Arti Ungkapan Persekutuan Para Kudus
Ungkapan ini menunjukkan terutama partisipasi umum seluruh anggota Gereja dalam hal-hal suci (sancta): iman, Sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi, karisma-karisma, dan anugerah-anugerah rohani lainnya. Akar persekutuan ini ialah cinta yang “tidak mencari keuntungan diri sendiri” (1Kor 13:5), tetapi mendorong umat beriman untuk “menempatkan segala sesuatu sebagai milik bersama” (Kis 4:32), juga memberikan barang-barang milik pribadi untuk mereka yang paling miskin.
Kemudian ungkapan ini juga menunjukkan persekutuan antara orang-orang kudus (sancti), yakni antara mereka yang berkat rahmat Allah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit. Beberapa di antara mereka masih berjuang di dunia ini; yang lainnya, setelah melewati hidup di dunia ini, sedang mengalami proses pemurnian dan membutuhkan pertolongan doa-doa kita; yang lainnya lagi, sudah menikmati kemuliaan Allah dan menjadi pengantara bagi kita. Semuanya bersama-sama membentuk satu keluarga dalam Kristus, yaitu Gereja, untuk memuji dan memuliakan Allah Tritunggal.
Kepercayaan akan “persekutuan para kudus” menggarisbawahi akan adanya tiga realitas. Realitas pertama adalah sorga, di mana Gereja yang jaya hidup dalam kemuliaan. Realitas kedua adalah api penyucian di mana Gereja yang menderita mengalami pemurnian, pengudusan. Realitas ketiga ialah dunia di mana Gereja yang berjuang meneruskan perjuangannya untuk memperoleh keselamatan. Persekutuan para kudus menggarisbawahi persatuan di antara umat beriman tanpa memandang waktu dan kedudukan.
Gereja dalam pandangan ini tidak hanya meliputi orang-orang yang masih”hidup” tetapi juga orang-orang yang sudah meninggal dunia yang masih mengalami pemurnian di api penyucian dan orang-orang yang telah menikmati kebahagiaan kekal di sorga. Kepercayaan akan persekutuan para kudus menempatkan orang-orang Kristiani dalam perspektif seluruh sejarah kemanusiaan. Dia tidak hanya berdiri di saat sekarang ini tetapi mempunyai hubungan dengan orang-orang baik dari masa lampau juga.
Apa yang mengikat mereka adalah sakramen-sakramen, yang merupakan sarana yang dipakai oleh Tuhan Yesus untuk terus menguduskan manusia. Misalnya melalui Ekaristi kudus, orang-orang di dunia bersatu dengan para kudus dalam mempersembahkan puji-pujian kepada Allah di surga. Melalui perayaan Ekaristi kudus orang-orang beriman yang masih hidup di dunia mempersembahkan korban yang berkenan bagi Allah, untuk pemurnian, pengudusan bagi jiwa-jiwa di api penyucian. (Stefan Surya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^