Iman Tanpa Perbuatan Adalah Kosong
Perbuatan yang berasal dari kekuatan manusia tidak dapat menggantikan atau memenuhi tuntutan iman; perbuatan tanpa iman tidak akan menyelamatkan. Tetapi iman sendiri harus dapat menghasilkan perbuatan-perbuatan baik dan benar yang terarah pada semakin dapat memenuhi tuntutan wahyu Allah. Iman yang tidak menumbuhkan perbuatan dan tidak menghasilkan buah-buah pertobatan dari dalamnya adalah iman kosong dan mati. (bdk Yak. 2:20). Iman tanpa perbuatan itu bagaikan cinta tanpa jasa atau tubuh tanpa roh yang berarti kosong.
Orang beriman adalah orang yang benerima kebenaran yang diwahyukan atas wibawa Tuhan. Kebenaran adalah nilai yang penting sekali untuk kesejahteraan hidup bersama. Namun kini nilai itu nampaknya telah merosot. Kebenaran sebagai nilai sepertinya telah mendapat banyak tantangan di dalam kehidupan masyarakat masa kini, kebenaran itu bagaikan tidak berdaya, terhimpit dan terpojok menghadapi serbuan yang bertubi-tubi dari para lawannya. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari dimana reklame, dunia periklanan telah merajalela untuk memengaruhi menguasai konsumen, dengan beraneka bahasa bunga, berbagai kata yang mendorong-dorong hal-hal sepele. Demikian pula dalam pilkada, sering menduduki jabatan. Sementara itu, apabila soalnya sampai pada masalah membela kebenaran di depan umum, yang ada kerap kali hanya suasana diam membisu.
Kita membutuhkan contoh dan teladan yang menyayangi dan membela kebenaran. Pada saat ini, kita memandang besar orang-orang yang menerima liputan luas, seperti para ahli politik dan sebagainya. Jika mereka yang dipandang besar itu memberikan prioritas tinggi pada kebenaran, masyarakat kita pasti merupakan masyarakat yang jauh lebih sehat.
Orang bisa berkata banyak tentang cinta, mengucapkan kata-kata penghiburan manis yang enak didengar telinga. Tetapi kalau karya amal dan jasa tidak menyertai kata-kata, semuanya itu malahan dirasa sebagai penghinaan, karena pernyataan tidak dibarengi dengan kebenaran dan kesungguhan. Perbuatan yang menjiwai iman; dengan perbuatan iman tidak hanya nampak, tetapi bertumbuh dan berkembang juga, seperti manusia bertumbuh dan berkembang dalam kesatuan jiwa-raga, tubuh dan roh, bekerja bersama.
Perbuatan menunjukkan iman, mengisi iman, membuatnya sempurna. Kalau iman Abraham ditantang, untuk mengorbankan putranya Ishak, ia menunjukkan sikap imannya dengan keluar berjalan, membawa anak memikul kayu, sendiri membawa pisau dan api, siap untuk perbuatan: korban Abraham (Kej. 22:1-14), pembawa imam yang pertama, bapa segala orang beriman, itu menunjukkan imannya dengan sikap, segala tingkah laku dan perbuatannya, pada Yakobus 2:22 dikatakan: bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu uman menjadi sempurna. Manusia bertumbuh, berkembang lewat perbuatannya, melihat, berpikir, bertindak dan demikian dengan segala perhitungan dan kekuatan melaksanakan rencananya sampai selesai. Tetapi ini bagi manusia hanya mungkin dalam kesatuan jiwa dan raga. Iman dalam kesatuan dengan perbuatan, itulah baru iman yang hidup. Iman tanpa artikulasi yang dinyatakan dalam perbuatan itu badan tanpa gerak, dan kalau jantung pun sudah tidak bergerak, orang itu mati. Hidup dinyatakan dalam gerak, gerak diarahkan pada perbuatan nyata, yang meningkatakan manusia menjadi sempurna. Begitu iman mencapai kesempurnaan dalam gerak, langkah dan dinamika perbuatan, yang memuji Tuhan.
(Stefan Surya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^