TanganNya Mengangkatku
Oleh : J.D. Lehera
“Sebuah kisah nyata terjadi dalam Paroki Sukasari”
Menurut ajaran para guru agama tempo dulu bahwa seseorang yang pada masa kecilnya aktif dalam kegiatan Paroki setelah dewasa menjadi imam atau pemimpin yang disiplin baik dalam lingkup Paroki maupun dalam pekerjaan di masyarakat. Pengalaman masa kecil adalah pondasi hidup baik dalam kehidupan iman pribadi maupun hidup berkeluarga.
Ajaran para guru agama ini rupanya tidak berlaku bagi Bpk. Petrus yang masa kecilnya aktif sebagai misdinar. Setelah tamat belajar dia mulai meninggalkan kampung halaman mencari pekerjaan dimana saja. Dia harus meninggalkan orangtua dan keluarga serta teman-teman sekolahnya.
Petrus akhirnya berdomisili di Sukasari. Atas kebaikan tetangganya dia melamar pada perusahaan Inggris di Gunung Putri Kab. Bogor. Lamaran diterima perusahaan namun syaratnya sangat berat yaitu lulus phyco test dan lulus wawancara serta lulus kesehatan dari dokter RSPMI Bogor. Dia mulai patah semangat karena gigi atas patah saat pertandingan olahraga.
Ketika syarat berat dilalui dengan mulus dan mulailah Petrus bekerja sebagai operator yang setiap hari bergumul dengan mesin produksi.
Dalam perjalanan waktu karena disiplin dan kepatuhan terhadap manajemen perusahaan maka Petrus diangkat menjadi Supervisor dengan gaji sekian juta rupiah ditambah tunjangan kerja serta lembur. Dengan demikian gaji yang diterima dari perusahaan cukup besar.
Dengan gaji yang lumayan besar Petrus mulai lupa diri seperti kacang lupa kulitnya. Nasihat orangtua agar menabung tidak pernah didengar. Istri mengajak ke gereja hari minggu atau doa rosario dalam Rukun dijawab sibuk di perusahaan. Judi mulai menguasai dirinya dan wakuncar (wajib kunjung pacar) dengan Ningsih pegawai wartel dijalankan setiap pulang kerja.
Petrus akhirnya berlumuran dosa berat setiap waktu. Istri menanyakan mengapa pulang larut malam Petrus ahli bersilat lidah. Terbaca dalam HP bahwa Ningsih mengajak makan. Istri seperti terbakar muka. Suami yang pintar berbohong bahwa Ningsih itu karyawan perusahaan anak buahnya.
Namun naluri seorang istri tidak cepat percaya dan membaca sikap sehari-hari suami sebelum pergi kerja. Akhirnya pasutri ini bertengkar dalam kamar agar tidak terdengar anak-anak. Saat itu istri mulai terus menerus mendaraskan doa rosario dan penyerahan diri. Suami tidak lagi diomelin.
Tangan Tuhan mengangkat Petrus. Ada rekan Petrus meninggal dan disemayamkan di Sinar Kasih. Sebagai teman Petrus melayat. Doa istri sepanjang masa terkabul. Di Sinar Kasih Petrus bertemu dengan Ibu Yani dari komplek Pakuan dan Bapak Benediktus dari Suryakencana. Ketiganya hanyut dalam pembicaraan mengenai kematian dan pengadilan terakhir. Petrus terlihat lemas ketika mendengar uraian singkat tentang pengadilan terakhir dari Ibu Yani. Dengan gaya lemah gemulai dan sedikit berkotbah dari Ibu Yani maka Petrus menyalami tangan Ibu Yani. Disalami begitu lama akhirnya Ibu Yani naluri sebagai perempuan muncul pasti ada sesuatu yang tidak pas dibenak Petrus saat itu. Dengan sedikit rayuan Ibu Yani bertanya ada apa. Petrus jujur dengan mngatakan bahwa ketika mendengar ucapan Ibu Yani hatinya seperti terkoyak-koyak karena selama ini dia telah berbuat dosa berat.
Ibu Yani dengan lemah lembut mengatakan ada banyak jalan Tuhan meskipun mendapat batu kerikil tajam hadapilah dengan tenang dan dalam Paroki ada banyak bidang menuju pertobatan misal menjadi pengurus atau yang paling mudah menjadi anggota TTK yang disiplin dan patuh.
Istri Petrus baru pulang dari doa rosario dalam Rukun. Sebagai istri menyampaikan pengumuman dari Ketua Rukun dan penataran calon Prodiakon di Paroki dan Kursus KEP selama tiga bulan di Paroki.
Tangan Tuhan mengangkat Petrus. Kali ini mereka tidak bertengkar malah menyuruh istri besok pagi menghubungi Ketua Rukun syarat-syarat yang perlu dipersiapkan suami mengikuti penataran Prodiakon dan KEP.
Petrus akhirnya mengikuti penataran Prodiakon maupun KEP. Petrus tidak pernah absen baik dalam penataran Prodiakon maupun KEP. Petrus merobah diri. Tidak lagi wakuncar dengan Ningsih dan nomor HP diganti agar Ningsih tidak lagi berkomunikasi bermacam-macam. Karena jamahan Tuhan maka selama mengikuti kedua kegiatan ini rumah tangga mereka damai sejahtera tidak ada pertengkaran lagi dan di perusahaan Petrus dihargai anak buahnya.
Dalam retret penutupan baik Prodiakon maupun KEP Pembicara selalu mewanti-wanti bahwa nanti dalam praktek selalu menghadapi kebun duri maka hadapilah dengan doa dan dengan tenang.
Mari kita petik hikmah dengan mengaca diri kita masing-masing. Tuhan selalu memakai orang lain untuk mentobatkan kita entah menjadi pengurus entah menjadi umat yang disiplin dalam Rukun tapi didepan sana ada banyak kebun duri dan semua pernah kita hadapi akankah kita selalu mengingat kebaikan Allah terhadap keluarga dan pekerjaan kita yang selama ini sukses atau mundur.
Petrus yang awalnya anggota misdinar akhirnya terdampar di pulau penuh dosa akhirnya dengan pertemuan tidak direncanakan di Sinar Kasih akhirnya Petrus bertobat sekarang dia menjadi anggota Prodiakon yang penuh tanggungjawab mengantar Hosti Kudus kepada orang sakit dan lansia dalam Lingkungannya dan sebagai evangelis tahu diri kapan berbicara dan kapan harus diam. Apa yang belum lancar dalam Rukun langsung dibenahi dan jika dikritik dia menghadapi dengan tenang sambil mengaca diri bahwa kritikan ini suatu ajaran baru yang perlu dijalankan.
Terimakasih kepada semua Anggota PDKK St. Maria Fatima yang telah mendukung baik dengan doa dan materi sehingga Petrus keluar dari lumuran dosa. Siapa menyusul di belakang. Tuhan memberkati!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^