Tahun Berganti, Harapan Baru Menanti
“12Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Roma 12: 12)
Tak terasa, bulan Januari kembali menghampiri dan satu tahun telah berlalu lagi. Berlalu dengan cepat, bahkan terlampau cepat rasanya bagiku. Ketika menjalani hari demi hari, rasanya ingin sekali melompat ke penghujung tahun dan segera menyambut tahun baru. Tapi, di setiap malam pergantian tahun, tak ingin rasanya cepat-cepat menutup tahun.
Hmm…rasanya, baru kemarin aku dan semua sepupuku berkumpul di rumah kakek untuk merayakan tahun baru, tak terasa waktu telah membawaku kembali pada hal yang sama. Ya, itulah kebiasaanku dan sembilan orang sepupuku di setiap malam pergantian tahun. Kami berkumpul di rumah kakek, mulai memasak di malam hari hingga makan malam bersama di tengah malam. Hal yang tak terlewatkan di setiap tahunnya, menjelang pukul 12 malam, kami bersiap-siap memasang kembang api, menyaksikan kembang api bertaburan di langit malam dan melewati malam pergantian tahun bersama.
Tak sampai di situ saja, acara yang ditunggu-tunggu semua sepupuku justru akan berlangsung setelah itu. Awalnya aku bingung, kenapa acara itu yang mereka tunggu-tunggu, padahal yang selalu kunanti hanya sampai menyaksikan kembang api. Namun nyatanya, rutinitas itu tak pernah tertinggal setiap tahunnya.
Sekitar pukul 2 dini hari di tanggal 1 Januari, kami selalu berkumpul di kamar tamu. Begitu pula yang terjadi di awal tahun baru kali ini. Mulailah Kak Dimas, kakak sepupuku, mengambil kotak kayu yang hanya dibuka di malam tahun baru. Dibagikannya kertas di dalam kotak itu berdasarkan nama kami masing-masing. Tak perlu menunggu lama, kertas pink yang tahun lalu aku isi dengan harapanku di tahun 2011 pun telah ada di genggamanku. Saat itulah, kami akan melihat apa saja yang telah berhasil kami wujudkan dan yang belum berhasil diwujudkan.
Setiap tahun, aku pasti tertawa ketika membuka kertas harapanku. Karena isinya tidak karuan dan jelas tak realistis. Begitu pula halnya ketika aku membuka kertas harapan 2011 milikku, “Menjadi miss world 2011, punya banyak uang untuk membeli rumah mewah, mobil, motor.” Hah... aku tak mengerti kenapa tahun lalu aku menulis itu di kertas harapanku. Mungkin hal itu masih memungkinkan, bila aku hobi mengikuti kontes kecantikan atau ajang semacamnya dan juga punya penghasilan untuk membeli rumah dan segala khayalku. Namun nyatanya, aku sama sekali tak pernah mengikuti ajang pemilihan apapun dan aku belum bekerja. Tapi, ada pula hal yang berhasil aku wujudkan, Index Prestasi kuliah yang sesuai harapanku. Namun, dari sekian banyak harapan, hanya itu yang berhasil aku raih. Lainnya, hanya canda dan kekonyolan yang tertera di kertas itu.
Saat itu, ada hal-hal yang membuatku berpikir lagi.
Kak Dimas, di kertas harapan 2011 miliknya, tercantum harapannya untuk bekerja di hotel ternama di Bali. Tak hanya sekedar bualan, sekarang ia telah memiliki posisi yang sangat baik di hotel tersebut.
Kak Lita, tahun lalu ia menulis keinginannya untuk melanjutkan pendidikan S2 di universitas idamannya. Sekarang, ia telah terdaftar sebagai mahasiswi di salah satu universitas negeri di Jakarta.
Begitu pula dengan adikku Cynthia, nilai rapot minimal 7,0 dan kini lebih dari itu, nilai 8,0 telah ada di genggamannya.
Malam itu, aku mulai berpikir, mungkin itu yang mereka inginkan. Tak hanya asal menulis, tetapi mewujudkan sesuatu dari sekedar harapan menjadi kenyataan. Aku pun semakin memahami, waktu takkan pernah terulang, detik, hari, tahun yang telah berlalu takkan pernah kembali. Yang tersisa tinggallah kenangan suka, duka, tawa, tangis yang pernah dilalui. Waktu memaksaku melangkah ke tahun yang baru, menuntutku memanfaatkan waktu yang ada, agar tak terbuang percuma. Hingga takkan ada lagi penyesalan di akhir tahun, hanyalah suka cita menyambut tahun berganti. Walau sedikit terlambat, tapi lebih baik aku pahami sekarang dari pada tak pernah aku resapi.
Biasanya, di tahun-tahun yang lalu, aku tak membutuhkan waktu lama untuk menguraikan harapan-harapan itu, namun kali ini aku membutuhkan waktu cukup lama untuk menuliskan harapanku untuk tahun 2012. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, kertas harapan 2012 yang kami buat di malam pergantian tahun akan kembali dimasukkan ke dalam kotak kayu dan akan kembali dibuka di malam pergantian tahun 2013.
Kali ini, aku pastikan telah menulis harapan untuk tahun 2012 dengan penuh keyakinan dan kesungguhan. Salah satunya, aku ingin sekali menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluargaku dan juga tak pernah absent dalam perayaan ekaristi. Memang bagiku cukup sulit dalam satu tahun penuh, selalu mengikuti perayaan ekaristi. Pasti ada saja beberapa kali yang aku lewatkan. Mungkin dengan mengubah pola pikirku dan menjadikan perayaan ekaristi sebagai suatu kebutuhan hidup, bukan sekedar kewajiban. Semoga saja itu dapat membantuku.
“ 6Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. 7Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun diatas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kolose 2 : 6-7). (LKH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^