwangi II) dibantu para petugas Liturgi lainnya. Pada homilinya Romo Garbito mengingatkan agar umat selalu meneladani keluarga Kudus yakni keluarga Nazareth dalam mengembangkan dan menumbuhkan iman ditengah-tengah keluarganya.
Pada saat persiapan persembahan, Keluarga Acang Susanto membawa persembahan ke depan Altar. Suasana misa pada Sabtu sore tersebut terasa sungguh berbeda dan memberi kesan yang cukup mendalam bagi umat yang hadir. Walaupun jumlah umat yang hadir dibanding dengan misa malam Natal sangat jauh berbeda, namun misa tetap berlangsung dalam suasana yang indah dan meresap dihati umat.
Misa malam Tahun Baru
Misa malam Tahun Baru 2011 kali ini, adalah misa malam tahun Baru yang ketiga kali di Kapel Bondongan, minimal sepanjang pengetahuan penulis. Meskipun umat banyak yang berlibur akhir tahun, misa malam Tahun Baru tetap dihadiri oleh umat yang dengan penuh antusias hendak merayakan tutup tahun dengan penuh syukur. Misa dipersembahkan oleh Romo Ign. Heru Wihardono, terasa begitu istimewa. Romo Heru mengingatkan kembali, perlunya kita melakukan refleksi atas hal-hal yang telah kita jalani serta berkeinginan untuk melakukan perbaikan diri dalam terang iman Kristiani. Romo mengajak agar kita (keluarga) sebagai gejera mini untuk berdoa bersama dalam suatu ikatan keluarga sebagai wujud syukur dan mohon lindungan serta berkat di tahun yang baru, sehingga nilai-nilai Kristiani dapat meresap di hati setiap keluarga, sesuai dengan tema AAP tahun 2010 ini yakni “menyambut Yesus di dalam era Globalisasi”.
Selepas misa, umat diundang dalam suasana ramah tamah sambil menikmati penganan yang telah disediakan oleh para pengurus Lingkungan, sebagai ungkapan syukur atas perjalanan disepanjang tahun 2010 yang telah dilalui dengan baik. Selamat Tahun Baru 2011 (swara WilBond).
Seputar Paroki
PERAYAAN HARI RAYA NATAL UNTUK ANAK
Semarak suara dan tawa anak-anak mulai terdengar sejak sekitar pukul 10.00 WIB di Gereja St Fransiskus Asisi, Sukasari, Bogor. Pagi itu hari Sabtu tang-gal 25 Desember 2010, ada Perayaan Ekaristi Natal untuk anak-anak yang dijadwalkan pukul 11.00 WIB.
Sebelum acara dimulai, kakak-kakak pendamping BIA dibantu oleh teman-teman dari OMK dan TTK dari wilayah Siliwangi I sudah siap siaga mengatur anak-anak untuk duduk di bangku-bangku yang disediakan agar dapat dibagi kalung warna-warni ada yang berwarna merah, kuning, hijau, biru dan hitam sesuai tempat duduk, yang nanti setelah usai misa bisa ditukarkan dengan tanda kasih berupa sebuah bingkisan.
Upacara diawali dengan arak-arakan ke Kandang Natal dengan tarian yang dibawakan oleh anak-anak dari TK Mardi Waluya, berjalan dibelakangnya Putera Altar pembawa dupa dan wirug, Putera Altar pembawa Salib Prosesi, Putera Altar pembawa Lilin Prosesi, Putera Altar lain, Pembaca Doa di depan Kandang Natal dari BIA Bondongan, “ Yosef_Maria” yang juga dari BIA Bondongan, Lektor-Lektris dari SD Mardi Waluya, Prodiakon, Frater dan terakhir Imam : RD. Ignatius Heru Wihardono.
Seusai upacara di depan Kandang Natal, upacara diteruskan dengan Perayaan Ekaristi yang diiringi meriah dengan lagu pembuka “Selamat –Selamat Datang” yang disuarakan merdu oleh koor gabungan BIA Wilayah-Wilayah yang ada dalam Paroki St Fransiskus Asisi, Sukasari, Bogor. Saat Mazmur Tanggapan, yang bermazmur adalah pemazmur dari BIA Sukasari.
Suasana meriah penuh sukacita sangat terasa saat Romo Heru memberi Homili. Dimulai dengan salam selamat natal, kemudian Romo Heru memberi beberapa pertanyaan seperti : “ Kapan Tuhan Yesus lahir? dimana? di Rumah Sakit mana?” Semua ditanggapi penuh antusias oleh anak-anak.
Romo Heru mengatakan :” Tuhan Yesus lahir di kandang domba, lembu, sapi, karena tidak ada tempat. Tuhan Yesus lahir di kandang kotor, bau, tidak enak. Ketika Tuhan Yesus lahir, suasana sangat ramai karena ada banyak suara. Ada suara bayi Tuhan Yesus menangis, ada suara malaikat yang bernyanyi Gloria in excelsis Deo, ada suara binatang-binatang : mbeeek… moo…”
Romo Heru meminta anak-anak mengikuti berbagai macam suara tersebut dan mereka menirukan bersama-sama sehingga suasana semakin hangat.
Ada pertanyaan menggelitik yang dilontarkan Romo Heru:” Apakah anak-anak suka berdoa? Apakah orangtua juga berdoa? Mengajarkan anak-anak berdoa?” Cukup menggelikan, membuat yang mendengar tersenyum bahkan tertawa saat anak-anak menjawab “tidaaak”, tapi cukup mengusik hati…apa benar sih? Masak iya? Semoga itu tidak benar, semoga itu hanya celoteh canda anak-anak saja. Kami sebagai pendamping Bina Iman Anak ( BIA ) yakin dan percaya pasti orangtua rajin berdoa, memberi teladan yang baik pada anak-anak sehingga anak-anak pun pasti juga rajin berdoa mengikuti teladan orangtua. Bukankah begitu kenyataannya?!
Romo Heru dalam Homilinya mengatakan bahwa Tuhan Yesus mau menebus dosa kita, misalnya dosa nakal, melawan orangtua, malas berdoa… Dengan kelahiran Tuhan Yesus, kita memperbaiki diri dari kemalasan, kenakalan, supaya tidak nakal, tidak malas, supaya menjadi lebih baik lagi.
Romo Heru mengajak kita – tentunya bukan hanya anak-anak saja – untuk mempunyai pengalaman rohani. Mengajak anak-anak memiliki pengalaman iman dengan membawa kado, supaya terbiasa berbagi dan mempersembahkan sesuatu pada Tuhan. Anak-anak menanggapi ajakan Romo Heru dengan membawa persembahan kasih berupa kado natal yang sudah disiapkan dari rumah.
Pada saat maju, anak-anak menyerahkan kado natal kepada imam : RD.Ignatius Heru Wihardono, RD. Antonius Garbito Pamboaji, RD. Robertus Eeng Gunawan, lalu imam memberi berkat kepada mereka dan mereka kembali ke tempat duduk, dilanjutkan dengan persembahan, yang dijemput oleh Putera Altar dan diiringi dengan tarian dari TK Mardi Waluya. Persembahan dihantar oleh perwakilan anak-anak BIA Katu-lampa, Tajur, dengan memakai pakaian adat Sunda, Jawa Barat.
