Sabtu, 08 Januari 2011

Ruang Kitab Suci

PUJI SYUKUR KARENA KARYA AJAIB TUHAN 
Oleh : Peter Suriadi


Semangat orang Katolik Indonesia untuk menjalankan ibadat boleh dibilang sangat menggembirakan. Setiap hari Minggu, kita lihat umat memadati gereja-gereja guna mengikuti perayaan Ekaristi. Bahkan menjelang hari-hari besar, seperti Natal dan Paskah, gereja tak sanggup lagi menampung umat karena jumlahnya mendadak “meningkat” secara signifikan. Melihat antusiasme ini, kita mungkin lalu dengan bangga berkata, “Iman umat Katolik Indonesia sangat kuat!”.
Apakah antusiasme itu merupakan ungkapan iman bahwa mereka mengalami Allah yang berkarya dalam diri mereka? Jika ya, maka Ekaristi tentunya merupakan perayaan syukur sebagai hal utama. Dalam Ekaristi, orang mengungkapkan keagungan Allah. Dan setelah pulang beribadah, orang akan menjadikan hidupnya semakin ekaristis. Bagaimana dengan hidup Anda? Untuk itu marilah mendalami teks Kitab Suci berikut ini sehingga Anda dapat menemukan jawabannya.

Teks
Mazmur 98
1 Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2 TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.
3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
4 Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
5 Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring,
6 dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!
7 Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya!
8 Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama
9 di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Konteks
Dalam Kitab Mazmur ada 2 mazmur yang disebut “nyanyian baru”, yaitu Mzm 96 dan Mzm 98. Mazmur nyanyian baru merupakan mazmur pujian yang diperluas dengan tema kedaulatan Yahwe Raja (Mzm 96:10; 98:6) dan dengan pemberitahuan tentang kedatangan Tuhan sebagai hakim dunia (Mzm 96:13, 98:9).
Mazmur 98 menggemakan puisi kenabian dan gagasan Deutero-Yesaya, Yesaya yang kedua, seorang nabi yang mengalami pembuangan Babel. Oleh karena itu banyak keterkaitan ayat-ayat dalam Mazmur 98 dengan ayat-ayat dalam Deutero-Yesaya (Yes 40-55). Kemungkinan mazmur ini dikarang setelah masa pembuangan Babel (538-322 SM). Pembuangan Babel yang dialami Yehuda dapat dipandang sebagai kehancuran bangsa Israel. Peristiwa tersebut merupakan pengalaman pahit dan berat, tragedi besar. Kenyataan ini memunculkan sejumlah pertanyaan mendasar akan makna bangsa, tanah, dan terutama iman. Di akhir pembuangan seorang nabi mewartakan bahwa hukuman sudah berakhir dan dosa bangsa telah diampuni. Tuhan membawa mereka kembali ke tanah air mereka. Pembebasan dari perbudakan merupakan karya penyelamatan Tuhan.

Susunan Teks
Mazmur 98 dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
§ ayat 1-3 : ajakan untuk menyanyikan “nyanyian baru” sebagai kesaksian tentang keselamatan dan kemuliaan Tuhan di tengah bangsa-bangsa.
§ ayat 4-6 : karena karya besar-Nya, maka pantaslah Tuhan menjadi raja atas seluruh bangsa.
§ ayat 7-9 : Tuhan sebagai hakim yang membereskan kehidupan bangsa-bangsa di dunia dengan keadilan dan kesetiaan-Nya.

