Kamis, 01 Juli 2010

Yang Ringan-Ringan

NARIK

Pada suatu malam ketika sedang nonton TV, tiba-tiba terdengar suara dari luar. Saya langsung loncat dari tempat duduk, bangun menuju pintu dan membuka pintu. Di muka pintu berdiri dua anak seminari yang kepalanya menunduk, malu. Rupanya mereka baru membeli makanan di luar. Ini pelanggaran, karena kalau malam anak-anak tidak boleh keluar seminari.

Lalu mereka saya giring ke dalam ruang TV. Saya duduk di kursi mereka di bawah. Lalu saya tanya apa yang mereka bawa. Mereka memberikan bungkusan, ternyata nasi campur: nasi, telur dan sayur.

Dengan tenang saya makan di depan mereka. Mereka melihat sambil keluar air liur, mau minta tapi tak berani. Ya, diam dan merenung. Sesudah saya ma-kan, saya minta mereka kembali ke dalam seminari.

Keesokan harinya, setelah makan malam, saya me-ngumumkan kepada siswa seminari, “siapa yang mau kasih makanan lagi kepada saya malam hari, silahkan menyiapkan lagi seperti tadi malam ada anak mem-bawa makanan untuk saya”. Mereka tunduk, mungkin pikirnya, rugi dong kita yang beli pastor yang makan haa...

Narik = mereka mengumpulkan uang untuk beli makanan dan makanannya mereka makan bersama, pada saat bukan jam makan.

Bogor, 10 Maret 2010

Diambil dari
DIBALIK TEMBOK SEMINARI
JM RIDWAN AMO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^