Melati-Melati Putih di Kebun Tuhan
Setiap kali kami bertemu, aku selalu menangkap senyumnya yang menawan, yang mengisyaratkan kasih yang tulus dan harapan bagi orang yang berjumpa dengannya. Kata-kata yang bijaksana dan menyejukkan selalu dituturkannya saat berhadapan dengan orang di ruang kerjanya. Tidak lupa, pujian bagi kemuliaan nama Tuhan pasti diucapkan dalam komunikasinya denganku lewat sms. Sikapnya rendah hati dan pelayanannya tulus bagi sesama, membuat banyak orang mendambakannya. Tidak heran, setiap kali aku datang ke kliniknya, banyak pasien yang memilih untuk berobat padanya, meski di klinik itu ada dokter-dokter yang lain.
Dia seorang dokter muda. Wajahnya cantik, tubuhnya langsing, kulitnya bersih, orangnya cerdas. Beruntung sekali, aku pernah mengenal dia sebelumnya. Dia pernah menjadi muridku saat sekolah di SMA, tempatku mengajar. Beberapa tahun lalu dia masih memakai seragam putih abu-abu, termasuk siswi yang tekun dan cerdas dalam proses belajar. Kini kami bertemu lagi, dalam rentetan peristiwa perjalanan kehidupanku. Aku yakin, ini bukanlah kebetulan, Tuhan pasti telah merencanakannya.
Perpanjangan Tangan-tangan Tuhan
Dalam banyak peristiwa, entah bahagia atau sedih, suka atau duka, aku meyakini bahwa Tuhan selalu ada untukku. Di saat aku kuat berjalan dan berlari, Dia menyertaiku, di saat aku lelah dan tidak kuat lagi berjalan, Dia menyegarkan dan menguatkanku kembali, bahkan di saat aku terjatuh, Dia akan mengangkatku. Aku bersyukur, justru pada saat-saat sulit dan menderita, aku bahkan lebih merasa Tuhan dekat denganku. Tiga setengah tahun setelah pernikahanku, tepatnya ketika aku mengandung anakku yang kedua, suamiku mulai sakit, sampai dengan saat dia menghadap Bapa, tepat ketika perkawinanku genap 20 tahun. Jadi suamiku sakit sekitar enam belas setengah tahun. Selama mendampingi suami sakit itulah, aku banyak menyaksikan karya-karya ajaib Tuhan yang dirajut dalam kehidupanku. Banyak rekan/sahabat yang dipilih dan menjadi perpanjangan tangan-tangan Tuhan, yang berperan dalam mengangkatku.
Secara material, aku sudah jatuh miskin, sepertinya sangat mustahil aku bisa bertahan dengan kondisi suamiku yang keluar masuk untuk dirawat di Rumah Sakit sampai tujuh kali. Bisa diperkirakan, berapa biaya yang harus kutanggung untuk membayar penyakit dalam, dokter internis, obat dan vasilitas Rumah sakit. Setiap kali suamiku dirawat di Rumah Sakit, paling tidak dua minggu. Tapi ternyata Tuhan tahu kebutuhanku, Tuhan tahu benar kesulitanku. Dia mengirimkan banyak utusanNya untuk menolong dan mengangkatku.
-Salah satunya adalah dokter muda cantik mantan muridku. Dia banyak menolongku, dengan tulus dan cuma-cuma mengobati suamiku dan selalu menguatkanku, supaya aku tetap sehat dan tegar.
-Teman-teman sekantorku, yang tidak kenal lelah mengulurkan tangan dan membantu. Tidak bisa ditakar dengan ukuran rupiah atau apapun bantuan rekan-rekan kantorku, dari saat suamiku sakit sampai berpulangnya.
-Para Romo, Frater, seminaris dan seorang Bruder sahabatku yang tidak kenal lelah mendoakan dan mendukung suami dan keluargaku hingga sekarang. Para tetangga, yang membantu dan menunjukkan kepeduliannya setiap saat.
-Ketua Rukun, Ketua Wilayah dan warganya, yang selalu siaga melaksanakan karya-karya pelayanannya, saat-saat di rumah, Rumah Sakit maupun di Rumah Duka.
-Kapolres Bogor beserta stafnya, Kapolsek Babakan Madang beserta stafnya, serta rekan-rekan suami dalam dinasnya, yang menunjukkan dukungan perhatian, baik material maupun moril bagi keluarga kami.
-Koor Siliwangi 2 yang setiap saat melambungkan puji-pujian bagi Tuhan dalam Misa Requem dan sembahyangan bagi suamiku.
-Seorang dokter internist yang dengan ketulusannya merawat suamiku sampai saat dia menghadap Tuhan.
-Juga para perawat di RS BMC Bogor
-Redaksi Majalah Berita Paroki
-Keluarga besar Mardi Yuana cabang Bogor dan rekan-rekan lain yang belum disebutkan satu persatu.
Lewat orang-orang yang diutusNya, Tuhan telah menunjukkan kasih dan pertolonganNya pada hamba-hambaNya.TanganNya telah mengangkatku dan tidak membiarkan aku jatuh terpuruk.
Bersyukurlah Dalam Segala Hal
Melalui berbagai cara, lewat siapapun dan dimanapun, Tuhan akan merajut kehidupan kita. Setiap saat Tuhan akan menunjukkan kasih dan perlindunganNya. Lewat kaca mata iman, setiap peristiwa adalah bermakna. Tuhan menunjukkan kasihNya, bukan hanya pada saat kita bahagia dan bergembira, tapi juga pada saat kita menderita dan berduka. Oleh karenanya, selayaknya kita bersyukur dalam segala hal.
Melalui tulisan ini, aku menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang kutuliskan di atas. Semoga semua kebaikannya menjadi laksana wangi semerbak yang terpancar dari Melati-melati Putih di Kebun Tuhan. Selamat berkarya, Tuhan memberkati Anda dan karya pelayanan Anda! dr. Sukma dan dr. Agus T. SpPD, sukses selalu ya! (E. Sri Hartati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda. ^^