Hidup Baru Dalam Kristus Untuk Menghadapi Tahun 2012
Berbagai perubahan yang harus kita hadapi dewasa ini telah benar-benar menyadarkan kita bahwa kita adalah makhluk yang membuat sejarah, dibentuk oleh masa lalu dan untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Tantangan-tantangan yang kita hadapi menyadarkan kita akan kehidupan di luar diri kita dan keluarga kita. Masalah-masalah ekonomi, sosial, politik dan geopolitik modern menjelaskan bahwa segalanya saling berkaitan.
Sebagai umat Kristiani kita tidak bisa menghindar dari masalah atau tantangan yang ada di dalam hidup kita. Kita harus menghadapinya serta mengatasi segala masalah dan tantangan yang merintangi perjalanan hidup kita di dunia ini agar masa depan yang kita bentuk akan menjadi bertambah baik seiring bertambahnya usia kita, dan menjadi tahun yang penuh kebahagiaan, kedamaian, kesejahteraan yang berkenan dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Untuk itu kita dapat mengambil hikmah dan mengikuti ajakan serta teladan yang diberikan Saulus yang menjadi Paulus. Banyak guru rohani mendesakkan pertobatan dan pembangunan hidup. Tetapi tidak seorangpun menunjukkan keharusan ini begitu mendesak seperti Rasul Paulus, karena ia sendiri mengalami sentuhan Roh Kristus yang dahsyat itu. Ia bicara, dan mengajak atas dasar pengalaman pribadinya.
Paulus pernah hidup menurut paham darah daging, agama fanatik atas dasar kebangsaan sebagai orang Yahudi. Tetapi kemudian ia bertobat (lihat Kis 9:1-19a), ketika ia disergap, dikuasai oleh Kristus, yang memasukkan unsur salib dan kebangkitan Putera Allah, Penebus bagi segala bangsa. Cinta Kristus ini memesona pribadi Paulus yang dasar bercita-cita tinggi dan bersemangat menyala. Ia menyerahkan diri, seluruhnya direnggut, dijiwai, digerakkan dalam kebersatuan dengan Kristus. Paulus tahu apa artinya hidup baru dalam Kristus (lihat Ef 4:17-32). Ajaran Kristus itu bukan ilmu pengetahuan, tetapi paham yang meresapi kesadaran, hingga mengubah keyakinan manusia, yang mengarahkan roh dan pikiran menjadi manusia baru dalam Kristus. Ciptaan baru ini dibentuk “menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef 4:24). Ini pengalaman Paulus lagi setelah ia bertobat. Semua pikiran dan usaha sebelumnya yang tidak menuju Kristus dianggap kesia-siaan belaka, yang harus diganti dengan pikiran Kristus dan persatuan dengan hidup dan perbuatanNya.
Segala sesuatu di dunia ini tidak berarti lagi, kalau tidak diarahkan kepada yang di atas, yang dari kekal, yang abadi, seperti dinyatakan dalam diri Kristus, setelah bangkit dan duduk di sisi Bapa. Dari ketinggian pandangan ini Paulus mau memurnikan hidup, sikap dan perbuatan umatnya yang baru saja bertobat, mereka harus meninggalkan: “percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala” (Kol 3:5). Sebagai orang Kristiani dalam hidup baru, kita telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui, untuk itu kita diingatkan harus membuang serta meninggalkan semua kepalsuan, serta segala hawa amarah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor dan dusta. Sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kita diajak oleh Rasul Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Kolose untuk: kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran serta saling mengampuni. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kol 3:5-17). Pengalaman Rasul Paulus tersebut telah menyadarkan kita bahwa, seluruh arah hidup manusia harus bergerak menuju Kristus agar dapat memberikan kebahagiaan dan keselamatan sepenuhnya di dalam Dia.
SELAMAT TAHUN BARU 2012
Stefan Surya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^