KESETIAAN MEMBUAHKAN PERUBAHAN
Ketika kita menghadiri perayaan ekaristi atau ibadat sabda atau persekutuan doa, pasti ada bacaan bacaan Kitab Suci yang dibacakan.Namun sayang, masih ada saja umat yang hadir kurang bahkan tidak mendengarkan tapi malah sibuk dengan sms atau ngobrol walau sudah sering juga diingatkan. Bahkan saking asyiknya ngobrol, bergurau, ketawa-ketiwi, sampai tidak menyadari telah mengganggu umat sekitar yang sungguh mau hadir memenuhi panggilan Tuhan untuk mendengarkan firman Nya.
Selayaknya kita patut bersyukur, Tuhan memanggil dan memilih kita. Apalagi bila kita langsung meresponnya, tidak menunda–nunda dengan alasan misalnya: nanti saja kalau sudah tua, atau datang hanya karena merasa wajib, atau dengan berbagai alasan lain-nya.Memang bukan hal yang mudah, tapi kata Yesus dalam Luk 5: 32 :” Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Maukah kita merasakan pengampunan dan cinta kasih?
Maka bila kita mau, dengan rendah hati, bertobat, sungguh–sungguh mengakui kelemahan kita dan berserah pada Nya, yakin dan percaya Tuhan menyertai kita. Mohon campur tangan Tuhan untuk memampukan kita mendengarkan setiap firman Tuhan, mohon Tuhan tulis dan meteraikan dalam hati agar tidak hanya mengetahui firman Tuhan, tapi mampu melakukan firman Tuhan. Mohon tuntunan Roh Kudus agar kita dipimpin untuk menjadi manusia baru yang berkenan di hadapan Tuhan. Sembahlah Tuhan dengan puji–pujian yang merupakan ungkapan hati dan doa kita. Membangun persekutuan dengan Tuhan melalui disiplin doa dan firman, agar kita bisa mengenali suara Nya.
Memang dalam hidup ini, kita tidak dapat menghindari kegagalan, kesusahan, pencobaan atau ujian. Iblis, raja penipu kadang membuat kita hampir bahkan tidak tahan dengan berbagai permasalahan yang kita hadapi, apalagi bila hal–hal buruk menimpa keluarga kita, anak–anak kita, belum lagi cacian, hinaan dari orang–orang sekitar.Kita sudah berdoa, puasa, dan menyembah Tuhan, malah sudah bertahun–tahun, tapi rasanya keadaan tidak bertambah baik, persoalan demi persoalan seakan semakin besar dan semakin buruk, bahkan kadang kita merasa sudah berada dalam kehancuran.
Kita dapat menyikapi hal itu dengan cara berbeda. Bila disikapi dengan keputus asaan, masa sulit akan melumpuhkan semangat hidup.Membuat kita menjadi pecundang. Sebaliknya jika disikapi dengan ketekunan, masa sulit bisa dianggap sebagai “suatu kebahagiaan” seperti dalam Yakobus 1: 2 :” Saudara–saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai–bagai pencobaan.” Mengapa? Karena melaluinya kita ditempa menjadi dewasa dan berpengalaman. Kita harus memiliki sikap pantang menyerah dan terus berusaha melakukan yang terbaik di saat terburuk agar kita menjadi orang yang tahan banting, pandai melihat peluang di tengah penghalang dan buahnya adalah keberhasilan. Bukan hal mudah karena iblis selalu ingin membinasakan, tapi teruslah setia dan bertekun. Mintalah hikmat pada Tuhan agar tetap bisa bertahan, agar dimampukan untuk siap menghadapi masalah–masalah yang kita hadapi dengan penuh bijaksana, kuat, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan dan tidak ada kata lelah.
Tuhan ingin kita menjadi kuat dan kokoh dengan perkara –perkara yang kita hadapi. Dia mengenal hati kita, mengenal karakter kita. Dalam Mat 7 : 24-27:” Setiap orang yang mendengar perkataan KU ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya diatas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir. Lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Tuhan mengijinkan kita mengalami berbagai permasalahan, bahkan yang sangat buruk, memalukan, menjijikan……. Karena Tuhan mau mendidik kita untuk membangun rumah di atas batu karang. Tuhan selalu memberikan yang terbaik, karena “kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. ( Roma 8 : 28 )
Tuhan mempersiapkan rancangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan di dalam kehidupan setiap anak–anak Nya. Tuhan mempersiapkan hari depan yang penuh harapan kepada setiap anak–anak Nya. Yakin, percaya, tetap setia dan berserah kepada Tuhan, agar kita dapat melihat perubahan yang memulihkan hidup kita. Saat pemulihan tiba, kita akan heran dan tercengang melihat apa yang Tuhan kerjakan. Tuhan akan memberi hikmat. Tuhan sanggup mengubah hidup kita, membentuk hidup kita seperti yang Tuhan ingini. “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” ( Luk 1 : 37)
(Eestee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^