Setelah Perayaan Ekaristi selesai, anak-anak diminta berbaris di tempat penukaran kalung sesuai warna kalung mereka, untuk ditukarkan dengan bingkisan Natal.
Walau kenyataannya banyak juga yang berbaris antri bukan anak-anak, melainkan para orangtua, dan ada beberapa yang mengaku kalungnya hilang – padahal kakak-kakak pendamping sebelumnya sudah mengingatkan agar kalung dipakai agar tidak hilang ,ada juga yang tidak mendapat kalung karena baru datang saat misa usai kami atas nama pendamping BIA mohon maaf dan pengertiannya bila tidak dapat memberi bingkisan kepada yang tidak memiliki kalung untuk ditukarkan dengan bingkisan , namun suasana sukacita Natal tetap menggema siang itu.
Semoga melalui kelahiran Yesus yang membawa damai dan sukacita bagi semua orang, kita pun mau melahirkan (membagikan) damai dan sukacita kepada sesama, juga terutama kepada anak-anak, dengan bebenah diri, menyempurnakan sikap dan memperbaiki perbuatan kita agar menjadi lebih baik lagi. Tuhan memberkati. eestee
Semarak suara dan tawa anak-anak mulai terdengar sejak sekitar pukul 10.00 WIB di Gereja St Fransiskus Asisi, Sukasari, Bogor. Pagi itu hari Sabtu tang-gal 25 Desember 2010, ada Perayaan Ekaristi Natal untuk anak-anak yang dijadwalkan pukul 11.00 WIB.
Sebelum acara dimulai, kakak-kakak pendamping BIA dibantu oleh teman-teman dari OMK dan TTK dari wilayah Siliwangi I sudah siap siaga mengatur anak-anak untuk duduk di bangku-bangku yang disediakan agar dapat dibagi kalung warna-warni ada yang berwarna merah, kuning, hijau, biru dan hitam sesuai tempat duduk, yang nanti setelah usai misa bisa ditukarkan dengan tanda kasih berupa sebuah bingkisan.
Upacara diawali dengan arak-arakan ke Kandang Natal dengan tarian yang dibawakan oleh anak-anak dari TK Mardi Waluya, berjalan dibelakangnya Putera Altar pembawa dupa dan wirug, Putera Altar pembawa Salib Prosesi, Putera Altar pembawa Lilin Prosesi, Putera Altar lain, Pembaca Doa di depan Kandang Natal dari BIA Bondongan, “ Yosef_Maria” yang juga dari BIA Bondongan, Lektor-Lektris dari SD Mardi Waluya, Prodiakon, Frater dan terakhir Imam : RD. Ignatius Heru Wihardono.
Seusai upacara di depan Kandang Natal, upacara diteruskan dengan Perayaan Ekaristi yang diiringi meriah dengan lagu pembuka “Selamat –Selamat Datang” yang disuarakan merdu oleh koor gabungan BIA Wilayah-Wilayah yang ada dalam Paroki St Fransiskus Asisi, Sukasari, Bogor. Saat Mazmur Tanggapan, yang bermazmur adalah pemazmur dari BIA Sukasari.
Suasana meriah penuh sukacita sangat terasa saat Romo Heru memberi Homili. Dimulai dengan salam selamat natal, kemudian Romo Heru memberi beberapa pertanyaan seperti : “ Kapan Tuhan Yesus lahir? dimana? di Rumah Sakit mana?” Semua ditanggapi penuh antusias oleh anak-anak.
Romo Heru mengatakan :” Tuhan Yesus lahir di kandang domba, lembu, sapi, karena tidak ada tempat. Tuhan Yesus lahir di kandang kotor, bau, tidak enak. Ketika Tuhan Yesus lahir, suasana sangat ramai karena ada banyak suara. Ada suara bayi Tuhan Yesus menangis, ada suara malaikat yang bernyanyi Gloria in excelsis Deo, ada suara binatang-binatang : mbeeek… moo…”
Romo Heru meminta anak-anak mengikuti berbagai macam suara tersebut dan mereka menirukan bersama-sama sehingga suasana semakin hangat.
Ada pertanyaan menggelitik yang dilontarkan Romo Heru:” Apakah anak-anak suka berdoa? Apakah orangtua juga berdoa? Mengajarkan anak-anak berdoa?” Cukup menggelikan, membuat yang mendengar tersenyum bahkan tertawa saat anak-anak menjawab “tidaaak”, tapi cukup mengusik hati…apa benar sih? Masak iya? Semoga itu tidak benar, semoga itu hanya celoteh canda anak-anak saja. Kami sebagai pendamping Bina Iman Anak ( BIA ) yakin dan percaya pasti orangtua rajin berdoa, memberi teladan yang baik pada anak-anak sehingga anak-anak pun pasti juga rajin berdoa mengikuti teladan orangtua. Bukankah begitu kenyataannya?!
Romo Heru dalam Homilinya mengatakan bahwa Tuhan Yesus mau menebus dosa kita, misalnya dosa nakal, melawan orangtua, malas berdoa… Dengan kelahiran Tuhan Yesus, kita memperbaiki diri dari kemalasan, kenakalan, supaya tidak nakal, tidak malas, supaya menjadi lebih baik lagi.
Romo Heru mengajak kita – tentunya bukan hanya anak-anak saja – untuk mempunyai pengalaman rohani. Mengajak anak-anak memiliki pengalaman iman dengan membawa kado, supaya terbiasa berbagi dan mempersembahkan sesuatu pada Tuhan. Anak-anak menanggapi ajakan Romo Heru dengan membawa persembahan kasih berupa kado natal yang sudah disiapkan dari rumah.
Pada saat maju, anak-anak menyerahkan kado natal kepada imam : RD.Ignatius Heru Wihardono, RD. Antonius Garbito Pamboaji, RD. Robertus Eeng Gunawan, lalu imam memberi berkat kepada mereka dan mereka kembali ke tempat duduk, dilanjutkan dengan persembahan, yang dijemput oleh Putera Altar dan diiringi dengan tarian dari TK Mardi Waluya. Persembahan dihantar oleh perwakilan anak-anak BIA Katu-lampa, Tajur, dengan memakai pakaian adat Sunda, Jawa Barat.
Setelah Perayaan Ekaristi selesai, anak-anak diminta berbaris di tempat penukaran kalung sesuai warna kalung mereka, untuk ditukarkan dengan bingkisan Natal.
Walau kenyataannya banyak juga yang berbaris antri bukan anak-anak, melainkan para orangtua, dan ada beberapa yang mengaku kalungnya hilang – padahal kakak-kakak pendamping sebelumnya sudah mengingatkan agar kalung dipakai agar tidak hilang ,ada juga yang tidak mendapat kalung karena baru datang saat misa usai kami atas nama pendamping BIA mohon maaf dan pengertiannya bila tidak dapat memberi bingkisan kepada yang tidak memiliki kalung untuk ditukarkan dengan bingkisan , namun suasana sukacita Natal tetap menggema siang itu.
