REKOLEKSI PENGURUS WILAYAH
SANTO ANTONIUS TAJUR
SMKK BARANANGSIANG, MINGGU 02 MEI 2010
“MEMUPUK KEPERCAYAAN DAN HARGA DIRI SEBAGAI PENGURUS WILAYAH”
(RD. ANTONIUS GARBITO PAMBOAJI)
SANTO ANTONIUS TAJUR
SMKK BARANANGSIANG, MINGGU 02 MEI 2010
“MEMUPUK KEPERCAYAAN DAN HARGA DIRI SEBAGAI PENGURUS WILAYAH”
(RD. ANTONIUS GARBITO PAMBOAJI)
Peran seorang pengurus wilayah baik sebagai dewan harian, ketua lingkungan, ketua rukun, seksi, sangatlah penting. Karena tanpa peran serta pengurus yang merelakan dirinya melayani umat, demi menjalankan kegiatan hidup menggereja, tidak akan berjalan dengan selaras. Para pengurus wilayah inilah yang menjadi ujung tombak dalam setiap kegiatan yang ada di wilayahnya.
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang pengurus wilayah. Hal ini didasari pada tuntutan yang mengharuskan kita untuk dapat tampil dengan rendah hati, memberikan pelayanan yang murah hati dan yang paling penting adalah dapat bekerja sama dalam satu tim. Seringkali kita temui bahwa betapa sulitnya untuk mencari seseorang yang mau terjun dalam bidang pelayanan untuk menduduki jabatan sebagai pengurus wilayah, karena di samping dibutuhkan tenaga, pikiran, kadangkala kita dihadapkan pada keputusan yang sangat sulit untuk memilih kepentingan umat atau keluarga. Ada banyak alasan yang kita dengar dari para pengurus mengapa mereka menerima jabatan tersebut. Yang paling klise adalah kata “Terpaksa atau Dipaksa”. Itulah sebabnya betapa sulitnya mencari calon pengganti, karena tidak setiap orang mau dicalonkan, ditunjuk atau dipilih. Alasan mereka adalah karena “sibuk/tidak ada waktu, takut, merasa dirinya tidak mampu menjadi pemimpin/memimpin, atau orang lain sajalah yang dicalonkan. Untuk itulah melalui rekoleksi ini kami berusaha menumbuhkan kembali kepercayaan dan harga diri para pengurus agar dapat mengetahui tugas dan perannya sebagai pengurus wilayah dengan lebih mantap dan kelak dapat meneruskan karya pelayanan ini dan bersedia apabila dirinya ditunjuk sebagai seorang pengurus. Sebab apabila Tuhan telah memanggil kita untuk melayani Dia, maka tidak ada kata “Tidak” bagi Tuhan untuk menolaknya.
Banyak hal yang kita dapatkan dengan mengikuti rekoleksi ini, diantaranya para pengurus semakin tahu arti panggilan hidup untuk melayani Tuhan dan sesama, sehingga tidak akan ada lagi kata “Terpaksa/Dipaksa”, melainkan sebaliknya yang terdengar adalah kata “Ya, saya bersedia”. Seperti halnya tumbuhan yang membutuhkan pupuk untuk dapat tumbuh subur, maka kita pun perlu memupuk iman kita dengan siraman rohani. Harapan kami semoga rekoleksi ini dapat menumbuhkan benih-benih baru yang akan menghasilkan buah yang lebat/baik dan berguna bagi setiap orang. Selamat Berkarya. Tuhan Yesus Memberkati. (Dionesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^