Selasa, 05 Juli 2011

Catatan Kecil 2

Pergilah Dalam Damai

RIP adalah tulisan yang bisa kita temukan di batu nisan terutama batu nisan orang kristen. RIP singkatan dari “Rest In Peace”, yang artinya beristirahat dalam damai. Terkadang dalam pelepasan jenasah, seseorang mengucapkan istilah : pergilah dalam damai. Oleh sebab itu saat ini orang memahami bahwa istilah “istirahat dalam damai” atau “pergilah dalam damai” juga layak dikenakan kepada orang yang masih hidup. Yesus mengucapkan ini untuk perempuan yang sudah disembuhkan dari sakit pendarahan yang sudah dia derita selama dua belas tahun.
Konsep damai bagi orang yahudi tidak hanya menyangkut masalah jiwa, tetapi juga menyangkut masalah fisik. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa Yesus tidak sedang berbasa-basi ketika Dia mengucapkan istilah “pergilah dalam damai”, sebab Dia memang sudah memberikan damai itu. Yesus juga sudah memberikan damai di jiwanya, sekalipun dalam hal keuangan belum dipulihkan, Yesus sudah memberikan damai di jiwanya yaitu dengan simpati yang ditunjukkan kepada perempuan itu, bahkan mungkin juga pengampunan yang sudah diberikan kepadanya. Sudah seharusnya perempuan itu menginggalkan Yesus dengan membawa damai di hati. Disamping itu, damai itu juga meninggalkan Yesus, sebab pada dasarnya damai merupakan efek dari iman.
Orang yang bisa terus menikmati damai adalah orang yang beriman. Yesus tahu dan mengakui bahwa perempuan itu mempunyai iman. Imannya akan membuat dia tidak kuatir untuk kesehatannya di hari esok. Imannya akan menyembuhkan dia dari rasa kuatir untuk masalah ekonomi. Sekalipun sekarang dia tidak mempunyai apa-apa lagi, tetapi dia akan tetap tegar. Dia tetap beriman bahwa simpati yang ditunjukkan Yesus kepadanya akan ditunjukkannya lagi kalau dia sedang mengalami masalah. Dan pantas kalau dia tetap hidup di dalam damai. Oleh sebab itu janji Yesus mengenai damai bagi para pengikutnya menjadi nyata di dalam diri perempuan itu, seperti dikatakan di dalam Yohanes 14:27.
Sebagai orang percaya, tentu kita sudah menerima damai dari Yesus entah berupa ketenangan jiwa maupun kebaikan secara fisik. Namun kita tidak akan menikmati damai itu jika kita tidak mendasari hidup dengan iman. Padahal sesungguhnya kita dituntut untuk bisa menyaksikan damai itu di hadapan sesama. Oleh sebab itu, mari kita terus menerus dan mempercayakan hidup kita kepada Tuhan. Damai yang dari Yesus tidak akan pernah hilang ketika seseorang menjaganya dengan iman. (diar sanjaya-MS111)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^