Semoga melalui kelahiran Yesus yang membawa damai dan sukacita bagi semua orang, kita pun mau melahirkan (membagikan) damai dan sukacita kepada sesama, juga terutama kepada anak-anak, dengan bebenah diri, menyempurnakan sikap dan memperbaiki perbuatan kita agar menjadi lebih baik lagi. Tuhan memberkati. eestee
Seputar Paroki
UNDIAN KUPON PARTISIPASI BERHADIAH
Hari Minggu tanggal 9 Januari 2011 yang lalu, tepatnya pukul 10:00 pagi di Aula Gereja yang baru, telah dilakukan pengundian Kupon Partisipasi Berhadiah. Antusiasme umat yang hadir terbilang cukup mengesankan; ini tampak dari terisinya seluruh kursi yang disediakan oleh Panitia, hingga sebagian besar umat yang hadir rela berdiri untuk mendengarkan berita pengundian pemenang.
Sebagai informasi, Panitia Pembangunan Gedung Pelayanan Pastoral Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor (PPGPPSFAB), dalam rangka pencarian dana bagi pembangunan gedung pelayanan, sejak bulan Juni tahun 2010 telah mengedarkan Kupon Partisipasi Berhadiah sebanyak 22000 lembar, yang didistribusikan kepada umat Katolik, khususnya umat Katolik yang berada di Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor, untuk memberikan kesempatan umat dapat berpartisipasi bagi pembangunan gedung tersebut. Adapun distribusi kupon melalui pengurus Wilayah-wilayah yang ada di Paroki St. Fransiskus Assisi Bogor maupun penjualan langsung kepada umat oleh Panitia PGPPSFAB.
Pada tanggal 9 Januari 2011 (sesuai dengan jadwal yang tertera di Kupon) telah diadakan pengundian untuk penentuan pemenang, dengan hasil dana yang telah berhasil dihimpun sebesar Rp. 141.920.000,00 (Seratus Empat Puluh Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah) atau ekuivalen dengan 14.920 Kupon.
Panitia PGPPSFAB mengucapkan terima kasih kepada umat yang telah berpartisipasi, semoga pembangunan gedung dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Para Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan, Ketua Rukun , rekan-rekan Panitia, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pendistribusian yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan bekerja keras dalam pendistribusian Kupon Partisipasi Berhadiah, sehingga Panitia PGPPSFAB berhasil menghimpun dana secara optimal. Kami juga berterima kasih kepada Pastor Paroki RD Ignatius Heru Wihardono, Pastor Pembantu RD R. Eeng Gunawan, serta Pastor Pembantu RD Antonius Garbito Pamboaji yang telah mendukung kami Panitia PGPPSFAB, sehingga kami dapat berkarya dalam tugas yang telah dipercayakan. Proficiat! (Susunan Pemenang dapat dilihat pada Surat Penetapan Pemenang) Swara Wilbond
Seputar Paroki
PERAYAAN NATAL KEUSKUPAN BOGOR
Senin, 27 Desember 2010
Senin, 27 Desember 2010
Perayaan Natal se-Keuskupan Bogor tahun 2010 ini bertempat di ruang Aula St Fransiscus Assisi Sukasari. Perayaan Natal Tahun ini bertemakan “ Terang kristus Mempersatukan kita Semua “. Perayaan yang dihadiri oleh ± 600 tamu yang berasal dari umat, biarawan dan biarawati se- keuskupan Bogor dimulai pukul 18.00 WIB. Acara diawali dengan tarian pembuka yakni tari Jaipong dari Bondongan, dilanjutkan paduan suara dari Mudika St. Fransiscus Assisi Sukasari. Acara selanjutnya Sambutan dari Bapak Uskup Mikael Cosmas Angkur sekaligus sebagai ucapan selamat datang pada para tamu undangan yang hadir. Dalam sambutannya Bapak Uskup menekankan Umat / kita sebagai satu keluarga dalam naunganNya, dan kristus sebagai juru selamat Kita terus selalu mempersatukan Kita. Pada tahun 2012 nantinya diharapkan gereja kita sudah menjadi gereja yang mandiri. Termasuk keuskupan Bogor yang nantinya berstatus hirarki. Hal ini sudah mulai dicanangkan pada konggres SAGKI beberapa waktu yang lalu. Selain itu Bapak Uskup juga mengajak kita untuk mewartakan berita sukacita untuk orang lain, tidak hanya umat seiman, tapi juga antar umat beragama lain. Kita juga diajak untuk bersilaturahmi dan berdialog untuk kebersamaan semua, baik itu dialog dengan umat yang kekurangan, dialog inter umat beragama maupun dialog antar umat beragama. Gereja menghargai pola hidup dan pola pikir umat menggereja. Dalam penutupnya Bapak Uskup mengucapkan terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah datang pada acara perayaan Natal tahun ini.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan persembahan lagu Mars Kota Bogor yang kembali dibawakan oleh Mudika St Fransiscus Asssisi Sukasari, dilanjutkan dengan pembacaan sambutan dari Bapak Wali Kota Bogor yang diwakili oleh pejabat setempat. Dalam sambutannya Bapak Wali Kota menulis pentingnya membangun solidaritas dan kesetiakawanan dalam umat beragama mengingat semakin banyaknya persoalan-persoalanya ada sekarang ini. Selanjutnya Bapak Wali kota juga menekankan perlunya umat menumbuhkembangakan solidaritas social yang ada yang menyangkut kepentingan antar umat Beragama. Acara kembali diisi hiburan paduan suara dari Mudika, gerak lagu dari BIA Wilayah Suryakencana dan Persembahan beberapa lagu dengan iringan music angklung dari umat Wilayah Tajur. Acara kemudian ditutup dengan silaturahmi bersama antara Bapak Uskup, Para Pastor, Suster dan seluruh umat yang hadir dilanjutkan dengan makan malam bersama. AAS
Seputar Paroki
NATAL GAYA BIA
Perhatian akan Bina Iman Anak cukup baik, walaupun timbul pada saat tertentu. Seperti natal BIA, umat cukup perhatian untuk membawa putera-puterinya dari yang masih bayi sampai diatas balita. Semua ingin bertemu dengan bayi Yesus yang ada di palungan. Banyaknya umat yang hadir cukup membuat perhatian bagi kakak pendamping yang cukup repot menjelaskan untuk para orang tua agar lebih tertib.
Acara yang menarik dimulai dengan tarian anak-anak TK Mardi Waluya membuka prosesi petugas liturgi. Dengan gaya yang lincah, girly, dan sangat menarik membuat para orang tuanya yang hadir juga ikut repot menjadi photografer profesional. Suasana yang cukup tenang dan suara anak-anak yang bergembira dan gaya Romo Heru yang humoris membuat anak-anak dapat mengikuti liturgi Ekaristi dengan sabar.
Acara yang berdurasi cukup panjang tidak membuat anak-anak lelah, berkat rohani diberika untuk anak-anak dan berkat jasmani sudah disiapkan oleh kakak pendamping. Anak-anak begitu gembira dengan goody bag yang menarik. Begitu sukacita ia mengambil bagiannya yang diberikan Yesus pada hari kelahirannya.
TQ Yesus kecil, TQ Romo, TQ kakak yang sudah membuat natalan begitu indah. (diar sanjaya)
Perhatian akan Bina Iman Anak cukup baik, walaupun timbul pada saat tertentu. Seperti natal BIA, umat cukup perhatian untuk membawa putera-puterinya dari yang masih bayi sampai diatas balita. Semua ingin bertemu dengan bayi Yesus yang ada di palungan. Banyaknya umat yang hadir cukup membuat perhatian bagi kakak pendamping yang cukup repot menjelaskan untuk para orang tua agar lebih tertib.
