Yesus Memberi Makan Lima Ribu Orang
Mat 14:13-21
Di tempat yang terpencil Yesus mendidik murid-muridNya yang memiliki bekal yang sama sekali tidak mencukupi untuk memberi makan pada orang banyak. Didikan dan perintah Yesus yang selalu aktual adalah untuk menaruh belas kasihan pada orang lain. Perintah ini diberikan supaya kita berkembang dalam iman pada Dia yang mampu melaksanakan perintahNya itu sendiri. Yesus iba hati melihat kesusahan serta derita jemaat dan menolong mereka yang mengharapkan Dia. Tidak ada yang dapat memisahkan mereka atau memisahkan kita dari kasih Kristus dan dari kasih Allah yang ada dalam Kristus (Rm 8:35-39).
Yesus memberi orang yang mengikutiNya suatu pengalaman akan kelimpahan berkat kerajaan Allah. Ia tidak cuma memaklumkannya dengan perumpamaan, tetapi mewujudkannya bagi orang-orang yang dalam ketidakberdayaan mengikuti Dia. Di mana Allah berkuasa melalui Yesus, disitu pengikut yang lapar menjadi kenyang. Dalam Yes 55:1-3, Allah melalui nabi mengajak umatNya yang tidak berdaya untuk datang makan dan minum sampai kenyang. Undangan ke perjamuan dengan makanan yang gratis dan paling lezat itu merupakan bahasa lambang agar mereka membuka diri bagi kasih setia Allah dalam perjanjianNya yang abadi.
Yesus mengenyangkan para pengikutNya dengan cara yang tidak sama namun sangat mirip dengan perjamuan Ekaristi, pemecahan roti guna memperingati wafatNya demi keselamatan kita. Kemiripan itu menunjukkan hubungan antara solidaritas dan Ekaristi. Pertolongan yang dialami dan diberi di tengah kesusahan hidup tidak lepas dari keselamatan yang diterima dan dibagikan dalam ekaristi. Kedua pengalaman itu berjalan berdampingan dan saling memperkuat.
Yang paling ditekankan dalam cerita ini ialah bahwa Yesus tidak bertindak sendirian, tetapi bersama dan melalui orang-orang pilihanNya. Mereka sudah diberi tugas untuk mewartakan pemerintahan Allah dan diberi kuasa untuk mengusir yang jahat dan membawa damai sejahtera (Mat 10:1, 7-8). Tetapi soalnya, mereka kurang sadar akan tugas dan tanggung jawab mereka itu dan orang percaya bahwa mereka sudah diberi kuasa dan diberdayakan untuk tugas itu. Mereka masih saja membiarkan orang dalam kesusahan mencari pemecahan sendiri, tanpa memberi pertolongan.
Orang-orang pilihan yang lalai itu bukan hanya diberi peringatan oleh Yesus, mereka diberi pengalaman akan kuasa Yesus dan dilibatkan dalam tindakan kekuasaanNya. Mereka yang merasa diri lemah diberi pengalaman bahwa bersama Dia mereka kuat asalkan mereka berani mengikuti petunjukNya, menyerahkan sedikitnya yang ada pada mereka kepadaNya, dan bersama Dia membagikannya kepada orang yang membutuhkan. Dengan demikian kekurangan kita dapat menjadi suatu kelebihan yang dapat menolong orang yang lebih banyak lagi.
(Stefan Surya T.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^