PERSAHABATAAN SEJATI (III)
(Cermin Kecil Untuk OMK)
Cicero berkata : “Verae amicitial sempiternae sunt.” Persahabatan sejati itu langgeng. Ia juga berkata : “Saya tidak senang dengan permusuhan sampai mati. Karena saya memiliki persahabatan abadi.” Persahabatan sejati bukan seperti kontrak politik yang berorientasi pada kepentingan sesaat. Bukan pula janji-janji manis yang memikat agar orang semakin mendekat, tetapi kesetiaan untuk berziarah bersama dalam jalan panjang kehidupan hingga ajal menjemput.
Sahabat sejati biasanya tegar menghadapi situasi yang tidak menentu seperti gosip, fitnah dan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji lainnya. Ia tidak mudah percaya akan gosip murahan yang merusak persahabatan tetapi selalu berkomitmen untuk berjalan bersama di tengah gelombang kehidupan. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan sikap saling percaya, peduli dan memahami, sahabat sejati biasanya melihat hal-hal yang baik dalam diri sahabatnya. Ia berusaha agar hal-hal baik tersebut tumbuh sehingga buah-buah persahabatan dinikmati bersama. Untuk itu diperlukan kerjasama, kesabaran dan kesetiaan. Buah-buah persahabatan dapat dipetik setelah melewati waktu yang panjang.
Sahabat sejati biasanya menjalin persahabatan dengan penuh ketulusan dan pengorbanan. Namun persahabatan sejati terkadang dirusak oleh adanya kepentingan yang terselubung. Jadi penghalang utama persahabatan sejati adalah kepentingan.
Saya yakin bahwa memiliki sahabat yang banyak bukan hanya namanya saja atau didorong oleh kepentingan terselubung tetapi oleh adanya ketulusan untuk sama-sama bertumbuh dalam keutamaan-keutamaan. Menurut orang bijak apabila kita menjalin persahabatan hanya kepentingan biasanya tidak langgeng, rawan pertengkaran, mudah konflik dan hati tidak tenang. Sebaliknya bila kita menjalin persahabatan karena keutamaan-keutamaan, maka ada kedamaian, sukacita dan kegembiraan yang tak terkira.
Ada lima hal yang merupakan kunci dari persahabatan sejati :
· Saling mendukung. Dukungan terhadap sahabat terwujud dalam tindakan memuji, menghibur, menguatkan diri, memberi masukan, inspirasi dan sebagainya.
· Dengan saling memberi dan menerima maka antara sahabat berusaha saling melengkapi dan mengisi kekurangan yang ada.
· Menegaskan bahwa antara sahabat tidak boleh memaksakan kehendak tetapi perlu menghargai privasi sahabatnya.
· Bahwa sahabat memiliki keikhlasan yang berbeda dengan diri kita. Terima dan hargailah kelainannya. “Kelainannya: itu akan memperkaya hidup kita.
· Hendaknya antar sahabat perlu mengembangkan sikap saling keterbukaan, dibarengi dengan saling menghormati, saling percaya dan mengampuni.
Ini semua menjadi pilar penting dalam menjadi persahabatan sejati. Persahabatan sejati perlu dirawat dengan adanya komunikasi timbal balik dan dilestarikan dengan semangat keterbukaan, kebebasan dan saling mendukung. (diar sanjaya – Ex Latina Claritas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^