Acara yang menarik dimulai dengan tarian anak-anak TK Mardi Waluya membuka prosesi petugas liturgi. Dengan gaya yang lincah, girly, dan sangat menarik membuat para orang tuanya yang hadir juga ikut repot menjadi photografer profesional. Suasana yang cukup tenang dan suara anak-anak yang bergembira dan gaya Romo Heru yang humoris membuat anak-anak dapat mengikuti liturgi Ekaristi dengan sabar.
Acara yang berdurasi cukup panjang tidak membuat anak-anak lelah, berkat rohani diberika untuk anak-anak dan berkat jasmani sudah disiapkan oleh kakak pendamping. Anak-anak begitu gembira dengan goody bag yang menarik. Begitu sukacita ia mengambil bagiannya yang diberikan Yesus pada hari kelahirannya.
TQ Yesus kecil, TQ Romo, TQ kakak yang sudah membuat natalan begitu indah. (diar sanjaya)
Sebaiknya Anda Tahu
Sejarah Hari Valentine
Valentine’s Day yang jatuh pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih merayakan cintanya. Hal ini berlaku di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Setiap tanggal 14 Februari, rata-rata kaum muda dan tua ikut merayakan hari ini dengan meluangkan waktu berkualitas bersama pasangan tercinta.
Simbol modern Valentine adalah bentuk hati (love) dan gambar Cupid atau malaikat anak-anak bersayap yang dapat menembakkan panah cinta ke manusia. Saat ini, Valentine’s Day diasosiasikan dengan kencan, pesta, dan saling bertukar hadiah, coklat, bunga, atau kartu.
Menurut Wikipedia, Asosiasi Kartu Ucapan AS memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua yang melibatkan pengiriman kartu ucapan setelah Natal. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanita lah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu Valentine.
Seiring berjalannya waktu, tradisi bertukar kartu diperluas dengan pemberian hadiah. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980an, industri berlian mulai mempromosikan Valentine’s Day sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebenarnya bagaimana asal-usul perayaan Valentine’s Day itu sendiri? Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para ahli sejarah tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai Valentine’s Day. Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Valentine’s Day ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi.
Tradisi merayakan Valentine dapat ditelusuri lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Yunani dan Romawi Kuno. Di Yunani, hubungan antara pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulu kala. Menurut kalender Yunani kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Sementara itu sejarah Romawi kuno menyebutkan bahwa 15 Februari adalah puncak perayaan hari raya Lupercalia (Feast of Lupercalia), sebuah perayaan untuk menghormati Lupercus, dewa kesuburan yang dilambangkan sebagai lelaki setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban domba kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jalan-jalan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka.
Sebuah versi yang berbeda juga menyatakan bahwa perayaan Lupercalia berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk dewi bernama Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasih pemuda yang memilihnya selama setahun penuh. Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda (bukannya pendeta) melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Valentine’s Day untuk Menghormati Santo Valentinus
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentinus yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:
- seorang pastur di Roma
- seorang uskup Interamna (modern Terni)
- seorang martir di provinsi Romawi Africa
Tiga orang tersebut dianggap meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi.
Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini, namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Jenazah Santo Valentinus sendiri diidentifikasikan sebagai sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma. Jenazah tersebut Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada Valentine’s Day. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Meski begitu, hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Perkembangan Tradisi Valentine’s Day di Inggris
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis dituangkan pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa tanggal 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris Pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”) bahwa
For this was sent on Seynt Valentyne’s day
(“Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus”)
Whan every foul cometh ther to choose his mate
(“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)
Pada jaman itu, sudah lazim bagi para pencinta untuk bertukar catatan dan memanggil pasangan mereka dengan sebutan “my Valentine”. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi naskah British Library di London. Banyak legenda-legenda mengenai Santo Valentinus yang diciptakan pada jaman ini. Berikut ini sebagian dari legenda tersebut:
Kaisar Claudius II yang memerintah Roma memen-jarakan Santo Valentinus karena menyebarkan agama Katolik dan menolak menyembah dewa-dewi Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentinus lalu menulis surat dukungan dan bunga dan menaruhnya di terali penjaranya
Santo Valentinus di penjara berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan catuh cinta kepadanya. Sore hari sebelum Santo Valentinus akan dihukum mati sebagai martir (syuhada) karena membela agama Katolik, ia menulis sebuah pernyataan cinta yang diberikannya kepada putri sipir penjara itu. Di dalam pernyataan cinta tersebtu tertulis “Dari Valentinusmu”.
Serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, karena tentara yang bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan perang dibanding mereka yang menikah. Santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka, sampai ia ketahuan dan dijatuhi hukuman gantung. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M. Baru pada tahun 496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentinus.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan gugurnya Santo Valentinus sebagai martir.
Valentine’s Day di Era modern
Valentine’s Day kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di abad ke-19, Kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan Kerajaan inggris ini kemudian diimpor oleh daerah koloninya di Amerika Utara. Di Amerika Serikat, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828-1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima.
Tradisi Hari Valentine di negara-negara non-Barat
Di Jepang, Valentine’s Day dirayakan berkat industri yang lihai dalam melakukan pemasaran secara besar-besaran, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi permen coklat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor.
Para wanita memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai Girichoko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (coklat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, diciptakanlah sebuah hari balasan yang disebut White Day. Pada hari ini (tanggal 14 Maret), pria yang sudah mendapat coklat pada Valentine’s Day diharapkan memberi sesuatu kembali ke si wanita.
Di Taiwan, sebagai tambahan dari Valentine’s Day dan White Day, masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari ini jika ditilik dari fungsinya. Namanya adalah Qi Xi atau “Hari Raya Anak Perempuan”. Hari ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut kalender Tionghoa. (niq) Dari berbagai sumber, www.hanyawanita.com
Valentine’s Day yang jatuh pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih merayakan cintanya. Hal ini berlaku di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Setiap tanggal 14 Februari, rata-rata kaum muda dan tua ikut merayakan hari ini dengan meluangkan waktu berkualitas bersama pasangan tercinta.
Simbol modern Valentine adalah bentuk hati (love) dan gambar Cupid atau malaikat anak-anak bersayap yang dapat menembakkan panah cinta ke manusia. Saat ini, Valentine’s Day diasosiasikan dengan kencan, pesta, dan saling bertukar hadiah, coklat, bunga, atau kartu.
Menurut Wikipedia, Asosiasi Kartu Ucapan AS memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua yang melibatkan pengiriman kartu ucapan setelah Natal. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanita lah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu Valentine.
Seiring berjalannya waktu, tradisi bertukar kartu diperluas dengan pemberian hadiah. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980an, industri berlian mulai mempromosikan Valentine’s Day sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebenarnya bagaimana asal-usul perayaan Valentine’s Day itu sendiri? Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para ahli sejarah tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai Valentine’s Day. Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Valentine’s Day ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi.
Tradisi merayakan Valentine dapat ditelusuri lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Yunani dan Romawi Kuno. Di Yunani, hubungan antara pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulu kala. Menurut kalender Yunani kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Sementara itu sejarah Romawi kuno menyebutkan bahwa 15 Februari adalah puncak perayaan hari raya Lupercalia (Feast of Lupercalia), sebuah perayaan untuk menghormati Lupercus, dewa kesuburan yang dilambangkan sebagai lelaki setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban domba kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jalan-jalan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka.
