Kamis, 01 Juli 2010

Sebaiknya Kita Tahu

Surga Terlambang Dalam Misa Kudus
 
Oleh : J.D. Lehera
“Surga bukan terlihat saat kita meninggal tetapi di dunia sudah terlihat sangat jelas”

Ketika kita belajar agama baik guru agama maupun pastor mengajar mengenai surga. Surga yang sebenarnya sangat susah kita membayangkan karena kita masih hidup. Nanti ketika kita meninggal dan menunggu pengadilan terakhir barulah kita melihatnya (bdk Mat. 25:31-46).
Surga yang terlihat di dunia secara kasat mata adalah dalam misa kudus. Misa kudus adalah perayaan surgawi dimana Allah bertahta di atas singgasana dikelilingi para paduan surgawi yaitu para malaikat dan para kudus serta para martir dan semua orang yang meninggal tanpa dosa.
Kitab Suci Perjanjian Baru dalam Kitab Wahyu terungkap dan tersurat mengenai suara surga secara terang benderang ketika mendalami dan dihubungkan dengan misa kudus. Penulis berdasar pengalaman mengambil kesimpulan bahwa misa kudus itu lambang surga yang terlihat secara terang benderang di dunia ini.
Saat akan misa kudus, koor menyanyikan lagu pembuka dan saat itu imam dan petugas liturgi masuk surga yang nyata dibumi (misa kudus). Imam saat ini lambang Allah sendiri dan para petugas liturgi adalah lambang para martir kudus serta para kudus lainnya sedang koor adalah lambang para malaikat serta umat adalah lambang umat yang telah meninggal tanpa dosa dan saat itulah surga terlihat jelas dan suasana surgawi tampak jelas sekali diantaranya peran petugas liturgi saat itu termasuk koor dengan lagu pujiannya.
Imam adalah lambang Allah, tugasnya memimpin misa dan memberikan homili. Saat itulah Bunda Maria turun dari surga dan berlutut dengan tangan terkatup menghadap ke altar maka panti imam selama misa kudus sangat sakral dan hanya diinjak petugas liturgi atas izin Bapa Uskup melalui pastor paroki.
Suara imam saat homili itulah suara Allah sendiri kita tidak layak menyalahkan atau merumuskan, maka terkadang umat merasa marah dan tersinggung sepertinya masalah pribadi sudah diketahui imam (bdk Mat. 10:20, Mrk. 13:11, Luk. 12:12 dan Yoh. 3:13), maka Allah melalui imam akan menegur atau menasihati kita karena sifat dan perilaku kita kurang berkenan di mata Allah ketika mengikuti misa kudus.
Jilid pertama patut kita sayangkan bahwa saat homili imam, umat tidur bahkan tertawa geli dan berbicara dan ngetrend lagi kirim SMS. Para umat ini dikategorikan sudah masuk api pencuci karena belum layak masuk surga di dunia (bdk Mrk. 11:17).
Jilid kedua, umat setelah komuni langsung pulang meskipun datangnya saja sudah telat ditegur TTK memperlihatkan muka kecut. Cara berbusana pun kurang elok dipandang sehingga dosa kecil pun tertanam di batin yang melihatnya termasuk Prodiakon yaitu dosa berkepanjangan. Kebebasan berbusana akhirnya misa kudus dicemari pakaian yang kurang pas dipakai. Perhatikan sikon dimana saat itu kita berada.
Jilid ketiga misa kudus dan lagu pujian ini dimata umat dikatakan bosan dan tidak menggigit lagi, apalagi lagu pujiannya sudah dianggap kolot bahkan kurang greget sehingga umat tidur saat misa kudus. Ada beberapa masalah sehingga kita terkontaminasi :
1. Umat terbiasa dengan jrang-jreng dalam suatu persekutuan sehingga terhipnotis. Akibatnya sifat pembenaran ingin ditonjolkan dalam misa kudus.
2. Umat terbiasa hiruk-pikuk serta bergembira-ria dalam persekutuan sehingga ketika masuk misa suasana sakral dan hening umat merasa kurang afdol sehingga koor ketika menyanyikan lagu yang aduhai tepuk tangan pun terjadilah seperti misa malam paskah kedua 2010.
Romo Markus Santoso satu-satunya romo yang berani mengkritik umat lewat homilinya dan tercatat dua minggu berturut-turut Romo mengatakan : “Untuk apa kita belajar dari rumah lain, rumah kita sudah banyak ajarannya”. Artinya terlalu banyak umat mengikuti persekutuan oikumene sehingga cara berpikir dan pemahaman mengenai Gereja Katolik akhirnya sirna bahkan memaksakan diri berbuat sesuatu bukan ajaran Gereja Katolik. Saat ini cara berbicara dan berdoa tidak lagi doa dan ucapan dalam misa atau doa rosario, cara-cara katolik dihilangkan.
Bapak Jopie dari nyiur melambai. Dia puluhan tahun menekuni kitab suci kebetulan dari gereja Delta. Dia greget bahkan menuduh umat katolik yang setiap pagi mengikuti misa harian. Saking gregetnya dia datang ke gereja katolik mau tahu apa yang dikerjakan umat. Berbulan-bulan dia lakukan gaya intel. Kata akhir dia mengakui bahwa misa kudus adalah misa surgawi dan surga didunia yang tampak dilihat bukan terlihat saat kita meninggal. Dia akhirnya belajar agama mulai dari nol dan dibaptis. Dia mengakui selama ini surga hanya khayalan saja, ternyata misa kudus adalah surga yang tampak di bumi berdasar kitab wahyu yang dia tekuni puluhan tahun.
Maka hargailah misa kudus. Puasalah berbicara sembarangan saat misa. Datanglah lebih awal. Janganlah pulang sesudah komuni. Tunggu berkat dari imam. Berkat itu artinya kita dikuduskan dan apapun yang kita lakukan sudah diberkati Allah selama minggu itu.
Apapun yang kita lakukan dalam misa kudus akan terungkap saat kita menunggu pengadilan terakhir dan ada buku atau kitab kehidupan yang mengungkapkan semua perilaku kita di dunia ini. Semua ini tertulis dalam kitab wahyu.
Semoga berguna. Tuhan memberkati!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda. ^^