Kamis, 01 Juli 2010

Sajian Utama 2

TUHAN TEMPAT PERLINDUNGAN



S ejarah Gereja di kota Roma di bawah pimpinan Petrus dan Paulus menghadapi penganiayaan dan pengejaran penguasa dunia, melambangkan per-juangan Gereja sepanjang zaman di bawah para gembalanya, yang akan menjadi saksi-saksi Allah, yang meletakkan hidupnya bagi kemuliaan Allah dan keselamatan domba-dombanya. Zaman, yang digambarkan di sini mengingatkan kita kepada Kaisar Nero, yang sebagai lambang Anti Kristus mengumpulkan semua kejahatan pada dirinya. Di hadapannya Gereja, para gembala dan umat yang dianiaya.
Saksi-saksi yang membela Kesucian Allah digambarkan dengan tanda-tanda dan kesaktian Elia, yang dapat menutup langit dan kekuasaan Musa di atas air laut dan sungai. Mereka juga dinyatakan seperti Petrus dan Paulus, dua tokoh pendiri Gereja di Roma. Mereka itu memberi kesaksian, dan kedua rasul itu dibunuh oleh kaisar Nero, yang mengira dengan membunuh mereka dapat membungkam penggugatan para saksi Allah dan menghancurkan Gereja.
Gereja, umat Allah, berada dalam situasi yang kurang menguntungkan; setelah menilai kekuatan-kekuatan yang bermain dalam sejarah penyelamatan, setelah menyadari adanya kekuatan-kekuatan baik dan jahat yang menentukan perkembangannya, tiba-tiba Gereja itu dihadapkan dengan setan. Perjuangan hidup mati akan selalu berlangsung antara Gereja dan setan. Tokoh yang menakutkan ini tidak dapat dilihat atau dijelaskan tetapi mempengaruhi sejarah umat manusia (bdk Why 9:1-11,13-17). Berhadapan dengan kekuatan ini, Gereja dan kekuatan baik yang lain tidak selalu ber-ada di atas angin. Yerusalem yang melambangkan Gereja itu dapat ditindas, ditekan dan dikalahkan: mungkin satu-satunya yang dapat dikerjakan ialah berdoa dan menerima kenyataan sambil menghayatinya sebagai keikutsertaannya dalam penyaliban Kristus (bdk Why 11:1-10). Namun pengalaman seperti ini tidak harus membuat pandangan Gereja mengenai sejarah hidup manusia menjadi gelap dan pesimis. Rencana Allah terus berjalan maju dan akan diselesaikan dan disempurnakan sebagaimana sudah dinyatakan dengan meriah (bdk Why 10:5-7). Sementara itu keikutsertaan dalam salib Kristus akan bermuara pada keikutsertaan dalam kebangkitanNya (bdk Why 11:11).
Dengan demikian Gereja berada di antara dua kutub yang berlawanan: kehadiran dan kerasnya kekuatan jahat dan kekuatan yang dirasakan sebagai anugerah Kristus yang akhirnya akan menang. Namun Gereja masih diajak untuk mendalami pengalaman itu lebih jauh lagi, sehingga dapat memahaminya secara lebih tepat. Dalam rangka itulah ditampilkan yang di-sebut “tanda besar” (Why 12:1). Gereja yang meng-ikutsertakan diri di dalamnya, mempersiapkan diri un-tuk memahami setuntas-tuntasnya semua segi tanda besar itu.
‘Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tu-han kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja’ (Why 11:15,17). Gereja seolah-olah meloncat kegirangan: kerajaan Allah akhirnya menjadi kenyataan. Dan keyakinan ini akhirnya diteguhkan: Allah tidak melupakan perjan-jianNya. Tabut yang merupakan lambang perjanjian sekarang ditempatkan di Bait Suci Allah di Surga, dan kelihatanlah tabut perjanjianNya di dalam Bait Suci itu…” (Why 11:19). Kerajaan Allah yaitu perjanjian Allah, menjadi kenyataan: lalu Gereja bertanya, manakah tempat dan peranannya dalam kerajaan Allah itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu, ditampilkan suatu “tanda” yang harus ditafsirkan dan diterapkan dalam kenyataan hidup Gereja itu. Tanda itu sangat penting, maka disebut “besar”: ‘Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya’ (Why 12:1). Gereja berusaha untuk menafsirkan tanda itu. Di surga maksudnya lingkup ilahi, muncullah seorang perempuan. Dengan latar belakang Perjanjian Lama tanda ini langsung mengingatkan kita pada perjanjian Allah dengan umatNya, karena perjanjian ini seringkali digambarkan sebagai kasih suami-isteri.