Sebuah versi yang berbeda juga menyatakan bahwa perayaan Lupercalia berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk dewi bernama Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasih pemuda yang memilihnya selama setahun penuh. Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda (bukannya pendeta) melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Valentine’s Day untuk Menghormati Santo Valentinus
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentinus yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:
- seorang pastur di Roma
- seorang uskup Interamna (modern Terni)
- seorang martir di provinsi Romawi Africa
Tiga orang tersebut dianggap meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi.
Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini, namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Jenazah Santo Valentinus sendiri diidentifikasikan sebagai sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma. Jenazah tersebut Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada Valentine’s Day. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Meski begitu, hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Perkembangan Tradisi Valentine’s Day di Inggris
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis dituangkan pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa tanggal 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris Pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”) bahwa
For this was sent on Seynt Valentyne’s day
(“Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus”)
Whan every foul cometh ther to choose his mate
(“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)
Pada jaman itu, sudah lazim bagi para pencinta untuk bertukar catatan dan memanggil pasangan mereka dengan sebutan “my Valentine”. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi naskah British Library di London. Banyak legenda-legenda mengenai Santo Valentinus yang diciptakan pada jaman ini. Berikut ini sebagian dari legenda tersebut:
Kaisar Claudius II yang memerintah Roma memen-jarakan Santo Valentinus karena menyebarkan agama Katolik dan menolak menyembah dewa-dewi Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentinus lalu menulis surat dukungan dan bunga dan menaruhnya di terali penjaranya
Santo Valentinus di penjara berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan catuh cinta kepadanya. Sore hari sebelum Santo Valentinus akan dihukum mati sebagai martir (syuhada) karena membela agama Katolik, ia menulis sebuah pernyataan cinta yang diberikannya kepada putri sipir penjara itu. Di dalam pernyataan cinta tersebtu tertulis “Dari Valentinusmu”.
Serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, karena tentara yang bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan perang dibanding mereka yang menikah. Santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka, sampai ia ketahuan dan dijatuhi hukuman gantung. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M. Baru pada tahun 496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentinus.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan gugurnya Santo Valentinus sebagai martir.
Valentine’s Day di Era modern
Valentine’s Day kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di abad ke-19, Kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan Kerajaan inggris ini kemudian diimpor oleh daerah koloninya di Amerika Utara. Di Amerika Serikat, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828-1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima.
Tradisi Hari Valentine di negara-negara non-Barat
Di Jepang, Valentine’s Day dirayakan berkat industri yang lihai dalam melakukan pemasaran secara besar-besaran, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi permen coklat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor.
Para wanita memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai Girichoko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (coklat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, diciptakanlah sebuah hari balasan yang disebut White Day. Pada hari ini (tanggal 14 Maret), pria yang sudah mendapat coklat pada Valentine’s Day diharapkan memberi sesuatu kembali ke si wanita.
Di Taiwan, sebagai tambahan dari Valentine’s Day dan White Day, masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari ini jika ditilik dari fungsinya. Namanya adalah Qi Xi atau “Hari Raya Anak Perempuan”. Hari ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut kalender Tionghoa. (niq) Dari berbagai sumber, www.hanyawanita.com
Renungan
Mari Tuhan
HARI Itu malam telah larut dan kami sekeluarga terlelap dalam tidur. Tetapi keadaan yang dirasakan tidak seperti malam biasanya. Adikku yang laki-laki telah memarkir motornya seperti biasa, dekat dengan anjing kami, Dogi. Dua ekor anjing lain berada di halaman terantai di depan kandangnya. Mereka tiga ekor anjing kami yang malam itu sedang berjaga.
Kira-kira pukukl 02.00 pagi masing-masing anjing kami menyalak. Kali ini mereka menyalak begitu keras. Sepertinya ada yang tak beres. Dan dugaan itu benar. Saat itu ada tiga orang yang sedang mengendap-endap di sekitar pagar halaman rumah kami.
Seorang dari mereka melempar sekerat daging ayam goreng yang sudah dilumuri racun potasium. Karena Dogi tak mengira akan bahaya yang sedang mengancam, dia langsung menyantap daging yang beracun tadi. Tak berselang 5 menit Dogi menggelepar-gelepar, lalu mati.
Adikku, Menik, terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh di luar rumah, Ia lalu melihat-lihat sekitar halaman dari balik tirai kaca ruang tamu dan kemudian menuju kamar ibu dan bapak, “Bu,” katanya, “ada orang di luar dan Dogi mati.”
Suasana dalam rumah menjadi gempar. Tak kami sangka ternyata ada pencuri yang sudah datang hendak melakukan aktifitasnya waktu itu. Namun usaha mereka tak lagi membuahkan hasil berkat Dogi yang kemudian sudah menjadi seonggok bangkai yang tak berguna.
Dari kejadian yang sudah aku alami aku dapat menarik kesimpulan bahwa akan demikian pula Tuhan datang menuntut tanggung jawab kita, walau sesungguhnya Ia bukan seorang pencuri.
Kita tak dapat menentukan kapan Tuhan akan datang. Ia akan mencari dan menunggu saat yang terbaik bagi-Nya untuk setiap waktu kita seperti pencuri yang sudah aku ceritakan. Dan kita tak bisa menolak kehadiran Tuhan yang selalu dapat datang di setiap waktu kita.
Banyak berdoa hanya kepada-Nya dan berbuat baik bagi sesama adalah usaha kita lepas dari pikiran dan perbuatan yang tak diridhoi Tuhan. Dan berbuat baik bagi sesama adalah takaran agar tetap kita bertanggung jawab. Banyak perbuatan dan pikiran yang baik itu dikerjakan bagi sesama misalnya, di rumah anak menjadi orang yang paling bertanggung jawab akan orang tuanya, di sekolah anak dapat menjadi seorang murid yang membanggakan teman murid lain, gurunya juga institusi tempat dia belajar, di masyarakat anak dapat menjadi figur yang selalu rendah hati, dan pada masa dewasa anak dapat menjadi contoh teladan sebagai seorang yang dapat membahagiakan sesama teman kerja dan pemimpinnya. Banyak karya yang dapat kita kerjakan akan tuntutan perbuatan baik itu.
Dan jika kita sudah merasa senang pada diri kita, niscaya Tuhan pun akan merasa senang memperhatikan kita dan inilah cara kita menunggu saat yang baik bagi Tuhan.
Usaha dan upaya banyak berdoa adalah suatu ajakan karena kita tak lagi mampu berbuat baik sendirinya. Tuhan adalah sumber utama kebaikan itu. Jika kita sudah berani berkomitmen pada diri sendiri dalam doa kita kepada Tuhan, pasti kuasa kasih-Nya akan menyertai kita. Jadi sekarang, tunggulah saat yang baik bagi kita untuk Tuhan kemudian berani mempertanggung jawabkan segala sesuatunya tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada sesama dan Tuhan. (Ipung)
HARI Itu malam telah larut dan kami sekeluarga terlelap dalam tidur. Tetapi keadaan yang dirasakan tidak seperti malam biasanya. Adikku yang laki-laki telah memarkir motornya seperti biasa, dekat dengan anjing kami, Dogi. Dua ekor anjing lain berada di halaman terantai di depan kandangnya. Mereka tiga ekor anjing kami yang malam itu sedang berjaga.