Keterangan Teks
· Ayat 1-2 : Mazmur 98 diawali dengan ajakan untuk menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan. Perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan yang mendorong ungkapan nyanyian baru tersebut (bdk Yes 42:10; 52:10; 59:16; 63:5). Perbuatan-perbuatan ajaib yang dimaksud adalah mengingat kembali apa yang sudah dilakukan Tuhan ketika membebaskan Israel dari perbudakan Mesir. Kepulangan mereka dari pembuangan Babel juga dilihat sebagai suatu keajaiban dari kuasa Allah yang menyelamatkan (bdk Yes 43:14-20; 49:19-23).
· Ayat 3 : Karya keselamatan Tuhan hanya berdasarkan kasih dan kesetiaan-Nya kepada Israel. Keselamatan yang dialami Israel bukan usaha mereka. Mereka tidak dapat bermegah atas diri mereka sendiri. Yang dituntut dari Israel adalah mengakui karya besar Tuhan dengan mengakui keselamatan yang datang dari Tuhan tersebut (bdk Yes 40:5; 52:10).
· Ayat 4 : Semua karya Tuhan itu dilakukan-Nya di hadapan segala bangsa dan segala ujung bumi. Maka tepatlah ajakan bagi seluruh bumi untuk bergembira, bersorak-sorak dan bermazmur bagi Tuhan (bdk Yes 52:9).
· Ayat 5-6 : Pemazmur mendorong jemaat untuk memuji Tuhan (bdk Yes 51:3) dengan alat musik. Dalam Mzm 98 ini digunakan kecapi, nafiri dan sangkakala. Beberapa alat-alat musik lainnya yang biasa dipakai dapat dilihat dalam 2 Sam 6:5; Mzm 81:3-4; Mzm 150:3-5. Kecapi adalah alat musik kuno yang penting pada masa itu. Alat musik ini mungkin mirip dengan sitar modern. Ada yang mempunyai 3-4 senar, tetapi ada juga yang mempunyai sampai 12 senar. Nafiri adalah alat musik tiup yang lurus dengan panjang sekitar 60 cm dan biasanya terbuat dari perak. Nafiri dipakai juga untuk mengumumkan kedatangan para raja (1 Raj 1:34; Mzm 47:6). Sangkakala terbuat dari tanduk domba atau kambing jantan. Alat ini biasanya dipakai untuk membunyikan tanda-tanda dalam peperangan atau sebagai pengumuman dimulainya suatu perayaan keagamaan. Gelar Tuhan sebagai raja banyak dipakai dalam Kitab Mazmur dan Tuhan diidentikkan dengan yang memerintah seluruh alam semesta yang diciptakan-Nya (Mzm 74:12-17; 95:3-5). Tuhan memerintah bangsa-bangsa (Mzm 66:7; 96:10) dan sudah memilih Israel menjadi hamba-Nya (Mzm 97:10-12). Mereka harus menjalankan keadilan yang dituntut Tuhan dalam hidup mereka (Mzm 99:1-5) dan memancarkan kemuliaan-Nya (Yes 60:1-3). Contoh Mazmur lain yang memuji pemerintahan Tuhan adalah Mzm 5, 47, 93, 97, dan 145.
· Ayat 7-8 : Semua bagian alam semesta bergabung dengan jemaat untuk memuji Tuhan. Dengan kata lain, Tuhan melebih segala sesuatu (bdk Yes 55:12).
· Ayat 9 : Tuhan sebagai raja akan datang juga sebagai hakim. Ia sebagai penguasa semesta alam datang untuk menghakimi bumi. Menghadapi penghakiman Tuhan, manusia tidak perlu takut karena Ia akan menghakimi dengan keadilan dan kebenaran.

Amanat
Pengalaman akan Allah yang membebaskan bangsa Israel dari pembuangan Babel dan membawa mereka ke tanah air mereka merupakan pengalaman yang sungguh bermakna dalam kehidupan mereka. Melalui Mazmur ini mereka mengungkapkan iman pengalaman mereka lewat pujian. Keterlibatan Tuhan dapat mewujudkan cita-cita mereka kembali menjadi bangsa yang merdeka. Mereka yakin Tuhan tidak tinggal diam dalam penderitaan mereka. Bangsa Israel sadar bahwa Tuhanlah yang melakukan karya besar itu.
Pengalaman akan Tuhan yang peduli dan ikut campur tangan dalam kehidupan manusia tidak hanya milik eksklusif bangsa Israel dan terjadi sekian ribu abad yang lalu. Tuhan tetap hadir dan berkarya dalam hidup seluruh manusia sepanjang masa. Bagaimana dengan kita ? Apakah Tuhan peduli dan campur tangan dalam hidup kita ? Kadang kala kita merasa Tuhan tidak peduli di saat kita mengalami penderitaan. Demikian pula di saat kita meraih sukses, kita pun bisa lupa akan Tuhan. Itulah dinamika hidup beriman. Kali ini kita diingatkan bahwa Tuhan selalu hadir, tidak tinggal diam akan segala persoalan hidup manusia. Oleh karena dari kita hanya dibutuhkan iman akan hal itu. Iman kadang mengatasi akal pikiran manusia, tetapi iman itu tetap masuk akal dan nyata apabila kita selalu memandang setiap peristiwa hidup sebagai peristiwa Tuhan. Apalagi kita sebagai orang Kristen, iman itu nyata ketika kita berfokus pada diri Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia. Pengalaman bersama Yesus, akan membawa kita pada pengalaman bersama Allah yang selalu melakukan karya besar. Ia akan membereskan dunia dengan kebenaran dan keadilan-Nya. Hidup manusia akan selalu merindukan hidup bersama Tuhan.

1 komentar:

  1. Akhir-akhir ini banyak sekali program, buku, dan training yang sifatnya membuka dan menemukan kemampuan terbesar manusia agar para pemirsanya dapat hidup bahagia dan sukses.. Tuhan pun sering dibawa-bawa dalam program2 itu.. Ada yang menurut saya benar dan tulus, tapi lebih banyak yang hanya memanipulasi agama untuk mencapai ambisi pribadi.. Tapi damai sejati memang hanya diperoleh dengan merindukan kehadiran dan pertolongan Allah dalam setiap detik kehidupan kita, membiarkan diri kita menjadi seperti pensil dan tangan Allah yang menggerakkan.. keajaiban akan selalu terjadi di saat kita rela dibentuk dan digerakkan olehNya.

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda. ^^