Perempuan ialah jemaah, berselubungkan mata-hari. Dalam Perjanjian Lama matahari adalah ciptaan Allah yang istimewa. Dalam Perjanjian Baru kita temukan pernyataan mengenai Bapa di surga yang menerbitkan matahariNya (Mat 5:45). Dengan matahari itu Allah mendandani perempuan. Perempuan itu dikasihi-Nya, dipenuhi dengan anugerah-anugerah yang paling baik. Dengan demikian perempuan (=jemaah) dapat melaksanakan tuntutan-tuntutan perjanjian sebaik-baiknya. Sementara itu bulan, yang menurut mentalitas Perjanjian Lama berperan sebagai pengatur waktu, berada di bawah kaki perempuan. Dengan demikian mau dikatakan bahwa perempuan itu sepenuhnya menguasai waktu. Ia sudah mengatasi waktu, hidup dalam keabadian.
Dalam suasana keabadian inilah digambarkan perempuan yang bermahkota dua belas bintang. Mahkota adalah lambang kemenangan terakhir. Angka dua belas jelas berkaitan dengan dua belas suku Israel atau dua belas rasul, yang melambangkan umat Allah baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Dua belas bintang adalah lambang seluruh umat Allah.
Siapakah perempuan itu? Jemaah menangkap bahwa yang dimaksudkan ialah umat Allah dipandang dari ciri adikodratinya: umat ini dicintai oleh Allah, subur; dipenuhi dengan anugerah-anugerah Allah yang paling baik, hidup abadinya sudah terjamin. Jemaah sekarang membaca pengalaman hidup mereka dengan cermin ini.
Namun masih ada tanda lain, yaitu: “Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.” (Why 12:2). Kendati keadaannya sangat sulit, ia sungguh mau melahirkan. Apa artinya ini? Siapa yang akan dilahirkan? Penulis Kitab Wahyu memberikan jawaban yang jelas, “Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi” (Why 12:5a). Yang akan menggembalakan se-gala bangsa dengan tongkat besi adalah Kristus. Yang dimaksudkan ialah Kristus pada zaman akhir: kalau karya penyelamatan sampai pada penyelesaiannya, Kristus akan menampakkan kemenanganNya atas kejahatan (bdk Why 19:11-16). Kristus itu lahir dari Gereja.
Penulis Kitab Wahyu juga menyatakan sesuatu yang membesarkan hati sekaligus menantang: “ … tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” (Why 12:5b-6). Hal-hal baik yang berhasil dilakukan oleh Gereja, betapa kecil dan kelihatannya tak berarti di hadapan kekuatan jahat yang raksasa ini, sungguh berperan dalam mengukir rupa Kristus sampai menjadi nyata dalam kehidupan dan tidak akan sia-sia. Dengan lambang yang sangat hidup, yang dilahirkan oleh Gereja dalam penderitaan diambil dan dibawa ke hadapan Allah dan dalam perlindungan kekuasaanNya. Tidak ada kekuatan ma-nusiawi dan kekuatan jahat mana pun yang dapat merampasnya.
Namun perempuan itu lari ke padang gurun. Dalam Perjanjian Lama padang gurun adalah tempat percobaan, pemurnian, pematangan hubungan antara Allah dan umat; padang gurun juga merupakan tempat mengalami kasih masa muda, yaitu ketika keluaran dari Mesir, kasih yang pertama. Gereja harus merasa bahwa padang gurun adalah tempat tinggalnya yang biasa. Dalam kenyataan hidup Gereja ini dapat berarti tidak menyimpang dari jalan Allah kendati merasa lelah dalam perjalanan, tetap berharap dan percaya. Namun lebih-lebih ini semua adalah tantangan bagi Gereja untuk menunjukkan kasih yang radikal dan penuh. Allah telah melengkapi Gereja dengan kasih-Nya: memberikan yang paling baik kepadanya, sebagai tempat perlindungan dan memberikan jaminan kemenangan akhir, dan selama masa sulit yang dilalui Gereja Ia selalu menyertainya. Gereja tidak akan dibiarkan kelaparan tetapi diberi bekal sabda dan ekaristi, sebagaimana Ia dulu tidak membiarkan umat-Nya mati kelaparan di padang gurun. (St. S T). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^