Kira-kira pukukl 02.00 pagi masing-masing anjing kami menyalak. Kali ini mereka menyalak begitu keras. Sepertinya ada yang tak beres. Dan dugaan itu benar. Saat itu ada tiga orang yang sedang mengendap-endap di sekitar pagar halaman rumah kami.
Seorang dari mereka melempar sekerat daging ayam goreng yang sudah dilumuri racun potasium. Karena Dogi tak mengira akan bahaya yang sedang mengancam, dia langsung menyantap daging yang beracun tadi. Tak berselang 5 menit Dogi menggelepar-gelepar, lalu mati.
Adikku, Menik, terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh di luar rumah, Ia lalu melihat-lihat sekitar halaman dari balik tirai kaca ruang tamu dan kemudian menuju kamar ibu dan bapak, “Bu,” katanya, “ada orang di luar dan Dogi mati.”
Suasana dalam rumah menjadi gempar. Tak kami sangka ternyata ada pencuri yang sudah datang hendak melakukan aktifitasnya waktu itu. Namun usaha mereka tak lagi membuahkan hasil berkat Dogi yang kemudian sudah menjadi seonggok bangkai yang tak berguna.
Dari kejadian yang sudah aku alami aku dapat menarik kesimpulan bahwa akan demikian pula Tuhan datang menuntut tanggung jawab kita, walau sesungguhnya Ia bukan seorang pencuri.
Kita tak dapat menentukan kapan Tuhan akan datang. Ia akan mencari dan menunggu saat yang terbaik bagi-Nya untuk setiap waktu kita seperti pencuri yang sudah aku ceritakan. Dan kita tak bisa menolak kehadiran Tuhan yang selalu dapat datang di setiap waktu kita.
Banyak berdoa hanya kepada-Nya dan berbuat baik bagi sesama adalah usaha kita lepas dari pikiran dan perbuatan yang tak diridhoi Tuhan. Dan berbuat baik bagi sesama adalah takaran agar tetap kita bertanggung jawab. Banyak perbuatan dan pikiran yang baik itu dikerjakan bagi sesama misalnya, di rumah anak menjadi orang yang paling bertanggung jawab akan orang tuanya, di sekolah anak dapat menjadi seorang murid yang membanggakan teman murid lain, gurunya juga institusi tempat dia belajar, di masyarakat anak dapat menjadi figur yang selalu rendah hati, dan pada masa dewasa anak dapat menjadi contoh teladan sebagai seorang yang dapat membahagiakan sesama teman kerja dan pemimpinnya. Banyak karya yang dapat kita kerjakan akan tuntutan perbuatan baik itu.
Dan jika kita sudah merasa senang pada diri kita, niscaya Tuhan pun akan merasa senang memperhatikan kita dan inilah cara kita menunggu saat yang baik bagi Tuhan.
Usaha dan upaya banyak berdoa adalah suatu ajakan karena kita tak lagi mampu berbuat baik sendirinya. Tuhan adalah sumber utama kebaikan itu. Jika kita sudah berani berkomitmen pada diri sendiri dalam doa kita kepada Tuhan, pasti kuasa kasih-Nya akan menyertai kita. Jadi sekarang, tunggulah saat yang baik bagi kita untuk Tuhan kemudian berani mempertanggung jawabkan segala sesuatunya tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada sesama dan Tuhan. (Ipung)
Terminal Puisi
Kunanti Hari Minggu-Mu
Aku selalu menghitung waktu, ... sehari, seminggu, sebulan dan juga setahun.
Suatu hari kuhitung waktu untuk hari Minggu hingga berikutnya, agar aku selalu dapat memuliakan-Mu dalam karya kecil ini.
Kuhitung hari demi hari menanti hari Minggu.
Saat aku harus menjumpai-Mu dalam rupa hosti suci.
Sudah banyak hari-Mu yang kulalui, namun saat yang terbaik itu cuma hari Minggu.
Seperti pengharapan para nabi akan kedatangan-Mu.
Dan aku pun rindu menanti ...
Ingin kujumpai Engkau di altar suci-Mu dan aku harus menanti saat itu yang baik. (Ipung)
Laporan AAP
LAPORAN AKSI ADVENT PEMBANGUNAN 2010 PAROKI ST. FRANSISKUS ASISI SUKASARI
· Total Penerimaan Rp. 50.328.200 + RM 19
· Total Pengeluaran Rp. 58.331.000 ( 350 KK )
v Kekurangan dana APP sebesar Rp. 8.002.800 ditutup oleh PSE PAROKI
v Jumlah amplop AAP 2010 yang disebarkan 2200 pes
v Jumlah amplop AAP 2010 yang kembali 635 pes
· Paket NATAL 2010 yang dibagikan berupa: Paket sembako ( beras, gula pasir, minyak goreng, dan mie instan) dan amplop berisi uang sebesar Rp. 150.000,- dibagikan kepada 350 keluarga yang membutuhkan (Umat Paroki Sukasari), pada hari Sabtu tanggal 18 Desember 2010
· Kelebihan sembako telah disumbangkan kepada Seminari Stela Maris, Panti Wredha Hanna, Nofisiat SFS , dan SSV St. Fransiskus Asisi Sukasari
· Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi anda sekalian. Tuhan Memberkati
PSE PAROKI ST. FRANSISKUS ASISI-SUKASARI
· Total Penerimaan Rp. 50.328.200 + RM 19
· Total Pengeluaran Rp. 58.331.000 ( 350 KK )
v Kekurangan dana APP sebesar Rp. 8.002.800 ditutup oleh PSE PAROKI
v Jumlah amplop AAP 2010 yang disebarkan 2200 pes
v Jumlah amplop AAP 2010 yang kembali 635 pes
· Paket NATAL 2010 yang dibagikan berupa: Paket sembako ( beras, gula pasir, minyak goreng, dan mie instan) dan amplop berisi uang sebesar Rp. 150.000,- dibagikan kepada 350 keluarga yang membutuhkan (Umat Paroki Sukasari), pada hari Sabtu tanggal 18 Desember 2010
· Kelebihan sembako telah disumbangkan kepada Seminari Stela Maris, Panti Wredha Hanna, Nofisiat SFS , dan SSV St. Fransiskus Asisi Sukasari
· Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi anda sekalian. Tuhan Memberkati
PSE PAROKI ST. FRANSISKUS ASISI-SUKASARI
Info Paroki
Baptis Dewasa :
22/12/2010 :
Alexander Dennis Chandra (anak kel. Alie Chandra – Jl. Batutulis 41 Bogor)
Alfonsus Hardi Faizal (anak kel. A. Fauzie – KP. Cimanglid RT.5/2 Bogor)
Aloysius Arthur Alexander Lim (anak kel. I.F.X. Sukianto Halim – Jl. Sedap Malam II/6 Bogor)
Ana Maria Rusti Setianingrum (anak kel. (alm.) Seger Dukri – Jl. Layung Sari II BLK 14 Bogor)
Angelica Tissia Handres (anak kel. William Handres – Kp. Cincau 18 Bogor)
Antonia Chealsea Alexsandra (anak kel. Hariyanto – Jl. Layung Sari II BLK 17 Bogor)
Antonius Heri Setiawan (anak kel. Hariyanto – Jl. Layung Sari II BLK 17 Bogor)
Aurelia Yanni (anak kel. Suhandi – Jl. Roda 59 RT.02/06 Bogor)
Bernadette Esther Indraritna W. (anak kel. Watma Kamadjaya W. – Jl. Pahlawan 144 BLK B-6 Bogor)
Bernardus Hendra Nataprawira (anak kel. Tan Siauw Hoan – Jl. Pahlawan 144 BLK B-6 Bogor)
Christian Frederick Hermawan (anak kel. Arif Hermawan – La Vanoise Cillage F19 Sentul City)
Dionysius Dennis Parmana (anak kel. Parman – Jl. Sukamulya II 22 Bogor)
Fransisca Xaveria Dian Christanti (anak kel. Tan Han Fong – Jl. Alamanda 131-132 Rancamaya Bogor)
Fransiska Nina Febrianti (anak kel. (alm.) Suwarjo – Kp. Birna Sari RT.4/4 1 Bogor)
Gregorius Firyanto (anak kel. Toni Haryanto – Jl. Sukamulya II 50 Bogor)
Kornelius Teddy (anak kel. The Ang Bie – Kp. Cincau RT.04/09 Bogor)
Maria Yulianti (anak kel. Hidayat – Jl. Kebon Pala 2 RT.2/11 Bogor)
Maria Faustina Noviyanthi (anak kel. (alm.) Amir Setiawan – Jl. Mekar Jaya II/ 11 Bogor)
Maria Yosefa Merly Merly Lucia Lukman (anak kel. Lukman Hakim – Gardu Tinggi 53 RT.3/4 Bogor)
Maximilian William Randy Suryajaya (anak kel. F.X. Suparman – Jl. Pancasan 26 Bogor)
Michael Alexander Hermawan (anak kel. Arif Hermawan – La Vanoise Village F19 Sentul City)
Michele Clarissa Hermawan (anak kel. Arif Hermawan – La Vanoise Village F19 Sentul City)
Nicola Iglesias Julianto (anak kel. Kanisius Eduardus Christian Julianto – Sukasari II 6B Bogor)
Teoderikus Yoel Aditya Suryadi (anak kel. (alm.) Stefanus Antonius Lily Suryadi (Kp. Gudang 2 RT.01/07 Bogor)Theresia Anisa Ayu Pratama (anak kel. Samida – Jl. Raya Wangun Komp. Kehutanan)
Timotius Desmond Cato Krisyudho (anak kel. Yuli Kristiatmoko (Jl. Pahlawan Gg. Apu 24 Bogor)
Valeria Kenlis Aprilianti (anak kel. Suparto Solihin – Jl. Kentang Pondok Udik 5)
Vincentia Desthiani (anak kel. (alm.) Ayito Sanjaya – Lingkungan Kayu Manis 17 RT.2/4)
Vincentius Kurniadi (anak kel. (alm.) Djamaludin – Jl. Layung Sari III Gg. Kenanga)
Vincentius Tommy (anak kel. Asep – Sindang Resmi 9 RT.2/8)
Yohanes Henry Kurniawan (anak kel. (alm.) Then Tjit Moij – Jl. Lebak Siliwangi 51 RT.01/02)
Yosef Raymond (anak kel. Yacobus Simon – Jl. Siliwangi 21A Bogor)
Yosefina Putri Yuliana (anak kel. J. Boy Nazaruddin – Kelurahan Rangga Mekar 16)
Yosep Hariyanto (anak kel. (alm.) Tjioe Tjoan Kian)
Pemberkatan Perkawinan:
22/12/2011 : Jared M. Caseebeer dengan Maria Althea Prieska Handiniputri Asikin
09/01/2011 : Antonius Ariyanto Dwi Prasetya dengan Vinsensa Raphaela Noventi Sunarya
Berita Duka :
18/01/2011 : Yusuf Gojali Suhandy (83 thn) dari Jl. Layung Sari
Dikremasi pada tgl. 20/01/2011 di Oasis
22/12/2010 :
Alexander Dennis Chandra (anak kel. Alie Chandra – Jl. Batutulis 41 Bogor)
Alfonsus Hardi Faizal (anak kel. A. Fauzie – KP. Cimanglid RT.5/2 Bogor)
Aloysius Arthur Alexander Lim (anak kel. I.F.X. Sukianto Halim – Jl. Sedap Malam II/6 Bogor)
Ana Maria Rusti Setianingrum (anak kel. (alm.) Seger Dukri – Jl. Layung Sari II BLK 14 Bogor)
Angelica Tissia Handres (anak kel. William Handres – Kp. Cincau 18 Bogor)
Antonia Chealsea Alexsandra (anak kel. Hariyanto – Jl. Layung Sari II BLK 17 Bogor)
Antonius Heri Setiawan (anak kel. Hariyanto – Jl. Layung Sari II BLK 17 Bogor)
Aurelia Yanni (anak kel. Suhandi – Jl. Roda 59 RT.02/06 Bogor)
Bernadette Esther Indraritna W. (anak kel. Watma Kamadjaya W. – Jl. Pahlawan 144 BLK B-6 Bogor)
Bernardus Hendra Nataprawira (anak kel. Tan Siauw Hoan – Jl. Pahlawan 144 BLK B-6 Bogor)
Christian Frederick Hermawan (anak kel. Arif Hermawan – La Vanoise Cillage F19 Sentul City)
Dionysius Dennis Parmana (anak kel. Parman – Jl. Sukamulya II 22 Bogor)
Fransisca Xaveria Dian Christanti (anak kel. Tan Han Fong – Jl. Alamanda 131-132 Rancamaya Bogor)
Fransiska Nina Febrianti (anak kel. (alm.) Suwarjo – Kp. Birna Sari RT.4/4 1 Bogor)
Gregorius Firyanto (anak kel. Toni Haryanto – Jl. Sukamulya II 50 Bogor)
Kornelius Teddy (anak kel. The Ang Bie – Kp. Cincau RT.04/09 Bogor)
Maria Yulianti (anak kel. Hidayat – Jl. Kebon Pala 2 RT.2/11 Bogor)
Maria Faustina Noviyanthi (anak kel. (alm.) Amir Setiawan – Jl. Mekar Jaya II/ 11 Bogor)
Maria Yosefa Merly Merly Lucia Lukman (anak kel. Lukman Hakim – Gardu Tinggi 53 RT.3/4 Bogor)
Maximilian William Randy Suryajaya (anak kel. F.X. Suparman – Jl. Pancasan 26 Bogor)
Michael Alexander Hermawan (anak kel. Arif Hermawan – La Vanoise Village F19 Sentul City)
Michele Clarissa Hermawan (anak kel. Arif Hermawan – La Vanoise Village F19 Sentul City)
Nicola Iglesias Julianto (anak kel. Kanisius Eduardus Christian Julianto – Sukasari II 6B Bogor)
Teoderikus Yoel Aditya Suryadi (anak kel. (alm.) Stefanus Antonius Lily Suryadi (Kp. Gudang 2 RT.01/07 Bogor)Theresia Anisa Ayu Pratama (anak kel. Samida – Jl. Raya Wangun Komp. Kehutanan)
Timotius Desmond Cato Krisyudho (anak kel. Yuli Kristiatmoko (Jl. Pahlawan Gg. Apu 24 Bogor)
Valeria Kenlis Aprilianti (anak kel. Suparto Solihin – Jl. Kentang Pondok Udik 5)
Vincentia Desthiani (anak kel. (alm.) Ayito Sanjaya – Lingkungan Kayu Manis 17 RT.2/4)
Vincentius Kurniadi (anak kel. (alm.) Djamaludin – Jl. Layung Sari III Gg. Kenanga)
Vincentius Tommy (anak kel. Asep – Sindang Resmi 9 RT.2/8)
Yohanes Henry Kurniawan (anak kel. (alm.) Then Tjit Moij – Jl. Lebak Siliwangi 51 RT.01/02)
Yosef Raymond (anak kel. Yacobus Simon – Jl. Siliwangi 21A Bogor)
Yosefina Putri Yuliana (anak kel. J. Boy Nazaruddin – Kelurahan Rangga Mekar 16)
Yosep Hariyanto (anak kel. (alm.) Tjioe Tjoan Kian)
Pemberkatan Perkawinan:
22/12/2011 : Jared M. Caseebeer dengan Maria Althea Prieska Handiniputri Asikin
09/01/2011 : Antonius Ariyanto Dwi Prasetya dengan Vinsensa Raphaela Noventi Sunarya
Berita Duka :
18/01/2011 : Yusuf Gojali Suhandy (83 thn) dari Jl. Layung Sari
Dikremasi pada tgl. 20/01/2011 di Oasis
Kalender Liturgi Februari 2011
Ujud Umum : Semoga negara-negara di Amerika Latin berjalan dalam kesetiaan kepada Injil, serta berkembang dalam keadilan dan perdamaian.
Ujud Misi : Semoga Roh Kudus menerangi dan menguatkan kaum Kristiani di mana pun berada, terlebih yang sedang mengalami penganiayaan dan diskriminasi karena Injil.
Ujud Gereja Indonesia : Semoga niat baik dan upaya tulus banyak pihak untuk merengkuh para penderita down syndrome sebagai bagian dari keluarga manusia semakin diteguhkan.
Selasa, 1 Maret 2011 : Sir. 35:1-12; Mrk. 10:28-31; 1Kor 15:20-34
Rabu, 2 Maret 2011 : Sir. 36:1,4-5a,10-17; Mrk. 10:32-45; 1Kor. 15:35-58
Kamis, 3 Maret 2011 :Sir. 42:15-25; Mrk. 10:46-52; 1Kor. 16:1-24
Jumat, 4 Maret 2011 : Sir. 44:1,9-12; Mrk. 11:11-26; Yak. 1:1-18
Sabtu, 5 Maret 2011 : Sir. 51:12-20; Mrk. 11:27-33; Yak. 1:19-27
Minggu, 6 Maret 2011 : Hari Minggu Biasa IX Ul.11:18,26-28,32; Rm. 3:21-25a,28; Mat. 7:21-27; Yak.1:1-18
Senin, 7 Maret 2011 : Pw S. Perpetua dan Felisitas, Mrt Tb. 1:1a,3;2: Ib-8; Mrk. 12:1-12; Yak. 2:14-26
Selasa, 8 Maret 2011 : Tb. 2:9-14; Mrk. 12:13-17; Yak. 3:1-12
Rabu, 9 Maret 2011 : HARI RABU ABU Puasa dan Pantang. Yl. 2:12-18; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18; Yes. 58:1-14
Kamis, 10 Maret 2011 : Ul. 30:15-20; Luk. 9:22-25; Ul. 1:1.6-18
Jumat, 11 Maret 2011 : Yes. 58:1-9a; Mat. 9:14-15; Ul. 4:1-8,32-40
Sabtu, 12 Maret 2011 : Yes. 58:9b-14; Luk. 5:27-32; Ul. 5:1-22
Minggu, 13 Maret 2011 : HARI MINGGU PRAPASKAH I Kej. 2:7-9;3:1-7; Rm. 5:12-19 (Rm. 5:12,17-19), Mat. 4:1-11; Ul. 6:4-25
Senin, 14 Maret 2011 : Im. 19:1-2,11-18; Mat. 25:31-36; Ul. 7:6-14; 8:1-6
Selasa, 15 Maret 2011 : Yes. 55:10-11; Mat. 6:7-15; Ul. 9:7-24,25-29
Rabu, 16 Maret 2011 : Yun. 32:1-10; Luk. 11:29-32; Ul. 10:12-11:7,26-28
Kamis, 17 Maret 2011 : Est. 4:10a,10c-12,17-19; Mat. 7:7-12; Ul/ 12:1-14
Jumat, 18 Maret 2011 : Yeh. 18:21-28; Mat. 5:20-26; Ul. 15:1-18
Sabtu, 19 Maret 2011 : HARI RAYA S. YUSUF, SUAMI SP. MARIA 2Sam. 7:4-5a, 12-14a, 16; Rm. 4:13, 16-18,22; Mat.1:16, 18-21, 24a atau Luk. 2:41-51al Ibr. 11:1-16
Minggu, 20 Maret 2011 : HARI MINGGU PRAPASKAH II Kej. 12:1-4a; 2Tim. 1:8b-10; Mat. 17:1-9; Ul. 18:1-22
Senin, 21 Maret 2011 : Dan. 9:9:4b-10; Luk. 6:36-38; Ul. 24:1-25:4
Selasa, 22 Maret 2011 : Yes. 1:10,16-20; Mat. 23:1-12; Ul. 26:1-19
Rabu, 23 Maret 2011 : Yer. 18:18-20; Mat. 20:17-28; Ul. 29:2-6,10-29
Kamis, 24 Maret 2011 : Yer. 17:5-10; Luk. 16:19-31; Ul. 30:1-20
Jumat, 25 Maret 2011 : HARI RAYA KABAR SUKACITA Yes. 7:10-14; Ibr. 10:4-10; Luk. 1:26-38; 1Taw. 17:1-15
Sabtu, 26 Maret 2011 : Mi. 7:14-15,18-20; Luk. 15:1-3,11-32; Ul. 32:48-52; 34:1-12
Minggu,27 Maret 2011 : HARI MINGGU PRAPASKAH III Kel. 17:3-7; Rm. 5:1-2,5-8; Yoh. 4:5-42 (Yoh. 4:5-15, 19b-26,39a,40-42); Ibr. 1:1-2:4
Senin, 28 Maret 2011 : 2Raj. 5:1-15a; Luk. 4:24-30; Ibr. 2:5-18
Selasa, 29 Maret 2011 : Dan. 3:25,34-43; Mat. 18:21-35; Ibr. 3:1-19
Rabu, 30 Maret 2011 :Ul. 4:1,5-9; Mat. 5:17-19; Ibr. 4:1-13
Kamis, 31 Maret 2011 : Yer. 7:23-28; Luk. 11:14-23; Ibr. 4:14-5:10
Sabtu, 05 Februari 2011
INFORMASI
Mohon maaf, blog ini belum dapat di update untuk sementara waktu. Harap maklum.
Langganan:
Postingan (Atom)